A. Pengkajian
a) Identitas pasien
1. Nama
2. umur
3. alamat
4. suku,
5. bangsa
6. pendidikan
7. pekerjaan.
b) Pemeriksaan umum
a.) Kepala
Pengkajian kepala meliputi : ukuran , kesimetrisan, distribusi rambut dan
lingkar kepala. Pada klien dengan epileapsi biasanya klien mengeluhkan
nyeri oleh karena adanya spasme atau penekanan pada tulang tengkorak
akibat peningkatan TIK sewaktu kejang.
b.) Mata
d) Mulut
g) Dada
h) Abdomen
Atas : pengkajian meliputi : kesimetrisan, antara tangan kanan dan kiri, kaji
kekuatan ektermitas atas dengan menyuruh anak meremas jarinya. Pada
penderita epilepsi biasanya terdapat aktivitas kejang pada ekstermitas
Bawah : pengkajianya meliputi kesimetrisan antara kaki kanan dan kiri, kaji
kekuatan ektermitas bawah. Pada penderita epilepsi biasanya terdapat aktivitas
kejang pada ekstemitas
j) Genetalia
keluhan utama:
f) Riwayat psikososial
3) Isolasi sosial b.d rendah diri terhadap keadaan penyakit dan stigma buruk
penyakit epilepsi dalam masyarakat
6) Gangguan persepsi sensori b.d gangguan pada nervus organ sensori persepsi
1) Resiko cedera b.d aktivitas kejang yang tidak terkontrol (gangguan keseimbangan).
Kriteria hasil : tidak terjadi cedera fisik pada klien, klien dalam kondisi aman, tidak
ada memar, tidak jatuh
Intervensi Rasional
Observasi:
Anjurkan pasien untuk memberi tahu jika Sebagai informasi pada perawat untuk
merasa ada sesuatu yang tidak nyaman, segera melakukan tindakan sebelum
atau mengalami sesuatu yang tidak biasa terjadinya kejang berkelanjutan
sebagai permulaan terjadinya kejang.
Berikan informasi pada keluarga tentang Melibatkan keluarga untuk mengurangi
tindakan yang harus dilakukan selama resiko cedera
pasien kejang
Kriteria hasil : nafas normal (16-20 kali/ menit), tidak terjadi aspirasi, tidak ada
dispnea
Intervensi Rasional
Mandiri:
Anjurkan klien untuk mengosongkan mulut menurunkan resiko aspirasi atau masuknya
dari benda / zat tertentu / gigi palsu atau alat sesuatu benda asing ke faring.
yang lain jika fase aura terjadi dan untuk
menghindari rahang mengatup jika kejang
terjadi tanpa ditandai gejala awal.
3) Isolasi sosial b.d rendah diri terhadap keadaan penyakit dan stigma buruk penyakit
epilepsi dalam masyarakat
Kriteria hasil:
Intervensi Rasional
Observasi:
Identifikasi dengan pasien, factor- factor yang Memberi informasi pada perawat tentang
berpengaruh pada perasaan isolasi sosial factor yang menyebabkan isolasi sosial pasien
pasien
Mandiri:
Anjurkan keluarga untuk memberi motivasi Keluarga sebagai orang terdekat pasien, sangat
kepada pasien mempunyai pengaruh besar dalam keadaan
psikologis pasien
Memberi informasi pada keluarga dan teman Menghilangkan stigma buruk terhadap
dekat pasien bahwa penyakit epilepsi tidak penderita epilepsi (bahwa penyakit epilepsi
menular dapat menular).
ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP)
EPILEPSI
OLEH :
KELOMPOK 5 :
1. DEWI WAHYUNI
2. LESTARI
3. RIA SAPUTRI
4. RUSTAN EFENDI
5. SRI GANTI D.RONTA
TP : 2015