Fisika Dasar Mekanika Energi Gerak 678 PDF
Fisika Dasar Mekanika Energi Gerak 678 PDF
2.1 PENGANTAR
Pada bab ini disajikan materi tentang ilmu yang mengupas tentang kinematika,
dinamika dan statika; konsep usaha dan energi, serta momentum dan impuls.
Kinematika adalah mempelajari mengenai gerak benda tanpa memperhitungkan
penyebab terjadi gerakan itu. Benda diasumsikan sebagai benda titik yaitu ukuran, bentuk,
rotasi dan getarannya diabaikan tetapi massanya tidak.
Cabang dari ilmu mekanika yang mempelajari gerak partikel dengan meninjau
penyebab geraknya dikenal sebagai dinamika. Dalam bab ini kita akan membahas konsep-
konsep yang menghubungkan kondisi gerak benda dengan keadaan-keadaan luar yang
menyebabkan perubahan keadaan gerak benda.
Konsep fisika dalam dinamika selain Hukum Newton yang juga dapat digunakan
untuk mengetahui keadaan gerak suatu benda yang menghubungkan pengaruh luar (gaya)
dengan keadaan gerak benda, adalah konsep usaha (kerja) dan energi (tenaga). Bedanya
dengan konsep hukum newton, usaha dan energi adalah besaran skalar.
Kompetensi yang diharapkan adalah mahasiswa mampu menerapkan konsep-konsep
dan formulasi dalam mekanika, dan energi gerak serta mampu menganalisa dan memecahkan
persoalan fisika terkait dengan materi di bab ini.
Bila partikel bergerak, posisinya berubah terus terhadap waktu. Jadi partikel yang bergerak
memiliki vektor posisi yang merupakan fungsi waktu, demikian juga komponen-
komponennya:
r (t ) x(t )i y(t ) j z (t )k
(2-2)
Contoh : r = 4 i + 3 j + 2 k
4 3 2
2 2 2
/ r /=
= 16 9 4
= 29 satuan
Misalkan pada saat t1 partikel berada di titik 1 dengan vektor posisi r1 = r(t1), dan pada saat
t1 benda di titik 2 dengan vektor posisi r2 = r(t2). Perpindahan partikel dalam selang waktu
ini dinyatakan dengan vektor r dari titik 1 ke titik 2. Vektor r ini disebut vektor
perpindahan:
PERHATIKAN.
Titik materi yang bergerak dari A yang posisinya r 1 pada saat t1, ke titik B yang posisinya r 2
pada saat t2.
v
r
r r
2 1
(2-3)
t t t
2 1
Pada persamaan di atas tampak bahwa kecepatan rata-rata tidak tergantung pada lintasan titik
Posisi dari suatu titik materi yang bergerak merupakan fungsi waktu, oleh karena itu,
vektor posisi r dapat ditulis sebagai r = r ( t ) artinya r merupakan fungsi waktu ( t ).
Kecepatan titik materi pada sebuah bidang datar/ruang dapat ditulis :
dX dY dZ
v X dt vY dt v Z dt (2-5)
X, Y, Z merupakan fungsi dari waktu.
Sebaliknya untuk menentukan posisi titik materi jika diketahui fungsi kecepatannya
maka dapat diselesaikan dengan INTEGRAL ( kebalikan dari deferensial ).
dX t
v t
dt
dX t vt . dt
dX t vt . dt
X t vt . dt
Contoh :
v(t) = 2 t + 5 m/det
maka persamaan posisi titik materi tersebut adalah ......
r = v dt
2t 5 dt
r = t 2 + 5 t + C meter
Dengan C adalah suatu konstanta.
Harga C dicari dengan suatu syarat batas tertentu, misalnya :
t = 0 r (t) = 0 maka harga C dapat dihitung C = 0
a
v
v v
2 1
(2-6)
t t t
2 1
Percepatan sesaatnya :
lim v dv
a
t 0 t dt
a
dv d dr
d2r
2 (2-7)
dt dt t dt
Percepatan merupakan turunan pertama dari kecepatan terhadap waktu (t) atau turunan kedua
dari posisi terhadap waktu (t). Percepatan dalam arah masing-masing sumbu dalam
bidang/ruang dapat dituliskan sebagai :
dv X d 2 x
aX 2
dt dt
dv Y d 2 y
aY 2
dt dt
dv Z d 2 z
aZ 2
dt dt
Sebaliknya untuk menentukan kecepatan dari grafik fungsi percepatan terhadap waktu
dengan cara mengintegralkan :
t
vt v0 a
0 t
dt
Percepatan rata-rata adalah rasio perubahan kecepatan v terhadap selang waktu t :
v
a rata rata
t
(2-8)
Percepatan sesaat adalah limit rasio ini jika selang waktu mendekati nol. Percepatan
sesaat adalah turunan v terhadap t, yang merupakan turunan kedua x terhadap t :
dv d 2 x (2-9)
a
dt dt 2
Percepatan sesaat ditampilkan secara grafik sebagai kemiringan kurva v terhadap t.
(2-10)
Perpindahan dapat ditampilkan secara grafik sebagai luas di bawah kurva v versus t. luas ini
adalah integral v terhadap waktu dari saat awal t1 sampai saat akhir t2 dan ditulis
v t
t2
x lim i i vdt
xi 0 t1
i (2-11)
Dengan cara sama, perubahan kecepatan selama beberapa waktu ditampilkan secara grafik
sebagai luas di bawah kurva a versus t.
Jadi, Posisi titik materi, kecepatan dan percepatan merupakan besaran vektor,
sehingga dapat dinyatakan dengan VEKTOR SATUAN.
POSISI r x i y j z k
KECEPATAN v vX i vY j vZ k
dX dY dZ
v i j k
dt dt dt
PERCEPATAN a aX i aY j aZ k
dv X dvY dvZ
a i j k
dt dt dt
d 2 X d 2Y d 2 Z
a i 2 j 2 k
dt 2 dt dt
- JARAK merupakan panjang lintasan yang ditempuh oleh suatu materi (zat)
- PERPINDAHAN ialah perubahan posisi suatu benda yang dihitung dari posisi awal
(acuan)benda tersebut dan tergantung pada arah geraknya.
a. Perpindahan POSITIF jika arah gerak ke KANAN
b. Perpindahan NEGATIF jika arah gerak ke KIRI
contoh:
= ( vo + vo + at ) . 21 t
= ( 2vo + at ) . 21 t
x = vot + 1
2 at2
Gambar 2.8 Jarak sebagai luas kurva
[ii] Grafik x terhadap t dalam GLBB
a > 0; x = vot + 1
2 at2 a < 0; x = vot + 1
2 at2
Rumus GLBB : vt = g . t
y= 1
2 g t2
Rumus GLBB : vt = vo + gt
y = vot + 1
2 gt2
Rumus GLBB : vt = vo - gt
y = vot - 1
2 gt2
LATIHAN SOAL
2. Dalam waktu 4 21 jam, sebuah kendaraan dapat menempuh jarak sejauh 270 km.
a. Berapa kecepatan rata-rata kendaraan ?
b. Dengan kecepatan rata-rata tersebut, berapa jarak ditempuh selama 7 jam.
c. Dengan kecepatan rata-rata tersebut, berapa waktu diperlukan untuk menempuh
jarak sejauh 300 km.
3. Sebuah perahu berlayar dari A ke B dengan kecepatan 10 km/jam dan kembali dari B ke
A dengan kecepatan 16 km/jam.
Hitung : a. Kecepatan rata-rata perahu
b. Kecepatan arus sungai.
5.
Sebuah mobil bergerak menurut grafik di
samping ini.
a. Jelaskan arti grafik.
b. Hitunglah jarak yang ditempuh selama
30 detik dengan :
(1) rumus jarak
(2) luas grafik.
v1 v2 v
R (2-12)
sin 2 sin 1 sin
Gambar 2.10 resultan gerak
Kalau arah resulatannya v1 dan v2 berimpit, maka gerak resultannya adalah tetap
sebuah gerak lurus beraturan juga.
A.2.5.1 Memadu Gerak GLB dengan GLBB, yang saling tegak lurus
Gerak resultannya adalah sebuah gerak parabola.
Misalkan arah kecepatan v kita sebut sumbu x dan arah
percepatan a kita sebut sumbu y, maka persamaan-persamaan
lintasannya ialah :
Menyusun dua buah gerak lurus dipercepatan beraturan tanpa kecepatan awal.
Gerak resultannya a adalah sebuah gerak lurus beraturan
dipercepat beraturan tanpa kecepatan awal.
a a1 a2 2 a1 a2 cos
2 2
a2
arah a : tg =
a1
Menyusun dua buah gerak lurus dipercepat beraturan dengan kecepatan awal.
Gerak resultannya adalah sebuah gerak parabola atau sebuah
gerak lurus.
* Resultan geraknnya akan berbentuk parabola bila a dan v
tidak berimpit.
* Resultan geraknya akan berbentuk garis lurus bila a dan v
berimpit.
Gambar 2.13 Grafik paduan gerak v
Dengan kecepatan awal
Syarat agar a dan v berimpit ialah a 1 : a 2 = v1 : v2
Menyusun gerak lurus beraturan dengan gerak lurus dipercepat beraturan dengan kecepatan
awal.
Menyusun gerak lurus dipercepat beraturan tanpa kecepatan awal dengan gerak lurus
dipercepat dengan kecepatan awal.
Gerak resultannya adalah sebuah gerak parabola.
Dengan demikian jarak tembak terjauh oleh peluru dicapai jika sudut = 450
LATIHAN SOAL
1. Seorang bergerak dengan kecepatan tetap sebesar 100 cm/det menurut garis lurus di atas
sebuah perahu. Perahu ini bergerak lurus beraturan pula dengan kecepatan 300
cm/det. Hitunglah kecepatan orang terhadap bumi, jikalau.
a. Arahnya dengan arah perahu membentuk sudut 600.
b. Arahnya dengan arah perahu membentuk sudut 1200.
c. Arahnya dengan arah perahu berimpitan.
d. Arahnya dengan arah perahu berlawanan.
2. Sebuah titik melakukan dua gerak lurus beraturan yang arahnya mengapit sudut 450.
Karena gerak pertama titik itu berpindah tempat sejauh 8 2 dalam 1 menit, dan karena
gerak kedua sejauh 6m dalam waktu 1 21 menit.
Hitunglah kecepatan gerak resultannya dan jarak yang ditempuh dalam 3 menit.
5. Seorang penumpang kapal berjalan digeladak dengan gerak lurus beraturan dengan
kecepatan 50 cm/det ; arahnya mengapit sudut 60 derajat dengan arah kapal kemuka.
Kecepatan orang itu terhadap bumi = 50 7 cm/det. Berapa kecepatan kapal itu ?
Perhatikan !
Suatu titik materi yang bergerak dari A yang posisinya 1 pada saat t1, ke titik B yang
posisinya 2 pada saat t2
1 = tg 1
2 = tg 2
Sebaliknya untuk menentukan posisi titik materi jika dketahui fungsi kecepatan sudut
diselesaikan dengan INTEGRAL.
d t
t
dt
d t t dt
d t t dt
t t dt (2-19)
d d d d 2
(2-21)
dt dt t dt 2
v2 v2
N=m.g-m. N = m . g cos - m .
R R
2. Gerak benda di dalam dinding melingkar.
v2 v2
N=m.g+m. N = m . g cos + m .
R R
v2 v2
T=m.g+m T = m m . g cos + m
R R
v2 v2
T=m. - m . g cos T=m. -m.g
R R
1. Sebuah batang MA panjang 1 meter dan titik B berada di tengah-tengah MA. Batang
diputar beraturan dengan laju tetap dan M sebagai pusat. Bila A dalam 1 sekon berputar
10 kali. Hitunglah :
a. Kecepatan linier titik A dan B.
b. Kecepatan sudut titik A dan B.
2. Benda bermassa 10 kg diikat dengan tali pada pasak (tiang). Berapa tegangan tali T jika
bergerak melingkar horisontal pada jari-jari 2 m dan kecepatan sudutnya 100
putaran tiap sekonnya ?
3. Berapa kecepatan maksimum dari mobil yang bermassa m dan bergerak mengelilingi tepi
putaran dengan jari-jari 40 m, dan koefesien geraknya 0,7 ?
4. Suatu titik materi bergerak melingkar beraturan. Dua detik yang pertama menempuh
busur sepanjang 40 cm, Bila jari-jari lingkaran 5 cm, maka :
a. Tentukan kelajuan liniernya.
b. Tentukan kelajuan angulernya.
c. Dispacement angulernya ( sudut pusat yang ditempuh )
5. Sebuah partikel bergerak melingkar beraturan dengan diameter 1 m, dalam 1 detik
menempuh lintasan sudut 1/3 lingkaran. Hitunglah :
b. kecepatan sudutnya.
c. Kecepatan liniernya.
B. DINAMIKA
Cabang dari ilmu mekanika yang meninjau gerak partikel dengan meninjau penyebab
geraknya dikenal sebagai dinamika. Dalam bab ini kita akan membahas konsep-konsep yang
menghubungkan kondisi gerak benda dengan keadaan-keadaan luar yang menyebabkan
perubahan keadaan gerak benda.
Gaya
Gaya didefinisikan dengan
percepatan yang dihasilkannya pada
sebuah benda tertentu. Gaya 1 newton
(N) adalah gaya yang menghasilkan
percepatan 1 m/s2 pada benda standar
Gambar 2.23 Gaya 1 Newton dengan massa 1 kilogram (kg).
Inersia (Kelembaman)
Inersia adalah kecenderungan suatu benda untuk tetap diam atau tetap bergerak lurus
dengan kecepatan tetap. (bergerak lurus beraturan) Hukum Inersia menyatakan bahwa suatu
benda cenderung tetap diam atau tetap bergerak dengan kecepatan tetap, asalkan tidak ada
gaya yang rnengganggunya.
Sebuah kerangka acuan dimana hukum-hukum Newton berlaku dinamakan kerangka
acuan inersia. Setiap kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan konstan relatif
terhadap kerangka acuan inersia merupakan kerangka acuan inersia juga. Sebuah kerangka
acuan yang dipercepat relatif terhadap kerangka inersia bukan kerangka acuan inersia.
Sebuah kerangka acuan yang diikatkan ke bumi hampir berperilaku sebagai kerangka acuan
inersia.
Anggap bumi adalah kerangka inersia. Dan anggap anda sedang berada disebuah
kerata api yang bergerak dengan kecepatan tetap v diukur oleh pengamat yang sedang di atas
tanah. Sebuah benda di dalam kereta diberi gaya F.
Waktu anda amati benda ini bergerak dipercepat
dengan percepatan a. Berapakah percepatan benda
oleh pengamat yang berdiri di atas tanah?
Karena bumi adalah kerangka inersia, rnaka
kereta api juga adalah kerangka inersia (kereta api ini
Jika kita ingin menggerakkan benda ini, kita membutuhkan gaya yang lebih besar
untuk besi dibandingkan kayu. Hal ini disebabkan besi mempunyai inersia (kecenderungan
untuk tetap diam) yang besar dibandingkan kayu. Dengan kata lain besi lebih sulit digerakkan
dibandingkan kayu. Semakin besar inersia suatu benda semakin cenderung benda ini ingin
mempertahankan posisi diamnya, akibatnya untuk menggerakkan benda yang lebih besar
inersianya dibutuhkan gaya yang lebih besar. (Catatan: pengertian inersia sebenarnya bukan
untuk benda yang diam saja, tapi juga untuk benda yang bergerak dengan kecepatan tetap).
Massa inersia (atau lebih dikenal dengan massa) didefinisikan sebagai ukuran inersia.
Sebenarnya pernyataan hukum Newton I atau juga disebut Hukum Inersia sudah pernah
dinyatakan oleh Galileo Galilei beberapa tahun sebelum Newton lahir. Galileo mengatakan:
Bayangkan anda mendorong sebuah benda yang gaya F dilantai yang licin sekali
sehingga benda itu bergerak dengan percepatan a. Menurut hasil percobaan, jika gayanya
diperbesar 2 kali ternyata percepatannya menjadi. 2 kali lebih besar. Demikian juga jika gaya
diperbesar 3 kali percepatannya lebih besar 3 .kali lipat. Dan sini kita simpulkan bahwa
percepatan sebanding dengan resultan gaya yang bekerja.
Atau
Fneto ma (2-23)
Sekarang kita lakukan percobaan lain. Kali ini massa bendanya divariasi tetapi
gayanya dipertahankan tetap sama. Jika massa benda diperbesar 2 kali, ternyata
percepatannya menjadi kali. Demikian juga jika massa benda diperbesar 4 kali,
percepatannya menjadi kali percepatan semula. Dan sini kita bisa simpulkan bahwa
percepatan suatu benda berbanding terbalik dengan massa benda itu.
m1 a 2
m2 a1
Massa sebuah benda tidak tergantung pada lokasi benda.
Hukum Newton kedua lebih awal dimaknai sebagai pengaruh luar (gaya) yang
bekerja pada sebuah benda sebanding dengan laju perubahan kuantitas gerak terhadap waktu.
Kuantitas gerak disini adalah besaran vektor suatu benda yang tergantung pada massa inersia
dan kecepatan benda, yaitu momentum ( p mv ) Sehingga,
dp
Fneto
dt (2-24)
Sedangkan hukum Newton pertama adalah kasus khusus ketika tidak ada pengaruh luar pada
sebuah benda, atau ketika gayanya sama dengan nol.
Berat suatu benda (w) adalah besarnya gaya tarik bumi terhadap benda tersebut dan
arahnya menuju pusat bumi. ( vertikal ke bawah ).
Hubungan massa dan berat :
w=m.g
w = gaya berat.
m = massa benda.
g = percepatan grafitasi.
Satuan :
BESARAN NOTAS I MKS CGS
Gaya berat W newton (N) dyne
Massa M kg gram
Grafitasi G m/det2 cm/det2
Pengembangan :
1. Jika pada benda bekerja banyak gaya yang horisontal maka berlaku : F = m . a
F1 + F2 - F3 = m . a
Arah gerak benda sama dengan F1 dan F2 jika F1 + F2 > F3
Arah gerak benda sama dengan F3 jika F1 + F2 < F3 ( tanda a = - )
2. Jika pada beberapa benda bekerja banyak gaya yang horisontal maka berlaku :
F = m . a
F1 + F2 - F3 = ( m1 + m2 ) . a
3. Jika pada benda bekerja gaya yang membentuk sudut dengan arah mendatar maka
berlaku : F cos = m . a
Balok digantung dalam keadaan diam pada tali vertikal. Gaya w1 dan T1 BUKANLAH
PASANGAN AKSI - REAKSI, meskipun besarnya sama, berlawanan arah dan segaris kerja.
Sedangkan yang merupakan PASANGAN AKSI - REAKSI adalah gaya :
Demikian juga gaya T2 dan T2 merupakan pasangan aksi - reaksi.
Cara lain untuk mendapatkan percepatan benda pada sisitem katrol dapat ditinjau keseluruhan
sistem :
Sistem akan bergerak ke arah m1 dengan percepatan a.
Oleh karena itu semua gaya yang terjadi yang searah dengan arah
gerak sistem diberi tanda POSITIF, yang berlawanan diberi tanda
NEGATIF.
F= m.a
w1 - T + T - T + T - w2 = ( m1 + m2 ) . a
Gambar 2.32. Gaya tegangan tali tali pada kedua ujung tali yang sama dianggap sama
besarnya.
F cos
x
Gambar 2.33 komponen gaya F cos
W=F cos x = Fx x (2-28)
dengan adalah sudut antara vektor gaya dan vektor perpindahan benda.
Usaha yang dilakukan gaya yang berubah-ubah, sama dengan luas daerah di bawah
kurva gaya terhadap jarak :
b
W a
Fx dx (2-29)
= luas daerah di bawah kurva Fx terhadap x
SATUAN
BESARAN SATUAN MKS SATUAN CGS
Usaha (W) joule erg
Gaya (F) newton dyne
meter cm
Perpindahan ( x )
b
W ( Fx dx Fy dy Fz dz ) (2-30)
a
Untuk memudahkan analisa, kita tinjau komponen x saja, karena analisa untuk komponen
lainnya serupa. Diketahui bahwa:
dvx dv dx dv
Fx m m x mvx x
dt dx dt dx (2-31)
Pada akhirnya,
b
Wtot m(v x dv x v y dv y v z dv z )
a
b
12 m(v x v y v z ) 12 m(vb va ) (2-32)
2 2 2 2 2
a
Jadi nilai total usaha bergantung pada suatu kuantitas akhir dan awal, yaitu selisih
besar kuadrat kecepatan akhir dan awal dikali setengah massa. Kuantitas ini kemudian diberi
nama energi, dan karena kuantitas ini bernilai tidak nol ketika kecepatannya tidak nol, maka
diberi nama energi kinetik ( K 12 mv 2). Jadi total usaha yang bekerja pada suatu benda sama
dengan perubahan energi kinetiknya.
(2-33)
Wtotal K 12 mv 2f 12 mvi2
U 12 kx 2 (2-35)
Dalam satu dimensi, sebuah gaya konservatif sama dengan negatif turunan fungsi energi
potensial yang terkait : dU
Fx
dx
Pada nilai minimum kurva energi potensial sebagai fungsi perpindahan, gaya sama
dengan nol dan sistem ada dalam keseimbangan stabil. Pada maksimum, gaya sama dengan
nol dan sistem ada dalam kesetimbangan tak stabil. Sebuah gaya konservatif selalu cenderung
mempercepat partikel ke arah posisi dengan energi potensial lebih rendah.
Jika hanya gaya konservatif yang melakukan usaha pada sebuah benda, jumlah
energi kinetik dan energi potensial benda tetap konstan :
(2-36)
E K U 12 mv 2 U konstan
Wnc U K E
Ini adalah teorema usaha-energi umum.
Kekekalan energi mekanik dan teorema usaha-energi umum dapat digunakan
sebagai pilihan selain hukum Newton untuk memecahkan soal-soal mekanika yang
membutuhkan penentuan kelajuan partikel sebagai fungsi posisinya.
Energi total suatu sistem dapat mencakup energi jenis lain seperti energi panas atau
energi kimia internal, selain energi mekanik. Energi suatu sistem dapat diubah lewat berbagai
cara seperti emisi atau absorpsi radiasi, usaha yang dikerjakan pada sistem, atau panas yang
dipindahkan. Kenaikan atau penurunan energi sistem dapat selalu dijelaskan lewat
munculnya atau hilangnya suatu jenis energi di suatu tempat, suatu hasil eksperimen yang
Ringkasan Materi Fisika Dasar ---- alifis@corner alifis.wordpress.com 47
dikenal sebagai hukum kekekalan energi :
Ein Eout E sis
Daya adalah laju alih energi dari satu sistem ke sistem lain. JikaF sebuah gaya
v
bekerja pada suatu partikel yang bergerak dengan kecepatan , daya masukan gaya itu
adalah :
dW
P F .v (2-37)
dt
Satuan SI untuk daya adalah watt (W), yang sama dengan satu joule per sekon. Suatu satuan
energi yang biasa diguakan adalah kilowatt jam, yang sama dengan 3,6 megaJoule.
D. GRAVITASI
Sir Isaac Newton yang terkenal dengan hukum-hukum Newton I, II dan III, juga
terkenal dengan hukum Gravitasi Umum. Didasarkan pada partikel-partikel bermassa
senantiasa mengadakan gaya tarik menarik sepanjang garis yang menghubungkannya,
Newton merumuskan hukumnya tentang gravitasi umum yang menyatakan :
Gaya antara dua partikel bermassa m1 dan m2 yang terpisah oleh jarak r adalah gaya tarik
menarik sepanjang garis yang menghubungkan kedua partikel tersebut, dan besarnya dapat
dinyatakan dengan persamaan :
m1 m2
F=G (2-38)
r2
Untuk gaya gravitasi yang disebabkan oleh beberapa massa tertentu, maka resultan gayanya
ditentukan secara geometris. Misalnya dua buah gaya F1 dan F2 yang membentuk sudut
resultante gayanya dapat ditentukan berdasarkan persamaan :
F F1 F2 2 F1 F2 cos
2 2
LATIHAN SOAL
1. Dua buah benda masing-masing massanya 10 kg dan 20 kg terpisahkan pada jarak 2
meter satu dengan yang lain. Tentukan gaya gravitasi antara kedua benda itu.
( jawab : 3,34 x 10-19 N )
2. Gaya tarik gravitasi antara du buah benda bermassa adalah 2,001 x 10-10 N.
Bila massa benda adalah 3 kg dan 9kg. Tentukanlah jarak antara kedua benda itu.
( jawab 3 meter ).
3. Massa sebesar 5 kg terpisah pada jarak 2 meter dari massa yang lain. Gaya gravitasi
antara kedua benda adalah sebesar 2,5 x 10-10. Tentukan massa benda yang lain.
( jawab 3kg )
4. Tiga buah bola bermassa masing-masing 1kg, 2kg dan 3kg diletakkan pada titik sudut
segitiga sama sisi dengan sisi 1 meter. Tentukanlah gaya yang dialami oleh bola bermassa
1 kg dalam susunan ini.
( jawab : 4,36 GN )
5. Dua buah bola bermassa masing-masing 4 kg terpisah pada jarak 2 3 meter.
Tentukanlah gaya tarik gravitasi yang dialami oleh bola bermassa 5 kg yang terletak pada
jarak 2 meter dari kedua massa tersebut.
Persamaan di atas menunjukkan kuat medan gravitasi oleh benda bermassa m pada suatu
titik berjarak r dari benda itu.
Kuat medan gravitasi adalah suatu besaran vektor yang arahnya senantiasa menuju ke
pusat benda yang menimbulkannya. Karena : kuat medan gravitasi di suatu titik oleh
beberapa benda bermassa diperoleh dengan menjumlahkan vektor-vektor medan gravitasi
oleh tiap-tiap benda.
Sebagai contoh : Kuat medan gravitasi yang disebabkan oleh kedua dua buah benda yang
kuat medannya saling membentuk sudut , dapat dinyatakan dengan persamaan :
g g1 g2 2 g1 g2 cos
2 2
LATIHAN SOAL
1. Suatu massa yang besarnya 2 kg berada pada suatu tempat dibawah pengaruh gaya
gravitasi sebesar 5 x 10-10 N. Tentukanlah kuat medan gravitasi yang dialami oleh itu.
( jawab : 2,5 x 10-10 )
2. Tentukanlah kuat medan gravitasi pada suatu titik berjarak 2 meter dari suatu massa
sebesar 25 kg.
(Jawab : 6,25 GN/kg )
3. Dua buah bola bermassa masing-masing 0,16 kg dan 0,32 kg terpisah pada jarak 2cm.
Tentukanlah kuat medan gravitasi pada suatu titik yang berjarak 2 cm dari kedua massa
tersebut.
( jawab : 1,06 x 103 GN/kg )
4. Tiga buah bola bermassa masing-masing 16 kg, 36 kg dan 25 kg berturut-turut di titik-
titik ( 4,0 ), ( 4,5 ) dan ( 0,5 ) . Satuan koordinat dalam meter. Tentukanlah kuat medan
gravitasi di titik pusat koordinat.
( jawab : 2,5 G N/kg )
R
m = massa benda.
M = massa bumi.
R = jari - jari bumi.
v = kecepatan benda di permukaan bumi.
E. POTENSIAL GRAVITASI
Potensial gravitasi didefinisikan sebagai :
Tenaga potensial gravitasi per satuan massa. Dapat dinyatakan dengan persamaan :
Ep
v
m
v = potensial gravitasi, satuan : Joule/kg.
Ep = Energi potensial gravitasi, satuan : Joule
m = massa benda, satuan : kg.
LATIHAN SOAL.
1. Tentukanlah energi potensial gravitasi yang dialami oleh massa sebesar 2kg yang terletak
dipermukaan bumi. Massa bumi kira-kira 6 x 1024 kilogram. Jari-jari bumi kira-kira 6,38
x 106 meter dan konstanta gravitasi 6,67 x 1011 Nm2/kg2.
( jawab : 6,3 x 107 joule )
2. Tentukan energi potansial gravitasi yang dialami oleh massa sebesar 2 kg yang terletak
pada jarak 5 meter dari suatu benda yang bermassa 30 kg.
( jawab : 8 x 10-10 )
3. Suatu benda yang massanya 10 kg berada pada suatu tempat yang memiliki energi
potensial gravitasi yang besarnya sama dengan 5 x 108 joule. Tentukanlah potensial
gravitasi yang dialami oleh benda itu.
( jawab : -5 x 107 joule/kg )
4. Tentukanlah potensial gravitasi pada suatu titik yang terletak 2 meter dari suatu benda
bermassa 25 kg.
( jawab : -8,3 x 10-10 J/kg )
5. Pada gambar di bawah ini, massa m1 = 0,3 kg dan massa m2 = 0,1 kg.
M m
Ek = 1
2 mv2 dan Ep = m V = - G
r
Akhirnya kita dapatkan bahwa :
M m M m
1
2 m(v1)2 - G = 1
2 m(v2)2 - G
r1 r2
1 1
(v2)2 = (v1)2 + 2G M ( ) (2-44)
r2 r1
vt = vo + a . t
F
vt = vo + . t
m
F . t = m . vt m.vo (2-45)
Besaran F. t disebut : IMPULS sedangkan besarnya m.v yaitu hasil kali massa
dengan kecepatan disebut : MOMENTUM
Kesimpulan
Momentum ialah : Hasil kali sebuah benda dengan kecepatan benda itu pada suatu saat.
Impuls adalah : Hasil kali gaya dengan waktu yang ditempuhnya. Impuls merupakan
Besaran vector yang arahnya se arah dengan arah gayanya.
Perubahan momentum adalah akibat adanya impuls dan nilainya sama dengan impuls.
vA vA
vB FBA vB
FAB
FAB = - FBA
FAB . t = - FBA . t
(impuls)A = (impuls)B
mA vA mA vA = - (mB vB mB vB)
mA vA + mB vB = mA vA + mB vB (2-46)
Jumlah momentum dari A dan B sebelum dan sesudah tumbukan adalah sama/tetap. Hukum
ini disebut sebagai HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM LINIER.
F.3 Tumbukan
Pada setiap jenis tumbukan berlaku hukum kekekalan momentum tetapi tidak selalu
berlaku hukum kekekalan energi mekanik. Sebab disini sebagian energi mungkin diubah
menjadi panas akibat tumbukan atau terjadi perubahan bentuk :
a. Tumbukan elastis sempurna, yaitu tumbukan yang tak mengalami perubahan energi.
Koefisien restitusi e = 1
c. Tumbukan tidak elastis , yaitu tumbukan yang tidak berlaku hukum kekekalan energi
mekanik dan kedua benda setelah tumbukan melekat dan bergerak bersama-sama.
Koefisien restitusi e = 0
v vB
| |
e A (2-47)
v A vB
| |
v A ; v B = kecepatan benda A dan B setelah tumbukan
vA ; vB = kecepatan benda A dan B sebelum tumbukan
v A vB
| |
e
v A vB
v 0
| |
v
diperoleh : e A atau e A
vA 0 vA
h'
dengan demikian diperoleh : e
h
LATIHAN SOAL
1. Seorang pemain bisbol akan memukul bola yang datang padanya dengan massa 2 kg
dengan kecepatan 10 m/s, kemudian dipukulnya dan bola bersentuhan dengan pemukul
dalam waktu 0,01 detik sehingga bola berbalik arah dengan kecepatan 15 m/s.
3. Massa perahu sekoci 200 kg bergerak dengan kecepatan 2 m/s. dalam perahu tersebut
terdapat orang dengan massa 50 kg. Tiba-tiba orang tersebut meloncat dengan kecepatan 6
m/s. Hitunglah kecepatan sekoci sesaat (setelah orang meloncat)
Jika : a. arah loncatan berlawanan dengan arah sekoci.
b. arah loncatan searah dengan arah perahu.
( 03. a. 4 m/s, b. 1 m/s )
4. Benda jatuh di atas tanah dari ketinggian 9 m. Ternyata benda terpantul setinggi 1 meter.
Hitunglah :
a. Koefisien kelentingan.
b. Kecepatan pantulan benda.
c. Tinggi pantulan ketiga.
1 1
( a. , b. 2 5 m/s, c. m )
3 81
5. Sebuah peluru dari 0,03 kg ditembakkan dengan kelajuan 600 m/s diarahkan ppada
sepotong kayu yang massanya 3,57 kg yang digantung pada seutas tali. Peluru mengeram
dalam kayu, hitunglah kecepatan kayu sesaat setelah tumbukan ? (5 m/s )
Daftar Pustaka