Anda di halaman 1dari 32

1

Konsep sosiologi kesehatan

Makna kesehatan dalam konteks budaya

Perilaku kesehatan

Pelayanan kesehatan di masyarakat


3
4

Sosiologi kesehatan adalah studi tentang perawatan


kesehatan sebagai suatu sistem yang telah terlembaga
dalam masyarakat, kesehatan (health) dan kondisi rasa sakit
(illness) hubungannya dengan faktor-faktor sosial ( Ruderman
: 1981 ).
Sosiologi
kesehatan adalah sub-bidang yang menerapkan
perspektif, konsep, teori, dan metodologi sosiologi pada
fenomena yang berkaitan dengan kesehatan manusia dan
penyakit. (Asosiasi Sosiologi Amerika : ASA, 1986)
5

Perilaku
ekono
mi

Sosial

Kondisi Sakit
6

Mengapa Perlu Memahami


Sosiologi Kesehatan ?
7

Apa arti sakit menurut anda ?

Apa kata orang tua atau kakek nenek anda


tentang sakit ?

Bagaimana cara mengobati sakit ?


8

Bagaimana manusia memahami mengenai


konsep sehat-sakit ?
Apakah sakit yang dikarenakan bakteri dan virus
baru muncul setelah adanya perkembangan
teknologi ?
Bagaimana perkembangan kemajuan
pengetahuan pengobatan di masyarakat ?
9

Manusia menjadi satu kesatuan dg masy interaksi


sosial spy tetap eksis
Kelompok terkecil yg paling dekat dg kehidupan
individu keluarga
Masyarakat :
Sekelompok orang yg memiliki identitas sendiri dan
mendiami wilayah atau daerah tertentu
10

Penyakit (Disease)

Tidak Ada Ada


(Not Present) (Present)
Sakit (Illness)

Tidak Dirasakan 1 2
(Not Perceived)

Dirasakan 3 4
(Perceived)

Notoatmodjo, 2010
11

Semua aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang


dapat diamati atau (observable) maupun yang tidak
dapat diamati (unobservable) yang berkaitan dengan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
Perilaku sehat (Healthy Behaviour)
Perilaku sakit (Illness Behaviour) health seeking behaviour

Domain Perilaku
Pengetahuan hasil pengindraan
Sikap respon terhadap stimulus / objek tertentu, melibatkan
factor emosi, kesiapan untuk bertindak

PERILAKU TIDAK SAMA DENGAN SIKAP


perilaku tidak selalu mencerminkan sikap
12

EKSTERNAL INTERNAL RESPON

PERSEPSI
PENGALAMAN PENGETAHUAN
FASILITAS KEYAKINAN
SOSIAL KEINGINAN PERILAKU
MOTIVASI
BUDAYA NIAT
SIKAP
13

Tidak bertindak atau tidak melakukan kegiatan apa-apa (no action)


Tindakan mengobati sendiri (self treatment atau self medication)
Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional
(traditional remedy)
Mencari pengobatan ke fasiitas pengobatan modern yang diadakan
oleh pemerintah atau lembaga-lembaga kesehatan swasta
Suchman (Notoatmodjo, 2010)
ing
Shopping
Fragmantation
Procrastination
Self medication
Discontinuity
14

The self-medication is an effort conducted by the community to cure theirselves


using medicine, traditional medicine or others without health proffesional advice.
The conclussion of this study are The healthy-illness concept does not only physical
aspect, but also social culture aspect. The light illness - heavy illness concept
depends on the physical condition of patient, the daily activity and the medication.
The community use generally local language nyeri sirah for the headache, muriang
for the fever, gohgoy for the cought and salesma for the common cold. The cause
of illness is commonly their physical environment, include bacteria for the cought.
The prevention of illness is generally conducted by avoiding its cause. The
selfmedication practice generally use the medicine that were bought from the retail
at their village, some of them use the traditional medicine.
Reason of self-medication practice are light illness, inexpensive, time eficiency, and
as a first aid before going to the health proffesional or health center. The self-
medication practice is improperly done, because the community mostly bought a
small amount of medicine, so that the brochure of the medicine can not be read.
Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. II, No.3, Agustus 2005, 134 - 144
15

Teori Snehandhu Kar (Behavior


Intention)
Teori WHO (Thoughts and
Feeling)
Teori ABC
1. Intention (niat)
2. Social Support (Dukungan sekitar)
3. Accessibility of Information
(Terjangkaunya/tersedia informasi)
4. Personal Autonomy (Kebebasan pribadi)
5. Action Situation (Kondisi yg memungkinkan)

B = F (Bi, Ss, Ai, Pa, As)


1. Thoughts and Feeling (Pemikiran &
Perasaan)
2. Personnal References (Referensi
seseorang)
3. Resources (Ketersediaan Sumber Daya)
4. Culture (Sosio Budaya)

B = F (Tf, Pr, R, C)
18

Behaviour
Alamiah Positif
Buatan Reaksi (menerima)
Negatif
(menolak)

Antecedent Concequences

Ibu hamil ,
mendapat info dari
Ibu hamil tersebut Melanjutkan
tetangga ttg
akhirnya datang ke periksa rutin, atau
pemeriksaan
Posyandu drop out
kehamilan
19

Bagi Suku Dayak di pedalaman Kalimantan, penyakit beserta


pengobatannya, sangat erat kaitannya dengan alam religius
mereka tentang ajaran Kaharingan. Masyarakat Dayak cenderung
melihat penyebab dari suatu penyakit dengan cara metafisik. Suku
Dayak mempercayai Balian sebagai penyembuh mereka.
Basir seperti halnya Balian adalah mediator dan komunikator antara
manusia dengan mahluk halus. Di masa silam, Basir selalu seorang
laki-laki yang bersifat dan bertingkah laku seperti perempuan,
namun pada masa sekarang hal tersebut sudah tidak berlaku lagi.
Dalam dunia spiritual Basir memiliki kemampuan lebih dalam hal
pengobatan, khususnya penyembuhan penyakit yang berkaitan
dengan hal-hal yang bersifat mistik (Riwut, 2003:259-260).
20

Tembang Macapat
(1) Mijil; (2) Kinanthi; (3) Sinom; (4) Asmaradana; (5) Dhandanggula; (6)
Maskumambang; (7) Durma; (8) Pangkur; (9) Pocung; (10) Gambuh; (11) Megatruh;
(12) Balabak; (13) Wirangrong; (14) Jurudemung; (15) Girisa.
Penamaan tembang-tembang tersebut menggambarkan tahap-tahap
perkembangan hidup manusia. Kehidupan manusia dimulai dari lahir (mijil) dan
dilanjutkan masa kanak-kanak yang masih dibimbing atau digandeng (kinanthi)
orang tua. Selanjutnya tahapan masa muda (sinom) dan mengenal asmara
(asmaradana). Pada tahapan selanjutnya orang merancang kehidupan yang
baik, manis, indah, sejahtera (dandanggula). Pada perkembangan selanjutnya
orang sudah memikirkan kebaikan atau keutamaan, namun belum mengendap
(maskumambang). Perkembangan selanjutnya, orang memasuki masa tua,
yang seharusnya sudah mundur dari ma lima (durma). Tahapan selanjutnya
ditandai dengan sikap yang menghindari (nyimpang) dan mengesampingkan
atau membelakangi (mungkur) berbagai urusan duniawi (pangkur). Kehidupan
manusia akan berakhir dengan kematian dan kemudian dikafani (pocung).
21

Masuk Angin in Javanese Healthy Lifestyle: A Qualitative Analysis Using Health


and Indigenous Psychology Approaches
The term masuk angin (MA) has been widely used among Indonesians in
describing the process of the entering of wind into the body, causing illness. The
real concept, however, still remain ambiguous as it is only used to describe a
cluster of symptoms. The aim of the study was to find out how the Javanese
perceive M A to give more detailed explanation of its concept indigenously. The
methods used were descriptive qualitative involving interviews and literature
analysis. Using two illness cognition models and the view of indigenous psychology
combined with the interview results, it was suggested that M A is the indigenous
identity of Javanese healthy lifestyle. It acts as a guidance of health and well-
being behavior in everyday life, thus become an inseparable culture identity. The
study has shown that cultural factors play a role in perceiving eastern medicine.
Anima, Indonesian Psychological Journal 2014, Vol. 29, No. 3, 146-154
22

Orang Moi di sebelah utara kota Jayapura mengkonsepsikan sakit


sebagai gangguan keseimbangan fisik apabila masuknya kekuatan
alam melebihi kekuatan manusia. Gangguan itu disebabkan oleh roh
manusia yang merusak tubuh manusia (Wambrauw, 1994). Hal ini berarti,
bahwa bagi orang Moi yang sehat, ia harus selalu menghindari
gangguan dari roh manusia tersebut dengan menghindari diri dari
tempat-tempat dimana roh itu selalu berada (tempat keramat, kuburan,
hutan larangan, dan sebagainya). Karena kekuatan-kekuatan alam itu
berada pada lingkungan-lingkungan yang menurut adat mereka adalah
tempat pantangan untuk dilewati sembarangan.
Biasanya untuk mencari pengobatan, mereka langsung pergi ke dukun,
atau mengobati sendiri dengan pengobatan tradisional atau melalui
orang lain yang dapat mendiagnosa penyakitnya (dukun akan
mengobati kalau hal itu terganggu langsung oleh roh manusia).
23

Sistem Kepercayaan Supernatural


Penjelasan supernatural dari penyakit atau magico-religious
berkembang ke dalam sistem kepercayaan yang kompleks.
Penyakit disebabkan oleh intervensi langsung tuhan atau roh atau
melalui ahli sihir atau melalui gangguan dari beberapa benda asing ke
dalam tubuh.
Benda tersebut dapat berupa roh atau setan atau bahkan sesuatu
yang lebih nyata seperti misalnya sebuah batu atau batu kerikil.
Manusia-manusia awal menggunakan beberapa prosedur peramalan
(misalnya melalui pembacaan gelas kaca atau kesurupan) untuk
membaca kehendak dari kekuatan supernatural tersebut.
24

Secara umum, Kalangie membagi


sistem medis ke dalam dua
golongan besar, yaitu sistem
medis ilmiah yang merupakan
hasil perkembangan ilmu
pengetahuan (terutama dalam
dunia barat) dan sistem non medis
(tradisional) yang berasal dari
aneka warna kebudayaan
manusia (Rahmadewi, 2009).
25

Bruce Kapferer (Alhumami, 2010) mengatakan, kepercayaan kepada


dukun dan praktik perdukunan merupakan local beliefs yang tertanam
dalam kebudayaan suatu masyarakat.
Sebagai local beliefs, keduanya (dukun dan praktik perdukunan) tak bisa
dinilai dari sudut pandang rasionalitas ilmu karena punya nalar dan logika
sendiri yang disebut rationality behind irrationality. Orang yang kemudian
mempercayai dukun dan praktik perdukunan tidak lantas digolongkan ke
dalam masyarakat tradisional atau tribal, yang melambangkan
keterbelakangan.
Hal ini sejalan dengan pemikiran E.E. Evans Pritchard (Pals, 2001), yang
menyatakan, kepercayaan terhadap kekuatan supranatural itu tidak
mengenal batasan sosial, seperti yang dia teliti pada Suku Azande di Sudan.
26

Praktik komplementer pelengkap dan terintegrasi di dalam


asuhan keperawatan
Theori Martha Roger
Potter Perry
Terapi Komplementer dalam Kesehatan
UU Kep pasal 30 huruf m : penatalaksanaan keperawatan
komplementer merupakan bagian dari praktik
Kemenkes : Terapi komplementer yang diperbolehkan adalah
yang telah dapat dibuktikan secara ilmiah aman dan
bermanfaat
Akupuntur dan herbal
27

Munculnya kesehatan masayarakat dan kedokteran


pencegahan
Kurangnya kebersihan masy dan supply air terkontaminasi
menjadi ancaman bagi kesehatan
Perkembangan teknologi pengobatan
Teknologi jantung
Perawatan kedokteran darurat
Medical imaging (CT, MRI, ultrasonografi)
Pelayanan kesehatan komputer
28

Kemajuan teknologi menciptakan pilihan yang beragam bagi


pengobatan penyakit
Kemajuan teknologi di bidang kesehatan membatasi hubungan
antar manusia
Kemajuan teknologi kedokteran berdampak pada system
pelayanan kesehatan secara keseluruhan (biaya dan anggaran)
Kontroversi nilai dan kebijakan social mengenai isu-isu tertentu
dalam teknologi kedokteran (transplantasi, bayi tabung )
29

Integration of science-based interventions with community


preferences for improving population health
30

Kondisi sakit yang berkaitan dengan budaya


dan kepercayaan
Masuk angin dalam perspektif masyarakat jawa
Implikasi budaya terhadap proses pencegahan
dan pengobatan penyakit
Stigma
PERAN PERAWAT DALAM VARIASI BUDAYA KLIEN 31

Memahami/menghormati adat budaya yang


dimiliki oleh klien
develop cultural self awareness
Respect and patience
Proses pengkajian
Kaji kebiasaan budaya yang mempengaruhi
derajat kesehatan
Pendidikan kesehatan
Gunakan variasi strategi
Respect and patience
32

Anda mungkin juga menyukai