2013
Panduan Praktek Klinik
ASMA SERANGAN AKUT RINGAN - BERAT
No.Dokumen No. Revisi Halaman
RSUP. Dr.
M. Djamil
Padang
Tanggal Ditetapkan,
Terbit/ revisi Direktur Utama
Standar
Prosedur
Operasional Dr. Hj. Aumas Pabuti, SpA, MARS
Kedokteran NIP : 19540713 198103 2 001
Serangan Asma adalah episode perburukan secara progresif dari sesak napas,
Pengertian batuk , mengi, rasa berat di dada atau kombinasi dari gejala gejala ini disertai
dengan penurunan fungsi paru (volume ekspirasi paksa detik pertama / VEP1 atau
Arus Puncak Ekspirasi/APE)
Anamnesis Sesak napas meningkat, menciut/ terdengar mengi, rasa berat di dada, batuk
Pemeriksaan Pemeriksaan APE dengan Peak Flow Meter atau VEP 1 dengan spirometri
Penunjang Darah rutin
AGDA ( analisa Gas Darah Arteri)
Foto torak PA ( postero anterior) jika diperlukan ( jika di curigai adanya
komplikasi atau infeksi paru )
Penilaian awal
- Anamnesis dan pemeriksaan fisik
- Bila mungkin faal paru ( APE atau VEP1, saturasi O2 )
- AGDA
- Pemeriksaan lain atas indikasi
oral
Serangan Asma Ringan Serangan Asma sedang / Berat Serangan Asma mengancam jiwa
Pengobatan awal
- Oksigen dengan kanul nasal
- Inhalasi agonis beta-2 kerja singkat (nebulisasi), setiap 20 menit dalam satu jam, atau
agonis beta-2 injeksi (Terbutalin 0,5 ml subkutan atau Adrenalin 1/1000 0,3 ml subkutan)
- Kortikosteroid sistemik:
Serangan asma berat
Tidak ada respon segera dengan pengobatan bronkodilator
Dalam terapi kortikosteroid oral
Perbaikan Perbaikan
Edukasi
Prognosis
Tingkat Terapi eksaserbasi
Evidens Terapi B 2 angonis inhalasi evidence A
Gabungan dengan antikolinergi evidence based B
Glucokortikoid sistemik evidance A
Inhalasi glukocorticoid + SABA evidace B
Tingkat
Rekomendasi
Penalaah
Kritis
Indikator
Medis
Kepustakaan GINA 2012
Panduan Praktek Klinik
ASMA SERANGAN AKUT MENGANCAM JIWA
No.Dokumen No. Revisi Halaman
RSUP. Dr.
M. Djamil
Padang
Tanggal Ditetapkan,
Terbit/ revisi Direktur Utama
Standar
Prosedur
Operasional Dr. Hj. Aumas Pabuti, SpA, MARS
Kedokteran NIP : 19540713 198103 2 001
Pengertian Serangan Asma adalah episode perburukan secara progresif dari sesak napas,
batuk , mengi, rasa berat di dada atau kombinasi dari gejala gejala ini disertai
dengan penurunan fungsi paru (volume ekspirasi paksa detik pertama / VEP1 atau
Arus Puncak Ekspirasi/APE)
Anamnesis Sesak napas meningkat, menciut/ terdengar mengi, rasa berat di dada, batuk
Pemeriksaan Pemeriksaan APE dengan Peak Flow Meter atau VEP 1 dengan spirometri
Penunjang Darah rutin
AGDA ( analisa Gas Darah Arteri)
Foto torak PA ( postero anterior) jika diperlukan ( jika di curigai adanya
komplikasi atau infeksi paru )
Penilaian awal
- Anamnesis dan pemeriksaan fisik (auskultasi, penggunaan otot bantu napas, nadi, napas, APE atau VEP1,
saturasi O2, analisa gas darah arteri bila pasien dalam kondisi berat.
Pengobatan awal
- Oksigen untuk mencapai saturasi 90 % ( 95% pada anak)
- Inhalasi agonis beta-2 kerja singkat terus menerus selama 1 jam.
- Glukokortikoid sistemik jika tida ada respon langsung, atau jika pasien sudah mendapatkan obat
glukokortikoit oral , atau jika serangan berat
- Obat sedasi kontra indikasi pada pengobatan serangan akut
Penilaian berkala
Rawat di ICU
Perbaiakn : Kriteria untuk pulang Pulang
Respon tidak sempurna dalam 6-12
APE > 60 % prediksi / nilai terbaik individu
jam
Dilanjutkan obat oral/ inhalasi
Pertimbangkan rawat di ICU jika
tidak ada perbaikan dalam waktu
Pengobatan di Rumah 6-12 jam
Teruskan inhalasi beta 2 agonis
Pertimbangkan pada beberapa pasien kortikosteroid
oral
Edukasi ke pasien :
Minum obat dengan benar
Perhatikan rencana pengobatan Perbaiakn
Kontrol teratur
Edukasi
Prognosis
Tingkat Terapi eksaserbasi
Evidens Terapi B 2 angonis inhalasi evidence A
Gabungan dengan antikolinergi evidence based B
Glucokortikoid sistemik evidance A
Inhalasi glukocorticoid + SABA evidace B
Tingkat
Rekomendasi
Penalaah
Kritis
Indikator
Medis
Kepustakaan GINA 2012
Panduan Praktek Klinik
AVIAN INFLUENZA ( H5N1)
No.Dokumen No. Revisi Halaman
RSUP. Dr. M. Djamil
Padang
Tanggal Ditetapkan,
Terbit/ revisi Direktur Utama
Standar Prosedur
Operasional Kedokteran
Dr. Hj. Aumas Pabuti, SpA, MARS
NIP : 19540713 198103 2 001
Pengertian Adalah penyakit infeksi menular pada unggas yang disebabkan oleh
virus influenza strain tipe A sub tipe H5N1
Anamnesis - Demam
- Sakit tenggorokan, sesak nafas
- Batuk, pilek (beringus)
- Nyeri otot, sakit kepala.
- Gangguan saluran cerna , diare
Skor :
- 6 7 = evaluasi ketat, apabila meningkat (>7) diberikan
Oseltamivir
- 7 = diberi oseltamivir.
Dosis :
- Dewasa atau anak 13 tahun Oseltamivir 2x75 mg per hari
selama 5 hari.
- Anak > 1 tahun dosis oseltamivir 2 mg/kgBB, 2 kali sehari
selama 5 hari.
- Dosis oseltamivir dapat diberikan sesuai dengan berat badan
sbb :
> 40 kg : 75 mg 2x/hari
> 23 40 kg : 60 mg 2x/hari
> 15 23 kg : 45 mg 2x/hari
15 kg : 30 mg 2x/hari
- Terapi suportif, oksigen, cairan
- Antibiotik spektrum luas yang mencakup kuman tipikal dan
atipikal
- Metilprednisolon 1-2 mg/kgBB IV diberikan pada
pneumonia berat, ARDS atau pada syok sepsis yang tidak
respons terhadap
- obat-obat vasopresor.
- Terapi lain seperti terapi simptomatik, vitamin, dan makanan
bergizi.
- Rawat di ICU sesuai indikasi.
Edukasi
Prognosis
Tingkat Evidens
Tingkat Rekomendasi
Penalaah Kritis
Indikator Medis
Kepustakaan Pedoman Penatalaksanaan Flu Burung di Rumah Sakit. Departemen
Kesehatan RI. 2006
Panduan Praktek Klinik
BRONKITIS AKUT
No.Dokumen No. Revisi Halaman
RSUP. Dr. M. Djamil
Padang
Tanggal Ditetapkan,
Terbit/ revisi Direktur Utama
Standar Prosedur
Operasional Kedokteran
Dr. Hj. Aumas Pabuti, SpA, MARS
NIP : 19540713 198103 2 001
Peradangan pada bronkus disebabkan oleh infeksi saluran napas
Pengertian yang ditandai dengan batuk (berdahak maupun tidak berdahak)
yang berlangsung hingga 3 minggu.
Anamnesis Pada anamnesis dapat dijumpai gejala klinis
Batuk-batuk (dari batuk kering sampai batuk berdahak)
yang berlansung 2-3 minggu
Demam
Kadang-kadang disertai sesak napas
Kadang-kadang nyeri dada
Pemeriksaan Fisik Pada pemeriksaan fisik:
Inspeksi: simetris kiri sama dengan kanan
Palpasi: fremitus kiri sama dengan kanan
Perkusi: sonor kiri sama dengan kanan
Auskultasi: pada stadium awal biasanya tidak khas. Seiring
perkembangan progresifitas batuk dapat terdengar ronki,
wheezing.
Pemeriksaan Penunjang Foto toraks PA dan Lateral
Laboratorium darah rutin
Injeksi :
Ciprofloksasin 2 x 200-400 mg IV
Levofloksasin 1 x 500 mg IV
Ceftriakson 1 x 2 gr IV
- Mukolitik/Ekspektoran :
Ambroksol 3x1 tablet atau sirup : 3x1 cth
Bromheksin 3x1 tablet atau sirup 3x1 cth
N-asetilsistein 3x1 kapsul atau sirup 3 x 1 cth
Erdostein 3x1 kapsul atau sirup 3x 1cth
3. Terapi khusus
- Bronkodilator
Drip aminophilin 0,5-0,6 mg/kg BB/jam
Inhalasi salbutamol 4-6 respules/hari
Injeksi terbutalin 0,3-0,5 cc 3-4 kali/hari
- Antiperdarahan
Asam traneksamat 3x 500mg oral/IV
Vitamin K 3x1 tablet oral atau 3x1 ampul IV
Vitamin C 3x1 tablet oral atau 3x1 ampul IV
Drip adona 1 ampul dalam dextrose 5% 8 jam
perkolf
- Pembedahan
Lobektomi atau pneumonektomi bila kelainan
unilateral disertai keluhan infeksi berulang atau batuk
darah masif
Tanggal Ditetapkan,
Terbit/ revisi Direktur Utama
Standar Prosedur
Operasional Kedokteran
Dr. Hj. Aumas Pabuti, SpA, MARS
NIP : 19540713 198103 2 001
Pengertian Efusi Pleura adalah terbentuknya cairan dalam rongga pleura lebih
dari normal oleh berbagai sebab
Anamnesis Gambaran klinis / anamnesis dari efusi pleura berupa:
- Sesak nafas, bila efusi sedikit sesak (-), bila efusi banyak
sesak (+) terutama bila tidur miring ke sisi paru sehat
- Batuk -batuk
- Rasa penuh/tak enak didada/ nyeri +/-
- Demam +/-
- Gejala klinis tergantung dari penyakit dasarnya
Kriteria Diagnosis
Diagnosis Kerja Berdasarkan anamnesa , pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang
Diagnosis Banding Tumor paru
Pneumonia
Abses Paru
Atelektasis
Terapi 1. Punksi Pleura untuk diagnostik, paliatif.
Bila cairan produktif dapat dilakukan:
Punksi berulang
WSD, pig tail cateter, pleurodesis
2. Obati penyakit dasar
Edukasi
Prognosis Tergantung penyakit yang mendasari
Tingkat Evidens I
Tingkat Rekomendasi
Penalaah Kritis Saat tindakan punksi bisa komplikasi: perdarahan, pneumotoraks,
Re-expansi Pulmonary edema
Indikator Medis
Kepustakaan Light , Richard W. Pleural Diseases; Fifth Edition. Lippincott
Williams &Wilkins.Philadelphia.2007
Panduan Praktek Klinik
HEMOPTISIS
No.Dokumen No. Revisi Halaman
RSUP. Dr. M. Djamil
Padang
Tanggal Ditetapkan,
Terbit/ revisi Direktur Utama
Standar Prosedur
Operasional Kedokteran
Dr. Hj. Aumas Pabuti, SpA, MARS
NIP : 19540713 198103 2 001
Hempotisis adalah ekspektorasi darah atau dahak berdarah yang
Pengertian berasal dari saluran napas di bawah pita suara
Hempotisis dapat rringan samapi sedang dan masif
Anamnesis Batuk berdarah
Anamnesis lain tergantung pada etiologi hemoptisis
Pemeriksaan Fisik Bervariasi, tergantung pada penyebab hamoptisis dan banyaknya
darah yang dikelurkan
Medikamentosa
Oseltamivir diberikan secepat mungkin 48 jam pertama
Dewasa atau anak 14 tahun diberikan oseltamivir 2 x 75 mg
selama 5 hari
Anak (umur,12 bulan atau lebih), BB
< 15 kg 60mg/ hari terbagi 2 dosis
15-23 kg 90mg hari terbagi 2 dosis
24-40 kg 120mg hari terbagi 2 dosis
> 40 kg 150mg hari terbagi 2 dosis
Bila ada tanda-tanda infeksi bakterial diberikan antibiotik spektrum
luas (mencakup kuman tipikal dan atipikal)
Penatalaksanaan sepsis apabila ditemukan sepsis
Respiratory care
Semua pasien dengan gejala klinis sedang dan berat di rawat di rumah
sakit
Datang sendiri
atau rujukan
Triase suspek
H1N1
Dipulangkan:
pengobatan Ruang
simptomatis KIE Ruang isolasi
isolasi ICU
Memburuk
Membaik
Panduan Praktek Klinik
PPOK STABIL
No.Dokumen No. Revisi Halaman
RSUP. Dr. M. Djamil
Padang
Tanggal Ditetapkan,
Terbit/ revisi Direktur Utama
Standar Prosedur
Operasional Kedokteran
Dr. Hj. Aumas Pabuti, SpA, MARS
NIP : 19540713 198103 2 001
Kriteria PPOK stabil adalah :
Pengertian Tidak dalam kondisi gagal napas akut pada gagal napas kronik
Dapat dalam kondisi gagal napas kronik stabil, yaitu PH normal
PCO2 > 60 mmHg dan PO2 < 60 mmHg
Sputum tidak berwarna atau jernih
Aktivitas terbatas tidak disertai sesak sesuai derajat berat PPOK
Penggunaan bronkodilator sesuai rencana pengobatan
Tidak ada penggunaan bronkodilator tambahan
Anamnesis Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa gejala
pernapasan
Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja
Riwayat penyakit emfisema pada keluarga
Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak
Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi
Pemeriksaan Fisik Inspeksi
Pursed lips breathing
Barrel chest
Penggunaan otot bantu napas
Hipertrofi otot bantu napas
Pelebaran sela iga
Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena
jugularis di leher dan edema tungkai
Penampilan pink puffer atau blue bloater
Palpasi
Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar
Perkusi
Auskultasi
Suara napas vesikuler normal atau melemah
Terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa
atau pada ekspirasi paksa
Ekspirasi memanjang
Bunyi jantung terdengar jauh
Gejala Keterangan
Tanggal Ditetapkan,
Terbit/ revisi Direktur Utama
Standar Prosedur
Operasional Kedokteran
Dr. Hj. Aumas Pabuti, SpA, MARS
NIP : 19540713 198103 2 001
Pengertian Tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus atau karsinoma
bronkus (bronchogenic carcinoma)
Anamnesis Gambaran klinis kanker paru tidak banyak berbeda dengan
penyakit paru lain. Keluhan utama dapat berupa:
- Batuk-batuk dengan atau tanpa dahak
- Batuk darah
- Sesak nafas
- Suara serak
- Sakit dada
- Sulit/ sakit menelan
- Benjolan dipangkal leher
- Sembab muka dan leher, kadang-kadang disertai sembab
lengan dengan rasa nyeri yang hebat
- Gejala dan keluhan yang tidak khas seperti: berat badan
berkurang, nafsu makan hilang, demam hilang timbul dan
sindroma paraneoplastik.
2. RADIOTERAPI:
- kuratif : Bagian dari kemoradioterapi neoadjuvan pd
KPKBSK stage IIIA
- Paliatif : Meringankan keluhan pd SVKS, nyeri tulang
akibat invasi tumor kedinding dada dan metastase tumor di
tulang atau otak.
Syarat untuk radioterapi
Hb > 10 gr%
Trombosit > 100.000 / dl
Leukosit > 3.000/ dl
3. KEMOTERAPI: Dapat diberikan pada semua kasus kanker paru
Prinsip pemilihan kemoterapi adalah:
1. Platinum based therapy (sisplatin / karboplatin)
2. Respon obyektif satu obat anti kanker 15%
3. Toksisiti obat tidak melebihi grade 3 skala WHO
4. Harus dihentikan atau diganti bila setelah pemberian 3
siklus pada penilaian terjadi progresifiti tumor.
Syarat sebelum kemoterapi:
PS 70-80 atau < 2 skala WHO. Bila tampilan < 70 atau
usia lanjut, dapat diberikan obat anti kanker dg regimen
tertentu dan atau jadwal tertentu.
Hb 10 gr%, pada penderita anemia ringan tanpa
perdarahan akut, meski Hb< 10 gr% tidak perlu transfusi
darah segera, cukup diberi terapi sesuai dengan penyebab
anemia.
Granulosit 1500/ mm3.
Trombosit 100.000/ mm3
Fungsi hati baik
Fungsi ginjal baik (CCT > 70 ml/menit)
Edukasi
Prognosis
Tingkat Evidens
Tingkat Rekomendasi
Penalaah Kritis
Indikator Medis
Kepustakaan PDPI. Kanker Paru (Kanker Paru Jenis Karsinoma Bukan Sel
Kecil) Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksanaan di Indonesia
Edisi Revisi III. Jakarta, 2011: 1-48.
Panduan Praktek Klinik
TB PARU KASUS KAMBUH
No.Dokumen No. Revisi Halaman
RSUP. Dr. M. Djamil
Padang
Tanggal Ditetapkan,
Terbit/ revisi Direktur Utama
Standar Prosedur
Operasional Kedokteran
Dr. Hj. Aumas Pabuti, SpA, MARS
NIP : 19540713 198103 2 001
TB paru kasus kambuh adalah penderita TB paru yang sebelumnya
Pengertian pernah mendapat pengobatan dengan OAT dan telah dinyatakan
sembuh atau pengobatan lengkap, kemudian didiagnosis kembali
sebagai TB paru dengan pemeriksaan BTA (+) baik secara apusan
maupun dengan kultur
Anamnesis Gejala klinis sama seperti gejala TB paru pada umumnya
1. Gejala respiratorik
Batuk-batuk (dengan atau tanpa dahak) 2-3 minggu
Batuk darah
Sesak nafas
Nyeri dada
2. Gejala sistemik
Demam terutama sore/malam hari
Gejala sistemik lainnya: malaise, keringat malam, anoreksia,
berat badan menurun.