Anda di halaman 1dari 2

Tingkat pengetahuan tentang aktivitas fisik di rumah tangga pada penelitian ini adalah

81,4% yang dikategorikan baik. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan di
Tasikmalaya menunjukkan presentase perilaku aktivitas fisik sebesar 99,1% (Novianti, 2014).
Penelitian di Bandung menunjukkan perilaku aktivitas fisik dilakukan kadang kadang dan
sering dengan presentase yang sama yaitu 44,4% (Roni dkk, 2013). Hal ini berbeda dengan
penelitian yang dilakukan Lamawati (2011) yang menunjukkan bahwa perilaku aktivitas fisik di
Padang dengan presentase 61,5% yang dikategorikan cukup dan Riskesdas (2013) sebesar
52,8%. Dalam proses pemberian informasi secara terus-menerus dan berkesinambungan
mengikuti perkembangan sasaran, agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu
(aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari mau menjadi mampu
melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (Notoatmojo, 2010). Dengan pengetahuan yang baik
seharusnya diikuti dengan perilaku yang baik namun kenyataannya terdapat faktor lain yang
mempengaruhi perilaku aktivitas fisik seperti bekerja dan mengurus anak. Aktivitas fisik yang
paling sering dilakukan oleh responden adalah berjalan kaki dan naik turun tangga. Beberapa
responden menganggap bahwa melakukan pekerjaan rumah termasuk aktivitas fisik.
Tingkat pengetahuan tentang mengonsumsi buah dan sayur setiap hari di rumah tangga
pada penelitian ini adalah 91,9% yang dapat dikategorikan baik. Sejalan dengan penelitian di
Tasikmalaya menunjukkan perilaku mengonsumsi buah dan sayur sebesar 85,2% (Novianti,
2014). Perilaku mengonsumsi buah dan sayur juga sering dilakukan oleh warga Bandung (Roni
dkk, 2013). Namun menurut Riskesdas (2013) perilaku makan buah dan sayur di rumah tangga
hanya 10,7%. Makan buah dan sayur merupakan salah satu gaya hidup sehat yang memiliki
banyak manfaat. Dianjurkan untuk mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayur atau
sebaliknya setiap hari. Perilaku makan buah dan sayur dipengaruhi faktor individual (selera, rasa,
dan pengalaman) dan kolektif (lingkungan sosial, fisik, dan ekonomi). Lingkungan merupakan
faktor yang berpengaruh besar dalam perilaku mengonsumsi buah dan sayur, sebagai lingkungan
sosial yang utama adalah perilaku ibu dalam menyiapkan makanan yang akan ditiru oleh anak
menjadi pola makan mereka (Dewi, 2013).

Daftar Pustaka:
Novianti S., Maywati S. 2014. Survei Rumah Tangga Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Ciawi
Kabupaten Tasikmalaya. Bandung : Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia.
Roni T., Ruhmawati T., Sukandar D. 2013. Hubungan Pendidikan dan Penghasilan dengan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Bandung : Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia.

Dewi, Yesica. 2013. Hubungan Pendidikan dan Penghasilan dengan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat. Surabaya : Calyptra.

Lamawati RM. 2011. Analisis Manajemen Promosi Kesehatan dalam Penerapan Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah Tangga Di Kota Padang Tahun 2011. Padang :
Universitas Andalas.

Anda mungkin juga menyukai