LAPORAN KASUS
I. Identitas
Nama : Ny. I
Umur : 73 tahun
Status : Janda
Pendidikan Terakhir : SD
Agama : Islam
Pekerjaan : Buruh
NO. RM : 17.126732
II. Anamnesis
minggu SMRS. Sesak nafas muncul saat Os habis mengangkat air dalam jarak
100 m. Sebelumnya Os tidak ada keluhan saat melakukan aktivitas yang sama.
bantal saat tidur. Di malam hari Os sering terbangun tiba-tiba karena sesak
nafas. Mengi (-), nyeri dada (-), batuk (+), tidak berdahak, tidak berdarah,
mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (-), sembab pergelangan kaki (+), Demam
(-), BAK biasa, BAB biasa. Sudah 3 hari Os tidak melakukan pekerjaan
apapun tapi sesak nafas tetap ada meskipun Os beristirahat. Os tidak bisa tidur
karena sesak semakin bertambah jika posisi berbaring. Os tidak mau makan
Riwayat dengan keluhan yang sama ada 2 tahun yang lalu. Riwayat
penyakit darah tinggi 2 tahun yang lalu, namun kontrol tidak teratur. Riwayat
b. Tanda vital :
v. SpO2 : 98%
A. Status Generalis
Mata
Leher
Tekanan Vena Jugularis tidak meningkat JVP (5+2) cm H2O, KGB tidak
teraba membesar
Thorax
Abdomen
P: Tympani
Undulasi (-)
Ekstremitas
Ekstremitas a tas: akral hangat +/+, CRT <2, turgor baik, edema (-)
Ekstremitas bawah : akral hangat +/+, CRT <2, turgor baik, edema pretibial
(+)
Pemeriksaan Laboratorium
EKG :
Frekuensi : 85x/menit
Rate : reguler
Irama : sinus
2 Simetris kanan=kiri
3 Trakhea ditengah
4 Tulang-tulang baik
6 CTR >50%
V. Resume
tidak ada keluhan saat melakukan aktivitas yang sama. Sesak nafas juga
Di malam hari Os sering terbangun tiba-tiba karena sesak nafas. Mengi (-),
nyeri dada (-), batuk (+), tidak berdahak, tidak berdarah, mual (-), muntah
(-), nyeri ulu hati (-), sembab pergelangan kaki (+), Demam (-), BAK
biasa, BAB biasa. Sudah 3 hari Os tidak melakukan pekerjaan apapun tapi
sesak nafas tetap ada meskipun Os beristirahat. Os tidak bisa tidur karena
sesak semakin bertambah jika posisi berbaring. Os tidak mau makan sejak
2 hari SMRS. Os tidak berobat. Riwayat dengan keluhan yang sama ada 2
tahun yang lalu. Riwayat penyakit darah tinggi 2 tahun yang lalu, namun
SpO2: 98%.
Status Generalis :
Cor :
P: batas atas jantung ICS II, kanan I jari lateral linea parasternalis dextra,
Pulmonal :
Kriteria Mayor :
- Kardiomegali (+)
Kriteria Minor :
- Hepatomegali(-)
VII. Penatalaksanaan
Non-Farmakologis
Istirahat1/2 duduk
Diet jantung
O2 2 L/menit
Kateter urine
Farmakologis :
IVFD RL 20gttx/menit
Digoxin 2x0,125 mg
Aspilet 1x80 mg
VIII. Prognosis
XI. FOLLOW UP
&Pukul n u
(+),o2 (08.00)
dirangsang
nyeri, bak
sedikit
menggunakan
pampers,
makan
sedikit(+),
minum
sedikit, kedua
kaki edema
(+)
70
TINJAUAN PUSTAKA
2) Aterosklerosis koroner
menurun.4
6) Faktor sistemik
hemodinamik, ginjal, syaraf dan hormonal yang nyata serta suatu keadaan
darah perifer dan hipertropi otot jantung. Kondisi ini juga menyebabkan
air dan garam oleh ginjal dan aktivasi system saraf adrenergik.
10
jantung sebagai pompa tanpa terdapat depresi pada otot jantung intrinsik.
Sebaliknya dapat pula terjadi depresi otot jantung intrinsik tetapi secara
klinis tidak tampak tanda-tanda gagal jantung karena beban jantung yang
ringan. Pada awal gagal jantung akibat CO yang rendah, di dalam tubuh
akan lebih menambah beban jantung sehingga terjadi gagal jantung yang
Pada gagal jantung kongestif terjadi stagnasi aliran darah, embolisasi sistemik
dari trombus mural, dan disritmia ventrikel refrakter.24 Disamping itu keadaan
penyakit jantung koroner sebagai salah satu etiologi CHF akan menurunkan
seperti emboli sistemik (emboli pulmo, jantung) dan keadaan yang telah
disebutkan diatas.11
rendah dari curah jantung normal. Konsep curah jantung paling baik
dapat dipertahankan.15
Hipertrofi
dilatasi
nocturnal dyspnea.
dalam atau deep venous thrombosis dan emboli paru atau EP) dan
warfarin).
bahan farmakologis.
18
2) Antagonis aldosteron
sampai berat.3
3) Obat inotropik
4) Glikosida digitalis
6) Inhibitor ACE
dan air. Inhibitor ini juga menurunkan retensi vaskuler vena dan
ICU adalah suatu tempat atau unit tersendiri di dalam rumah sakit,
teknisi alat pemantauan, alat untuk menopang fungsi vital dan alat untuk
21
kegagalan satu atau lebih dari sistem organnya. Serangan jantung, stroke,
kecelakaaan lalu lintas jalan, terjatuh, luka bakar, kecelakaan industri atau
dirawat di ICU. Setelah kondisi pasien menjadi lebih baik dan tidak
penyulit pada pasien medik dan bedah yang berisiko. Dalam ICU
dalam jangka waktu yang tak terbatas. ICU ini melakukan ventilasi
yang masuk ke dalam unit harus dirujuk untuk dikelola oleh spesialis
intensive care.22
membutuhkan biaya tinggi dilihat dari segi peralatan dan tenaga yang
khusus.
1) Indikasi Masuk
ini antara lain mereka yang menderita penyakit dasar jantung, paru,
26
berubah.22
2) Indikasi Keluar
intensif telah tidak ada lagi, atau bila terapi telah gagal dan
27
atau manfaat dari terapi intensif kontinu kecil. Contoh hal terakhir
28
adalah pasien dengan tiga atau lebih gagal sistem organ yang tidak
penyakit lanjut.22
HCU adalah unit pelayanan rumah sakit bagi pasien dengan kondisi
2) Terapi oksigen
1) Indikasi masuk
perioperatif.21
2) Indikasi keluar
ketat.
34
ke ICU.21
Pasien
35
Tidak Ya
Poliklinik IGD
36