Anda di halaman 1dari 8

OMBAK

Ombak dideskripsikan dari segi panjangnya adalah jarak horizontal dari puncak ke
puncak, dan dideskripsikan dari segi tingginya adalah jarak vertikal dari dasar ke puncak.
Ombak dapat juga dideskripsikan dari segi periodenya, yaitu interval waktu dari munculnya
tau terbentuknya dua puncak konsekutif pada posisi tertentu.
Bentuk paling sederhana dari ombak ditemukan di perairan dalam, setelah angin sudah
mati. Bentuk ombak simetris dan berhubungan dengan dataran vertikal melalui puncaknya, dan
sesuai dengan teori Gerstner, partikel bergerak dalam bentuk lingkaran (Gambar 42). Ukuran
dari lingkaran lingkaran ini mengecil seiring dengan kedalaman; pada sekitar satu per
sembilan panjang gelombang diameter mengecil menjadi setengah, pada dua per sembilan
menjadi seperempat, pada tiga per sembilan menjadi satu per delapan, dan seterusnya. Sebuah
level akan dicapai pada saat dimana tidak ada gerakan yang dapat terdeteksi. Diketahui bahwa
ombak yang pendek menghilang kebawah lebih cepat dari ombak yang panjang, meskipun
qamplitudenya lebih besar. Dengan melakukan pengukuran di kapal selam, Vening Meinesz
membuktikan bahwa ombak pendek menghilang pada kedalaman yang lebih kecil daripada
ombak yang panjang. Secara teoritis, suatu gundukan dengan amplitude 6 m dan panjang 180
m memiliki 1.5 m amplitude pada 40 m dibawah permukaan dan 0.6 cm pada 200m.

Gambar 42. Pergerakan partikel air pada ombak perairan dalam dengan tinggi yang kecil.
Lingkaran lingkaran menunjukkan jalur pergerakan partikel. Ukuran dari orbit dibawah
permukaan ditunjukkan sesuai skala, dan garis ombak di bawah menunjukkan banyaknya
pergerakan vertikal pada level tersebut. Profil ombak dengan garis putus putus dan garis
putus putus yang mendekati vertikal menunjukkan posisi dari satu per delapan periode
selanjutnya dari garis yang ekuivalen. L = panjang gelombang.

Ketika kolom vertikal diamati (Gambar 43), ditemukan bahwa kolom tersebut bergerak
ke depan dan ke belakang seperti pohon jagung tertiup angin. Tetapi kolom tersebut juga
mengembang dan mengecil pada panjangnya. Pada saat puncak ombak lewat, kolom tersebut
tinggi dan tipis, kemudian bergerak pada arah yang sesuai dan kembali vertikal seiring dengan
ombak. Pada saat tersebut, kolom berada pada kondisi terpendek dan tertebal, setelah itu kolom
akan mengembang dan melengkung pada arah yang berlawanan.

Gambar 43. Gambarin skematik dari bentuk kolom air pada ombak pada perairan dalam
(Menurut Thorade dalam Defant et al 1940, Gambar 51, halaman 121)

Bentuk permukaan ombak bukan merupakan kurva sin, tapi merupakan trochoid, yaitu
suatu garis yang dideskripsikan dengan suatu titik pada pusat lingkaran yang memutar di bagian
bawah permukaan dataran. Untuk ombak dengan ketinggian yang kecil dimana rasio panjang
dan tinggi adalah 100 : 1 atau lebih, bentuk profilnya mendekati kurva sin. Puncak dari
gelombang trochoidal adalah sempit dan tinggi, dan bagian tengahnya lebar. Level air yang
konstan lebih dekat dengan bagian tengah. Pada perairan dangkal, sekitar tiga per empat dari
tinggi ombak, bervariasi sesuai keadaan, berada diatas level air konstan. Menurut toeri, tinggi
ombak dapat mencapai satu per tujuh dari panjang ombak, tetapi pada kenyataannya puncak
biasanya sudah tidak stabil dan mulai jatuh sebelum derajat ketinggian ini tercapai (lihat
gambar 82 untuk contoh). Biasanya ombak lebih tinggi dari satu per dua belas dari panjangnya,
dan rasio 1 : 20 atau 2: 30 paling sering terjadi. Tetapi apabila 2 set dari ombak menjadi satu,
terbentuk ombak piramidal yang lebih tinggi 1 : 12.
Hubungan antara panjang ombak (L), kecepatan (V), dan periode (T) dan V = L/T.
DenganV dalam meter per detik, L dalam meter, dan T dalam detik, diketahui pada perairan
dalam ( kedalaman lebih besar dari setengah panjang) V = 1.56T; L = 1.56 T2; V2 = 1.56L.
Karakteristik yang penting dari pergerakan partikel terendapkan adalah perpindahan massa
kecil dari air berada di arah pergerakan. Partikel air bergerak pada arah progres ketika partikel
tersebut berada diatas kedalaman rata rata, dan pada arah sebaliknya ketika partikel tersebut
dibawah kedalaman rata rata. Sesuai dengan penurunan kecepatan seiring kedalaman, partikel
tersebut bergerak lebih cepat pada arah progres daripada pada arah kebalikan progres. Setelah
menyelesaikan satu perputaran pada orbitnya, partikel tersebut menjadi lebih berkembang. Hal
ini berarti bahwa meskipun tanpa pengaruh angin, transportasi massa oleh air melalui arah
pergerakan (Gambar 44).

Gambar 44. Diagram menunjukkan orbit diikuti oleh partikel ketika dua ombak trochoidal
lengkap melewati P. Jarak perpindahan adlah A ke B dan B ke C.

Kecepatan dari transportasi massa cukup besar untuk ombak yang tinggi, tetapi sangat
kecil pada ombak yang rendah dengan periode yang panjang.
Dimana ombak mendekati perairan dangkal dan pergerakan mencapai dasar, partikel
partikel mengikuti jalur eliptikal. Menuju ke bawah, elipsis akan menjadi lebih datar dan
akhirnya menjadi garis lurus sepanjang dasar (Gambar 45).
Gambar 45. Ekuivalen dari Gambar. 43 untuk ombak pada perairan dangkal (Menurut Thorade
dalam Defant et al 1940, gambar 54, halaman 123).

Dapat ditunjukkan bahwa angin mempengaruhi pergerakan ombak dengan tiga proses
yang berbeda yang bekerja bersamaan. Yang pertama, angin menekan di belakang dan menarik
bagian depan ombak, mempercepat, mendorong, dan mendorong air ke bawah. Pada bagian
sebelah ombak, sebuah pusaran dengan axis horizontal terbentuk akibat angin tidak dapat
mengikuti bentuk tajam dari puncak ombak. Angin mengalir melewati pusaran dan menuju
bagian belakang dari ombak selanjutnya (Gambar 46).

Gambar 46. Gambaran skematik dari garis arus pada angin yang melewati ombak trochoidal
dan membentuk pusaran.

Dengan alasan yang jelas, transfer energi dengan mendorong dan menarik tergantung
pada perbedaan antara kecepatan angin dan kecepatan ombak. Jika ombak berpindah lebih
cepat daripada angin, mereka menghasilkan resistensi udara dan menyebabkan kehilangan
energi.
Perilaku dari angin ini, disebut dengan mendorong, kemungkinan dimulai pada
kecepatan rendah, tetapi menurut Jeffreys, pergerakan gelombang pertama tidak dapat dilihat
sampai panjang ombak mencapau 9cm dan angin telah mencapai 1.15 meter per detik.
Pada kondisi tertentu, ripples yang jauh lebih pendek telah diobservasi. Ripples ini sangat kecil
sehingga tegangan permukaan meningkatkan kecepatan pergerakan. Tegangan permukaan
bereaksi melawan deformasi seperti lapisan elastis. Kenaikan kecepatan dapat dibandingkan
dengan kenaikan nada dari senar alat musik. Pengaruh dari kapilaritas seperti pada Tabel 5,
untuk air laut dengan temperatur 15Oc.

Dengan ombak yang lebih besar, tegangan permukaan tidak lagi memiliki efek yang
terlihat dan kecepatan dipengaruhi sepenuhnya oleh gravitasi. Maka pada periode 10 detik
terjadi panjang gelombang 156 cm dan kecepatan 15.6 meter per detik.
Pengaruh kedua dari angin disebabkan oleh friksi, air terbawa maju pada puncak
gelombang dan bergerak seperti senar.
Lapisan permukaan air bergerak maju pada puncak, dan energi berpindah dari angin
menuju ombak. Pada bagian tengah, lapisan permukaan bergerak mundur, berlawanan dengan
arah angin, dan energi hilang. Apabila dua pergerakan ini sama, efek keduanya akan
mengkompensasi satu sama lain. Tetapi seperti yang dijelaskan diatas, ada perkembangan dari
partikel permukaan. Maka perpindahan energi dari angin ke ombak mendominasi. Hal ini
disebut tarikan angin. Meskipun ombak bergerak lebih cepat dari angin dan dorongan menjadi
negatif, tarikan dapat terus mentransfer energi kepada ombak karena partikel air bergerak jauh
lebih lambat daripada angin. Apabila hal ini tidak terjadi maka tidak ada penjelasan tentang
fakta bahwa ombak terkadang memiliki kecepatan lebih besar dari angin yang
menyebabkannya. Menurut perhitungan Jeffreys, efek ini tidak terjadi sampai angin mencapai
4.8 meter per detik.
Akhirnya angin mempengaruhi air dengan hisapan dan tekanan, seperti yang
ditunjukkan oleh Helmholtz dan Lord Kelvin. Melewati puncak, angin terkompresi dan
kecepatannya naik; maka tekanan menjadi lebih rendah. Sebaliknya, tekanan lebih terbentuk
di bagian tengah ombak (Gambar 47).
Pengaruh ini juga dibatasi untuk kecepatan angin yang melebihi 6.5 7 m per detik.
Dalam hubungan dengan pusaran arus yang disebutkan di atas, pengaruh ini sedikit
dipindahkan dalam arah perambatan. (Gambar 48). Bagaimanapun, efek ini adalah yang
terutama aktif dalam pembentukan kepala ombak pada ombak yang ada. Pengaruh ini pada
formasi ombak yang lebih besar dapat ditiadakan.
Gambar 47. Gambaran skema bentuk aliran melewati ombak menunjukkan isapan dan
tekanan yang diberikan pada air.

Untuk kekuatan angin yang diberikan, ada ukuran maksimum dari ombak. Ukuran
maksimum ini dapat dihasilkan hanya pada kedalaman air yang dasarnya tidak dapat
menghalangi perkembangan gerakan-gerakan ombak. Untuk ombak maksimum, dengan
kedalaman lebih dari satu sampai dua ratus meter dibutuhkan, kedalaman samudera di luar
paparan benua.

Gambar 48. Gambaran skema perpindahan isapan dan tekanan pada ombak disebabkan
oleh putaran arus di belakang puncak yang tajam.

Bagaimanapun, ukuran maksimum tidak dicapai seketika, tapi hanya seelah angin
bertiup untuk waktu yang cukup dan melewati jarak yang cukup jauh. Semakin besar angin,
semain lama angin tersebut menghasilkan ombak yang terbesar. Sedangkan sedikit riak dapat
mencapai ukuran maksimum mereka dalam beberapa menit, sebuah badai membutuhkan
berjam-jam dan jarang berlangsung cukup lama dalam area tertentu untuk mengembangkan
ukuran ombak maksimum yang mungkin secara teori. Sementara itu tidak hanya ukuran tapi
juga bentuk secara bertahap diubah. Kecepatan gelombang meningkat cepat dengan waktu dan
akhirnya bisa mencapai hampir 1.5 kali kecepatan angin pembangkit. Bersamaan kecuraman
menurun.
Jarak di mana angin bisa menangkap air disebut "jarak penarikan." Selama waktu
sementara angin bertindak untuk meningkatkan gelombang, gelombang disebarkan ke arah
depan. Oleh karena itu angin yang diberikan kekuatan tidak mampu mengangkat gelombang
ukuran maksimum langsung oleh tepi laut yang teduh tetapi hanya melewati sedikit dari jarak
penarikan. Untuk angin yang diberikan kecepatan ada jarak minimal penarikan untuk
membentuk ukuran ombak maksimum yang mungkin. Semakin kuat angin, semakin besar
penarikan tersebut. Sebaliknya, untuk setiap penarikan ada ukuran maksimum ombak yang
dapat dibangkitkan oleh angin terkuat. Dalam reentrant minor dari laut, jarak penarikan tentu
saja kecil, dan untuk alasan ini benar-benar ombak yang besar yang ditemui hanya dalam
cekungan laut yang luas. Tabel 6 menunjukkan ukuran maksimum ombak untuk jarak
penarikan yang berbeda dengan angin 60 km per jam.

Tabel 6. Jarak penarikan dan bersamaan tinggi ombak maksimum, dengan kecepatan
angin 60 km per jam

Untuk membentuk ombak yang sangat besar diamati di alam dibutuhkan jarak
penarikan paling sedikit 1000 km. Hal itu diperlukan tenaga penuh dari badai yang bertiup 100
km per jam menyambar ombak melewati seluruh jarak ini untuk panjang waktu yang cukup.
Bukan masalah yang sederhana untuk menentukan ukuran terbaik gelombang dapat
mencapai laut, seperti penentuan jarak vertikal antara puncak dan lewat selama badai parah
adalah bukan tugas ringan. Tinggi terbaik sejauh dipastikan dengan stereotopik fotografi adalah
16 m. Perbedaan dan ketidakakuratan metode adalah untuk mencari titik pada level di atas jalur
air yang terlihat puncak pada horizon sesaat kapal ada pada dasar palung. Tinggi mata di atas
jalur air kemudian harus sesuai dengan ukuran ombak. Dengan metode ini hampir tidak dapat
digambarkan tinggi dipastikan, mencapai 20 hingga 25 m atau setara dengan 5 6 gedung
bertingkat. Sebuah piramida raksasa dibentuk oleh gangguan dua rangkaian ombak dapat
meningkatkan tinggi lebih baik, dan ombak yang tersendiri lebih 30 m telah dilaporkan.
Panjang ombak dari badai pemecah yang sangat besar pasti beberapa ratus meter. Di
Mediterranean, dimana jarak penarikan terbatas, ombak tertinggi yang dilaporkan sekitar 4 5
m. Sebuah tinggi lebih dari 15 m, bahkan dalam lautan luas tentu luar biasa dan ukuran rata-
rata kemungkinan selalu lebih kecil. Panjang ombak menentukan 15 m dalam tinggi umumnya
dalam urutan 300 m.
Upaya telah dibuat untuk menemukan formula untuk menghitung tinggi ombak dari
tenaga angin, mengasumsikan kedalaman, jarak penarikan, dan waktu yang cukup yang
dibolehkan untuk pengembangan maksimum. Satu formula empiris adalah h = 1/3 W, dimana
h adalah tinggi dalam meter dan W adalah kecepatan dari angin dalam meter per detik. Formula
lainnya ada namun tidak ada satupun muncul untuk aplikasi secara umum.
Selama perang dunia 2, pegawai Scripps Institution of Oceanography, La Jolla,
mempelajari masalah formasi ombak. Hasil yang sangat penting tersebut dipublikasikan dalam
laporan oleh Scripps Institution dan oleh Hydrographic Office dari US Navy Department (lihat
juga Munk dan Traylor, 1947). Mereka tiba pada kesimpulan bahwa tidak ada bukti energi
ombak tidak teratur oleh viskositas. Di laut dalam, dorongan (atau resistensi air) dan adukan
angin di permukaan laut adalah proses utama mengubah tinggi atau kecepatan dari ombak.
Formula yang diperoleh untuk menghitung ukuran ombak dari kekuatan dan durasi angin dan
jarak penarikan hampir sesuai dengan data observasi. Hal ini dapat membawa kita terlalu jauh
untuk mencatat hasil dari berbagai detail, tetapi sedikit contoh bisa membuktikan kepentingan.
Angin 50 km per jam berhembus selama 5 jam telah membangkitkan ombak terbesar dicapai
untuk jarak penarikan yang ada sampai jarak 45 km dari bibir pantai, dimana tinggi ombak
sebesar 3 m. Setelah 25 jam ukuran maksimum dicapai 400 km dari pantai, dimana tingg ombaj
4.5 m. Angin 105 km per jam membutuhkan jarak penarikan 1500 km untuk efek tinggi ombak
20 m dan harus berlanjut untuk 50 jam untuk melakukannya.
Dari observasi hubungan empiris ditunjukkan dalam Tabel 7 telah dideduksi,
ditambahkan ukuran yang sesuai oleh tabel dari laporan Scripps.

Tabel 7. Hubungan empiris dan hitungan antara kecepatan angin dan tinggi ombak
dengan jarak penarikan yang baik.

Anda mungkin juga menyukai