Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENGUKURAN TEKNIK

PENGUKURAN ALIRAN FLUIDA

Oleh :
Ilham Fahmi 1310911083
Muhammad Latif 1310911087
M. Chairil Hamdi 1310912027
Muhammad Ikhsan 1310912040
Bayu Deviardi P 1310912055

Dosen :
Yul Hizhar, M.Eng

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2017

PENGUKURAN ALIRAN FLUIDA


A. Defenisi

Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran yang belum diketahui


dengan suatu besaran standar/acuan. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif.

Alat ukur / Instrumen adalah Peralatan yang di gunakan untuk


melakukan proses pengukuran

Fluida adalah suatu zat yang bisa mengalami perubahan-perubahan


bentuknya secara continue/terus menerus bila terkena tekanan/gaya geser
walaupun relatif kecil atatu bisa juga dikatakan suatu zat yang mengalir,
kata fluida mencakup zat cair, gas, air, dan udara karena zat-zat ini dapat
mengalir.

Pengukuran Aliran Fluida adalah proses membandingkan suatu besaran


aliran fluida yang belum diketahui dengan besaran aliran fluida standar.
Aliran fluida ini dapat berupa laju aliran (m/s), laju aliran massa (kg/s),
laju aliran volume/Debit (m3/s).

B. Jenis Jenis Alat Ukur


1. Venturimeter
a. Defenisi Venturimeter
Venturimeter merupakan sebuah pipa yang memiliki penampang
bagian tengahnya lebih sempit dan diletakkan mendatar dengan
dilengkapi dengan pipa pengendali untuk mengetahui permukaan air
yang ada sehingga besarnya tekanan dapat diperhitungkan. Dalam pipa
venturi ini luas penampang pipa bagian tepi memiliki penampang yang
lebih luas dari pada bagian tengahnya atau diameter pipa bagian tepi
lebih besar daripada bagian tengahnya.

Gambar : Venturimeter
b. Prinsip Kerja Venturimeter
Zat cair dialirkan melalui pipa yang penampangnya lebih besar lalu
akan mengalir melalui pipa yang memiliki penampang yang lebih
sempit, dengan demikian maka akan terjadi perubahan kecepatan.
Apabila kecepatan aliran yang melalui penampang lebih besar adalah
v1 dan kecepatan aliran yang melalui pipa sempit adalah v2, maka
kecepatan yang lewat pipa sempit akan memiliki laju yang lebih besar
(v1 < v2). Dengan cara demikian tekanan yang ada pada bagian pipa
lebih sempit akan menjadi lebih kecil daripada tekanan pada bagian
pipa yang berpenampang lebih besar.

Gambar : Prinsip Kerja Venturimeter

Efek venturi adalah penurunan tekanan fluida yang terjadi


ketika fluida tersebut bergerak melalui pipa menyempit. Kecepatan
fluida dipaksa meningkat untk mempertahankan debit fluida yang
sedang bergerak tersebut, sementara tekanan pada bagian sempit ini
harus turun akibat pemindahan energi potensial tekanan menjadi
energi kinetik.

c. Aplikasi Venturimeter
Cerobong Asap
Menghitung Laju Alir suatu fluida dalam sebuah tabung.
Pengaturan aliran bensin dalam sistem pengapian pada kendaraan
bermotor.
Dalam bidang kedokteran, telah dirancang juga venturi meter yang
digunakan untuk m engukur laju aliran darah dalam arteri.
d. Persamaan Pada Venturimeter
Tabung Venturi / venturimeter dibagi menjadi 2, yaitu venturimeter
tanpa manometer dan venturimeter dengan manometer :
Tanpa Manometer
Dari persamaan hukum Bernoulli
Karena tabungnya horizontal maka h1=h2, sehingga :

Menurut persamaan kontinuitas :

Maka diperoleh :

Selisih P1 dan P2 sama dengan tekanan hidrostatis zat cair setinggi


h yaitu :

Sehingga :

Dengan Manometer

Gambar : Venturimeter dengan manometer


Dari persamaan hukum Bernoulli
Karena tabungnya horizontal maka h1=h2, sehingga :

Dengan menggunakan tekanan hidrostatis akan didapatkan :

Dari persamaan kontinuitas diperoleh :

Sehingga apabila disubtitusikan ke persamaan awal menjadi :

e. Contoh Soal Venturimeter


Sebuah alat venturimeter tanpa manometer digunakan seorang
siswa untuk mengukur kecepatan aliran air dalam pipa.Ternyata
perbedaan tinggi air pada pipa penampang besar dan kecil 10 cm. Jika
perbandingan luas penampang besar dan kecil adalah 3:1. Berapa
kecepatan aliran air pada penampang yang besar dan kecil.
Penyelesaian : A1 : A2 = 3 : 1
h = 10 cm = 0,1 m
g = 10 m/s

2. Tabung Pitot
a. Definisi Tabung Pitot
Tabung pitot adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur
tekanan dan kecepatan aliran fluida (udara). Tabung Pitot diciptakan
oleh insinyur dari Perancis bernama Henri pitot pada awal 1700 dan
dimodifikasi untuk bentuk modern-nya di pertengahan tahun 1800 oleh
ilmuwan Prancis Henry Darcy. Tabung pitot digunakan untuk
mengukur laju aliran gas/udara. Perhatikan gambar di bawah.

Gambar : Tabung Pitot


b. Prinsip Kerja Tabung Pitot
Lubang pada titik 1 sejajar dengan aliran udara. Posisi kedua
lubang ini dibuat cukup jauh dari ujung tabung pitot, sehingga laju dan
tekanan udara di luar lubang sama seperti laju dan tekanan udara yang
mengalir bebas. Dalam hal ini, v1 = laju aliran udara yang mengalir
bebas (ini yang akan kita ukur), dan tekanan pada kaki kiri manometer
(pipa bagian kiri) = tekanan udara yang mengalir bebas (P1).
Lubang yang menuju ke kaki kanan manometer, tegak lurus dengan
aliran udara. Karenanya, laju aliran udara yang lewat di lubang ini
(bagian tengah) berkurang dan udara berhenti ketika tiba di titik 2.
Dalam hal ini, v2 = 0. Tekanan pada kaki kanan manometer sama
dengan tekanan udara di titik 2 (P2).
Ketinggian titik 1 dan titik 2 hampir sama (perbedaannya tidak
terlalu besar) sehingga bisa diabaikan. Tabung pitot juga dirancang
menggunakan prinsip efek venturi. Mirip seperti venturimeter, bedanya
tabung pitot ini dipakai untuk mengukur laju gas/udara.
c. Aplikasi Tabung Pitot
Mengukur kecepatan udara pada pesawat terbang terhadap
udara.
Menentukan jumlah pendingin yang sedang di kirim ke kamar pada
suatu hotel.
Menentukan kecepatan angin dalam terowongan.
d. Persamaan Pada Tabung Pitot
Dari persamaan hukum Bernoulli

Karena v1=0 dan h1= h2, maka :

Dengan menggunakan persamaan tekanan hidrostatis bahwa tekanan


di titik P sama dengan tekanan di titik Q, maka diperoleh :

Jadi, kedua persamaan diatas dapat digabung :


e. Contoh Soal
Jika udara (udara = 1,29 kg/m) dialirkan ke dalam tabung pitot dan
perbedaan tinggi air raksa (raksa =
13600 kg/m) pada manometer 3
cm, maka kecepatan aliran udara
tersebut adalah.
(g = 9,8 m/s)

Penyelesaian : h = 3 cm = 0,03 m
= 1,29 kg/m
' = 13600 kg/m
g = 9,8 m/s

3. Rotameter
a. Definisi Rotameter
Rotameter adalah suatu alat ukur yang mengukur laju aliran berupa
cairan atau gas dalam tabung tertutup.
Gambar : Rotameter

Gambar : Bagian Bagian Rotameter


Float merupakan bagian yang berada di dalam fluida, yang
bergerak naik turun sebagai respon terhadap aliran fluida.
Umumnya berbentuk lingkaran jika dilihat dari atas. Dilihat dari
samping, float berbentuk bulat atau bentuk yang lebih kompleks.
Metering tube merupakan bagian dari body yang mengelilingi dan
berisi float. Cross section area-nya meningkat dari bawah ke atas
Scale merupakan bagian dari meter yang menunjukkan hubungan
antara posisi float dengan flow rate. Pada metering tube yang
transparan, scale dapat langsung dilihat. Sedangkan pada metal
tube meter, digunakan indikator magnetik yang terhubung ke float.
Electronic atau pneumatic device menghasilkan sinyal yang
ditransmisikan ke tempat lain.
Packing and Seal Sejumlah komponen diperlukan untuk
melekatkan metering tube ke upper dan lower body. O-ring
sering digunakan. Packing digunakan untuk meter yang lebih besar.
Material packing bergantung pada property fluida, mencakup
tekanan (maksimum dan minimum) dan temperatur (normal,
maksimum, dan minimum).
Upper Body men-support outlet dari metering tube. Biasanya
mencakup packing atau sealing device. Ia juga men-support
koneksi outlet.
Lowert Body Sama seperti upper body, tetapi berada di inlet
metering tube
Process Connection Meter dihubungkan dengan piping system.
Koneksi standar mencakup thread dan flange.
Accessories mencakup switch yang dikontrol oleh posisi float,
signal-transmitting device, check valve untuk mencegah aliran
balik, needle valve untuk mengontrol aliran, dan constant
differential relay untuk menstabilkan aliran.

b. Prinsip Kerja Rotameter


Rotameter terdiri dari body dan float (yang bergerak bebas, posisinya
bergantung pada flowrate). Posisi float ditentukan oleh keseimbangan
gaya yang bekerja padanya. Gaya gravitasi menarik float ke bawah.
Gaya apung dan kecepatan yang berkaitan dengan gaya dinamika
mengangkat fluida ke atas. Pergerakan float ke atas meningkatkan
flow area, sampai gaya ke atas sama dengan gaya ke bawah.
Float didorong oleh kekuatan aliran dan ditarik ke bawah oleh
gravitasi.
Tinggi laju aliran volumetrik melalui peningkatan aliran kecepatan
daerah tertentu dan kekuatan tarik, sehingga float akan didorong ke
atas. Karena dalam rotameter berbentuk kerucut (melebar), daerah
sekitar pelampung yang mengalir melalui media bertambah,
kecepatan aliran dan penurunan kekuatan tarik sampai Terjadi
keseimbangan mekanik pada pelampung..
Pengapung dibuat dalam berbagai bentuk, paling umum berbentuk
bola dan ellipsoids. Pembacaan biasanya diambil di bagian atas bagian
terluas dari float, pusat untuk ellipsoid, atau atas untuk silinder.
Beberapa produsen menggunakan standar yang berbeda.
Gambar : Prinsip Kerja Rotameter
c. Persamaan Pada Rotameter

4. Orifice
a. Definisi Orifice
Orifice adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengukur laju
aliran volum atau massa fluida di dalam saluran yang tertutup (pipa)
berdasarkan prinsip beda tekanan. Alat ini berupa plat tipis dengan
gagang yang diapit diantara flens pipa. Fungsi dari gagang orifice
adalah untuk memudahkan dalam proses pemasangan dan penggantian.
Orifice termasuk alat ukur laju aliran dengan metode rintangan aliran
(Obstruction Device). Karena geometrinya sederhana, biayanya rendah
dan mudah dipasang atau diganti.
Gambar : Orifice
b. Prinsip Kerja Orifice
Orifice merupakan alat untuk mengukur laju aliran dengan prinsip
beda tekanan atau disebut juga Hukum Bernoulli yang mengatakan
bahwa terdapat hubungan antara tekanan fluida dan kecepatan fuida.
Jika kecepatan meningkat, tekanan akan menurun begitu pula
sebaliknya.
Pada dasarnya orifice berupa plat tipis dengan lubang di bagian
tertentu (umumnya di tengah). Fluida yang mengalir melalui pipa
ketika sampai pada orifice akan dipaksa untuk melewati lubang pada
orifice. Hal itu menyebabkan terjadinya perubahan kecepatan dan
tekanan. Titik dimana terjadi kecepatan maksimum dan tekanan
minimum disebut vena contracta. Setelah melewati vena contracta
kecepatan dan tekanan akan mengalami perubahan lagi. Dengan
mengetahui perbedaan tekanan pada pipa normal dan tekanan pada
vena contracta, laju aliran volume dan laju aliran massa dapat
diperoleh dengan persamaan Bernoulli.

Gambar : Prinsip Kerja Orifice

Keterangan :
P1 = tekanan upstream
P2 = tekanan downstream (pada vena contracta)
P3 = tekanan setelah terjadi pemulihan (setelah melewati vena
contracta)
D = diameter dalam pipa
d = diameter orifice
c. Persamaan Pada Orifice

Persamaan Bernoulli

Karena aliran steam pada pipa horisontal maka h1 = h2, sehingga,

Misalkan,

(1)
maka,

Persamaan Kontinuitas

(2)

Subtitusi pesamaan (2) ke persamaan (1),

(3)
Menghitung laju aliran volume Teoritik
(4)

Substitusi persamaan (3) ke (4), maka,

(6)

Aliran Inkompresibel Melewati Orifice


Dalam kondisi nyata akan muncul pengaruh viskositas dan
turbulensi. Untuk menghitung pengaruh dari kedua faktor tersebut
maka diperkenalkan coefficient of discharge Cd.
Bilangan Reynolds (Re) dirumuskan sebagai berikut,

Nilai Cd dapat diperoleh dengan persamaan,

Dengan memperhitungkan coefficient of discharge maka


persamaan (6) akan menjadi,

Dengan maka menjadi,


, rasio diameter Maka,

, dengan

maka persamaan untuk mencari laju aliran volume dapat


disedehanakan menjadi,

maka laju aliran massa menjadi,

Atau,

Aliran Kompresibel Melewati Orifice


Untuk aliran kompresibel ada faktor lain yang berpengaruh
yaitu faktor kompresibilitas yang dilambangankan dengan Y. Faktor
kompresibilitas ini muncul karena adanya perubahan densitas
fluida.
Persamaan untuk faktor kompresibilitas adalah,

Untuk aliran kompresibel yang melewati orifice laju aliran


volumenya menjadi,

Atau,
Sedangkan untuk persamaan laju aliran massanya menjadi,
Atau,
Keterangan :

= Laju aliran Volume ( m3/s)

= Laju aliran massa (Kg/s)

P1 = tekanan upstream (Bar,Pa)


= Perbandingan diameter orifice dan diameter dalam pipa
P2 = Tekanan downstream (pada vena contracta) (Bar,Pa)
P = Beda Tekanan (N/ m2)
d = Diameter Orifice (m)
D = Diameter dalam Pipa (m)
a0 = Luas Penampang orifice (m2)
a1 = Luas penampang pipa (m2)
= massa jenis (Kg/ m3)
K = Flow Coefficient
Cd = Coefficient of Discharge
v = kecepatan fluida (m/s)
= viskositas fluida (kg/ms)
Y = faktor kompresibilitas
= isentropic coefficient (untuk gas ideal=1.4)

d. Contoh Soal Orifice


Sebuah zat X dengan mengalir dalam pipa dengan diameter dalam pipa
50 cm, pada bagian tengah pipa diletakkan plat orifice berdiameter
lubang 5 cm. Tekanan sebelum dan sesudah melewati plat orifice
masing-masing 70 kPa dan 50 kPa. Jika diketahui nilai Cd = 0,6 dan
koefisien isentropik 1,4. Tentukan nilai Laju Aliran Volume (m3/s) dan
Laju Aliran Massa (kg/s), asumsi massa jenis zat X = 1 kg/m3
Y 1 - (0.41 + 0.35 ( ) = 0,92

= 0,6 . 0,92 . 3,14.0,052 (2.20/1,4(1-0,14))1/2 = 0,023 m3/s

= 0,6 . 0,92 . 3.14 . 0.052 (2.1,4 (20) / (1-0,14))1/2 = 0,032 kg/s

Anda mungkin juga menyukai