Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Sebagai calon seorang guru, hendaknya mahasiswa perlu menyiapkan mental
yang kuat sebelum praktik pembelajaran disekolah. Persiapan mental berkenaan
dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses belajar mengajar baik persiapan,
pelaksanaan, evaluasi, maupun tindak lanjut kegiatan belajar mengajar.
Agar calon guru memperoleh kesiapan mental yang memadai serta
membentuk pribadi calon guru yang semakin baik, maka perlu dilaksanakan
pengajaran mikro secara kontinyu. Oleh karena itu pengajaran mikro harus dibuat
sedemikian rupa sehingga menyerupai keadaan kelas yang sesungguhnya. Tanpa dan
proses pelatihan yang secara terus menerus tidak akan memperoleh kesiapan mental
yang memadai. Karena tanpa kesiapan mental mahasiswa akan menemui kesulitan
ketika praktik pembelajaran didepan kelas yang sesunggguhnya.
Didalam pengajaran mikro terdapat beberapa keterampilan dasar mengajar
yang akan membuat calon guru mempunyai persiapan mengajar yang efektif. Dimana
seorang calon guru harus dapat mengembangkan tingkah laku siswa yang diinginkan
dan meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan, dapat mengembangkan
hubungan interpersonal dan iklim sosioemosional yang positif, serta mempertahankan
organisasi kelas yang efektif. Tujuan mengelola kelas itu sendiri adalah agar semua
siswa yang ada didalam kelas dapat belajar dengan optimal dan mengatur sarana
pembelajaran serta mengendalikan suasana belajar yang menyenangkan untuk
mencapai tujuan belajar.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan diskusi kelompok?
2. Apakah tujuan diskusi kelompok?
3. Bagaimanakah manfaat metode diskusi kelompok bagi siswa?
4. Bagaimanakah prinsip pelaksanaan diskusi kelompok?
5. Apa saja komponen diskusi kelompok?
6. Apa sajakah hal yang harus dihindari oleh guru selama metode diskusi kelompok?
7. Bagaimanakah kelebihan dan kelemahan metode diskusi kelompok?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mengetahui pengertian diskusi kelompok.
2. Mengetahui tujuan dilaksanakannya metode diskusi kelompok.
3. Mengetahui manfaat pelaksanaan diskusi kelompok bagi siswa.
4. Mengetahui prinsip-prinsip pelaksanaan diskusi kelompok.
5. Mengetahui komponen diskusi kelompok.
6. Mengetahui hal-hal yang harus dihindari oleh guru selama pelaksanaan diskusi
kelompok.
7. Mengetahui kelemahan dan kelebihan metode diskusi kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DISKUSI KELOMPOK


Menurut Mulyasa dalam Suwarna (2006:79) diskusi kelompok adalah suatu
proses percakapan yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi
tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi/pengalaman,
mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah.
Pendapat yang lain dikemukakan oleh Usman (2005:94) diskusi kelompok
adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi
tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman dan informasi, pengambilan
kesimpulan/pemecahan masalah.
Dari kedua pendapat dapat disimpulkan bahwa diskusi kelompok kecil adalah
suatu proses yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap
muka secara informal untuk berbagi informasi dan pengalaman serta mengambil
kesimpulan atau pemecahan masalah.
Sebenarnya, tidak semua pembicaraan yang dilakukan oleh sekelompok kecil
orang dapat disebut sebagai diskusi. Metode diskusi dalam pembelajaran terdapat
berbagai macam diskusi. Ditinjau dari bentuknya, metode diskusi dapat dibedakan
sebagai berikut:
1. Whole Group, merupakan bentuk diskusi kelompok besar (pleno, klasikal,
paripurna)
2. Buzz Group, merupakan suatu diskusi kelompok kecil yang terdiri dari (3-6)
orang. Tempat duduk diatur sedemikian rupa sehingga siswa saling
berhadapan untuk memudahkan pertukaran pendapat.
3. Panel, merupakan suatu diskusi kelompok kecil (3-6) orang yang dianggap
ahli untuk mendiskusikan objek tertentu dengan cara duduk melingkar yang
dipimpin oleh seorang moderator.
4. Syndicate Group, merupakan bentuk diskusi dengan cara membagi kelas
menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari (3-6) orang yang masing-
masing melakukan tugas-tugas yang berbeda. Guru menjelaskan garis besar
masalah dengan aspek-aspeknya. kemudian tiap kelompok bertugas
membahas suatu aspek tertentu yag berbeda dengan kelompok lainnya dan
membuat kesimpulan untuk dilaporkan dalam sidang pleno serta didiskusikan
lebih lanjut.
5. Simposium, merupakan bentuk diskusi yang dilaksanakan dengan membahas
berbagai aspek dengan subjek tertentu. Dalam kegiatan ini sering
menggunakan sidang paralel, karena ada beberapa orang penyaji. Setiap
penyaji menyajikan karyanya dalam waktu 5-20 menit diikuti dengan
sanggahan dan pertanyaan dari audience/peserta. Bahasan dan sanggahan
dirumuskan oleh panitia sebagai hasil simposium.
6. Brainstorming, merupakan suatu diskusi di mana anggota kelompok bebas
menyumbangkan ide-ide baru terhadap suatu masalah tertentu, di bawah
seorang ketua dan dilaksanakan dengan cepat (waktu pendek). Semua ide
yang sudah masuk dicatat untuk kemudian diklasifikasikan menurut suatu
urutan tertentu. Suatu saat mungkin ada diantara ide baru tersebut yang dirasa
menarik untuk dikembangkan.
7. Informal Debate, merupakan diskusi dengan cara membagi kelas menjadi 2
kelompok yang pro dan kontra yang dalam diskusi ini diikuti dengan
tangkisan dengan tata tertib yang longgar agar diperoleh kajian yang dimensi
dan kedalamannya tinggi.
8. Seminar, pada umumnya merupakan suatu pembahasan yang bersifat ilmiah.
Suatu pokok persoalan dibahas secara teoritis, bila perlu dibuka suatu
pandangan umum. Berdasarkan kertas kerja yang ada, peserta menjadi
beberapa kelompok untuk membahas lebih lanjut. Pimpinan kelompok
sewaktu waktu menyimpulkan kerja kelompoknya dan dari hasil-hasil
kelompok disusun suatu perumusan oleh panitia perumus yang ditinjau.
9. Colloqinin, merupukan suatu kegiatan dimana siswa dihadapkan pada nara
sumber untuk mengajukan pertanyaan. selanjutnya mengandung pertanyaan-
pertanyaan tambahan dari siswa-siswa yang lain. Dengan maksud untuk
memperjelas bahan pelajaran yang telah diterima.
10. Fish Rowt, diskusi terdiri dari beberapa orang peserta yang dipimpin oleh
seorang ketua. Tempat duduk diatur setengah lingkaran dengan dua atau tiga
kursi kosong menghadap peserta, seolah-olah menjaring ikan dalam sebuah
mangkuk. Kelompok pendengar yang ingin menyumbangkan pikiran dapat
duduk di kursi kosong tersebut. Ketua mempersilahkan berbicara dan setelah
selesai kembali ketempat semula.
Agar dapat disebut sebagai diskusi kelompok kecil, syarat-syarat berikut harus
dipenuhi:
1. Melibatkan kelompok, yang anggotanya berkisar antara 3-9 orang.
2. Berlangsung dalam situasi tatap muka yang informal, artinya semua anggota
kelompok berkesempatan saling melihat,mendengar,serta beromunikasi secara
bebas dan langsung.
3. Mempunyai tujuan yang mengikat anggota kelompok sehingga terjadi kerja
sama untuk mencapainya.
4. Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis menuju kepada
tercapainya tujuan kelopok.

B. TUJUAN DISKUSI KELOMPOK


Tujuan membimbing diskusi kelompok kecil menurut Mulyasa dalam
Suwarna (2006:80) keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil bertujuan
sebagai berikut:
1. Siswa dapat saling memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi
gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan oleh mereka.
2. Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir
dan komunikasi.
3. Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
Dengan kegiatan diskusi setiap orang diharapkan mempunyai pendirian dan
arah yang jelas tentang persoalan yang didiskusikan. Hal ini berguna ketika terjun di
masyarakat, banyak persoalan yang harus segera ditangani dengan pemikiran yang
rasional, runtut dan mudah dipahami dan diterima masyarakat.
Dadang Sukirman mengutarakan tujuan dan manfaat kegiatan diskusi antara
lain:
1. Memupuk sikap toleransi
2. Memupuk kehidupan demokrasi
3. Mendorong pembelajaran secara aktif
4. Menumbuhkan rasa percaya diri

C. MANFAAT DISKUSI KELOMPOK BAGI SISWA


Diskusi kelopok kecil bermanfaat bagi siswa untuk:
1. Berbagi informasi dan pengalaman dalam memecahkan masalah
2. Meningkatkan pemahaman atas masalah penting
3. Meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
4. Mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi
5. Membina kerjasama yang sehat serta kelompok yang kohesif dan
bertanggungjawab.

D. PRINSIP-PRINSIP DISKUSI KELOMPOK


Hasibuan dalam Suwarna (2006:81-82) mengemukakan ada dua prinsip yang
digunakan dalam membimbing diskusi kelompok kecil yaitu sebagai berikut:
1. Diskusi hendaknya berlangsung dalam iklim terbuka
Hal ini ditandai dengan adanya keantusiasan berpartisipasi, kehangatan
hubungan antar pribadi, kesediaan menerima dan mengenal lebih jauh topic
diskusi dan kesediaan menghargai pendapat orang lain.
Dengan demikian semua anggota kelompok mempunyai keinginan untuk
dikenal dan dihargai dapat merasa merasa aman dan bebas mengemukakan
pendapat.
2. Perlu perencanaan dan persiapan yang matang
Perencanaan dan persiapan tersebut adalah sebagai berikut:

a) Topic yang dipilih hendaknya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai,
minat, dan kemampuan siswa
b) Masalah hendaknya mengandung jawaban yang kompleks, bukan jawaban
tunggal
c) Adanya informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topic tersebut
agar para siswa memiliki latar belakang pebgetahuan yang sama
d) Guru harus benar-benar siap dengan sumber informasi sebagai motivator
sehingga mampu memberikan penjelasan dan mengerjakan pertanyaan-
pertanyaan yang dapat memotivasi siswa.

E. KOMPONEN DISKUSI KELOMPOK


Dalam diskusi kelompok kecil, guru berperan sebagai pemimpin dan
pembimbing diskusi. Guru harus mengupayakan agar diskusi tersebut berjalan dengan
optimal. Beberapa keterampilan yang harus dimiliki guru sebagai pemimpin diskusi
adalah:

1. Memusatkan perhatian
Biasanya begitu guru mengumumkan pembagian kelompok sampai duduk
di kelompoknya masing-masing, kelas jadi ramai.Suara anak dan kursi yang
ditarik membuat kelas menjadi berisik. Waktu itu biasanya ditambah lagi
dengan selingan omongan lain di luar topik diskusi, atau bercanda antar
anggota kelompok. Kondisi seperti itu tidak boleh dibiarkan berlama-lama,
guru harus segera mengatasi masalah tersebut.
Masalah yang muncul pada saat diskusi kelompok tersebut dapat diatasi
dengan memusatkan perhatian siswa. Pemusatan perhatian siswa dapat
dilakukan guru, antara lain dengan:
a) Menyampaikan kembali tujuan diskusi dan bagaimana cara
mencapainya. Untuk membantu siswa memahami topik diskusi guru
dapat membantu dengan mengajukan pertanyaan seputar topik yang
sedang dibicarakan. Pertanyaan harus focus dan bersifat menantang
siswa untuk tahu banyak hal tentang topik tersebut,
b) Menyampaikan masalah-masalah khusus dan pada saat diskusi terlihat
melenceng, guru mengingatkan kembali tentang hal tersebut,
c) Mencermati setiap penyimpangan yang terjadi dan selalu
mengingatkan supaya setiap kelompok kembali pada rambu-rambu
yang telah disepakati,
d) Membuat kesimpulan pada akhir subpermasalahan, untuk menghimpun
pendapat-pendapat siswa tentang subtopik tersebut. pendapat dan
gagasan siswa di dalam kelompok bisa dimanfaatkan guru untuk
meningkatkan hasil diskusi kelompok.
Berikut diberikan cara memanfaatkan gagasan siswa:
Memberikan pengakuan terhadap gagasan siswa dengan cara
mengulangi bagian penting yang diucapkan oleh siswa tersebut.
Memodifikasi gagasan siswa tersebut dengan cara menguraikannya
kembali.
Menggunakan gagasan siswa untuk mencapai kesimpulan.
Membandingkan gagasan siswa dengan gagasan siswa lainnya.
Merangkum hal-hal telah diuraikan oleh siswa di dalam kelompok.

2. Memperjelas masalah dan memberikan urunan


Diskusi kelompok kadang diwarnai oleh silang pendapat antar anggota.
Guru mendengarkan apa yang diperdebatkan oleh anggota kelompok tersebut.
Bila perdebatan untuk mendapatkan sebuah kesepakatan, maka itu pertanda
bagus untuk berkembangnya kemampuan komunikasi antar siswa. Tapi
apabila menurut guru menunjukkan tanda-tanda keluar dari topik atau salah
konsep, maka guru harus mengingatkan kembali, sehingga anak kembali pada
topik yang benar. Memperjelas ide, pendapat, atau gagasan siswa dapat
dilakukan dengan cara:
a) Menguraikan kembali atau merangkum sumbangan pikiran dari siswa
tersebut sehingga menjadi jelas.
b) Meminta siswa untuk memberi komentar, dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang membantu siswa memperjelas ide yang
dimaksud dan mengembangkannya.
c) Menguraikan gagasan siswa dengan memberi ulasan dan tambahan
informasi, atau contoh-contoh yang tepat, sehingga semua anggota
kelompok memperoleh pengertian yang sama terhadap konsep yang
sedang dibicarakan.
Aktivitas-aktivitas memperperjelas yang dilakukan guru akan
meningkatkan efektivitas waktu, memperjelas masalah, dan memotivasi siswa
untuk menggali lebih dalam materi ajar tersebut. Motivasi tersebut akan
terbawa pada saat siswa merdiskusi untuk sub atau topik berikutnya.

3. Menganalisis pandangan siswa


Diskusi kelompok kecil membuka kesempatan partisipasi baik dalam
mengemukakan pendapat, gagasan, maupun menyanggah pendapat teman di
dalam kelompoknya. Kadang-kadang antar anggota kelompok terjadi
perdebatan. Perdebatan menandakan iklim interaksi sudah berkembang.
Namun sebagai control, guru perlu mengawasi jalannya perdebatan tersebut.
Bila siswa tidak menemukan jalan keluar dari perbedaan pendapat tersebut,
maka harus menganalisis pendapat siswa, apakah pendapat atau gagasan
tersebut dilandasi oleh argumentasi yang kuat. Guru juga dapat menengahi
dengan cara kembali memperjelas hal-hal yang sudah disepakati sebelum
diskusi.

4. Meningkatkan urunan siswa


Sebagian siswa senang mengemukakan pendapat, tapi belum tentu
pendapat itu tepat atau benar. Diskusi kelompok menfasilitasi anak untuk
saling melengkapi dan saling mengkoreksi satu sama lain. Sehingga gagasan
yang bagus dari siswa terjaring pada diskusi kelompok dan bermanfaat bagi
siswa lain di dalam kelompoknya, dengan kata lain meningkatkan sumbangan
terhadap kelompok. Untuk meningkatkan urunan pendapat siswa guru sebagai
pembimbing dapat melakukan hal-hal berikut:
a) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan kunci yang menantang siswa
untuk berpikir, sehingga memunculkan ide baru,
b) Memberikan contoh-contoh baik verbal maupun non verbal pada
waktu yang tepat. Contoh non verbal misalnya gambar, grafik,
diagram, dan cerita atau narasi.
c) Menciptakan suasana diskusi yang terbuka dan bersahabat
d) Mengembangkan suasana kondusif di dalam kelompok, melalui
pertanyaan-pertanyaan yang mengundang perbedaan pendapat,
e) Memberi waktu yang cukup kepada anggota kelompok untuk berpikir,
tanpa diganggu oleh komentar-komentar guru,
f) Memberi dukungan nyata terhadap pendapat siswa dengan cara
mendengarkan dengan penuh perhatian, memberiikan komentar positif,
menampilkan mimik senang dan bangga terhadap mereka, serta
menampilkan sikap bersahabat. Semua yang dilakukan oleh guru
tersebut memberii dampak psikologis yang mendorong siswa
menemukan gagasan baru.

5. Menyebarkan kesempatan untuk berpartisipasi


Salah satu ciri dikusi kelompok adalah tujuan bersama yang dicapai secara
bersama-sama. Tugas guru pada saat siswa berdiskusi adalah memantau
jalannya diskusi. Mengamati apakah ada siswa yang pasif di dalam kelompok,
karena tidak diberi kesempatan atau memang karena pemalu atau tidak punya
keberanian untuk mengemukakan pendapat.
Guru harus menganalisis penyebab ada siswa yang tidak berkontribusi
terhadap kelompoknya. Karena di dalam diskusi kelompok semua siswa bebas
menyampaikan pendapat. Tidak boleh ada dominasi oleh anggota kelompok
tertentu. Karena dominasi berarti tidak terjadi diskusi, maka tujuan diskusi
tidak tercapai bila diskusi didominasi oleh siswa tertentu saja.
Tugas guru sebagai pemimpin diskusi adalah mengaktifkan semua anggota
kelompok. Memfasilitasi agar semua siswa berkontribusi terhadap kelompok.
Upaya yang dapat dilakukan guru mengatasi masalah ini antara lain:
a) Mengeluarkan pernyataan untuk meyakinkan siswa bahwa dia pasti
bisa. Bahwa dia pasti punya gagasan, bila disampaikan akan
bermanfaat bagi teman-temannya di kelompok.
b) Mengatasi kondisi pembicaraan serentak (lebih dari satu orang bicara
sacara bersamaan). Memberi kesempatan pertama untuk
menyampaikan pendapat pada siswa yang pendiam.
c) Mencegah monopoli pembicaraan oleh siswa tertentu.
d) Mendorong siswa memberi komentar terhadap gagasan temannya,
sehingga suasana diskusi menjadi hidup.
e) Apabila siswa di dalam kelompok tidak menemukan kesepakatan dari
apa yang mereka debatkan, guru dapat menengahi dengan cara
memilih salah satu pendapat, dan meyakinkan siswa dengan berbagai
alasan bahwa pendapat inilah yang paling tepat.

6. Menutup diskusi
Agar diskusi memberikan makna bagi siswa dan guru dapat gambaran
apakah tujuan diskusi tercapai atau tidak, sebagai pemimpin diskusi guru
harus menutup diskusi. Aktivitas penutupan diskusi adalah:
a) Membuat rangkuman hasil diskusi, dapat dilakukan oleh guru dengan
menghimpun pendapat siswa dari semua kelompok. Ini juga dapat
dilakukan guru dengan menunjuk satu atau dua kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi mereka. Guru berperan sebagai
narasumber yang menarik benang merah dari apa yang disampaikan
oleh siswa. Sehingga semua siswa di kelas mendapatkan konsep yang
benar.
b) Memberikan gambaran tindak lanjut atau menyampaikan topik diskusi
berikutnya.
c) Bertukar pendapat dengan siswa tentang proses diskusi yang sudah
berlangsung, untuk mengetahui pendapat siswa atau kepuasan mereka
terhadap proses diskusi. Hasil diskusi ini menjadi masukan berharga
bagi guru untuk merencanakan diskusi berikutnya lebih sesuai dengan
kebutuhan siswa.

F. HAL-HAL YANG HARUS DIHINDARI SELAMA DISKUSI KELOMPOK


Dalam melaksanakan diskusi kelompok pada peserta didik, ada beberapa hal
yang harus dihindari oleh guru selama keberlangsungan diskusi kelompok, hal
tersebut antara lain:
a) Mendominasi diskusi sehingga siswa tidak diberi kesempatan.
b) Membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi.
c) Membiarkan terjadinya penyimpangan dari tujuan diskusi dengan
pembicaraan yang tidak relevan.
d) Membiarkan siswa yang enggan berpartisipasi.
e) Tidak memperjelas atau mendukung urunan pikir siswa
f) Gagal mengakhiri diskusi secara efektif

G. KELEMAHAN DAN KELEBIHAN DISKUSI KELOMPOK


1. Kelebihan metode diskusi kelompok adalah :
a) Kelompok menjadi kaya dengan ide dan informasi untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik.
b) Suasana kelas hidup, sebab para siswa mengarahkan pemikirannya kepada
masalah yang sedang didiskusikan. Partisipasi siswa menjadi lebih baik.
c) Siswa dapat belajar menghargai pendapat orang lain.
d) Melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
e) Dapat menaikkan prestasi kepribadian individual seperti toleransi, sikap
demokratis, sikap kritis, berpikir sistematis dan sebagainya.
f) Siswa dapat belajar bermusyawarah.
g) Termotivasi oleh kehadiran teman.
h) Mengurangi sifat pemalu.
i) Anak merasa terikat untuk melaksanakan keputusan kelompok.
j) Meningkatkan pemahaman diri anak.
k) Melatih sisa untuk berfikir kritis.

2. Kelemahan metode diskusi kelompok adalah :


a) Diskusi pada umumnya dikuasai oleh siswa yang gemar berbicara.
b) Bagi siswa yang tidak ikut aktif ada kecenderungan untuk melepaskan diri
dari tanggung jawab.
c) Pendapat serta pertanyaan siswa dapat menyimpang dari pokok persoalan.
d) Sulit digunakan di tingkat rendah pada sekolah dasar.
e) Waktu belajar lebih panjang (dapat terjadi pemborosan waktu).
f) Anak yang pemalu dan pendiam menjadi kurang agresif.
g) Dominasi siswa tertentu dalam diskusi.
h) Tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran ketika siswa kurang siap
mengikuti kegiatan pembelajaran.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur, yang


melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka secara informal untuk
berbagi informasi dan pengalaman serta mengambil kesimpulan atau pemecahan
masalah.
Tujuan Diskusi
1. Siswa dapat saling memberi informasi atau pengalaman dalam
menjelajahi gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan oleh
mereka.
2. Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk
berpikir dan komunikasi.
3. Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
Manfaat Diskusi
a) Berbagi informasi dan pengalaman dalam memecahkan masalah
b) Meningkatkan pemahaman atas masalah penting
c) Meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
d) Mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi
e) Membina kerjasama yang sehat serta kelompok yang kohesif dan
bertanggungjawab.
Prinsip-prinsip Diskusi Kelompok
1. Diskusi hendaknya berlangsung dalam iklim terbuka
2. Perlu perencanaan dan persiapan yang matang
Komponen-komponen dalam Diskusi Kelompok
a. Memusatkan perhatian siswa
b. Memperjelas masalah
c. Menganalisis pandangan siswa
d. Meningkatkan urunan siswa
e. Menyebar kesempatan
f. Menutup diskusi
Hal-hal yang harus dihindari dalam diskusi
a. Mendominasi diskusi sehingga siswa tidak diberi kesempatan.
b. Membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi.
c. Membiarkan terjadinya penyimpangan dari tujuan diskusi dengan
pembicaraan yang tidak relevan.
d. Membiarkan siswa yang enggan berpartisipasi.
e. Tidak memperjelas atau mendukung urunan pikir siswa
f. Gagal mengakhiri diskusi secara efektif
Kelebihan Diskusi
a) Kelompok menjadi kaya dengan ide dan informasi untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik.
b) Suasana kelas hidup, sebab para siswa mengarahkan pemikirannya kepada
masalah yang sedang didiskusikan. Partisipasi siswa menjadi lebih baik.
c) Siswa dapat belajar menghargai pendapat orang lain.
d) Melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
e) Dapat menaikkan prestasi kepribadian individual seperti toleransi, sikap
demokratis, sikap kritis, berpikir sistematis dan sebagainya.
Kelemahan Diskusi
1. Diskusi pada umumnya dikuasai oleh siswa yang gemar berbicara.
2. Bagi siswa yang tidak ikut aktif ada kecenderungan untuk
melepaskan diri dari tanggung jawab.
3. Pendapat serta pertanyaan siswa dapat menyimpang dari pokok
persoalan.
4. Sulit digunakan di tingkat rendah pada sekolah dasar.
5. Waktu belajar lebih panjang (dapat terjadi pemborosan waktu).

B. SARAN
Metode diskusi merupakan metode yang sebenarnya cukup bagus dalam
proses pembelajaran. Karena melalui metode diskusi, siswa mampu belajar
secara aktif dan dapat saling menyumbangkan pendapat antara siswa satu
dengan siswa yang lain. Namun pada saat ini, metode ini belum dapat
diterapkan secara maksimal oleh guru. Hal ini disebabkan karena guru belum
dapat memfasilitasi atau mengarahkan siswa melalui metode pembelajaran
diskusi kelompok ini. Oleh karena itu guru perlu meningkatkan kemampuan dan
daya kreativitas untuk menemukan ide-ide atau terobosan baru agar metode
semacam diskusi ini dapat terlaksana secara maksimal dan dapat berhasil dalam
penerapannya.
DAFTAR PUSTAKA

Andri.2008. Teknik Memimpin Diskusi Kelompok, (Online),


(http://putraindo.blogspot.com/2008/12/teknik-memimpin-diskusi-kelompok.html, diakses 1
Mei 2014).
Rudyunismuh. 2010. Penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil, (Online)
(http://rudyunismuh.blogspot.com/2010/11/penerapan-metode-diskusi-kelompok-kecil.html,
diakses 1 Mei 2014).
Susanto, Pudyo. 2006. Keterampilan Membimbing Diskusi. Dalam UPT Program
Pengalaman Lapangan (Ed.), Pengajaran Mikro Berbasis Kompetensi Malang: Universitas
Negeri Malang.
Sukarni. 2010. Keterampilan Membimbing Diskusi, (Online),
(http://sukarnidhm.blogspot.com/2010/02/keterampilan-membimbing-diskusi.html, diakses 1
Mei 2014).
Tyanuari. 2013. Keterampilan Membimbing Diskusi, (Online),
(http://tyanuari.blogspot.com/2013/04/keterampilan-membimbing-diskusi.html , diakses 1
Mei 2014)
http://areknerut.wordpress.com/2013/01/01/keterampilan-membimbing-diskusi-kelompok-
kecil/

Anda mungkin juga menyukai