Anda di halaman 1dari 20

BAB III

METODOLOGI PERANCANGAN

3.1. Lokasi Tinjauan


Lokasi terdapat di jl. Bisma Raya Sunter Agung Jakarta Utara, DKI Jakarta.

3.1.1. Peta Lokasi

Gambar 3.1 Lokasi Situasi Rencana Gedung Perkantoran

3.1.2. Foto Situasi Lokasi

Gambar 3.2 Bangunan Sekitar Lokasi Peninjauan

III-1
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.2. Diagram Alir Penyelesaian Tugas Akhir


Penyusunan Tugas Akhir ini diperlukan tahap-tahap dalam mencapai tujuan dari
berbagai permasalahan yang ada. Tahap-tahap tersebut disajikan dalam diagram alir
penyelesaian sebagai berikut:

Mulai

Identifikasi
Masalah
Analisa
Struktur

Tinjauan
Pustaka

Model 1
Model 2
Pengumpulan (plat lantai
(plat lantai hebel)
Data konvensional)

Preliminiary
Design
Model 1
Model 2
Tidak OK OK (plat lantai
(plat lantai hebel)
konvensional)
Permodelan
Finalisasi Desain
Struktur
(Model ter-efisien)

Pembuatan Gambar
Desain
Selesai
A

Kesimpulan
dan Saran
Gambar 3.3 Diagram Alir Metodologi Pembuatan Tugas Akhir
3.3. Objek Penelitian
1. Nama Bangunan : Gedung Perkantoran
2. Fungsi Bangunan : Kantor untuk beberapa perusahaan
3. Lokasi : Sunter Agung, Jakarta Utara, DKI Jakarta
III-2
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4. Sistem Struktur : Sistem Rangka Pemikul Momen


Sistem Perkakuan Bracing
5. Jenis Tanah : Sedang
6. Jumlah Lantai : 11 Lantai (termasuk plat lantai atap)
7. Panjang Bangunan : 42 meter (bentang antar kolom 6 meter)
8. Lebar Bangunan : 21 meter (bentang antar kolom 7 meter)
9. Tinggi Antar Lantai : 4 meter
10. Tinggi Total : 48 meter
11. Material : Baja Profil WF (BJ 37)
Baja Profil CNP (BJ 37)

Gambar 3.4 Denah Struktur Gedung Perkantoran Lantai 1-11

III-3
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 3.5 Gambar Potongan Struktur Gedung Perkantoran Lantai 1-11

3.4. Rangkaian Perancangan


3.4.1. Identifikasi Masalah
Pada proses pembangunan/konstruksi terdapat berbagai macam bahan dan
material serta metode yang berbeda untuk aplikasi permodelan struktur, sehingga dalam
perencanaan model struktur sering dihadapkan dengan pilihan material dan metode yang
akan digunakan. Dalam Tugas Akhir ini, akan digunakan material Baja sebagai struktur
utama dari gedung perkantoran berlantai banyak, dan dengan sistem perkakuan bracing.

III-4
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tujuan dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah mendapatkan model struktur
yang optimal berdasarkan material, metode dan standar yang akan digunakan.
3.4.2. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan tahap pengkajian ulang wawasan dan memperkaya
dasar teori yang akan digunakan sebagai landasan dalam perhitungan dan penulisan
Tugas Akhir ini. Dengan adanya tinjauan pustaka, maka penulis memiliki landasan awal
sebagai norma-norma yang harus ditaati pada saat perencanaan. Dengan demikian,
maka Tugas Akhir yang akan dibuat akan memiliki nilai yang baik, karena dapat
dipertanggungjawabkan sesuai Tinjauan pustaka yang ditinjau.

3.4.3. Pengumpulan Data Beban


Dalam perencanaan struktur gedung, seorang perencana (engineer) umumnya
akan memerlukan data-data, diantara lain sebagai berikut:
1. Data tanah, untuk keperluan mendesain pondasi yang akan digunakan.
2. Data angin, untuk mengetahui besarnya beban angin terhadap struktur.
3. Data hujan, untuk mengetahui besarnya beban hujan terhadap struktur.
4. Data gempa, untuk mengetahui besarnya beban gempa terhadap struktur.
5. Data umum, seperti lokasi peninjauan, besar lahan, ketinggian dan lainnya.

3.4.4. Preliminiary Design (Desain Awal)


Preliminniary design adalah desain awal atau estimasi jenis material, mutu
material, serta dimensi material yang akan digunakan untuk membentuk suatu struktur
bangunan. Penentuan tersebut mengacu pada intuisi dari seorang perencana (engineer)
yang sudah berpengalaman. Spesifikasi material struktur yang ditentukan dalam
preliminary design bukan merupakan spesifikasi yang akan dikerjakan di lapangan,
namun merupakan spesifikasi struktur yang akan dimodelkan dalam program ETABS
untuk dites kekuatannya.

3.4.5. Permodelan Struktur


Merupakan tahap memodelkan atau menggambar struktur bangunan dari gambar
denah menggunakan program AutoCAD ke program ETABS. Pada program ETABS ini
balok dan kolom menjadi salah satu bagian utama dalam permodelan struktur yang akan

III-5
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

di input dengan beban seperti beban mati, beban hidup, beban air hujan, beban angin,
dan beban gempa. Pembebanan mengacu pada Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk
Gedung SNI 1727-2013. Permodelan struktur dimodelkan dalam bentuk 3 dimensi.

Gambar 3.6 Permodelan struktur 3 dimensi gedung perkantoran lantai 1-11

III-6
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.4.6. Analisa Struktur


Analisa struktur dilakukan denga bantuan software ETABS 2013. Analisa
struktur ini bertujuan untuk mengetahui respon struktur akibat gaya-gaya luar yang
bekerja pada bangunan gedung. Gaya luar yang akan diperhitungkan adalah gaya
vertikal dari beban mati, beban hidup dan beban hujan. Kemudian gaya horizontal dari
beban angin dan beban gempa. Namun, apabila struktur collapse atau mengalami
lendutan yang cukup besar, maka desain awal dari struktur diubah. Perubahan ini dapat
dilakukan dengan berbagai cara, seperti memperbesar penampang, menambah jumlah
bracing, mengecilkan bentang antar kolom/tiang.

3.4.7. Finalisasi Desain


Dari hasil analisa struktur yang didapat dari permodelan struktur, harus
dipastikan kembali bahwa elemen-elemen struktur yang direncanakan sebelumnya
seperti balok dan kolom untuk keseluruhan bangunan telah memenuhi semua syarat
yang diharuskan untuk mendesain struktur suatu bangunan.

3.4.8. Pembuatan Gambar Desain


Dari semua urutan penyelesaian diatas akhirnya dapat diterjemahkan ke dalam
bentuk gambar struktur yang nantinya akan digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan
proyek di lapangan. Gambar yang dibuat antara lain adalah gambar struktur setiap lantai
dan gambar detail pada setiap jenis plat lantai, balok dan kolom yang ada dalam
perencanaan ini.

3.4.9. Kesimpulan dan Saran


Tahap terakhir dari penulisan Tugas Akhir ini adalah membuat kesimpulan dan
saran atau desain yang telah dibuat sehingga tulisan ini bisa bermanfaat bagi yang
memerlukannya.

III-7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.5. Data Pembebanan


3.5.1. Perhitungan Beban Mati
Beban mati sendiri elemen struktur (Self Weight) yang terdiri dari kolom, balok
dan plat lantai sudah dihitung secara otomatis dalam program struktur ETABS dengan
memberikan faktor pengali berat sendiri (self weight multiplier) sama dengan 1.

3.5.2. Perhitungan Beban Mati Tambahan


1. Beban mati pada plat lantai
Beban mati yang bekerja pada plat lantai gedung meliputi:
- Beban tegel lantai + Spesi = 45 kg/m2
- Beban plafond + penggantung = 18 kg/m2
- Beban perlengkapan kantor = 100 kg/m2
- Beban Instalasi ME + plumbing = 45 kg/m2 +
208 kg/m2
2. Beban mati pada plat lantai atap
Beban mati yang bekerja pada plat lantai atap gedung meliputi:
- Beban waterproofing dengan aspal tebal 2 cm = 28 kg/m2
- Beban plafond + penggantung = 18 kg/m2
- Beban Instalasi ME + plumbing = 45 kg/m2 +
91 kg/m2
3. Beban mati pada balok
Beban mati yang bekerja pada balok gedung meliputi:
- Beban kaca pada sisi balok terluar = 240 kg/m
- Beban dinding partisi = 80 kg/m
- Beban dinding bata = 1000 kg/m

3.5.3. Perhitungan Beban Hidup


Beban hidup yang bekerja pada gedung dapat diambil dari tabel 2.2 (Beban
Hidup pada bangunan gedung bertingkat) sebagai berikut:
- Beban hidup pada lantai gedung = 240 kg/m2
- Beban hidup pada lantai atap gedung = 96 kg/m2

III-8
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.5.4. Perhitungan Preliminary Design


1. Balok

A. Beban mati (DL)


Beban sendiri plat lantai (2400 x 0.13 x 6) = 1872 kg/m
Beban mati pada plat lantai (208 x 6) = 1248 kg/m
Beban mati pada balok (beban terbesar balok) = 1000 kg/m +
4120 m
B. Beban Hidup (LL)
Beban hidup pada lantai gedung (240 x 6) = 1440 kg/m
C. Jadi beban merata total dari balok tersebut adalah:
q = 1,2 x DL + 1,6 x LL = 1,2 x (4120) + 1,6 x (1440)
= 4944 + 2306
= 7250 kg/m
D. Untuk mencari kapasitas dari balok, hitung momen ultimit (Mu) dari
beban tersebut, yaitu:
1 2 1 2
Mu = x q xl = x 7250 x 7 = 29.605 kg.m = 2.960.500 kg.cm
12 12
Asumsikan penampang kompak. Maka Mp = Mn
Mp = Mn
Fy x Zx = Mu /
2400 x Zx = 2960500 / 0.9
2400 x Zx = 3290000
3290000
Zx=
2400
Zx = 1371 cm3
Mp = Fy x Zx

III-9
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

= 2400 x 1371
= 3.290.400 kg.cm
Penampang profil yang memiliki kapasitas lebih besar dari Zx perlu sebesar
1371 cm3 adalah WF 450.200.9.14 dengan Zx = 1622 cm3.
Data penampang profil WF 450.200.9.14 :
Tinggi (H) = 450 mm
Lebar (B) = 200 mm
Tebal web (tw) = 9 mm
Tebal flange (tf) = 14 mm
Luas penampang (A) = 96,8 cm2
Berat profil (W) = 76 kg/m
Momen Inersia (Ix) = 33.500 cm4
Momen Inersia (Iy) = 1.870 cm4
Modulus Elastis (Zx) = 1.622 cm3
Modulus Plastis (Sx) = 1.490 cm3

E. Cek kapasitas geser


Gaya lintang (Vu) = x q x l (diperkaku lateral)
= x 7250 x 2.33
= 8446.25 kg

Cek kelangsingan penampang


Aw = H . tw = 450 . 9 = 4.050 mm2
h = H 2tf = 450 2.14 = 22 mm
h
tw
2,24 .
E
fy 9
= 422 2,24 . 200000
240
= 46,9 64,7 OK

Kuat geser nominal plat badan


Vn = 0,6 . fy . Aw
= 0,6 . 2400 . 40,5
= 58.320 kg

III-10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Cek kuat geser


Vu Vn x
8.446,25 58.320 x 0.9
8.446,25 52.488 Penampang kuat
Dari hasil preliminary design balok diatas, maka profil WF 450.200.9.14 dapat
digunakan di permodelan struktur.

2. Kolom
A. Beban mati (DL)
Beban sendiri plat lantai (2400 x 0.13 x 6 x 7) = 13104 kg
Beban mati pada plat lantai (208 x 6 x 7) = 8734 kg
Beban balok WF 450.200.9.14 (76 x 7) = 532 kg
Beban mati pada balok (beban terbesar balok) = 7000 kg +
29360 kg
B. Beban Hidup (LL)
Beban hidup pada lantai gedung (240 x 6 x 7) = 10080 kg
C. Jadi beban terpusat ultimit kolom 10 lantai adalah:
Pu = 1,2 x DL + 1,6 x LL = 1,2 x (29360) + 1,6 x (10080)
= (35232 + 16128) x 10
= 513.600 kg
D. Menentukan profil kolom
Pu
Min Ag = fy
.

513.600
= 4000
0,85.
1,2
= 181,27 cm2

Untuk penentuan dimensi kolom, dipilih luas penampang yang lebih besar dari
Min Ag adalah WF 400.400.11.18 dengan luas penampang (A) = 187 cm2.

III-11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Data penampang profil WF 400.400.11.18 :


Tinggi (H) = 400 mm
Lebar (B) = 400 mm
Tebal web (tw) = 11 mm
Tebal flange (tf) = 18 mm
Luas penampang (A) = 187 cm2
Berat profil (W) = 147 kg/m
Momen Inersia (Ix) = 56.100 cm4
Momen Inersia (Iy) = 18.900 cm4
Modulus Elastis (Zx) = 3.046 cm3
Modulus Plastis (Sx) = 2.850 cm3
Jari-jari inersia (rx) = 17,3 cm
Jari-jari inersia (ry) = 10,1 cm

E. Cek tekuk lokal


Tekuk lokal pada sayap
= bf / (2 x tf) p = 0,38 E /fy
= 400 / (2 x 18) = 0,38 200000/240
= 11,11 = 10,97
> p sayap tidak kompak
Tekuk lokal pada badan
= [H (2 x tf)] / tw p = 2,24 E/fy
= [400 (2 x 18)] / 11 = 2,24 200000/240
= 33,1 = 64,66
< p web kompak
WF 400.400.11.18 berpenampang kompak

F. Tegangan Kritis Tekuk - Lentur


Kl x = 2 x Lk Kl y = Lk
= 2x4 = 4m
= 8m

III-12
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Klx/rx = 8000 / 173 4,71 E/fy =

4,71 200000/240
= 46,24 135,97 OK
Kly/ry = 4000 / 101 4,71 E/fy =

4,71 200000/240
= 39,60 135,97 OK
2
.E
2
Fe = Klx
( )
rx
2 . 200000
=
( 46,24 )2
= 923,2 Mpa

Fcr = (0,658 . fyfe ) x fy


240
= (0,658 . 923,2 ) x 240
= 41,05 Mpa

G. Kuat tekan nominal kolom


Pn = Fcr x A
= 41,05 x 18.700
= 767.622 N ~ 76.763 kg
Pc = Pn x
= 76.763 x 0,9
= 69.086 kg

H. Kuat Lentur Rencana


Mp = Fy x Zx
= 2.400 x 3.046
= 7.310.400 kg.cm ~ 73.100 kg.m

I. Parameter Penampang
ry = Iy / A
III-13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

= 18.900 / 187
= 10,1 cm
Lp = 1,76 ry E / Fy
= 1,76 10,1 200000 / 240
= 513,05 cm ~ 5,13 m
Lb = 400 cm ~ 4.00 m
c = 1
ho = d - tf
= 400 - 18
= 382 mm
Cw = Iy ho2 / 4
= 189106 3822 / 4
= 6,9E+12 mm6
= 6,9 1012 mm6
r2ts = Iy ho / 2 Sx
= (189106 382) / (2 2850000)
= 12.666 mm2
rts = 1 112,5 mm
( 2 tf 3 d +103 ho )
Jc = 3
18
=

( ) (
2
Jc 3 Jc 0.7 Fy 2
2( 3 400+10 +
Sx hoE 1 Sxmm Jcho4 (
422 +6.76
)
Jc 2E ) 0.7 Fy 2
= 1.556.200
1,95 rts
0.7 Fy
3 Sx ho
+ )
Sx ho
+6.76( E )
Lr =
A = E 200000
1,95
1,95 rts112,5 0,7 240
= 0.7 Fy
= 261.161
B =
=

(
2 2
1556200 1556200 0,7 240
Lr
=
= AB
0,06
2850000 382
+
2850000 382
+6.76 )
200000 ( )
= 261.161 0,03
= 16.600 mm
= 16,6 m
Lb < Lp < Lr

J. Momen Nominal

III-14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

[
Mn=Cb Mp ( Mp0,7 . fy . Sx ) .
LrLp )]
( LbLp Mp

0.7 Fy Sx = (0,7 240 2850000) / 106


= 33,6 kN.m ~ 3.360 kg.m

Mn =

=
[
Cb Mp( Mp0.7 Fy Sx )
LrLp )]
( LbLp
=
[
1.0 731( 73133,6 ) (
16,65,13 )]
45,13
662,33 KN.m ~ 66.233 kg.m

Mc = Mn x
= 66.233 x 0,9 = 59.610 kg.m

K. Persaman Interaksi

( 2PuPc )+( Mu
Mc )
1

( 2.51.360
69.086 ) +(
29.605
59.610 )
1

0.868 1 OK
Dari hasil preliminary design kolom diatas, maka profil WF 400.400.11.18 dapat
digunakan di permodelan struktur.

3.5.5. Perhitungan Beban Gempa


3.5.5.1.Statik Ekivalen

III-15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. Menghitung Berat Perlantai

Lantai 2 = 94992.79 Kg
Lantai 3 = 78721.09 Kg
Lantai 4 = 78721.09 Kg
Lantai 5 = 78721.09 Kg
Lantai 6 = 78721.09 Kg
Lantai 7 = 78721.09 Kg
Lantai 8 = 78721.09 Kg
Lantai 9 = 78721.09 Kg
Lantai 10 = 78721.09 Kg
Lantai 11 = 78721.09 Kg
Atap = 56151.31 Kg +
W Tot = 859633.91 Kg

2. Menentukan Kategori Resiko Bangunan Gedung


Bangunan Gedung Perkantoran = Kategori II (Tabel 1 SNI 1726-2012)
Faktor Keutamaan Gempa = 1.0 (Tabel 2 SNI 1726-2012)

3. Menentukan Parameter Percepatan Tanah (Ss , S1)


Ss = 0.648 (http://puskim.pu.go.id/aplikasi/desain_spektra_indonesia)
S1 = 0.287 (http://puskim.pu.go.id/aplikasi/desain_spektra_indonesia)

4. Menentukan Faktor Klasifikasi Tanah


Untuk di daerah DKI Jakarta mempunyai karakteristik tanah yang hampir
sama di setiap daerah nya yaitu Tanah Sedang (SD).

5. Menentukan Faktor Koefisien Situs


Fa = 1.282 (http://puskim.pu.go.id/aplikasi/desain_spektra_indonesia)
Fv = 1.825 (http://puskim.pu.go.id/aplikasi/desain_spektra_indonesia)

6. Menentukan Parameter Percepatan Situs (SDS , SD1)

SMS = Fa Ss SM1 = Fv S1
= 1.282 0.648 = 1.825 0.287
III-16
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

= 0.83 = 0.52
SDS = (2/3) SMS SD1 = (2/3) SM1
= (2/3) 0.83 = (2/3) 0.52
= 0.55 = 0.35

7. Menentukan Kategori Desain Seismik KDS (A-D)

SDS = 0.55 Resiko II D (Tabel 6 SNI 1726-2012)


SD1 = 0.35 Resiko II D (Tabel 7 SNI 1726-2012)

8. Menentukan Parameter Struktur (R, Cd , o)


R = 8 = 3 (Tabel 9 SNI 1726-2012)
Cd = 5.5

9. Menghitung Perioda Alami Struktur (T)

hn = 44 m
0.072
Ct = 4 (Tabel 15 SNI 1726-2012)
x = 0.8
Cu = 1.4 (Tabel 14 SNI 1726-2012)
Ta = Ct hnx Ta maks = Cu hnx
= 0,0724 x 440,8 = 1,4 x 440,8
= 1.49 Detik = 28.90 Detik
10. Koefisien Respon Seismik (Cs)

S1 = 0.287 < 0.6


Cs Hitung = SDS / (R/T)
= 0,55 / (8/1.49)
= 0.103
Cs min = 0,044 SDS Ie 0,01 Cs max = SD1 / T(R/Ie)
0.36 /
= =
0.044 0.38 1 0.38(8/1)
= 0.024 = 0.029
Dipakai Cs Hitung
11. Gaya Geser Seismik (V)
V = Cs Wt
= 0.103 110658.39
= 88939.78 Kg

12. Distribusi Beban Gempa Tiap Lantai


III-17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Tabel 3.1 Beban Gempa Tiap Lantai


Zi Wi WiZi V Fxy
Lt Cvx
(m) (Kg) (Kg.m) (Kg) (Kg)
Atap 44 56151.31 2470657.64 0.440 88939.78 39103.07
11 40 78721.09 3148843.6 0.560 88939.78 49836.71
10 36 78721.09 2833959.24 0.504 88939.78 44853.04
9 32 78721.09 2519074.88 0.448 88939.78 39869.37
8 28 78721.09 2204190.52 0.392 88939.78 34885.70
7 24 78721.09 1889306.16 0.336 88939.78 29902.03
6 20 78721.09 1574421.8 0.280 88939.78 24918.35
5 16 78721.09 1259537.44 0.224 88939.78 19934.68
4 12 78721.09 944653.08 0.168 88939.78 14951.01
3 8 78721.09 629768.72 0.112 88939.78 9967.34
2 4 94992.79 379971.16 0.068 88939.78 6013.80
Total 859633.91 5619501.24 88939.78

Tabel 3.2 Resume Beban Gempa Tiap Lantai


EX (Arah-X) (Kg) EY (Arah-Y) (Kg)
Lt
FX (100%) FY (30%) FX (30%) FY (100%)
Atap 39103.07 11730.92 3519.28 39103.07
11 49836.71 14951.01 4485.30 49836.71
10 44853.04 13455.91 4036.77 44853.04
9 39869.37 11960.81 3588.24 39869.37
8 34885.70 10465.71 3139.71 34885.70
7 29902.03 8970.61 2691.18 29902.03
6 24918.35 7475.51 2242.65 24918.35
5 19934.68 5980.41 1794.12 19934.68
4 14951.01 4485.30 1345.59 14951.01
3 9967.34 2990.20 897.06 9967.34
2 6013.80 1804.14 541.24 6013.80

3.5.5.2.Respon Spektrum
1. Respon Spektrum Desain
SD 1 SD 1
T 0=0,2 T s=
S DS S DS
0. 35 0 .35
0,2
0. 55 0 .55
0,127 0, 636
III-18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2. Faktor Skala
Gaya gempa diperhitungkan dengan 100% arah dominan dan 30% arah tegak
lurus dominan. Faktor skala untuk spektrum respons dihitung dari rumus
berikut:

I e 1,0
= . g= .9, 81=1, 226
faktor Skala arah X R 8

Ie 1,0
=30 . . g= . 9,81=0, 368
faktor Skala arah Y R 8

Untuk faktor skala pada ETABS, faktor skala dikalikan lagi dengan nilai
percepatan gravitasi sesuai dengan satuan yang digunakan. Satuan yang
digunakan adalah milimeter sehingga faktor skala dikalikan nilai g = 9,81m/s2.

Tabel 3.3 Nilai Respon Spektrum Percepatan Desain


Periode Nilai Sa
0 0 0.222
T0 0.127 0.554
TS 0.636 0.554
TS+0.1 0.736 0.42
TS+0.2 0.836 0.375
TS+0.3 0.936 0.339
TS+0.4 1.036 0.309
TS+0.5 1.136 0.284
TS+0.6 1.236 0.263
TS+0.7 1.336 0.244
TS+0.8 1.436 0.228
TS+0.9 1.536 0.214
TS+1 1.636 0.202
TS+1.1 1.736 0.191
TS+1.2 1.836 0.181
TS+1.3 1.936 0.172
TS+1.4 2.036 0.164
TS+1.5 2.136 0.157
TS+1.6 2.236 0.15
TS+1.7 2.336 0.144
TS+1.8 2.436 0.138
III-19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TS+1.9 2.536 0.133


TS+2 2.636 0.128
TS+2.1 2.736 0.123
TS+2.2 2.836 0.119
TS+2.3 2.936 0.115
TS+2.4 3.036 0.112
TS+2.5 3.136 0.108
TS+2.6 3.236 0.105
TS+2.7 3.336 0.102
TS+2.8 3.436 0.099
TS+2.9 3.536 0.096
TS+3 3.636 0.094
TS+3.1 3.736 0.091
TS+3.2 3.836 0.089
4 3.936 0.087

Gambar 3.7 Grafik Perancangan Respon Spektrum

III-20

Anda mungkin juga menyukai