Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Imunisasi Dasar - Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja

memberikan kekebalan (imunisasi ) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit
(Supartini, Y, 2004). (judul artikel ini adalah Pengertian Imunisasi Dasar, Campak, BCG,
Polio, DPT, WHO, Definisi dan Cara Pemberian)

Imunisasi dasar adalah imunisasi yang diberikan untuk mendapatkan kekebalan awal secara
aktif

Upaya imunisasi perlu terus ditingkatkan untuk mencapai tingkat kekebalan masyarakat yang
tinggi sehingga PD3I (penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi) dapat
dibasmi, dieliminasi atau dikendalikan berdasarkan pada Kep. Menkes No.
1611/Menkes/SK/XI/ 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi (Dinkes.Prov.Jatim,
2006).

Indikator keberhasilan program imunisasi dikatakan berhasil jika cakupan target


imunisasi mencapai target UCI (Universal Child Imunization) yakni 86% balita telah
diimunisasi (www.indomedia.com)

Dewasa ini, desa yang mencapai cakupan imunisasi dasar lengkap di atas 80% untuk anak di
bawah 1 tahun baru sekitar 73% (Van, 2005). Rendahnya cakupan tersebut mungkin disebabkan
kurangnya sosialisasi kegiatan imunisasi yang dilakukan kader di posyandu, termasuk dampak
yang mungkin terjadi dan cara penanggulangannya (Ginting, 2005). Meja penyuluhan banyak
yang tidak berjalan karena kurangnya pengetahuan dan kepercayaan diri kader dalam melakukan
penyuluhan (www.gizikesmas.multiply.com). Sehingga masih ada ibu-ibu yang enggan
membawa anaknya ke posyandu, selama ini tidak ada penjelasan tentang kemungkinan yang
terjadi akibat imunisasi itu dan apa yang harus dilakukan jika kemungkinan itu terjadi (Ginting,
2005).

Macam-macam Imunisasi Dasar


Pemerintah melalui Program Pengembangan Imunisasi (PPI), mewajibkan lima jenis imunisasi
dasar pada anak dibawah usia satu tahun, antara lain :

Pengertian Imunisasi BCG ( Bacillus Calmette Guerin )

1) Diskripsi
BCG adalah vaksin bentuk beku kering yang mengandung mycobacterium bovis hidup yang
sudah dilemahkan dari strain Paris no. 1173.P2.

2) Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap TBC (Tuberculosa).

3) Cara Pemberian dan Dosis :

Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan dengan 4 ml pelarut NaCl 0,9%.
Melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril dengan jarum panjang.
Dosis pemberian 0,05 ml, sebanyak 1 kali, untuk bayi.

4) Kontra indikasi :
Adanya penyakit kulit yang berat / menahun seperti : eksim, furunkulosis dan sebagainya.
Mereka yang sedang menderita TBC.
5) Efek samping :
Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum seperti demam. 1-2 minggu
kemudian akan timbul indurasi dan kemerahan di tempat suntikkan yang berubah menjadi
pustule, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan, akan sembuh secara
spontan dan meninggalkan tanda parut. Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di
ketiak dan / atau leher, terasa padat, tidak sakit dan tidak menimbulkan demam. Reaksi ini
normal, tidak memerlukan pengobatan dan akan menghilang dengan sendirinya.

Pengertian Imunisasi DPT Hepatitis B

1) Diskripsi
Vaksin mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus yang dimurnikan dan pertusis
yang inaktifasi serta vaksin hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung
HbsAg murni dan bersifat non-infectious. Vaksin hepatitis B ini merupakan vaksin DNA
rekombinan yang berasal dari HbsAg yang diproduksi melalui teknologi DNA rekombinan pada
sel ragi.

2) Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B.
3) Cara pemberian dan dosis :
Pemberian dengan cara intra muskuler 0,5 ml sebanyak 3 dosis.
Dosis pertama pada usia 2 bulan, dosis selanjutnya dengan interval minimal 4 minggu (1 bulan).
Dalam pelayanan di unit statis, vaksin yang sudah dibuka dapat dipergunakan paling lama 4
minggu dengan penyimpanan sesuai ketentuan :

vaksin belum kadaluarsa


vaksin disimpan dalam suhu 2 derajat Celcius sampai dengan 8 derajat Celcius
tidak pernah terendam air
sterilitasnya terjaga
VVM (Vaksin Vial Monitor) masih dalam kondisi A atau B
Efek samping

Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan.
Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.

Pengertian Imunisasi Polio

1) Diskripsi
Vaksin Oral Polio hidup adalah Vaksin Polio trivalent yang terdiri dari suspensi virus
poliomyelitis tipe 1,2 dan 3 (strain sabin) yang sudah dilemahkan, dibuat dalam biakan jaringan
ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa.

2) Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap Poliomyelitis.

3) Cara pemberian dan dosis

Sebelum digunakan pipet penetes harus dipasangkan pada vial vaksin.


Diberilan secara oral, 1 dosis adalah 2 (dua) tetes sebanyak 4 kali (dosis) pemberian,
dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu.
Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper) yang baru.
Di unit pelayanan statis, vaksin polio yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 2
minggu dengan ketentuan :
vaksin belum kadaluarsa
vaksin disimpan dalam suhu 2 derajat Celcius sampai dengan 8 derajat Celcius
tidak pernah terendam air
sterilitasnya terjaga
VVM (Vaksin Vial Monitor) masih dalam kondisi A atau B

4) Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari
berikutnya.
5) Efek samping
Pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa paralysis yang disebabkan
oleh vaksin sangat jarang terjadi (kurang dari 0,17 : 1.000.000; Bull WHO 66 : 1988).

6) Kontraindikasi
Pada individu yang menderita immune deficiency. Tidak ada efek yang berbahaya yang timbul
akibat pemberian OPV pada anak yang sedang sakit. Namun jika ada keraguan, misalnya sedang
menderita diare, maka dosis ulangan dapat diberikan setelah sembuh. Bagi individu yang
terinfeksi oleh HIV (Human Immunodefisiency Virus) baik yang tanpa gejala maupun dengan
gejala, imunisasi OPV harus berdasarkan standar jadwal tertentu.

Pengertian Imunisasi Hepatitis B


1) Diskripsi
Hepatitis B rekombinan adalah vaksin virus rekombinan yang telah diinaktivasikan dan bersifat
non-infeksiosus, berasal dari HBsAg yang dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula polymorpha)
menggunakan teknologi DNA rekombinan.

2) Indikasi

Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus Hepatitis
B.
Tidak dapat mencegah infeksi virus lain seperti virus Hepatitis A atau C atau yang
diketahui dapat menginfeksi hati.
3) Cara pemberian dan dosis

Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi
homogen.
Sebelum disuntikkan, kondisikan vaksin hingga mencapai suhu kamar.
Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1(buah) HB.
Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1(buah) HB ADS PID, pemberian suntikkan
secara intra muskuler, sebaiknya pada anterolateral paha.
Pemberian sebanyak 3 dosis.
Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan interval minimum 4
minggu (1 bulan).
Di unit pelayanan statis, vaksin HB yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4
minggu.Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi
untuk hari berikutnya.

Pengertian Imunisasi Campak


1) Diskripsi
Vaksin Campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Vaksin ini berbentuk vaksin
beku kering yang harus dilarutkan dengan aquabidest steril.

2) Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit Campak.

3) Cara pemberian dan dosis

Sebelum disuntikkan vaksin Campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengann pelarut
steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut aquabidest.
Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan atas, pada usia 9-11
bulan. Dan ulangan (booster) pada usia 6-7 tahun (kelas 1 SD) setelah cath-up campaign
Campak pada anak Sekolah Dasar kelas 1-6.
Vaksin campak yang sudah dilarutkan hanya boleh digunakan maksimum 6 jam.

4) Efek samping
Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat
terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi.

5) Kontraindikasi
Individu yang mengidap penyakit immuno deficiency atau individu yang diduga menderita
gangguan respon imun karena leukemia, lymphoma. ( Dinkes Prov Jatim, 2005 )

Anda mungkin juga menyukai