TINJAUAN TEORI
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda dan alat yang
digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat
untuk mengukur suhu cenderung menggunakan indera peraba. Tetapi dengan adanya
perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer untuk mengukur suhu dengan valid.
Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda,
semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh
suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk
perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom
penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Suhu juga disebut temperatur yang diukur
dengan alat termometer. Empat macam termometer yang paling dikenal adalah Celsius, Reumur,
Fahrenheit dan Kelvin
Manusia dan binatang menyusui mempunyai kemampuan untuk memelihara suhu tubuh
relative konstan dan berlawanan dengan suhu lingkungan. Kepentingan dipertahankan suhu
tubuh pada manusia adalah berhubungan dengan reaksi kimia didalam tubuh kita. Mis kenaikan
suhu 10 derajat Celcius bisa mempercepat proses biologis 2 - 3 kalinya. Suhu inti (core
temperature) manusia berfluktuasi + 1 derajat Celcius dalam kegiatan sehari-hari. Misalnya
paling rendah adalah pada waktu pagi hari (jam 4 - 6 subuh) dan mencapai puncaknya pada sore
hari (jam 2 - 3 sore).
1. Reseptor panas dan dingin terletak dalam kulit. Saat suhu tubuh meningkat,
hypothalamus mengirimkan sinyal saraf menuju kelenjar keringat dan menyebakan
pelepasan air sekitar 1-2 liter perjam untuk mendinginkan tubuh.
4. Kehilangan air lewat kulit berlangsung dalam dua cara; a. penguapan dan b. berkeringat.
BAB III
PEMBAHASAN
REGULASI SUHU TUBUH DAN PROSES KONDUKSI
Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan melalui
pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil melalui anastomosis
arteriovenosa yang mengandung banyak otot. Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa
yang cukup tinggi (kadang mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan konduksi
panas dari inti tubuh ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan demikian, kulit merupakan
radiator panas yang efektif untuk keseimbangan suhu tubuh.
Di samping itu di dalam kulit juga terdapat reseptor berbagai macam sensasi, sati di
antaranya oleh termoreseptor. Bagaimana kulit berperan sebagai pengatur suhu, dapat
dijelaskan sebagai berikut.
Bila tubuh merasa panas, ada kecendrungan tubuh meningkatkan kehilangan panas
ke lingkungan; bila tubuh merasa dingin, maka kecendrungannya menurunkan kehilangan
panas. Jumlah panas yang hilang ke lingkungan melalui radiasi dan konduksi konveksi
sangat di tentukan oleh perbadaan suhu antara kilit dan lingkungan eksterna. Bagian pusat
tubuh merupakan ruang yang memiliki suhu yang di jaga tetap sekitar 37 derajat selsius.
Mengelilingi pusat tubuh adalah lapisan kulit dimana terjadi pertukaran panas antara
tubuh dan lingkungan luar. Dalam usaha memelihara kekonstanan suhu pusat tubuh,
kapasitas insulatif dan suhu kulit dapat di atur ke berbagai gradient suhu antara kulit dan
lingkungan eksterna, dengan cara demikian mempengaruhi tingkat kehilangan panas.
Kapasitas insulatif kulit dapat di ibah-ubah dengan mengontrol jumlah darah yang
mengalir melalui kulit. Darah yang mengalir ke kulit melayani 2 fungsi. Pertama,
menyediakan pasok makanan ke kulit. Kedua, karena darah di pompa ke kulit dari jantung,
maka darah membawa panas dari pusat tubuh ke kulit. Aliran darah ke kulit terutama
berfungsi meregulasi suhu. Pada suhu kamar yang normal, 20-30 lebih darah mengalir
melaluikulit untuk keperluan nutrisi.
Pada proses termoregulasi, aliran darah kulit dapat sangat berubah-ubah, dari 400 ml
sampaI 2.500 ml/menit. Lebih banyak darah mencapai kulit dari pusat tubuh yang panas,
maka suhu kulit lebih dekat ke suhu pusat. Pembuluh darah kutaneus menghadapi
keefektivan kulit sebagai suatu insulator dengan membawa panas ke permukaan, dimana
suhu ini dapat hilang dari tubuh melalui radiasi dan konduksi konveksi. Jadi, vasodilatasi
pembuluh darah kulit, yang memungkinkan peningkatan peningkatan aliran darah panas ke
kulit, akan meningkatkan kehilangan panas. Sebaliknya vasokontriksi pembuluh darah kulit
mengurangi aliran darah ke kulit, dengan demikian menjaga suhu pusat tubuh
konstan,dimana darah diinsulasi dari lingkungan eksternal, jadi menurunkan kehilangan
panas.
Kulit sebagai orga pengatur panas. Suhu tubuh seseorang adalah tetap, meskipun
terjadi perubahan suhu lingkungan. Hal ini dipertahankan karena penyusaian antara panas
yang hilang dan panas yang dihasilkan, yang diatur oleh pusat pengatur panas. Pusat ini
segera menyadari bila ada perubahan pada panas tubuh, karena suhu darah yang mengalir
melalui medulla oblongata. Suhu normal ( sebelah dalam ) tubuh, yaiti suhu visera dan otak
adalah 36-37C. Suhu kulit sedikit lebih rendah.
1. Dengan penguapan, jumlah keringat yang dibuat tergantung dari banyaknya darah yang
mengalir melalui pembuluh darah kulit.
4. dengan konveksi ( pengaliran ) karena mengalirnya udara yang telah panas, maka udara
yang menyentuh permukaan tubuh diganti dengan udara yang lebih dingin.
Cara mendinginkan tubuh yang terlampau panas, baik dengan membiarkan udara
mengalir menyentuh kulit dengan cara mengipas, mengusap badan, atau merendam kedalam
air dingin.
Mekanisme Kehilangan Panas Melalui Kulit
a. Radiasi
Radiasi adalah mekanisme kehilangan panas tubuh dalam bentuk gelombang panas
inframerah. Gelombang inframerah yang dipancarkan dari tubuh memiliki panjang
gelombang 5 20 mikrometer. Tubuh manusia memancarkan gelombang panas ke segala
penjuru tubuh. Radiasi merupakan mekanisme kehilangan panas paling besar pada kulit
(60%) atau 15% seluruh mekanisme kehilangan panas. Panas adalah energi kinetic pada
gerakan molekul. Sebagian besar energi pada gerakan ini dapat di pindahkan ke udara
bila suhu udara lebih dingin dari kulit. Sekali suhu udara bersentuhan dengan kulit, suhu
udara menjadi sama dan tidak terjadi lagi pertukaran panas, yang terjadi hanya proses
pergerakan udara sehingga udara baru yang suhunya lebih dingin dari suhu tubuh.
b. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas akibat paparan langsung kulit dengan benda-benda
yang ada di sekitar tubuh. Biasanya proses kehilangan panas dengan mekanisme konduksi
sangat kecil. Sentuhan dengan benda umumnya memberi dampak kehilangan suhu yang
kecil karena dua mekanisme, yaitu kecenderungan tubuh untuk terpapar langsung dengan
benda relative jauh lebih kecil dari pada paparan dengan udara, dan sifat isolator benda
menyebabkan proses perpindahan panas tidak dapat terjadi secara efektif terus menerus.
c. Evaporasi
Evaporasi ( penguapan air dari kulit ) dapat memfasilitasi perpindahan panas tubuh.
Setiap satu gram air yang mengalami evaporasi akan menyebabkan kehilangan panas
tubuh sebesar 0,58 kilokalori. Pada kondisi individu tidak berkeringat, mekanisme
evaporasi berlangsung sekitar 450 600 ml/hari. Hal ini menyebabkan kehilangan panas
terus menerus dengan kecepatan 12 16 kalori per jam. Evaporasi ini tidak dapat
dikendalikan karena evaporasi terjadi akibat difusi molekul air secara terus menerus
melalui kulit dan system pernafasan.
d. Konveksi
Perpindahan panas dengan perantaraan gerakan molekul, gas atau cairan. Misalnya pada
waktu dingin udara yang diikat/dilekat pada tubuh akanmenjadi dipanaskan (dengan
melalui konduksi dan radiasi) kurang padat, naik dan diganti udara yang lebih dingin.
Biasanya ini kurang berperan dalam pertukaran panas.
B. Kelenjar Keringat
Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang dproduksi oleh proses tubuh
dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar.adapun tempat pengukuran suhu
tubuh:suhu inti yaitu suhu jaringan dalam relatif konstan seperti rektum, membran timpani,
esofagus, arteri pulmoner, kandung kemiih dan suhu permukaan seperti kulit, aksila, oral.
Rasa suhu mempunyai dua submodalitas yaitu rasa dingin dan rasa panas. Reseptor
dingin/panas berfungsi mengindrai rasa panas dan refleks pengaturan suhu tubuh. Reseptor
ini dibantu oleh reseptor yang terdapat di dalam system syaraf pusat. Dengan pengukuran
waktju reaksi, dapat dinyatakan bahwa kecepatan hantar untuk rasa dingin lebih cepat
dibandingkan dengan kecepatan hantaran rasa panas.
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam
keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan
mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di
hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu
panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi
bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang
disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan
pada 37C. Apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan
merangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan
cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu
kembali pada titik tetap.
Dengan anestesi blok rasa dingin/panas dapat diblok sehingga objektif maupun
subjektif rasa dingin dan panas dapat dipisah yaitu:
1. Rasa suhu kulit yang tetap ( rasa suhu static ). Bila seseorang berendam di air hangat maka
mula-mula rasa hangat akan dialami oleh orang tersebut. Lama-kelamaan rasa hangat
tidak lagi dirasakan dan kalau ia keluar dari air dan masuk kembali maka ia akan
merasakan hangat kembali. Hal ini terjadi karena suhu tubuh beradaptasi secara penuh
terhadap suhu kulit yang baru. Adaptasi penuh ini terjadi pada uhu netral ( suhu
nyaman ). Rasa hangat yang mantap akan dirasakan bila suhu berada di atas 36C dan rasa
dingin dirasakan pada suhu 17C.
2. Rasa suhu kulit yang berubah ( rasa suhu dinamik ). Pada pengindraan suhu kulit yang
berubah tiga parameter tertentu. Suhu awal kulit, kecepatan perubahan suhu dan luas kulit
yang terpapar tehadap rangsangan suhu. Pada suhu kulit yang rendah, ambang rasa hangat
tinggi sedangkan untuk rasa dingin rendah. Bila suhu meninkat ambang rasa hangat
menurun dan ambang rasa dingin meningkat. Kecepatan perubahan suhu berpengaruh
terhadap timbulnya rasa panas/dingin. Luasnya daerah kulit yang terpapar juga
berpengaruh pada rasa timbulnya panas/dingin.
3. Titik rasa dingin dan panas. Pada permukaan kulit bagian-bagian yang peka terhadap
rangsangan dingin dan panas terlokasi pada titik-titik tertentu. Kepadatan titik-titik rasa
suhu lebih rendah dibandingkan dengan titik rasa raba/tekan. Titik rasa dingin lebih
banyak dibandingkan dengan titik rasa panas. Kulit wajah daerah yang paling peka
terhadap rasa suhu. Kepadatan titik-titik rasa dingin paling tinggi.