Anda di halaman 1dari 24

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 1

( RPP )

Sekolah : SMK NEGERI 3 SURAKARTA


Mata Pelajaran : Komposisi Foto Digital
Kelas / Semester : XI Multimedia / Gasal (3)
Alokasi Waktu : 8 x 30 Menit ( 2 Pertemuan )

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual dan
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang
kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar (KD)
1. Kompetensi Dasar pada KI 1
1.1. Memahami nilai-nilai keimanan dengan menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya.
1.2. Mendeskripsikan kebesaran Tuhan yang menciptakan berbagai sumber energi
di alam.
1.3. Mengamalkan nilai-nilai keimanan sesuai dengan ajaran agama dalam
kehidupan sehari-hari.

2. Kompetensi Dasar pada KI 2


2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; terbuka dan kritis)
dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam
melakukan percobaan dan berdiskusi.
2.2. Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai
wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil
percobaan.
3. Kompetensi Dasar pada KI 3
3.1. Menganalisis jenis-jenis fotografi.
Alokasi
Kegiatan Sintaks Model Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan / 1. Guru mengecek kehadiran 10 menit
Kegiatan Awal dan menyiapkan peserta
didik secara psikis dan fisik
untuk mengikuti proses
pembelajaran.
2. Guru memberikan
kesempatan siswa untuk
membaca terlebih dahulu
sebelum disampaikan materi
terkait.
3. Guru memberikan apersepsi
dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang
terkait dengan materi yang
akan dipelajari.
4. Guru mengantarkan peserta
didik kepada suatu
permasalahan atau tugas
yang akan dilakukan untuk
mempelajari suatu materidan
menjelaskan tujuan
pembelajaran atau KD yang
akan dicapai.
5. Guru menyampaikan garis
besar cakupan materi dan
penjelasan tentang kegiatan
yang akan dilakukan peserta
didik untuk menyelesaikan
permasalahan atau tugas.
Kegiatan Inti Pemberian Mengamati 100 menit
Stimulus 1. Guru memberikan penjelasan
terhadap tentang jenis fotografi.
Peserta Didik 2. Siswa memperhatikan
penjelasan yang diberikan.
Menanya
Mengidenti- 1. Guru menugaskan peserta
fikasi Masalah didik untuk mendiskusikan
perkembangan fotografi
2. Siswa mendiskusikan
perkembangan fotografi.
Mengeksplorasi
1. Guru menugaskan peserta
didik mencari informasi
perkembangan fotografi,
kemudian, mengelompokkan
berbagai foto sesuai dengan
jenisnya.
2. Siswa mencari informasi
dari sumber yang relevan
berdasarkan rumusan
masalah.
Mengasosiasi
1. Guru menugaskan peserta
Pengumpulan didik berdiskusi mengenai
Data berbagai jenis fotografi.
2. Siswa berdiskusi mengenai
berbagai jenis fotografi
berdasarkan informasi yang
telah didapat.
Mengkomunikasikan
1. Guru menugaskan peserta
Pembuktian
didik menyusun laporan
Menyimpulkan tertulis.
2. Siswa menyusun laporan
tertulis.

Penutup 1. Guru bersama-sama dengan 10 menit


peserta didik membuat
rangkuman.
2. Guru melakukan penilaian
dan/atau refleksi terhadap
kegiatan yangsudah
dilaksanakan secara
konsisten dan terprogram.
3. Guru memberikan umpan
balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran.
4. Guru merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan
konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok
sesuai dengan hasil belajar
peserta didik.
5. Guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada
pertemuan berikutnya.
4. Kompetensi Dasar pada KI 4
4.1. Menyajikan hasil analisis terhadap jenis-jenis fotografi.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Indikator Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti 3
1.1 Menjelaskan pengertian fotografi
1.2 Menjelaskan sejarah fotografi
1.3 Menyebutkan jenis-jenis fotografi.
2. Indikator Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti 4
2.1 Menjelaskan jenis-jenis fotografi
2.2 Mengidentifikasi jenis-jenis fotografi
D. Tujuan Pembelajaran
Selama dan setelah proses pembelajaran siswa dapat :
1. Menjelaskan pengertian fotografi
2. Menjelaskan sejarah fotografi
3. Menyebutkan jenis-jenis fotografi
4. Menjelaskan jenis-jenis fotografi
5. Mengidentifikasi jenis-jenis fotografi

E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Fotografi
2. Sejarah Fotografi
3. Jenis-jenis Fotografi

F. Metode Pembelajaran
1. Model Discovery Learning
2. Metode diskusi, tanyan jawab dan ceramah

G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (4 x 45 menit)

Pertemuan 2 (4x45 menit)


Alokasi
Kegiatan Sintaks Model Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan / 1. Guru mengecek kehadiran dan 10 menit
Kegiatan Awal menyiapkan peserta didik
secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses
pembelajaran.
2. Guru memberikan
kesempatan siswa untuk
membaca terlebih dahulu
sebelum disampaikan materi
terkait.
3. Guru memberikan apersepsi
dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang
terkait dengan materi yang
akan dipelajari.
4. Guru mengantarkan peserta
didik kepada suatu
permasalahan atau tugas yang
akan dilakukan untuk
mempelajari suatu materidan
menjelaskan tujuan
pembelajaran atau KD yang
akan dicapai.
5. Guru menyampaikan garis
besar cakupan materi dan
penjelasan tentang kegiatan
yang akan dilakukan peserta
didik untuk menyelesaikan
permasalahan atau tugas.
Kegiatan Inti Pemberian Mengamati 160 menit
Stimulus 1. Guru memberikan penjelasan
terhadap tentang jenis fotografi.
Peserta Didik 2. Siswa memperhatikan
penjelasan yang diberikan.
Menanya
Mengidenti- 1. Guru menugaskan peserta
fikasi Masalah didik untuk mendiskusikan
perkembangan fotografi
2. Siswa mendiskusikan
perkembangan fotografi.
Mengeksplorasi
1. Guru menugaskan peserta
didik mencari informasi
perkembangan fotografi,
kemudian, mengelompokkan
berbagai foto sesuai dengan
jenisnya.
2. Siswa mencari informasi dari
sumber yang relevan
berdasarkan rumusan
masalah.
Mengasosiasi
Pengumpulan
1. Guru menugaskan peserta
Data
didik berdiskusi mengenai
berbagai jenis fotografi.
2. Siswa berdiskusi mengenai
berbagai jenis fotografi
berdasarkan informasi yang
telah didapat.
Mengkomunikasikan
1. Guru menugaskan peserta
Pembuktian
didik menyusun laporan
Menyimpulkan tertulis.
2. Siswa menyusun laporan
tertulis.
Penutup 1. Guru bersama-sama dengan 10 menit
peserta didik membuat
rangkuman.
2. Guru melakukan penilaian
dan/atau refleksi terhadap
kegiatan yangsudah
dilaksanakan secara konsisten
dan terprogram.
3. Guru memberikan umpan
balik terhadap proses dan
hasil pembelajaran.
4. Guru merencanakan kegiatan
tindak lanjut dalam bentuk
pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan
konseling dan/atau
memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok
sesuai dengan hasil belajar
peserta didik.
5. Guru menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.

H. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


1. Teknik Penilaian
Tugas
Tugas terstruktur
Kerjakan soal-soal terlampir berikut ini dengan benar. (Lampiran 2)
Tugas mandiri tidak testruktur
Carilah sejarah singkat tentang sejarah fotografi Indonesia.
Tes
Tes tertulis bentuk uraian (Lampiran 3)
Unjuk kerja
Praktek pengambilan gambar sesuai jenis-jenis fotografi yang sudah dijelaskan!
(lampiran 4)
Portofolio
Laporan tertulis individu/ kelompok (Lampiran 4)
Observasi
Ceklist lembar pengamatan sikap jujur, disiplin dan tanggung jawab. (Lampiran 5)

2. Instrumen Penilaian

Jenis
No Bentuk Tagihan Aspek yang Dinilai
Tagihan
1 Tes Tertulis Uraian Jawaban tertulis
2 Unjuk Kerja Jobsheet mengumpulkan foto Hasil Foto jenis-jenis
jenis jenis fotografi fotografi
3 Portofolio Buku Laporan Laporan hasil kerja
individu/kelompok
4 Tingkah Laku Skala sikap Tingkah laku

Pembelajaran Remedial dan Pengayaan (Lampiran 6)


3.
i. Pembelajaran Remedial diberikan peserta didik yang belum mencapai batas
tuntas , yaitu mempelajari kembali materi yang indikator ketercapaiannya
belum mencapai batas tuntas dengan bimbingan guru atau teman sebaya.
ii. Program pengayaan diberikan kepada peserta didik yang sudah mencapai
batas tuntas, yaitu diberi latihan soal-soal tambahan.

I. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar


1. Media : gambar dan power point
2. Alat : laptop
3. Sumber :
a. Modul Fotografi
b. Internet
Mengetahui Surakarta, 16 Mei 2017
Penanggung Jawab PB Guru Mata Pelajaran,
SMK N 7 Surakarta,

Wening Sukmanawati, S.Pd, M.Pd Dyah Ayu Kusumaningrum


NIP. 19720418 200604 2 001 NIP. 19890802 201402 2 001

LAMPIRAN 1
MATERI PEMBELAJARAN
SEJARAH DAN JENIS-JENIS FOTOGRAFI

1. Sejarah fotografi dunia


Istilah Photography dicipta pada tahun 1839. Ketika teknologi seni foto terus
berkembang bersama dengan kemajuan manusia, ilmu sangat penting bagi
menjamin mutu kerja seorang seniman foto (Photografer). Dalam buku The History
of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press
tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi (SM), seorang pria
bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan
yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan
terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti
adalah orang pertama yang menyadari fenomena camera obscura.
Kamera mulai diperkenalkan ketika para pelukis menghadapi masalah untuk
merekam gambar (potrait) sekitar abad 17 dan 18. Justru itu mereka telah mencipta
kamera Obscura untuk kemudahan merekam gambar. Akhirnya, pada tahun 1824,
seorang seniman lithography Perancis, Joseph-Nicephore Niepce (1765-1833),
setelah delapan jam meng-exposed pemandangan dari jendela kamarnya, melalui
proses yang disebutnya Heliogravure (proses kerjanya mirip lithograph) di atas
pelat logam yang dilapisi aspal, berhasil melahirkan sebuah imaji yang agak kabur,
berhasil pula mempertahankan gambar secara permanent. Kemudian ia pun
mencoba menggunakan kamera obscura berlensa, proses yang disebut
heliogravure pada tahun 1826 inilah yang akhirnya menjadi sejarah awal
fotografi yang sebenarnya. Foto yang dihasilkan itu kini disimpan di University of
Texas di Austin, AS.
Merasa kurang puas, tahun 1827 Niepce mendatangi desainer panggung opera
yang juga pelukis, Louis-Jacques Mande Daguerre (1787-1851) untuk
mengajaknya berkolaborasi. Dan jauh sebelum eksperimen Niepce dan Daguerre
berhasil, mereka pernah meramalkan bahwa: fotografi akan menjadi seni termuda
yang dilahirkan zaman.
Sayang, sebelum menunjukkan hasil yang optimal, Niepce meninggal dunia.
Baru pada tanggal 19 Agustus 1839, Daguerre dinobatkan sebagai orang pertama
yang berhasil membuat foto yang sebenarnya: sebuah gambar permanen pada
lembaran plat tembaga perak yang dilapisi larutan iodin yang disinari selama satu
setengah jam cahaya langsung dengan pemanas mercuri (neon). Proses ini disebut
daguerreotype. Untuk membuat gambar permanen, pelat dicuci larutan garam
dapur dan asir suling.
Foto pertama dibuat pada tahun 1826 selama 8 jam. Louis Jacques mande
Daquerre merupakan bapak fotografi dunia (1837). Kamera Obcura merupakan
kamera yang pertama kali yang dipakai untuk menggambar kemudian memotret.
Tahun 1900 seorang Juru gambar telah mencipta kamera Mammoth. Kamera
ini amat besar ukurannya beratnya 1,400 pound. Lens seberat 500 pound. Sewaktu
mengubah atau memindahkannya tenaga manusia sebanyaki 15 orang diperlukan!
Kamera ini menggunakan film sebesar 4 x 8 kaki dengan bahan kimia sebanyak
10 gallons digunakan ketika memprosesnya.

Kamera Kodak (Eastmant Kodak) pertama kali ditemukan oleh


Snapshooter 1888 di Amerika. Konstribusi fotografi ke dunia film pertama kali di
pelopori oleh Eadward Muybridge. Flash atau lampu kilat pertama kali ditemukan
oleh Harold E. Edgerton pada tahun 1938. Memotret benda-benda mati disebut
dengan still life. Penemu negative film John Hendri Fox Talbot dari inggris.
Negatif film tersebut di buat selama 40 detik dibawah terik matahari.

Tahun 1950 mulai digunakan prisma untuk memudahkan pembidikan pada


kamera Single Lens Reflex (SLR), dan pada tahun yang sama Jepang mulai
memasuki dunia fotografi dengan produksi kamera NIKON. Tahun 1972 mulai
dipasarkan kamera Polaroid yang ditemukan oleh Edwin Land. Kamera Polaroid
mampu menghasilkan gambar tanpa melalui proses pengembangan dan pencetakan
film.
Kemajuan teknologi turut memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau
dulu kamera sebesar tenda hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu
tajam, kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang
sangat tajam dalam ukuran sebesar koran.
2. SEJARAH FOTOGRAFI INDONESIA
Sejarah fotografi di Indonesia dimulai pada tahun 1857, pada saat 2 orang
juru foto Woodbury dan Page membuka sebuah studio foto di Harmonie, Batavia.
Masuknya fotografi ke Indonesia tepat 18 tahun setelah Daguerre mengumumkan
hasil penelitiannya yang kemudian disebut-sebut
sebagai awal perkembangan fotografi
komersil. Studio fotopun semakin ramai di Batavia. Dan kemudian banyak
fotografer professional maupun amatir mendokumentasikan hiruk pikuk dan
keragaman etnis di Batavia.
Masuknya fotografi di Indonesia adalah tahun awal dari lahirnya teknologi
fotografi, maka kamera yang adapun masih berat dan menggunakan teknologi yang
sederhana. Teknologi kamera pada masa itu hanya mampun merekam gambar yang
statis. Karena itu kebanyakan foto kota hasil karya Woodbury dan Page terlihat
sepi karena belum memungkinkan untuk merekam gambar yang bergerak.
Terkadang fotografer harus menggiring pedagang dan pembelinya ke dalam
studio untuk dapat merekam suasana hirup pikuk pusat perbelanjaan. Oleh sebab
itu telihat bahwa pedagang dan pembelinya beraktifitas membelakangi sebuah
layar. Ini karena teknologi kamera masih sederhana dan masih riskan jika terlalu
sering dibawa kemana-mana.
Pada tahun 1900an, muncul penemuan kamera yang lebih sederhana dan
mudah untuk dibawa kemana-mana sehingga memungkinkan para fotografer untuk
melakukan pemotretan outdoor. Bisa dibilang ini adalah awal munculnya kamera
modern. Karena bentuknya yang lebih sederhana, kamera kemudian tidak dimiliki
oleh fotografer saja tetapi juga dimiliki oleh masyarakat awam.
Banyak karya-karya fotografer maupun masyarakat awam yang dibuat pada
masa awal perkembangan fotografi di Indonesia tersimpan di Museum Sejarah
Jakarta. Seperti namanya, museum ini hanya menghadirkan foto-foto kota Jakarta
pada jaman penjajahan Belanda saja. Karena memang perkembangan teknologi
fotografi belum masuk ke daerah. Salah satu foto yang dipamerkan adalah suasana
Pasar Pagi, Glodok, Jakarta pada tahun 1930an. Pada awal dibangun, pasar ini
hanya diisi oleh beberapa lapak pedagang saja. Ini berbeda dengan kondisi
sekarang dimana Glodok merupakan pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta.
Perkembangan fotografi di Indonesia Kassian Cephas (1844-1912): Yang
Pertama, yang Terlupakan
Cephas lahir pada 15 Januari 1845 dari pasangan Kartodrono dan Minah.
Ada juga yang mengatakan bahwa ia adalah anak angkat dari orang Belanda yang
bernama Frederik Bernard Fr. Schalk. Cephas
banyak menghabiskan masa kanak-kanaknya di
rumah Christina Petronella Steven (siapa).
Cephas mulai belajar menjadi fotografer
profesional pada tahun 1860-an. Ia sempat magang
pada Isidore van Kinsbergen, fotografer yang
bekerja di Jawa Tengah sekitar 1863-1875. Tapi
berita kematian Cephas di tahun 1912 menyebutkan bahwa ia belajar fotografi
kepada seseorang yang bernama Simon Willem Camerik.
Kassian Cephas memang bukan tokoh nasional yang dulunya menenteng
senjata atau berdiplomasi menentang penjajahan bersama politikus pada zaman
sebelum dan sesudah kemerdekaan. Ia hanyalah seorang fotografer asal Yogyakarta
yang eksis di ujung abad ke-19, di mana dunia fotografi masih sangat asing dan tak
tersentuh oleh penduduk pribumi kala
itu. Nama Kassian Cephas mungkin baru
disebut bila foto-foto tentang Sultan Hamengku
Buwono VII diangkat sebagai bahan
perbincangan.Dulu, Cephas pernah menjadi
fotografer khusus Keraton pada masa
kekuasaan Sultan Hamengku Buwono VII.
Karena kedekatannya dengan pihak Keraton,
maka ia bisa memotret momen-momen khusus
yang hanya diadakan di Keraton pada waktu
itu. Hasil karya foto- fotonya itu ada yang
dimuat di dalam buku karya Isaac Groneman
(seorang dokter yang banyak membuat buku-buku tentang kebudayaan Jawa) dan
buku karangan Gerrit Knaap (sejarawan Belanda yang berjudul "Cephas,
Yogyakarta: Photography in the Service of the Sultan".
Dari foto-fotonya tersebut, bisa dibilang bahwa Cephas telah memotret
banyak hal tentang kehidupan di dalam Keraton, mulai dari foto Sultan Hamengku
Buwono VII dan keluarganya, bangunan-bangunan sekitar Keraton, upacara
Garebeg di alun-alun, iring-iringan benda untuk keperluan upacara, tari-tarian,
hingga pemandangan Kota Yogyakarta dan sekitarnya. Tidak itu saja, bahkan
Cephas juga diketahui banyak memotret candi dan bangunan bersejarah lainnya,
terutama yang ada di sekitar Yogyakarta. Berkaitan dengan kegiatan Cephas
memotret kalangan bangsawan Keraton, ada cerita yang cukup menarik. Zaman
dulu, dari sekian banyak penduduk Jawa waktu itu, hanya segelintir saja rakyat
yang bisa atau pernah melihat wajah rajanya. Tapi, dengan foto-foto yang dibuat
Cephas, maka wajah-wajah raja dan bangsawan bisa dikenali rakyatnya.
Masa-Masa Keemasan Cephas
Cephas pernah terlibat dalam proyek pemotretan untuk penelitian
monumen kuno peninggalan zaman Hindu-Jawa, yaitu kompleks Candi Loro
Jonggrang di Prambanan, yang dilakukan oleh Archeological Union di Yogyakarta
pada tahun 1889-1890. Saat bekerja, Cephas banyak dibantu oleh Sem, anak laki-
lakinya yang juga tertarik pada dunia fotografi. Cephas juga membantu memotret
untuk lembaga yang sama ketika dasar tersembunyi Candi Borobudur mulai
ditemukan. Ada sekitar 300 foto yang dibuat Cephas dalam proyek penggalian itu.
Pemerintah Belanda mengalokasikan dana 9.000 gulden untuk penelitian tersebut.
Cephas dibayar 10 gulden per lembar fotonya. Ia mengantongi 3.000 gulden
(sepertiga dari seluruh uang penelitian), jumlah yang sangat besar untuk ukuran
waktu itu.
Beberapa foto seputar candi tersebut dijual Cephas. Alhasil, foto-foto buah
karyanya itu menyebar dan terkenal. Ada yang digunakan sebagai suvenir atau
oleh-oleh bagi para elite Belanda yang akan pergi ke luar kota atau ke Eropa.
Album-album yang berisi foto-foto Sultan dan keluarganya juga kerap diberikan
sebagai hadiah untuk pejabat pemerintahan seperti presiden. Hal itu tentunya
membuat Cephas dikenal luas oleh masyarakat kelas tinggi, dan memberinya
keleluasaan bergaul di lingkungan mereka. Karena kedekatan dengan lingkungan
elite itulah sejak tahun 1888 Cephas memulai prosedur untuk mendapatkan status
"equivalent to Europeans" (sama dengan orang Eropa) untuk dirinya sendiri dan
anak laki-lakinya: Sem dan Fares.
Cephas adalah salah satu dari segelintir pribumi yang waktu itu bisa
menikmati keistimewaan-keistimewaan dan penghargaan dari masyarakat elite
Eropa di Yogyakarta. Mungkin itu sebabnya karya-karya foto Cephas sarat dengan
suasana menyenangkan dan indah. Model-model cantik, tari-tarian, upacara-
upacara, arsitektur rumah tempo dulu, dan semua hal yang enak dilihat selalu
menjadi sasaran bidik kameranya. Bahkan, rumah dan toko milik orang-orang
Belanda, lengkap dengan tuan-tuan dan noni-noni Belanda yang duduk-duduk di
teras rumah, juga sering menjadi obyek fotonya.
Sekitar tahun 1863-1875, Cephas sempat magang di sebuah kantor milik
Isidore van Kinsbergen, fotografer yang bekerja di Jawa Tengah. Status sebagai
fotografer resmi baru ia sandang saat bekerja di Kesultanan Yogyakarta. Sejak
menjadi fotografer khusus Kesultanan itulah namanya mulai dikenal hingga ke
Eropa.

Terlindas Semangat Revolusi


Meski demikian, dalam khazanah fotografi Indonesia, nama Kassian
Cephas tidak seharum nama Mendur bersaudara, yakni Frans Mendur dan Alex
Mendur. Mereka berdua adalah fotografer yang dianggap sangat berjasa bagi
perjalanan bangsa ini. Merekalah yang mengabadikan momen-momen penting saat
Soekarno membacakan proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Karya-karya mereka
lebih disorot masyarakat Indonesia karena dianggap kental dengan suasana heroik
yang memang pada masa itu sangat dibutuhkan.
Foto-foto monumental karya Mendur Bersaudara, mulai dari foto Bung
Tomo yang sedang berpidato dengan semangat berapi-api di bawah payung, foto
Jenderal Sudirman yang tak lepas dari tandunya, foto sengitnya pertempuran di
Surabaya, hingga foto penyobekan bendera Belanda di Hotel Savoy, menjadi alat
perjuangan bangsa dan menjadi bukti sejarah terbentuknya negara ini. Di awal-
awal kemerdekaan dan revolusi, tentu saja foto-foto Mendur Bersaudara tadi terus
diproduksi oleh penguasa dan pelaku sejarah untuk mengawal semangat bangsa ini.
Foto-foto karya mereka dicetak dalam buku-buku sejarah dan menjadi bacaan
wajib siswa sekolah, mulai dari tingkat dasar sampai tingkat doktoral.
Sementara foto-foto Cephas yang penyebarannya sangat terbatas lebih
cocok masuk ke museum atau dikoleksi oleh orang-orang yang menjadi kliennya
atau para kolektor. Kandungan foto karya Cephas dinilai tidak mendukung suasana
pergolakan yang tengah berlangsung saat itu. Bahkan foto-fotonya yang
menonjolkan tentang keindahan Indonesia, potret raja-raja dan londo-londo, serta
para bangsawan dipandang sebagai pro status quo. Makanya fotonya jarang
dilirik.
Perbedaan zamanlah yang membuat foto-foto karya Cephas dan Mendur
Bersaudara saling bertolak belakang. Kalau foto karya Mendur Bersaudara
memperlihatkan sosok Bung Karno yang hangat, flamboyan, dan penuh semangat
kerakyatan, justru foto buatan Cephas menampilkan sosok raja yang dingin,
sombong, dan sangat feodal. Bila foto-foto para pejuang wanita yang juga anggota
palang merah di kancah pertempuran disuguhkan Mendur Bersaudara, justru foto-
foto gadis cantik, manja, dan ayulah yang ditawarkan Cephas. Maka wajar bila
foto-foto Mendur Bersaudara dicari dan dilirik orang, sedangkan foto-foto Cephas
tenggelam dalam pelukan para kolektor.
Kini Kassian Cephas hanya tinggal kenangan. Foto-foto tentang dirinya
pun tersembunyi entah di mana. Hanya ada satu buah foto yang menjadi bukti
bahwa ia pernah ada, yakni foto dirinya setelah menerima bintang jasa Orange-
Nassau dari Ratu Wilhelmina pada tahun 1901

Jenis jenis Fotografi


Fotografi juga merupakan seni. Pada dasarnya ada dua aliran utama dalam
fotografi, aliran tersebut dibedakan pada lokasi pengambilan gambar. Indoor
photography yaitu mengambil gambar didalam ruangan, seperti yang telah dijelaskan
dalam posting sebelumnya yang menjelaskan arti dari fotografi itu sendiri yang
mempunyai arti melukis dengan cahaya maka dalam indoor photography diperlukan
alat tambahan yang berfungsi sebagai sumber cahaya buatan yang dibutuhkan oleh
kamera seperti lampu studio atau pun flash (blitz). Sedangkan foto outdoor yaitu
pengambilan gambar yang dilakukan di luar ruangan dengan memanfaatkan cahaya
alami dari sinar matahari atau lainnya. foto outdoor juga dapat dibantu dengan
tambahan flash untuk memperjelas detail fokus kamera terhadap objek foto. Kalau
kalian selama ini berfikir bahwa fotografi hanya memiliki lingkupan kecil dalam
berbagai macam jenisnya, kalian salah. Justru fotografi itu memiliki 16 macam
fotografi, yaitu:
1. Toys Photography
Satu lagi genre fotografi yang
belum umum di Indonesia, adalah
fotografi mainan. Dalam genre ini,
mainan (umumnya action figures)
ditata sedemikian rupa dalam
sebuah diorama, kemudian difoto.
Hasil foto ini dapat diedit secara
digital untuk menambahkan efek-
efek yang diinginkan. Hasilnya,
foto mainan ini terlihat hidup.
2. Journalism Photography
Bentuk khusus dari jurnalisme (mengumpulkan, mengedit, dan menyajikan bahan
berita untuk diterbitkan atau disiarkan) yang menciptakan gambar agar dapat
menceritakan sebuah kisah berita. Sekarang biasanya dipahami untuk merujuk
hanya untuk gambar diam, tetapi dalam beberapa kasus istilah ini juga merujuk
ke video yang digunakan dalam jurnalisme penyiaran. Photo journalism
dibedakan dari cabang dekat lainnya fotografi (seperti fotografi dokumenter,
fotografi dokumenter sosial, fotografi jalan atau fotografi selebriti) oleh kualitas
dari:
a. Ketepatan waktu gambar memiliki makna dalam konteks rekor baru-baru
ini diterbitkan peristiwa.
b. Objektivitas situasi tersirat oleh gambar adalah representasi adil dan akurat
dari peristiwa yang mereka menggambarkan baik isi dan nada.
c. Narasi gambar menggabungkan dengan unsur-unsur berita lainnya untuk
membuat fakta-fakta relatable untuk penampil atau pembaca pada tingkat
budaya.
Seperti penulis, wartawan foto adalah wartawan tetapi dia sering harus membuat
keputusan cepat dan membawa peralatan fotografi, sering sedangkan terkena
hambatan yang signifikan (bahaya fisik, cuaca, orang banyak).
3. Foto still life
Mengambil gambar benda mati sehari-hari secara artistik dengan mengunakan
cahaya pembantu,termasuk makro (benda2 kecil).
4. Potrait Photograph
Potret fotografi atau potret adalah
penangkapan dengan cara
fotografi serupa dengan
seseorang atau sekelompok kecil
orang (potret kelompok), di mana
ekspresi wajah dan dominan.
Tujuannya adalah untuk
menampilkan rupa, kepribadian,
dan bahkan mood subjek.
5. Foto comercial advertising
Foto diambil untuk keperluan promosi, biasanya di bikin menarik dengan bantuan
editing dan computer graphics.

6. Foto Abstrak
Aliran abstrak dalam fotografi sebenarnya bisa disebut sebagai aliran para pemuja
komposisi. Dengan demikian, seorang fotografer yang akan membuat foto abstrak
akan mengisi kanvasnya dengan sebuah komposisi yang dilihatnya di alam.
7. Wedding Photography
Tipe ini merupakan salah satu yang paling popular di kalangan masyarakat karena
setiap orang pasti ingin memiliki foto yang bagus pada momen penting mereka.
Tipe ini membutuhkan fotografer yang berpengalaman karena dibutuhkan
keahlian untuk menangkap momen-momen penting.
8. Fashion Photography
Fotografi Fashion adalah genre fotografi yang ditujukan untuk menampilkan
pakaian dan barang-barang fashion lainnya.
9. Food Photography
Biasanya digunakan untuk
membuat kemasan suatu
produk atau iklan. Hanya saja
dibutuhkan keterampilan dan
peralatan yang berkualitas baik
untuk menangkap esensi dari
makanan yang dijadikan
sebagai objek foto.
10. Fine Art Photography
Fotografi tipe ini bertujuan untuk menangkap visi dari suatu karya seni. Biasanya
tipe ini banyak ditemukan pada pameran dan museum.
11. Landscape Photography
Tipe ini merupakan kumpulan
foto dari berbagai tempat yang
biasanya digunakan pada
kalender, kartu pos, dan
memorabilia.

12. Wildlife Photography


Jenis fotografi ini bertujuan untuk
mengambil foto dari beberapa
hewan yang menarik ketika mereka
sedang melakukan aktifitas seperti
makan, terbang atau berkelahi.

13. Street Photography


Street Photography atau fotografi
jalanan adalah aliran fotografi yang
menarik. Sedikit berbeda dengan foto jurnalistik yang fokusnya mengabadikan
momen puncak / klimaks. Street photography bertujuan untuk merekam kegiatan
sehari-hari.

14. Underwater Photography


Dalam bahasa Indonesia berarti
fotografi bawah air bertujuan untuk
mendapatkan kehidupan bawah laut
ke permukaan. Banyak orang yang
tertarik tentang apa yang terjadi di
bawah air dan fakta-fakta yang
melingkupinya.Ada 2 aliran
fotografi underwater secara umum,
yaitu Macro Photographer dan Wide
Angle photographer. Macro photographer adalah mereka para peminat objek
objek kecil , sedangkan Wide angle photography lebih memfocuskan diri untuk
mengambil gambar sudut lebar terutama pemandangan bawah air.
15. Infra Red Photography
Dalam fotografi inframerah, film atau sensor gambar yang digunakan adalah
sensitif terhadap cahaya inframerah. Bagian dari spektrum yang digunakan adalah
disebut sebagai near-infrared untuk membedakannya dari jauh-inframerah, yang
merupakan domain thermal imaging. Panjang gelombang yang digunakan untuk
rentang fotografi dari sekitar 700 nm ke sekitar 900 nm. Biasanya suatu filter
inframerah digunakan, ini memungkinkan inframerah (IR) lulus cahaya melalui
ke kamera, tapi blok semua atau sebagian besar spektrum cahaya tampak (filter
sehingga tampak merah hitam atau mendalam).
16. Macro Photography
Fotografi close-up. Definisi klasik
adalah bahwa gambar yang
diproyeksikan pada film pesawat
(yaitu, film atau sensor digital) dekat
dengan ukuran yang sama sebagai
subyek. Lensa dirancang untuk
makro biasanya di paling tajam
mereka di jarak fokus makro dan
tidak cukup sebagai tajam pada jarak
fokus yang lain. Dalam beberapa tahun terakhir, istilah makro telah digunakan
dalam bahan pemasaran berarti bisa fokus pada subjek ini cukup dekat sehingga
ketika inci 6 4 biasa (15 10 cm) cetak dibuat, gambar hidup-ukuran atau lebih
besar Dengan 35mm film ini memerlukan rasio pembesaran hanya sekitar 1:4,
yang menuntut kualitas lensa yang lebih rendah dari 1:1.
Lampiran 2
TUGAS TERSTRUKTUR
Soal :
Jawabalah soal dibawah ini dengan singkat dan benar!
1. Jelaskan pengertian fotografi!
2. Jelaskan secara singkat mengenai sejarah fotografi!
3. Sebutkan jenis-jenis 5 fotografi!
4. Jelaskan 3 jenis fotografi!
5. Apa yang dimaksud dengan makro photography?

Jawab :
1. Fotografi itu sendiri yang mempunyai arti melukis dengan cahaya
2. Istilah Photography dicipta pada tahun 1839. Ketika teknologi seni
foto terus berkembang bersama dengan kemajuan manusia, ilmu sangat penting bagi
menjamin mutu kerja seorang seniman foto (Photografer).
3. Toys photography, Wedding photography, Stilllife Photography,
Abstrak Photography, dan Food Photography
4. 3 jenis fotografi
a. Foto comercial advertising
Foto diambil untuk keperluan promosi, biasanya di bikin menarik dengan bantuan
editing dan computer graphics.
b. Foto Abstrak
Aliran abstrak dalam fotografi sebenarnya bisa disebut sebagai aliran para pemuja
komposisi. Dengan demikian, seorang fotografer yang akan membuat foto abstrak
akan mengisi kanvasnya dengan sebuah komposisi yang dilihatnya di alam.
c. Wedding Photography
Tipe ini merupakan salah satu yang paling popular di kalangan masyarakat karena
setiap orang pasti ingin memiliki foto yang bagus pada momen penting mereka.
Tipe ini membutuhkan fotografer yang berpengalaman karena dibutuhkan keahlian
untuk menangkap momen-momen penting.
5. Bahwa gambar yang diproyeksikan pada film pesawat (yaitu, film atau sensor digital)
dekat dengan ukuran yang sama sebagai subyek

LAMPIRAN 3
PENILAIAN KETERAMPILAN

Indikator KD KI 4
KD 4.1.
Menyajikan hasil analisis terhadap jenis-jenis fotografi

Buatlah masing masing siswa lakukan pengambilan gambar dengan jenis-jenis fotografi
yang telah ditentukan, kemudian analisislah sesuai dengan kelompok kalian!
Rubrik penilaian keterampilan
Aspek yang dinilai

No Nama Presentasi dan Nilai


jenis waktu komposisi rumus laporan hasil
kerja

Nilai Akhir

Jumlah skor yang diperoleh


= ----------------------------------------- X 100
Jumlah skor maksimal

Ket.

Penilaian kesesuaian jenis fotografi dengan foto yang dihasilkan


Klasifikasi
Perolehan Nilai
Nilai
Foto 100% sesuai dengan jenis fotografi 100
Foto 85% sesuai dengan jenis fotografi 85
Foto 75 % sesuai dengan jenis fotografi 75
Foto 50% sesuai dengan jenis fotografi 50
Penilaian waktu pengambilan gambar
Klasifikasi
Perolehan Nilai
Nilai
Foto 100% sesuai waktu pengambilan gambar 100
Foto 85% sesuai waktu pengambilan gambar 85
Foto 75% sesuai waktu pengambilan gambar 75
Foto 50% sesuai waktu pengambilan gambar 50

Penilaian komposisi pengambilan gambar


Klasifikasi
Perolehan Nilai
Nilai
Foto 100% sesuai komposisi pengambilan gambar 100
Foto 85% sesuai komposisi pengambilan gambar 85
Foto 75% sesuai komposisi pengambilan gambar 75
Foto 50% sesuai komposisi pengambilan gambar 50

Penilaian rumus fotografi (ISO, Aperture, Shutter speed)


Klasifikasi
Perolehan Nilai
Nilai
Foto 100% sesuai rumus fotografi (ISO, Aperture, Shutter 100
speed)
Foto 85% sesuai rumus fotografi (ISO, Aperture, Shutter 85
speed)
Foto 75% sesuai rumus fotografi (ISO, Aperture, Shutter 75
speed)
Foto 50% sesuai rumus fotografi (ISO, Aperture, Shutter 50
speed)

Penilaian Presentasi dan laporan Hasil Kerja

Klasifikasi
Perolehan Nilai
Nilai
Presentasi dilakukan dengan performa 100% meliputi: 100
teknik penyampaian, suara, dan menjawab pertanyaan dari
kelompok lain dengan benar dan tepat dan laporan dibuat
100% sesuai.
Presentasi dilakukan dengan performa 85% meliputi: 85
teknik penyampaian, suara, dan menjawab pertanyaan dari
kelompok lain dengan benar dan tepat dan laporan dibuat
85% sesuai.
Presentasi dilakukan dengan performa 75% meliputi: 75
teknik penyampaian, suara, dan menjawab pertanyaan dari
kelompok lain dengan benar dan tepat dan laporan dibuat
75% sesuai.
Presentasi dilakukan dengan performa 50% meliputi: 50
teknik penyampaian, suara, dan menjawab pertanyaan dari
kelompok lain dengan benar dan tepat dan laporan dibuat
50% sesuai.

LAMPIRAN 4
PENILAIAN PENGETAHUAN

Indikator:
Indikator KD KI 3
KD 3.1.
Menjelaskan sejarah fotografi
Menganalisis jenis-jenis fotografi

Rubrik Penilaian Pengetahuan :


Penilain Pertanyaan Tertulis dalam bentuk uraian .

No Pertanyaan Nilai

1 Jelaskan pengertian fotografi!


2 Jelaskan secara singkat mengenai sejarah fotografi!
3 Sebutkan jenis-jenis 5 fotografi!
4 Jelaskan 3 jenis fotografi!
5 Apa yang dimaksud dengan makro photography?
Jumlah Skor Nilai
Ket :
Penilaian tes tertulis

Klasifikasi
Perolehan Nilai
Nilai
Soal dijawab 100% benar 100
Soal dijawab 85 % benar 85
Soal dijawab 75 % benar 75
Soal dijawab 40 % benar 40
Soal tidak dijawab 0
Rumus
Penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara
0 sampai dengan 100

Jumlah skor yang diperoleh X 100


Nilai =
Jumlah Skor maksimal
LAMPIRAN 5
REMIDIAL
Rubrik Penilaian Remidi :
Pertanyaan tertulis dalam bentuk uraian .
Indikator:
Indikator KD KI 3
KD 3.1.
Menjelaskan sejarah fotografi
Menganalisis jenis-jenis fotografi
Rubrik Penilaian Pengetahuan :
Penilain Pertanyaan Tertulis dalam bentuk uraian .

No Pertanyaan Nilai
1 Deskripsikan secara singkat apa yang dilakukan Kassian Ceppas
pada Indonesia!
2 Sebutkan macam-macam kamera sebelum adanya kamera digital?
3 Sebutkan jenis-jenis fotografi?
4 Jelaskan yang dimaksud dengan underwater photography
5 Jelaskan yang dimaksudkan dengan jurnalistik photography
Jumlah Skor Nilai
Ket :
Penilaian tes tertulis

Klasifikasi
Perolehan Nilai
Nilai
Soal dijawab 100% benar 100
Soal dijawab 85 % benar 85
Soal dijawab 75 % benar 75
Soal dijawab 40 % benar 40
Soal tidak dijawab 0
Rumus
Penilaian terhadap kualitas jawaban peserta ujian, dengan rentang nilai antara
0 sampai dengan 100
Jumlah skor yang diperoleh
X 100
Nilai =
Jumlah Skor maksimal

Anda mungkin juga menyukai