Anda di halaman 1dari 40

ADENDUM DOKUMEN PENGADAAN KE 1

Nomor : IK.02.04-AS/Pokja-ULP/BWS NT.I/SUPA/007


Tanggal : 24 Juli 2017

Untuk Pekerjaan

Pengendalian Banjir Di Kota Bima

Pokja ULP Barang/Jasa Konstruksi


Dilingkungan SNVT PJSA Nusa Tenggara I Prov. NTB
APBNP Tahun Anggaran 2017

TAHUN ANGGARAN 2017

Adendum Dokumen Pengadaan


Pekerjaan Konstruksi
(dengan Pascakualifikasi)
ADENDUM DOKUMEN PENGADAAN KE 1
NOMOR : IK.02.04-AS/Pokja-ULP/BWS NT.I/SUPA/007

Berkaitan dengan Dokumen Pengadaan untuk pekerjaan Pengendalian Banjir Di Kota Bima, telah di upload pada tanggal 19 Juli 2017,
maka dengan ini di sampaikan penyempurnaan/pembetulan/ralat dalam Adendum Dokumen Pengadaan sebagaimana terlampir :

yang tidak mengalami perubahan tetap mengacu kepada Dokumen Pengadaan.

Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.

Mataram, 24 Juli 2017

Pokja ULP Barang/Jasa Konstruksi


Dilingkungan SNVT PJSA Nusa Tenggara I Prov. NTB
APBNP Tahun Anggaran 2017
Ketua,

ttd

Lalu Erwin Rusdianto, ST, MT


NIP. 19640303 199703 1 003
DOKUMEN PENGADAAN ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN
SEMULA MENJADI
BAB IV. LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK) BAB IV. LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)

B. Persyaratan Kualifikasi B. Persyaratan Kualifikasi

5. Memiliki kemampuan menyediakan Personil yang diperlukan untuk pelaksanaan 5. Memiliki kemampuan menyediakan Personil yang diperlukan untuk
pekerjaan sebagai berikut: pelaksanaan pekerjaan sebagai berikut:

a. Tenaga Ahli a. Tenaga Ahli


Jabatan dalam Jabatan dalam
pekerajaan Pengala Profesi/ Keteram Tingkat pekerajaan Pengala Profesi/ Keteram
Tingkat Jumlah Jumlah
No yang diusulkan man Kerja pilan No Pendidik yang diusulkan man Kerja pilan
Pendidikan (orang) (orang)
(tahun) an (tahun)

1 S1 Teknik Kepala Proyek 5 SKA Madya SDA 1 S1 Teknik Kepala Proyek 10 SKA Madya SDA
Sipil 1 Sipil 1

2 S1 / D3 Kepala Pelaksana 4/5 SKA Muda SDA 1 2 S1 Teknik Kepala Pelaksana 7 SKA Muda SDA 1
Teknik Sipil Sipil

3 S1/D3 Ahli K3 3/5 SKA Muda K3 1 3 S1/D3 Ahli K3 5/7 SKA Muda K3 1
Konstruksi Konstruksi

*) Setiap personil yang diajukan harus dilampiri dengan curriculum vitae (CV) dan Nomor *) Setiap personil yang diajukan harus dilampiri dengan curriculum vitae (CV) dan
Sertifikat Prosfesi keahlian/keterampilan. Nomor Sertifikat Prosfesi keahlian/keterampilan.

7. Memiliki kemampuan untuk menyediakan peralatan untuk melaksanakan pekerjaan 7. Memiliki kemampuan untuk menyediakan peralatan untuk melaksanakan
konstruksi ini, yaitu : pekerjaan konstruksi ini, yaitu :

Kepemilikan Kepemilikan
Jumlah Jumlah
No Jenis Kapasitas (Milik/Sewa Kondisi No Jenis Kapasitas (Milik/Sewa Kondisi
(Unit) (Unit)
Beli/Sewa) Beli/Sewa)
1 Exavator 0,8 M 4 ......... Baik 1 Exavator 0,8 M 4 ......... Baik
2 Buldozer 10 Ton 2 ......... Baik 2 Buldozer 10 Ton 2 ......... Baik
DOKUMEN PENGADAAN ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN
SEMULA MENJADI
3 Dump Truck 5 Ton 5 ......... Baik 3 Dump Truck 5 Ton 5 ......... Baik
4 Tamper Hand 78 Kg 3 ......... Baik 4 Tamper Hand 78 Kg 3 ......... Baik
5 Concrete Mixer 500 Ltr ......... 5 Concrete Mixer 500 Ltr .........
3 Baik 3 Baik
6 Concrete Mixer 250 Ltr ......... 6 Concrete Mixer 250 Ltr .........
4 Baik 4 Baik
7 Truck Flat Bed ......... 7 Concrete Vibrator .........
1 Baik 2 Baik
8 Truck Crane ......... 8 Water tank truck 3000 liter .........
1 Baik 1 Baik
pump
9 Pompa Air 3 .........
4 Baik 9 Pompa Air 3 .........
4 Baik
10 Alat ukur waterpass - .........
2 Baik 10 Alat ukur - .........
......... 2 Baik
11 Theodolite - 2 Baik waterpass
11 Theodolite - .........
2 Baik
12 Diesel Generator 15 KVA .........
2 Baik
DOKUMEN PENGADAAN ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN
SEMULA MENJADI
BAB XI SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR BAB XI SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR
SPESIFIKASI TEKNIS SPESIFIKASI TEKNIS

Sesuai dokumen pengadaan No. IK.02.04-AS/Pokja-ULP/BWS NT.I/SUPA/002 Terlampir


Tanggal : 19 Juli 2017

BAB XIII DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA BAB XIII DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Sesuai dokumen pengadaan No. IK.02.04-AS/Pokja-ULP/BWS NT.I/SUPA/002 Terlampir


Tanggal : 19 Juli 2017
SPESIFIKASI TEKNIS

2.1 PEKERJAAN PERSIAPAN


2.1.1 Umum
Pekerjaan persiapan yang dimaksud dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan bantu yang diperlukan untuk
dilaksanakan sebelum pekerjaan pokok dimulai, misalnya pembuatan barak kerja, gudang, pengukuran
dan lain-lain.
Bangunan yang dibuat untuk pekerjaan persiapan ini akan dibongkar setelah pekerjaan pokok selesai,
kecuali diminta oleh Direksi untuk tetap dibiarkan bagi kepentingan lebih lanjut.
Rencana yang sudah jadi untuk pekerjaan persiapan ini tidak akan diberikan kepada Kontraktor,
Kontraktor harus membuat sendiri rancangan dan rencana yang sesuai dengan syarat-syarat dan harus
diserahkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan dan petunjuknya sebelum memulai pekerjaan
ini.
2.1.2 Mobilisasi dan Demobilisasi
(1) Ruang Lingkup
Mobilisasi dan Demobilisasi dalam daftar Kuantitas dan Harga (Bill of Quantitas) dimaksud
pengankutan Sarana Pelaksanaan yang akan digunakan ke lapangan berdasarkan pada jadwal
pelaksanaan yang disampaikan setelah penerimaan Surat Perintah Kerja. Mobilisasi peralatan
berat dan peralatan lainnya sesuai dengan jadwal yang diserahkan juga termasuk dalam
mobilisasi.
Kontraktor diperbolehkan, dengan ijin dari Direksi, setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan,
melakukan perubahan, pengurangan/peningkatan sarana pelaksanaan dan personil. Mobilisasi
untuk semua peralatan yang diperlukan untuk memulai pekerjaan harus selesai dalam 60nhari
sesudah Surat Penunjukan.
Mobilisasi akan termasuk pemindahan semua peralatan dari lokasi.
(2) Pengukuran dan Pembayaran Mobilisasi dan Demobilisasi
Sub pasal ini mengacu untuk mobilisasi dan demobilisasi seperti yang dijelaskan dalam Sub
pasal 2.6.3.A. Harga Harga lump sump (LS) akan dibayarkan sebagai berikut :
- Sebesar 70 % apabila semua perlengkapan ditunjukkan dalam jadwal pelaksanaan
yang telah disetujui sampai dilokasi pekerjaan
- Sebesar 30 % apabila kegiatan-kegiatan telah selesai dan peralatan telah dipindahkan
dari lokasi pekerjaan.
Harga lump sum akan sudah dianggap termasuk kompensasi penuh untuk setiap biaya yang
dikeluarkan oleh kontraktor untuk mobilisasi dan demobilisasi.
Semua biaya yang dikeluarkan oleh Kontraktor dalam memenuhi kebutuhan pada pasal ini yang
dianggap sudah termasuk dalam jumlah lump sum (LS) yaqng dimasukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

2.1.3 Barak Kerja, Gudang dan fasilitasnya


(1) Barak Kerja
Barak kerja dengan luas lantai (9 x 4) m2 , rangka kayu, dinding triplek, atap seng gelombang
(sesuai gambar) dan perlengkapan yang cukup sebagai Kantor lapangan harus dibuat dari bahan-
bahan dengan kualitas cukup, dilokasi yang disetujui atau yang ditunjukkan oleh Direksi. Barak
Kerja ini terdiri dari kantor untuk menempatkan meja kerja dan ruang pertemuan lapangan, serta
sebuah ruang untuk menyimpan peralatan kecil serta barang-barang lainnya, sebuah kamar tidur
untuk penjaga malam, fasilitas sanitasi dan lain-lain.
Barak kerja tersebut disediakan untuk keperluan Direksi, wakil Direksi pada saat inspeksi
lapangan.
(2) Gudang
Gudang untuk menyimpan bahan-bahan dan lainnya, harus dibuat dengan luas yang
secukupnya.
(3) Penginapan
Tempat untuk menginap bagi pekerja dari daerah lain harus disediakan dengan layak
(4) Tanah untuk keperluan barak kerja, Gudang dan lain-lain disediakan sendiri oleh Kontraktor
dengan cara sewa.
(5) Lain-lain
Selokan drainase serta pagar untuk keamanan harus dibuat pada setiap daerah barak sementara.
Pemborong wajib mencari lokasi serta membersihkannya untuk penempatan atau pembuatan
Barak sementara.

2.1.4 Penyediaan Air


Untuk memenuhi kebutuhan air dilokasi pekerjaan maupun di Barak kerja, fasilitas sementara
penyediaan air harus diadakan dan tetap dipelihara. Kapasitas dan kualitas dari fasilitas tersebut harus
dibuat secukupnya untuk memperlancar pelaksanaan dilapangan dan untuk memenuhi kebutuhan di
Barak Kerja.
2.1.5 Sarana Transportasi
a. Jalan Kerja Sementara
Jalan kerja ini supaya dibuat dengan lebar secukupnya dan permukaannya lebih tinggi dari tanah
sekitarnya. material tanah yang diperlukan untuk jalan ini dapat diambil dari dasar sungai
didekatnya atau dari tempat lain yang ditunjuk oleh Direksi.
Rencana jalan kerja harus menurut petunjuk atau disetujui Direksi.
b. Pemeliharaan jalan umum.
Perbaikan yang diperlukan untuk jalan umum dan jembatan-jembatan akibat angkutan material
ke lokasi harus dilaksanakan oleh Kontraktor, jika kerusakan jalan tersebut disebabkan oleh
kesalahan Kontraktor selama pengangkutan dan mobilisasi peralatan lain.

2.1.6 Pengalihan dan Pemeliharaan Sungai


Sebelum dimulainya suatu pekerjaan yang dimaksud, yaitu pengalihan alur dan pemeliharaan sungai,
termasuk dewatering (pengeringan), Kontraktor harus menyerahkan, rencana/usaha pengendalian air dan
menunjukkan cara yang akan dilakukan untuk pengalihan dan pemeliharaan sungai termasuk
pengeringan tempat kerja selama waktu pelaksanaan, untuk mendapat persetujuan Direksi.

Rencana dan cara pengalihan alur sungai ini sesuai dengan waktu yang ditunjukkan dalam rencana
program pelaksanaan. Perkecualian diberikan sesudah mendapat persetujuan Direksi.
Pekerjaan yang diperlukan bagi pengalihan dan pemeliharaan sungai ini terdiri dari tanggul penangkis
(Kistdam) dan galian alur sementara, Kistdam direncana dengan debit tahunan (QI). Untuk pengeringan
selama pelaksanaan, dapat mempergunakan pompa. Usaha ini dapat dilaksanakan setelah mendapat
persetujuan Direksi, akan tetapi hal ini tidak membebaskan kontraktor dari tanggung jawab penuh dalam
perencanaan dan harus mempertimbangkan pula kemungkinan terjadinya banjir selama pelaksanaan
maupun usaha pemeliharaanya.
Sesudah pekerjaan pokok selesai, maka seluruh bangunan sementara untuk pekerjaan pemindahan alur
dan kistdam ini dibongkar sesuai dengan petunjuk Direksi

2.1.7 Pengukuran/Pemasangan Patok/ Pemeriksaan bersama


(1) Titik Referensi
Titik Referensi yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah titik referensi milik
Proyek Pengendalian Banjir dan Pengamanan Banjir NTB, untuk memudahkan pelaksanaan
pekerjaan. Kontraktor memperbanyak titik referensi sendiri yang menyebar di area pekerjaan

.
(2) Sebelum pekerjaan fisik dilaksanakan, Kontraktor harus memasang gambar pengukuran uitzet di
lapangan. sebelum melaksanakan uitzet, Kontraktor terlebih dahulu minta petunjuk
Direksi/Wakil Direksi pada pekerjaan yang bersangkutan. Setelah uitzet selesai, kontraktor
membuat gambar uitzet yang nantinya dipakai cek bersama antara Kontraktor dan Direksi,
apakah hasilnya telah benar. Bila sudah benar, dibuat Berita Acara uitzet dilampirkan pada
perhitungan MC 0 (Mutual Check 0%) , dan gambar uitzet dipakai sebagai dasar perhitungan
MC 0.
(3) Pengukuran Elevasi Hasil Galian
Setelah galian tanah diperkirakan telah mencapai peil, Kontraktor bersama-sama Direksi
mengadakan cek bersama apakah elevasi galian tersebut benar-benar telah mencapai peil. Bila
telah mencapai, Kontraktor membuat Berita Acara Mulai pasang, yang dilampiri dengan data
cek elevasi.
(4) Pengukuran As Built Drawing
Sesudah pekerjaan fisik selesai dilaksanakan, Kontraktor mengadakan pengukuran kembali
bangunan fisik yang telah dilaksanakan, dicek oleh Direksi. Bila selesai Kontraktor membuat
Berita Acara Cek Elevasi Akhir, yang dilampiri dengan data hasil cek elevasi akhir dan
kemudian kontraktor membuat As Built Drawing yang dipakai sebagai dasar perhitungan MC
100 (Mutual Check 100%), dan diserahkan kepada Direksi paling lambat 10 (sepuluh) hari
setelah penyerahan pekerjaan yang pertama.
(5) Alat Ukur dan Tenaga Kerja
Kontraktor menyediakan alat ukur yang handal dan siap pakai, berupa seperangkat Theodolit
yang dilengkapi centering optis dan seperangkat alat sipat datar otomatis dengan segala
perlengkapannya. Tenaga ukur yang menangani haruslah tenaga ukur yang berpengalaman
khusus di bidang pengukuran.
(6) Pemeriksaan Hasil Pengukuran
Semua hasil pengukuran yang merupakan produk Kontraktor, harus diperiksa oleh Direksi,
untuk mengetahui kebenarannya.

2.1.8 Persiapan Pekerjaan Lainnya


(1) Sistem Telekomunikasi
Kontraktor harus memasang sistem Telekomunikasi antara Barak kerja dan Kantor Direksi /
Kantor Induk
Rencana dan cara yang dipakai pada sistem ini harus disetujui atau atas petunjuk Direksi.
(2) Pengaturan Keselamatan
Kontraktor harus melaksanakan pengaturan keselamatan untuk pelaksanaan pekerjaan.
2.1.9 Papan Nama Proyek
Untuk identitas pekerjaan di lapangan Kontraktordiwajibkan membuat papan nama pekerjaan dari bahan
triplek tebal 1,2 cm dengan bagian tepi diberi lis 5 cm, tulisan-tulisan pada papan nama seperti gambar
rencana, atau menurut petunjuk Direksi.
2.2 PEKERJAAN KONSTRUKSI
2.2.1 Pekerjaan 1 m2 Pembersihan dan striping/kosrekan
Menggunakan analisa T.01a dengan tenaga : Pekerja dan Mandor
Pada daerah pekerjaan baru, kontraktor harus membersihkan lokasi/lapangan kerja yang akan dikerjakan
dari kotoran, rerumputan, semak belukar sampai dengan kedalaman 0,4 M dari permukaan tanah dan
semua rintangan.
2.2.2 Galian tanah biasa dengan alat di buang setempat termasuk meratakan dan merapikan
Menggunakan analisa BWS.T-01 dengan menggunakan tenaga : Mandor dan Pekerja serta peralatan
Excavator

2.2.3 Galian tanah biasa dengan alat di buang jarak angkut sd. 1 km termasuk meratakan dan
merapikan
Menggunakan analisa BWS.T-11 dengan menggunakan tenaga : Mandor dan Pekerja serta peralatan
Excavator, Dump Truck dan Bulldozer
Pekerjaan galian digolongkan berdasarkan material galian seperti berikut :
a. Galian
Galian tanah biasa merupakan galian terbuka yang terdiri dari :
- Galian tanah biasa
- Galian lumpur
- Galian batuan berpasir
- Galian tanah berbatu
- Galian batu bolder
b. Galian batuan
Galian batuan padas merupakan galian terbuka yang mencakup semua material batuan,
dimana untuk memecahkan batuan harus menggunakan bor dan peledakan ( blasting ) sesuai
saran dari Direksi.
Semua galian terbuka yang diperlukan untuk bangunan permanen harus dibuat pada batas, tingkatan
dan ukuran yang ditunjukan pada gambar atau sesuai petunjuk Direksi, atau sampai ditemukan penutup
grouting (cap concrete ) ataupun blanket.
Selama pekerjaan berlangsung, Direksi menganggap perlu untuk membuat kemiringan, tingkatan,
ukuran galian yang sudah ditentukan dan Kontraktor tidak berhak memperoleh tambahan biaya yang
melebihi harga satuan yang dicantumkan dalam Rencana Anggaran dan Biaya Pekerjaan.
Galian terbuka lain,yang dilaksanakan atas kehendak Kontraktor sendiri, misalnya membuang materi
galian, atau untuk keperluan lain, harus sesuai petunjuk Direksi, dan biayanya ditanggung oleh
Kontraktor dan bukan Pemberi Tugas.
Dalam hal menyimpan material dibawah atau diatas garis galian yang sudah ditentukan, harus
dilaksanakan dengan hati-hati sekali dan pada situasi yang baik.

Bila Kontraktor melaksanakan galian lebih , untuk maksud dan alasan tertentu, kecuali sudah
diperintahkan secara tertulis oleh Direksi, maka biaya untuk galian yang tidak diperintahkan itu
ditanggung oleh Kontraktor.
Semua galian yang tidak diperintahkan harus ditimbun dengan material sesuai petunjuk Direksi dan
biaya ditanggung oleh Kontraktor.
Pemilik akan membayar pada Kontraktor biaya timbunan untuk mengisi kembali galian tambahan pada
patahan yang disebabkan kesalahan Kontraktor, sesuai saran Direksi. Pembayarannya dilakukan sesuai
dengan Harga Satuan yang dicantumkan dalam Rencana Anggaran dan Biaya Pekerjaan.
Semua galian untuk bangunan pondasi, harus di laksanakan dalam keadaan kering.
Tidak ada tambahan biaya dalam harga pada Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan untuk galian, jika
galian dilaksanakan dalam keadaan basah.
Pekerjaan penggalian harus dilaksanakan dengan ukuran yang lengkap seperti yang disyaratkan dan
harus selesai sesuai dengan batas dan tingkatan yang diijinkan, kecuali pada ujung batuan yang
tajam, diinginkan adanya penyimpangan, tetapi tidak lebih dari 20 cm dan permukaan yang tidak
tertutup dengan beton, harus diratakan sesuai dengan petunjuk Direksi.
Pengukuran untuk galian terbuka, untuk pembayaran, harus sesuai dengan gambar atau sesuai dengan
petunjuk Direksi
Jika Kontraktor melakukan penggalian yang melebihi batas yang ditentukan pada gambar, maka
kelebihan tersebut harus diisi kembali dengan tanah yang dipadatkan sebagaimana yang dikehendaki
oleh Direksi.
Semua pekerjaan yang berhubungan dengan galian terbuka harus dilaksanakan sedemikian rupa
sehingga mematuhi norma pelestarian tanah dan harus disetujui oleh Direksi.

- Pembuangan Material Galian


1. Material galian yang tidak sesuai untuk dipakai pada bangunan, harus diangkut dan dibuang ke
spoil bank, seperti tercantum dalam gambar.
2. Pembuangan material galian pada spoil bank , harus diletakkan sedemikian rupa sehingga
tidak mengganggu aliran sungai.
3. Perubahan lokasi atau adanya tambahan-tambahan ke daerah pembuangan yang sesuai dengan
keinginan Kontraktor harus dilakukan atas biaya Kontraktor, dan harus disetujui oleh Direksi.
- Pengukuran dan Pembayaran
1. Pengukuran untuk pembayaran atas pekerjaan galian dilaksanakan menurut garis-garis batas
galian termasuk galian tanah biasa, batuan lapuk ataupun batuan padas.
2. Pembayaran atas pekerjaan galian tersebut akan dilaksanakan menurut harga satuan permeter kubik
seperti yang tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya.
3. Harga satuan ini sudah termasuk upah pekerja, penggunaan peralatan dan ongkos angkut untuk
pembuangan material galian.
2.2.4 1 M Galian tanah biasa sedalam < 1 m
Menggunakan analisa T-06.a.1 dengan menggunakan tenaga : Mandor dan Pekerja
Pekerjaan galian digolongkan berdasarkan material galian seperti berikut :
a. Galian
Galian tanah biasa merupakan galian terbuka yang terdiri dari :
- Galian tanah biasa
- Galian lumpur
- Galian batuan berpasir
- Galian tanah berbatu
- Galian batu bolder

2.2.5 Pekerjaan Timbunan tanah dengan pemadatan biasa dengan tenaga manusia material dari hasil
galian.
Menggunakan analisa T.14.b.1 dengan menggunakan tenaga Mandor dan Pekerja serta Tamper Hand 78
Kg
- Umum
1. Pekerjaan timbunan yang dimaksud adalah semua pekerjaan berikut :
- Timbunan kembali tanah yang digali.
- Timbunan konstruksi sesuai yang ada di gambar perencanaan.
- Pekerjaan timbunan, seperti yang diperintahkan oleh Direksi.
- Timbunan kembali menggunakan material hasil galian
2. Rencana Kontraktor yang menerangkan mengenai pelaksanaan pekerjaan timbunan untuk setiap macam
kegiatan, harus diserahkan kepada Direksi 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum kegiatan diatas
dilakukan.
3. Harga satuan untuk semua macam pekerjaan timbunan dicantumkan dalam Daftar Volume Pekerjaan.
4. Kontraktor harus memperoleh dan menempatkan berbagai macam material timbunan dilokasi seperti
tertera pada gambar, atau dimana saja seperti yang dicantumkan Direksi.
5. Mutu material harus mendapatkan persetujuan Direksi dan tidak mengandung semua zat organik atau
material yang menganggu lainnya.
6. Selama pelaksanaan Kontraktor bertanggung jawab dalam mengawasi longsoran atau kerusakan pada
permukaan timbunan sehingga harus diganti atau diperbaiki dan biayanya menjadi tanggungan
Kontraktor.

- Klasifikasi Pekerjaan Timbunan


Pekerjaan timbunan digolongkan berdasarkan material yang ditimbun seperti berikut:
a. Timbunan tanah
Timbunan tanah biasa merupakan pekerjaan timbunan yang mencakup semua material tanah, seperti
yang tercantum didalam gambar perencanaan.
b. Timbunan batu
Timbunan batu merupakan pekerjaan timbunan yang mencakup material batuan lebih besar dari 50 ( lima
puluh ) cm atau sesuai dengan saran Direksi.
c. Timbunan pasir
Timbunan pasir merupakan timbunan yang mencakup semua material/partikel batuan berdiameter
maksimum 5 mm ..
d. Timbunan kerikil
Timbunan kerikil merupakan pekerjaan timbunan yang mencakup semua material/partikel batuan yang
berdiameter 5 mm sampai dengan 150 mm.

- Pengambilan Material Timbunan


1. Material timbunan diambil dari tempat pengambilan yang telah ditentukan atau sesuai dengan petunjuk
dari Direksi.
2. Material timbunan tersebut harus diuji terlebih dahulu sesuai dengan spesifikasi yang dikehendaki oleh
Direksi, atau ditentukan lain oleh Direksi sesuai dengan jenis timbunan yang yang tercantum dalam RAB
- Pemadatan
1. Prosedur Kontraktor pada pemadatan material timbunan harus mendapat persetujuan Direksi.
2. Pemadatan masing-masing material timbunan harus dengan cara yang berurutan, sistimatis dan kontinyu
seperti saran Direksi.
3. Masing-masing lapisan harus diusahakan untuk mendapatkan pemadatan yang sesuai dengan syarat pada
spesifikasi teknik.
4. Pemadatan harus dilakukan dengan menggunakan peralatan pemadatan.
5. Bila permukaan material timbunan ada bekas - bekas roda atau tidak datar, maka harus diratakan
sebelum ditempatkan lapisan lain.
6. Bila Direksi menyarankan untuk dipadatkan ulang, harus dilaksanakan Kontraktor tanpa adanya biaya
tambahan untuk ini.
- Pengukuran dan Pembayaran
1. Pengukuran untuk pembayaran atas pekerjaaan timbunan dilaksanakan menurut garis-garis batas
timbunan termasuk timbunan tanah biasa, timbunan batu, timbunan pasir, timbunan kerikil, timbunan
rip-rap dan timbunan filter.
2. Pembayaran atas pekerjaan timbunan tersebut akan dilaksanakan menurut harga satuan per meter kubik
seperti yang tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya.
3. Harga satuan ini sudah termasuk upah pekerja, penggunaan peralatan dan ongkos angkut untuk
pengambilan material timbunan.

2.2.6 1 m3 Timbunan kembali (back fill) dengan alat termasuk pemadatan, material dari hasil galian
Menggunakan analisa BWS.T.30 dengan menggunakan tenaga : Pekerja, dan mandor serta peralatan
Excavator, Tamper hand, water tank truck & pump

2.2.6 Pasangan batu dengan Mortar tipe N (mutu PP tertentu setara dengan campuran 1 PC:4 PP)
Menggunakan molen
Menggunakan analisa P.01c.2 dengan menggunakan tenaga : Pekerja, Tukang batu dan mandor serta
peralatan Concrete Mixer/Molen
Koefisien bahan : Batu belah M 1,200
Pasir pasang M 0,520
Portland Semen Kg 163,00
- Umum
1. Batu yang dipakai pada pekerjaan pasangan batu harus batu yang keras, tahan lama dan sejenis, bersih
dari campuran besi, noda-noda, lubang-lubang, cacat atau ketidak sempurnaan yang lainnya.
2. Batu tersebut harus diambil dari sumber pengambilan yang telah disetujui oleh Direksi.
3. Pasangan batu harus ditempatkan sedemikian sehingga tidak menonjol diatas garis rapi, seperti yang
ditunjukkan pada gambar atau ditunjukkan oleh Direksi.
4. Pengawasan harus dilaksanakan agar bisa dijamin bahwa semua pasangan batu diberi dasar sebaiknya
pada permukaan yang betul - betul datar.
5. Adanya spesi-spesi atau ruangan-ruangan lebar antara batu-batu pasangan harus dihindari.
6. Semua celah-celah dalam pamasangan batu kosong harus diisi sebaik- baiknya dengan pecahan batu.
7. Jumlah batu-batu pecah yang digunakan, tidak boleh melebihi dari jumlah yang diperlukan untuk
mengisi celah-celah dalam pasangan batu tersebut.

A. PASANGAN BATU ( MASONRY )


1. Semua pasangan batu ( stone masonry ) harus terdiri dari bahan-bahan yang diperinci dan harus
dicampur teratur, dibentuk dan ditempatkan sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang
dibuat oleh Direksi.
2. Semua semen untuk spesi/mortel/adukan (mortar) untuk pekerjaan batu harus disesuaikan dengan
syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan.
3. Pasir untuk spesi/mortel/adukan (mortar) yang digunakan pada pasangan batu yang diperlukan menurut
spesifikasi ini, harus disediakan oleh Kontraktor sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
yang tercantum dalam Bahan Umum.
4. Air yang digunakan untuk menyiapkan spesi/mortel/adukan harus tidak mengandung sejumlah bahan-
bahan yang dapat merusak seperti lumpur, bahan organik, alkali, garam-garam dan lain-lain bahan
pengotor.
5. Air yang akan digunakan tersebut harus atas persetujuan Direksi.
6. Adukan untuk semua pasangan batu kecuali ada ketentuan lain dari spesifikasi ini atau atas petunjuk
Direksi terdiri dari satu bagian semen Portland dan empat bagian pasir (yang lepas) dan air secukupnya
untuk membuat kekentalan yang sesuai untuk menggunakan yang dimaksudkan.
7. Cara yang digunakan untuk mencampur adukan harus sedemikian rupa agar mudah ditentukan dan
diawasi seteliti mungkin mengenai jumlah ramuan terpisah yang tercampur pada adukan dan harus
menurut persetujuan Direksi.
8. Jika mesin pengaduk (mixer) dipergunakan, maka waktu mencampurnya sesudah semua ramuan
berada dalam alat pencampur kecuali untuk airnya dalam jumlah penuh tidak boleh kurang dari dua
menit.
9. Adukan harus dicampur hanya dalam jumlah yang sesuai untuk segera digunakan dan Bila ada adukan
yang tidak digunakan sampai 30 menit sesudah penambahan air untuk mencampur, adukan harus
dibuang.
10. Penumbukan ulang atas adukan yang sudah mengeras tidak diijinkan.
11. Palung dan ember adukan harus dibersihkan dan dicuci pada akhir tiap hari kerja.
12. Semua batu yang digunakan dalam penembokan atau pasangan harus betul-betul bersih sebelum
dipasang dan disetujui oleh Direksi.
13. Batu-batu tidak boleh dipasang selama hujan yang cukup lebat atau cukup lama yang menyebabkan
hanyutnya adukan dari penembokan.
14. Adukan yang sudah dihamparkan dan cair/meleleh karena air hujan harus dibuang dan diganti sebelum
pekerjaan dilanjutkan.
15. Pekerja-pekerja tidak diperkenankan berada diatas penembokan atau pasangan batu sebelum pasangan
tersebut selesai dipasang dan betul-betul mengeras.
16. Semua batu yang dipergunakan dalam pasangan batu atau pasangan dengan siaran spesi harus dibasahi
dengan air antara tiga sampai empat jam sebelum dipergunakan dengan cara yang terjamin agar
masing-masing batu dibasahi seluruhnya dan merata.
17. Jika sesudah penyelesaian semua tembok pasangan batu, pasangan berada diluar garis ketentuan atau
tidak datar, atau tidak sesuai dengan garis-garis dan tingkatan yang ditunjukkan pada gambar, harus
dibuang dan diganti atas biaya Kontraktor.
18. Setiap jarak 20 m diberikan dilatasi untuk mengantisipasi terjadinya penurunan yang kemungkinan terjadi
pada pasangan perkuatan tebing atau sejenis

2.2.7 Siaran dengan mortar jenis PC-PP tipe M (mutu PP tertentu setara dengan campuran 1 PC:2 PP)
Menggunakan analisa P.03a dengan menggunakan tenaga : Pekerja, Tukang batu, Kepala tukang dan
Mandor
Koefisien bahan : Pasir pasang M 0,012
Portland Semen Kg 6,340

1. Spesifikasi untuk semua pekerjaan siaran kecuali kalau ditentukan lain dari spesifikasi ini atau seperti
ditetapkanlain oleh Direksi terdiri dari 1 (satu) bagian semen portland dan 2 (dua) bagian pasir serta air
secukupnya untuk menghasilkan kekentalan yang sesuai untuk penggunaan yang dimaksudkan.
2. Sebelum pekerjaan siaran dimulai, sambungan-sambungan dari semua permukaan pasangan batu harus
digaruk sebelum spesi/adukan dipasang (atau dipahat untuk penembokan batu yang sudah lama).
Permukaan harus dibersihkan dengan sikat kawat dan dibasahi.
3. Siar terbenam (pengisi sambungan) dengan tebal rata-rata 1 cm dari permukaan batu.
4. Siar rata, siaran diratakan dengan permukaan batu.
5. Siar timbul, siaran setebal 1 cm ,lebar tidak kurang dari 2 cm.
6. Semua pekerjaan siaran harus menurut petunjuk Direksi.
7. Semua pasangan batu siaran harus dirawat dengan air ( curing ) atau cara-cara lain yang dapat diterima,
menurut persetujuan Direksi.
8. Jika curing dilaksanakan dengan air, pasangan-pasangan batu harus dijaga agar tetap basah paling tidak
14 hari jika tidak ada ketentuan lain, dengan cara menutupnya dengan bahan-bahan yang direndam
air, atau dengan pipa-pipa alat penyiram, pipa porus, menggenanginya atau cara lain yang disetujui
oleh Direksi yang menyebabkan permukaan yang dirawat selalu basah.
9. Air yang dipakai untuk curing harus memenuhi ketentuan-ketentuan spesifikasi-spesifikasi untuk air.

2.2.8 Plesteran tebal 1 cm, dengan mortar jenis PC-PP tipe N (mutu PP tertentu setara dengan campuran
1 PC:4 PP)
Menggunakan analisa P.04c dengan menggunakan tenaga : Pekerja, Tukang batu, Kepala tukang dan
Mandor
Koefisien bahan : Pasir pasang M 0,018
Portland Semen Kg 4,450
1. Bila permukaan dinding dan lantai dari pasangan batu harus diplester, maka ukuran perbandingan
plesteran terdiri dari 1 (satu) bagian semen dibanding 4 (empat) bagian pasir.
2. Semen harus Portland cement yang memenuhi syarat-syarat untuk menghasilkan mutu plesteran yang
baik.
3. Pasir harus mempunyai gradasi yang baik dan ke-kasaran yang memungkinkan untuk menghasilkan
adukan plesteran yang baik.

2.2.8 Pasangan Per Lubang Pipa Pematusan


Menggunakan analisa C.021 dengan menggunakan tenaga : Pekerja dan Mandor
Koefisien bahan : Pipa PVC dia 2 M 0,75
Ijuk Kg 0,50
Kawat Pengikat Kg 0,010
Kerikil 2/3 cm M 0,050
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
1. Pengukuran untuk pekerjaan pasangan batu, siaran dan plesteran hanya akan dilaksanakan menurut
garis-garis batas pasangan batu, siaran dan plesteran seperti yang ditunjukkan pada gambar atau
ditentukan oleh direksi secara tertulis.
2. Pembayaran dilaksanakan berdasarkan volume pekerjaan pasangan batu dalam satuan meter kubik,
pekerjaan siaran dan plesteran dalam satuan meter persegi atau seperti yang telah tercantum di dalam
rencana Anggaran Biaya.
3. Harga tersebut sudah termasuk harga material beserta ongkos angkutnya dan ongkos pekerjanya.

2.2.9 Bongkar 1 m3 pasangan batu (manual)


Menggunakan analisa P.01e.2 dengan menggunakan tenaga : Pekerja dan Mandor serta perlatan
Palu/godam (baja keras) , Pahat beton (baja keras) dan Linggis (baja keras)

2.2.10 Pemasangan 1 m3 batu kali dari pemanfaatan batu kali bekas bongkaran type N (mutu PP tertentu
setara dengan campuran 1PC : 4PP)
Menggunakan analisa P.01b.BWS dengan menggunakan tenaga : Pekerja, Tukang batu dan Mandor serta
perlatan Concrete mixer/Molen kapasitas 0,3 M3
Koefisien bahan : Pasir pasang M 0,520
Portland Cetmen m3 163,00

2.2.11. 1 m3 beton mutu, fc = 14,5 MPa (K175), slump (122) cm, w/c = 0,66 Menggunakan
molen

Dak beton untuk plat beton.


Menggunakan analisa B.05b dengan menggunakan tenaga : Pekerja, Tukang batu, Kepala tukang dan
Mandor serta peralatan Molen kapasitas 0,3 m3
Koefisien bahan : PC / Portland Cement Kg 326,00
PB / Pasir Beton m3 0,543
Kr / Krikil m3 0,762
Air Liter 215,00
Bahan

Semen
Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan harus portland Cemen, harus produksi dalam negeri dan
sesuai dengan PBI1971, NI-2, dan atau mengacu pada ASTM C 150, "Standart Specification
For Portland Cement Concrete" Tipe 1. Semen harus mengandung alkaline yang rendah. Total
kandungan alkali pada semen tidak boleh melebihi 0,60% jika dikalkulasi dari posentase Na2
ditambah 0,685% dari K20.
pemborong harus menyediakan contoh semen apabila diminta oleh Direksi, keduanya yaitu contoh
dari gudang pemborong di lapangan dan dari pabrik, atau pemborong harus menguji semennya
menurut PBI 1971 (NI-2) dan atau mengacu pada ASTM C 150.
Portland Cement yang disimpan dalam gudang lapangan harus memenuhi persyarata teknis
penyimpanan, bilaman Portland Cement telah mengeras, maka tidak boleh dipakai untuk campuran.

Bahan Batuan
Bahan batuan untuk beton dan adukan harus memenuhi Pasal Standard Nasional NI-2.
(i) Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir. Penambahan bahan seperti pasir dari batu
pecah akan diizinkan, apabila menurut pendapat Direksi, pasir yang ada tidak memenuhi
gradasinya. Kandungan maksimum terhadap lempung lanau dan debu tidak boleh lebih dari 3%
perbandingan berat.
(ii) Bahan batuan (kerikil) harus memenuhi persyaratan dan bergradasi baik dengan diameter
maksimum tergantung dari kelas betonnya. Kerikil harus dari batu pecahan.
Apabila kelas dari beton menghendaki perlawanan abrasi yang baik, maka bahan batuan harus
diambil dari lokasi setempat yang menurut penilaian Direksi yang terbaik.
Pemborong harus mengirimkan contoh material apabila dibutuhkan oleh Direksi.
Disamping itu pemborong harus membuat percobaan dari contoh material sesuai dengan PBI 1971
secara rutin dengan frekuensi yang disetujui Direksi serta mengirimkan kepada Direksi setiap copy
laporan test. Apabila test abrasi dibutuhkan oleh Direksi, maka pemborong harus melakukannya.
Bahan batuan untuk beton tahan abrasi harus berberat 2,6 dan nilai tahan abrasi harus berberat jenis
2,6 dan nilai tanah harus kurang dari 15% apabila diuji menurut PBI 1971.

Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan membuat adukan harus dari sumber yang
disetujui oleh Direksi dan memenuhi pasal 9 Standard Nasional Indonesia PBI. Air harus bersih
dan bebas dari minyak, kandungan garam, alkali, lumpur, bahan organik, atau kotoran lain
seperti lempung dan lempung halus. Kekeruhan air tidak melebihi 2000 ppm. Jumlah sulphate
dalam bentuk sulphur anhidrate tidak melebihi 1 (satu) gram per liter.
Jika air bersumber dari aliran sungai atau sumber alami, kualitas air tidak boleh melebihi batas
yang direkomendasi. Penyedia Jasa harus dapat menjamin kualitas air yang akan digunakan dan
harus meminta persetujuan Direksi untuk penggunaannya.

Beton dan Adukan


Beton dan adukan harus dibuat dari semen, pasir, kerikil dan air sebagaimana ditentukan. Tidak
boleh ada campuran bahan-bahan lain dengan beton atau adukan tanpa persetujuan Direksi.
Pemborong boleh memakai zat pelambat untuk memudahkan persiapan pembuatan sambungan-
sambungan cor, bagaimana susunan zat pelambat dan cara pemakaiannya harus mendapat
persetujuan Direksi.
Direksi dibenarkan untuk melakukan penolakan dari campuran beton untuk setiap keadaan :
a. Jika pencampuran tidak dikerjakan setelah 30 menit adukan semen dan agregat dicampur.
b. Jika lebih dari 30 menit setelah berhenti antara selesainya adukan dan kenyataan
pengecoran beton tanpa diaduk lagi.
c. Jika lebih dari satu jam setelah selesai antara pemasukan semen ke agregat dan pengecoran
beton di lapangan belum selesai.
d. Jika proporsi campuran tidak sesuai dengan persyaratan.
Direksi dibenarkan untuk menahan untuk waktu tertentu, dalam kasus (a), (b), atau (c) lebih
lanjut, jika udara panas atau kondisi lain yang dapat menyebabkan waktu pengikatan beton
lebih cepat. Tidak ada beton yang sudah ditolak oleh Direksi dapat dipergunakan dalam semua
bagian pekerjaan permanen. Beton yang mulai mengeras, tidak diijinkan untuk diaduk ulang
atau tanpa penambahan agregat air semen. Beton yang ditolak oleh Direksi harus ditaruh
dengan cara yang disetujui dan diletakkan dengan biaya dari Penyedia Jasa.

Perbandingan Campuran dan Tipe Bahan Struktur


Perbandimgan campuran beton ditentukan oleh Direksi untuk mendapatkan kualitas baik dan nilai
ekonomis tinggi, memiliki kuat tekan tinggi, tahan lama dan mampu menahan perubahan tegangan
akibat perubahan alam dan pertimbangan lainnya.
Ukuran maksimum agregat, kuat tekan yang diijinkan, kadar semen, dan nilai slump untuk berbagai tipe
(klas) beton yang dipergunakan untuk pekerjaan konstruksi agar mengikuti ketentuan sebagai berikut:

Ukuran Kuat Tekan Berat semen Nilai batas


Type Maksimum umur 28 hari yang diijinkan slump
(Class) Agregat
Mm kg/cm2 kg/cm3 cm
(K-225) 20 225 350 7 - 12
(K-225) 40 225 330 5 - 10
(K-175) 20 175 300 7 - 12
(K-175) 40 175 280 5 - 10
(K-125) 20 125 250 7 - 12
(K-125) 40 125 230 5 - 10

Note : Tipe/klas yang ditunjukkan dalam ( K..) adalah ekuivalen dalam perencanaan catatan standard
"Peraturan Beton Bertulang Indonesia" (P.B.I), 1971 N. 1-2, yang dipublikasi Pemerintah Republik
Indonesia, Departemen PU. Direktorat Jenderal Cipta Karya. Kuat tekan beton pada umur 28 hari
tersebut diatas memakai dimensi Kubus 150 x 150 x 150 mm.

2.2.12 Pembesian 100 kg dengan besi polos atau ulir

Menggunakan analisa B.17.a dengan menggunakan tenaga : Pekerja, Tukang besi, Kepala tukang
dan Mandor

Koefisien bahan : Besi Beton (polos/ulir) Kg 105,00


Kawat Ikat Kg 1,50
Tulangan baja untuk beton harus batang baja lunak yang bulat dan polos, sesuai dengan PBI 1971
seperti ditunjukan dalam gambar-gambar.
Untuk tiap-tiap pengiriman batang baja lunak di serahkan ketempat pekerjaan, pemborong harus
menyediakan untuk tiap-tiap pembuatan kepada Direksi suatu hasil pemeriksaan dari laboraturium
yang disetujui.
Untuk tiap-tiap kiriman tulangan anyaman baja yang dikirim ke tempat pekerjaan, pemborong harus
menyerahkan kepada Direksi. Tulangan pada waktu pengecoran beton harus bersih dan bebasa dari
kerusakan, sisik gilingan yang lepas dan karat lepas.
Batang-batang baja yang telah menjadi bengkok, tidak boleh diluruskan, atau dibengkokkan lagi
untuk dipakai dipekerjaan tanpa persetujuan Direksi.

Penyiapan Bahan-Bahan Bangunan

Semua semen harus dikirim ke tempat pekerjaan dalam karung kertas yang ditandai, utuh dan
tertutup sepatutnya atau bungkusan lainya yang disetujui. Semua semen harus disimpan dalam
gudang tidak terpengaruhi oleh cuaca, dilengkapi khusus untuk maksud-maksud tersebut.
Lantai dari gudang harus dinaikan ke atas permukaan tanah untuk mencegah pengisapan air.
Penyimpanan di tempat terbuka dapat diizinjan pada pekerjaan kecil dengan penguasaan tertulis dari
Direksi, dalam hal mana selalu harus ditempatkan di atas tempat yang dilindungi dengan tutup yang
tahan air menurut persetujuan Direksi.
Masing-masing kiriman semen harus disimpan sedemikian rupa sehingga ada jalan masuk dengan
mudah untuk pemeriksaan dan pengujian. Setelah disetujui Direksi penggunaan semen harus
menurut urutan pengiriman.
Tiap jenis batuan pasir dan kerikil maupun batu merah ada batu-batu harus disimpan dalam petak-
petak terpisah atau di halaman yang tanahnya ditutup dengan lembaran lgam atau tutup lainnya
yang keras dan bersih, yang harus bisa kering sendiri dan dilindungi dari percampuran dengan tanah
atau benda-benda lainnya yang merusak. Tulangan baja disimpan jauh dari tanah yang perubahan
bentuknya.

2.2.13 Begisting kolom beton biasa dengan multiflex 12 mm atau 18 mm

Menggunakan analisa B.24.b dengan menggunakan tenaga : Pekerja, Tukang kayu, Kepala tukang
kayu dan Mandor

Koefisien bahan : Multiflex 18 mm Lbr 0,128


Kaso 5/7 cm m3 0,006
Paku 5 cm dan 7 cm kg 0,250
Minyak bekisting kg 0,200
Umum
Bekisting akan digunakan sewaktu-waktu untuk keperluan membentuk beton dan bentuknya
harus sesuai dengan garis, tingkatan dan demensi yang ditunjukkan dalam gambar. Bekisting
harus kuat untuk menahan tekanan akibat pengecoran dan vibrasi (penggetaran) beton dan
memberikan permukaan beton sesuai dengan kebutuhan dari pekerjaan penyelesaiannya.
Bekisting harus cukup kuat menahan kebocoran mortar dari beton.
Dimana bekisting akan dipakai lagi, maka kekuatan, kekakuan, kerapatan dan kehalusan
permukaan dari bekisting harus dijaga dari keseluruhan pemakaian.

Sebelum pelaksanaan pekerjaan beton dimulai, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan yaitu detail perencanaan dan gambar pemasangan
bekisting yang diusulkan untuk pelaksanaan.
Meskipun Direksi telah menyetujui desain dan gambar tetapi tidak membebaskan Penyedia Jasa
dari tanggung jawab dari kemampuan dan keamanan dari perencanaan pekerjaan bekisting.
Permukaan bekisting yang berhubungan dengan beton harus dijaga dan dilindungi untuk
menghindari reaksi kimia, atau perubahan warna dari permukaan beton.
Pemakaian bekisting yang bengkok, berlubang tidak rata dan tidak keras tidak diijinkan.
Penopang (pendukung) dari bekisting harus menahan agar tidak terjadi perubahan atau
pembengkokan karena berat beton basah atau karena beban lainnya.
Apabila ada tanda-tanda adanya deformasi (perubahan) selama pengecoran, mereka harus
secepatnya mensupport atau mengganti, memberikan garansi pekerjaan tersebut dapat
terselesaikan dengan hasil memuaskan.
Mungkin terjadi pemindahan di posisi bekisting dengan akibat modifikasi dari posisi dari
konstruksi harus dibandingkan dengan posisi yang ditunjukkan dalam gambar, seterusnya
disesuaikan dengan syarat toleransi konstruksi beton dan atau harus dilakukan perbaikan beton.
Bekisting harus ditempatkan supaya tanda sambungan pada permukaan beton setepat mungkin
pada alinemen keduanya baik horisontal dan vertikal.

Bahan-bahan
Semua bahan-bahan untuk pelapis cetakan harus dimintakan persetujuan dari Direksi. Kayu-
kayu harus dalam keadaan utuh, lurus, bebas dari lengkungan, kerusakan dan tonjolan -tonjolan
yang lepas, dan dipersiapkan rata, seragam dalam lebar dan tebalnya sebelum pembuatan
bekisting. Cetakan yang digunakan dalam beton untuk bagian yang terbuka terhadap pandangan
harus dilapisi plywood" dan harus bebas dari cacat-cacat yang akan dihasilkan sebagai noda-
noda di permukaan beton. Semua cetakan-cetakan harus disesuaikan dengan bentuk-bentuk,
garis-garis,ukuran-ukuran dari struktur seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
Cetakan-cetakan harus kuat, kaku dan direncanakan sedemikian rupa, sehingga cetakan-cetakan
tidak membelok atau menonjol keluar dari toleransi-toleransi yang ditentukan. Cetakan-cetakan
harus direncanakan secara memadai dan dengan kekuatan yang cukup untuk memastikan
apakah tidak ada perpindahan atau kebocoran jika beton dicor. Perencanaan dan detail-detail
dari cetakan harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Perlapisan
Sebelum dicor, cetakan-cetakan untuk permukaan yang terbuka harus dilapis dengan minyak
cetakan anti karat yang disetujui dan yang tidak akan mengganggu dalam pengera san beton
setelah pemberian minyak.
Minyak yang berlebihan di permukaan cetakan, dan minyak yang ada diatas tulangan baja atau
permukaan lain yang memerlukan ikatan dengan beton harus dibersihkan sesuai perintah
Direksi. Cetakan untuk permukaan yang tidak terbuka dapat dibasahi secara menyeluruh,
sebagai ganti dari pemberian minyak, yang dilakukan sebelum pengecoran beton.

Bekisting pada Permukaan Melengkung


Bekisting pada permukaan yang melengkung dan bagian transisi harus di lakukan konstruksi yang kuat
dan dilalukan secara tepat kebenarannya sesuai dengan keperluannya seperti tampak dalam gambar.
Dimensi dari garis horisontal dan vertikal harus diberikan dalam gambar dari setiap bagian yang
melewati panjang dari bagian yang melengkung atau bagian transisi. Penyedia Jasa harus melakukan
interpolasi untuk setiap bagian yang diperlukan untuk setiap jenis bekisting yang dibuat dan akan
dipergunakan, dan setiap konstruksi dan pemasangan dari bekisting itu harus menyatu dengan
lengkungan dari lanjutan bekisting tersebut.
Pemasangan sementara harus menggunakan semua bagian bekisting yang melengkung, yang diperlukan
untuk mempertemukan lengkungan yang tepat sesuai dengan keperluan.
Lapisan bekisting harus dibuat lengkap dengan lapisan yang sudah terpotong dan terlapis secara kuat,
sehingga permukaan menjadi rata. Setelah bekisting dipasang, semua permukaan yang tidak sempuma
harus diperbaiki dan setiap permukaan yang kasar dan semua sudut di permukaan dari bekisting yang
disebabkan oleh pertemuan material harus dibuat agar membalut kelengkungan yang diperlukan.

Pembukaan Bekisting
Bekisting dapat dibuka setelah pelaksanaan beton menghasilkan kuat tekan yang memadai, sehingga
tidak membahayakan akibat pembukaan tersebut.
Tidak ada bekisting yang dibuka dalam waktu 16 jam setelah selesai penuangan beton, kecuali untuk
kasus khusus, dimana pembukaan dalam waktu singkat harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Minimum waktu sesudah pelaksanaan penuangan beton selesai, clan pembukaan bekisting untuk setiap
bagian struktur harus ditentukan oleh Direksi.
Sebagai acuan untuk waktu minimum pembukaan bekisting mengikuti sebagai berikut:
1 Pier dan dinding tebal 24 jam
2 Kolom dan dinding tipis 36 jam
3 Balok dan Lantai 7 hari -14 hari
Setelah ijin diberikan untuk membuka, bekisting harus dipindahkan secara praktis untuk menghindari
terganggunya pemeliharaan beton sesuai dengan spesifikasi, dan selalu dapat memudahkan untuk
memperbaiki permukaan beton menjadi sempurna.
Bekisting dan semua bagian penunjangnya harus diganti jika tidak mengikuti setiap bentuk beton untuk
menerima setiap tekanan dengan berat yang tidak seragam dan terus menerus. persediaan harus dibuat
dari bahan yang mampu menahan, kotak pasir atau jenis lainnya untuk pengenduran secara perlahan-
lahan dari dukungan yang diberikan pada pekerjaan yang salah dan bagian lainnya.

2.2.14 1 m3 Pasangan Bronjong Kawat pabrikasi uk. L=2,0 m x B=1,0 m x T= 0,5 m, Dia 3 mm, lubang 80
x 100 mm;
Menggunakan analisa P.06a.7 dengan menggunakan tenaga : Pekerja dan Mandor
Koefisien bahan : Batu/batu belah M 1,3
Kawat Bronjong dia 3 mm Buah 1

1. Ruang Lingkup
Standar ini meliputi ruang lingkup, acuan, definisi, syarat bahan baku, syarat mutu, pengambilan contoh,
cara uji, syarat lulus uji, pengemasan dan syarat penandaan bronjong kawat.

2. Acuan
- SNI 03-0090-1987, Mutu dan uji bronjong dan kawat bronjong
3. Definisi
Bronjong kawat adalah kotak yang dibuat dati anyaman kawat baja berlapis seng yang pada
penggunaannya diisi batu-batu untuk pencegahan erosi yang dipasang pada tebing tebing, tepi-tepi sungai,
yang proses penganyamannya dengan menggunakan mesin (pabrikan).

4. Syarat Bahan Baku


Bahan baku bronjong berupa kawat berdasarkan SNI 03-6154-1999, Kawat bronjong

5. Syarat Mutu
5.1 Sifat Tampak
Bronjong kawat harus kokoh, bentuk anyaman heksagonal dengan lilitan ganda dan berbentuk maksimum
40 mm dan harus simetris. Lilitan harus erat dan tidak terjadi kerenggangan hubungan antara kawat sisi
dan kawat anyaman dililit minimaum 3 kali sehingga bronjong kawat mampu menahan beban dari segala
jurusan (lihat gambar 1)

SNI 03 - 0090 - 1999


Catatan :
1. Kawat anyaman
2. Kawat sisi
3. Lilitan ganda
S. Lebar anyaman
d . Panjang lilitan
L. Panjang anyaman

5.2 Bentuk dan Ukuran


Bentuk
Bronjong kawat berbentuk seperti pada gambar 2 dan gambar 3 dan apabila disetel akan berbentuk
kotak persegi panjang dengan lempengan-lempengan anyaman kawat penyekat pada tiap-tiap jarak 1
m (lihat gambar 4 dan 5)
Ukuran-ukuran Bronjong Kawat
a. Bentuk
Ukuran bronjong kawat bentuk I dapat dilihat pada table I

Kolom kode menunjukkan ukuran bronjong kawat sedangkan untuk ukuran anyaman bronjong kawat 80 x
100 mm, diameter kawat anyaman 3,00 mm, kawat sisi 3,40 mm, atau 4,000 mm, kawat pengikat 2 mm.
Dan untuk ukuran anyaman bronjong 100 x 120 mm, diameter kawat 3,00 mm, kawat sisi 3,40 atau 4,00
mm dan diameter kawat pengikat 2,0 mm. Toleransi ukuran kotak (lebar, tinggi dan panjang) sebesar 5 %.
2.5 Pengambilan contoh
2.5.1. Pengambilan contoh uji dilakukan secara acak (random)
2.5.2. Dari suatu kelompok bronjong kawat dengan ukuran yang sama ukuran setiap 500 unit atau
kurang diambil 3 contoh.
2.6 Cara Uji
Cara uji untuk memenuhi ketentuan syarat mutu adalah sebagai berikut :
2.6.1. Bentuk, jumlah sekat dan lilitan dapat dilakukan secara visual
2.6.2. Uji dimensi bronjong kawat dapat dilakukan pengukuran terhadap panjang lebar, tinggi dan
ukuran lobang anyaman bronjong.
2.7 Syarat Lulus Uji
2.6.1. Lulus Uji
Kelompok dinyatakan lulus uji bilamana memenuhi seluruh ketentuan syarat mutu sesuai dengan
butir 5
2.6.2.Uji Ulang
Uji ulang dapat dilakukan dengan jumlah contoh kawat 2 x dari contoh pertama dan diambil dari
kelompok yang sama.
Apabila setelah dilakukan uji ulang terhadap contoh uji memenuhi ketentuan syarat mutu maka
kelompok bronjong tersebut dinyatakan lulus uji.
2.8 Pengemasan
Kemasan bronjong kawat terdiri dari 10 (sepuluh) unit diikat cukup kokoh dan rapi menjadi satu
merupakan satu bendel.

2.9 Syarat penandaan


Tiap-tiap bendel bronjong kawat dari suatu kelompok yang dinyatakan lulus uji harus diberi label dari
logal yang sekurang-kurangnya berisi antara lain :
- Tanda SNI
- Tanda pengenal perusahaaan/logo/merek
- Diameter nominal kawat anyaman
- Diameter nominal kawat sisi
- Berat lapisan seng
- Ukuran anyaman
- Ukuran bronjong

c. Cara Pengisian Bronjong.

1. Isi Bronjong
Untuk mengisi bronjong di gunakan batu kali, batu belah atau gunung yang terdiri atas
bermacam-macam ukuran, dan ukuran yang paling besar ialah lebih kurang 30 cm.

Digunakannya batu-batu yang berukuran lebih kurang 30 cm tersebut dimaksudkan


untuk memudahkan mengangkatnya, terutama jika pelaksanaannya akan dilakukan
oleh tenaga-tenaga manusia. Batu-batu dengan ukuran yang lebih kecil digunakan untuk
mengisi rongga-rongga yang terdapat diantara sela-sela timbunan batu. Tidak
dibenarkan menggunakan batu-batu karang yang diambil dari laut untuk mengisi bronjong-
bronjong; karena disamping mudah menimbulkan terjadinya karat pada kawat-kawat
bronjong juga akan merusak kelestarian lingkungan.
2. Cara-cara untuk Mengisi Bronjong Pengisian bronjong dapat dilakukan dengan
menggunakan alat atau dengan tenaga manusia. Yang perlu diperhatikan ialah bahwa
anyaman bronjong tidak rusak pada waktu dilakukan pengisian bronjong. Agar bronjong
cukup berat dan tidak mudah berubah bentuk, isi bronjong harus padat. Pengisian
dilakukan secara berlapis, terdiri atas bermacam-macam ukuran batu.

Pengisian batu untuk sisi bronjong sebaiknya dilakukan oleh tenaga manusia, karena batu-
batunya harus dipilih yang mempunyai permukaan rata agar anyaman bronjong dapat
menempel pada permukaan batu, dan harus dapat menutup lubang-lubang anyaman.

d. Ukuran Bronjong
Bronjong ditentukan sebagai suatu sangkar dan anyaman kawat baja yang dibuat dipabrik dan
digalvanis dengan ukuran 2 m x 1 m x 0,50 m menurut SII No. 0381 - 80 (SII = Standard
Industri Indonesia). Bronjong yang lebih panjang dari 2 m boleh dipakai ditempat-tempat yang
sesuai, jika Kontraktor menginginkannya, tetapi pembayaran akan dilakukan atas dasar jumlah
yang sama dengan bronjong 2 m panjangnya. Kawat baja untuk anyaman bronjong harus
dibuat dipabrik, hasil anyaman bronjong yang dilakukan dilapangan tidak akan disetujui.
Ukuran anyaman harus 100 mm x 80 mm dan diameter kawat anyaman 3,0 mm sedang
diameter .kawat sisi 4,0 mm. Isian batu harus seperti ukuran yang dianjurkan oleh pabrik
(manufakture).
Bronjong harus dipasang sesuai dengan brosur "Petunjuk Kerja Lapangan Untuk Perakitan dan
Pembuatan Bronjong" yang dapat diperoleh dari Direktorat Sungai. Bronjong harus diikat kuat
satu dengan yang lainnya dengan kawat yang telah disetujui Direksi sebelum pengisian.
2.10. Isian Batu
Isian batu harus dari jenis batu geologi yang disetujui secara tertulis oleh Direksi, dari suatu
tambang atau sumber lain yang harus disetujui secara tertulis oleh Direksi.
Setiap biji batu harus bebas dari keretakan-keretakan nyata atau bidang-bidang kelemahan.
Batu boleh persegi atau dibulatkan. Perbandingan ukuran terpanjang dan terpendek idak
boleh melebihi 2. Ukuran batu isian harus sesuai dengan petunjuk kerja yang dikeluarkan oleh
pabrik bronjong dan bronjong pondasi.

2.11. Ketahanan Batu


Contoh batu isian yang diusulkan oleh Kontraktor harus diuji terlebih dahulu dengan
hammer besi dan berbunyi nyaring serta tidak pecah.
2.12. Lapisan Saringan
Bronjong pondasi harus dipasang diatas sebuah lapisan saringan membran tembus air untuk
mencegah terbenamnya fondasi dan bronjong yang telah diisi,kedalam endapan lumpur atau tanah.
Lapisan saringan harus terus menerus berada dibawah seluruh kawasan pondasi. Lapisan saringan
harus terdiri dari salah satu yang berikut ini :
- Geotextile yang disetujui
- Bahan yang dianyam seperti bambu, rotan ( ijuk atau serat ).

2.13. Cara Pelaksanaan


- Merentang bronjong sebelum pengisian :
Letakkan bronjong atau kelompok bronjong pada tempatnya. Mantapkan ujung-ujung
bronjong ditempat pekerjaan akan dimulai kedua sudut ke dalam tanah dan diikat dengan
kuat.
Bronjong kosong selebihnya diikat satu dengan yang lain selama pekerjaan berlangsung.
Rentangkan sisi bronjong dengan menyelipkan palang dari kayu ke dalam sudut-sudut bawah
dan mengungkitnya ke depan.
Selama bronjong direntangkan, periksa apakah ikatan kawat telah dikerjakan dengan betul
dan tidak berantakan serta ikatan-ikatan dengan bronjong lapis dibawahnya, jika
terdapat bagian ikatan yang tidak betul harus diikat kembali.
- Pengisian bronjong
Isi bronjong dengan batu keras yang tahan lama berdiameter kurang lebih 25 cm dan tidak
lebih kecil dari lubang anyaman. Prosentase material kecil yang diperbolehkan untuk
pengisian lebih kurang 5% guna mengisi rongga-rongga batuan besar.
Isian bronjong dengan tangan atau mesin sambil mengatur agar isian batu dapat penuh,
padat dan ruangan kosong sangat minimum. Bila mungkin biarkan bronjong terakhir
kosong, karena akan lebih mudah menyambung bronjong berikutnya.
Mula-mula isi semua bagian ruangan bronjong hanya sepertiganya, kemudian pasang kawat-
kawat penguat harisontal dalam bronjong langsung diatas permukaan batu dalam ruangan itu
untuk menjaga agar permukaan bronjong merata dan bebas dari tonjolan-tonjolan atau
mengikuti petunjuk Direksi.
Selanjutnya diisi batu sampai 2/3 bagian dan ulangi penguatan kawat horisontal dan akhirnya
isilah lagi sampai penuh.
- Menguji tutup bronjong
Rentangkan tutup bronjong dengan tepat menyelimuti isi dengan memakai linggis
bengkok (crowbar) atau alat penutup khusus dan diikat dengan kawat.
Sudut-sudut harus dikunci sementara, guna menjaga tersedianya cukup anyaman, untuk
menutupi seluruh permukaan. Bila isi bronjong terlalu penuh, beberapa isi harus dibuang
dari puncak bronjong untuk mencegah tutup tidak terentang terlalu renggang. Pemasangan
bronjong lapis demi lapis sesuai gambar pelaksanaan atau petunjuk

Gambar : Perkuatan tebing dengan bronjong batu


Muka air banjir

apron
bronjong batu

Tanah asli Pemasangan ijuk


pemasangan

Pemasangan dolken
pemasangan
Cara pemasangan

2m

0,5 m

1m

Gambar : Sketsa ukuran dan cara penumpukan bronjong

D. Pengukuran Dan Pembayaran


1. Pengukuran pekerjaan bronjong untuk pembayaran akan dilaksanakan hanya menurut garis-garis seperti
yang ditunjukkan pada gambar atau seperti yang telah ditentukan oleh Direksi.
2. Pembayaran di laksanakan berdasarkan volume bronjong dalam satuan meter kubik.
3. Harga tersebut sudah termasuk harga material ( batu dan kawat ) dan ongkos pengangkutannya serta
ongkos para pekerjanya.

2.2.15 2 m cerucuk kayu/dolken diameter 8 cm 10 cm

Menggunakan analisa P.07.b. BWS dengan menggunakan tenaga : Pekerja dan mandor
Koefisien bahan : Kayu dolken dia 8 10 cm M 2,10

A. Umum
a. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan-pekerjaan bronjong pondasi konstruksi
b. Bahan dolken harus berkualitas baik dan tidak mudah lapuk oleh air, sebelum pelaksanaan pekerjaan
harus ditunjukkan kepada Direksi dan harus mendapatkan persetujuan Direksi
c. Ukuran kayu dolken berdiameter 10 cm dengan panjang 2 meter

B. Pekerjaaan Dolken
a. Pemasangan dolken pelaksanaannya harus mengikuti gambar sesuai dengan rencana atau sesuai
instruksi Direksi diameter disesuaikan dengan yang tertera dalam gambar termasuk panjang rencana.

2.2.16 Pemasangan per m2 Lapisan ijuk di belakang bronjong

Menggunakan analisa P.07.e.BWS dengan menggunakan tenaga : Pekerja dan mandor


Koefisien bahan : Lapisan ijuk 5 cm kg 2,50
A. Umum
a. Pekerjaan ini meliputi peekerjaan-pekerjaan
- Perkuatan tebing
- Pekerjaan bronjong pondasi konstruksi
- Pekerjaan drinase/pipa pematusan
- Dan lain-lain pekerjaan yang ada hubungannya dengan ijuk
b. Bahan ijuk harus berkualitas baik dan tidak banyak mengandung bahan-bahan keras, seperti lidi-
lidi dan kotoran-kotoran, sebelum pelaksanaan pekerjaan harus ditujukan kepada Direksi dan
harus mendapatkan persetujuan Direksi.
B. Pekerjaan Ijuk
a. Pekerjaan lapisan ijuk pelaksanaannya harus mengikuti gambar rencana, yaitu pada bagian dasar
dari pondasi bronjong, bidang-bidang bronjong yang berhubungan
dengan tanah, pada konstruksi joint yaitu semua bidang pertemuan bronjong matras yang satu
dengan yang lainnya.
b. Pembayaran pekerjaan ijuk meliputi semua pekerjaan pengadaan bahan / material,
pengangkutan dan pemasangan
c. Pembayaran dilakukan permeter persegi luas ijuk dimana harga satuan sudah termasuk biaya-
biaya menurut syrat-syarat dengan ketebalan 5 cm dan lainnya seperti yang ditujukan pada
penawaran bronjong.

2.2.17 PEKERJAAN U-DITCH

- Uditch ukuran 60 x 80 x 10 cm
Menggunakan analisa B.uditch 02 dengan menggunakan tenaga : Pekerja, Tukang dan mandor
serta peralatan Flat Bed Truck, Truck Crane dan alat bantu

Koefisien bahan : Precast U Ditch 60 x 80 x 10 cm bh 1


Urugan Sirtu Tebal 10 cm m3 0.1

- Uditch ukuran 80 x 80 x 10 cm
Menggunakan analisa B.uditch 03 dengan menggunakan tenaga : Pekerja, Tukang dan mandor
serta peralatan Flat Bed Truck, Truck Crane dan alat bantu
Koefisien bahan Precast U Ditch 80 x 80 x 10 cm bh 1
Urugan Sirtu Tebal 10 cm m3 0.13

- Uditch ukuran 80 x 100 x 10 cm


Menggunakan analisa B.uditch 04 dengan menggunakan tenaga : Pekerja, Tukang dan mandor
serta peralatan Flat Bed Truck, Truck Crane dan alat bantu
Koefisien bahan Precast U Ditch 80 x 100 x 10 cm bh 1
Urugan Sirtu Tebal 10 cm m3 0.13

- 1 M Pasangan Precast penutup Udith ukuran 60 x 120 x 15 cm


Menggunakan analisa Co Ud 60x120 dengan menggunakan tenaga : Pekerja, Tukang dan mandor
serta peralatan Flat Bed Truck dan Truck Crane
Koefisien bahan Precast penutup U Ditch 60 x 120 x 15 cm bh 1

- 1 M Pasangan Precast penutup Udith ukuran 80 x 120 x 15 cm


Menggunakan analisa CO Ud 80x120 dengan menggunakan tenaga : Pekerja, Tukang dan mandor
serta peralatan Flat Bed Truck dan Truck Crane
Koefisien bahan Precast penutup U Ditch 80 x 120 x 15 cm bh 1

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Pasangan U-ditch merupakan saluran drainase dengan penampang U yang memiliki
penutup ataupun tidak. Pemasangan U- Ditch dilakukan pada saluran drainase sesuai gambar kerja.

Pekerjaan U-Ditch
a. Sebelum memulai pekerjaan, penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana kerja
pekerjaan
b. Pekerjaan Pemasangan U-Ditch dimulai dengan penggalian tanah untuk penempatan U-Ditch
sesuai dengan ukuran U-Ditch yang dipakai
c. Sebelum pemasangan U-Ditch harus dilakukan dulu perataan tanah dan

Material
U-Ditch dan penutup yang digunakan adalah U-ditch pracetak dengan mutu beton K.300 dengan
mutu tulangan besi sesuai gambar rencana.
Dimensi U-Ditch yang dipakai adalah :
Ukuran 80 x 100 x 10 cm

Dimensi Penutup U-Dith yang dipakai adalah :


Ukuran 80 x 120 x 15 cm

2.2.18 PEKERJAAN PINTU

1. Pengadaan dan Pemasangan Pintu klep otomatis Fiber ukuran 0.8 m x 1.2 m Menggunakan Kode
analisa I-01
Koefisien bahan : Pintu klep otomatis Fiber ukuran 0.8 m x 1.2 m bh 1

2. Pengadaan dan Pemasangan Pintu klep otomatis Fiber ukuran 0.6 m x 0.9 m Menggunakan Kode
analisa I-02
Koefisien bahan : Pintu klep otomatis Fiber ukuran 0.6 m x 0.9 m bh 1

3. Pengadaan dan Pemasangan Pintu klep otomatis Stainless Steels diameter 0.7 m Menggunakan Kode
analisa I-03
Koefisien bahan : Pengadaan dan Pemasangan Pintu klep Stainless Steels otomatis diameter 0.7 m
bh 1

4. Pengadaan dan Pemasangan Pintu klep otomatis Stainless Steels diameter 0.6 m Menggunakan Kode
analisa I-04
Koefisien bahan : Pengadaan dan Pemasangan Pintu klep Stainless Steels otomatis diameter 0.6 m
bh 1

5. Pengadaan dan Pemasangan Pintu klep otomatis Stainless Steels diameter 0.5 m Menggunakan
Kode analisa I-05
Koefisien bahan : Pengadaan dan Pemasangan Pintu klep Stainless Steels otomatis diameter 0.5 m
bh 1

2.2.19 ANGKER BESI


Bahan besi polos, dia 16 , panjang 1 M

2.3 PEKERJAAN PENDUKUNG


A. Umum
Pekerjaan pendukung yang dimaksud dalam spesifikasi ini adalah pekerjaan pendukung yang diperlukan
dan untuk dilaksanakan selama pekerjaan persiapan dan pekerjaan pokok dilaksanakan.
Kontraktor harus membuat sendiri rancangan dan rencana yang sesuai dengan syarat-syarat dan harus
menyerahkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan dan petunjuknya selama periode tertentu
dari masing-masing jenis pekerjaan pembantu.
B. Dokumen & Pelaporan
(1) Dokumen
Yang dimaksud dokumen adalah dokumentasi/foto dan masing-masing tahapan 0% dan tiap
pertambaan 25% hingga ke 100% dengan ukuran 3R yang diambil pada satu titik tetap yang
akan ditentukan oleh Direksi. Pada akhir pekerjaan mencapai 100% foto dicetak ukuran 20R
pada kertas dop dan dipasang pada pigura yang diberi kaca.
(2) Pelaporan
Selama pelaksanaan pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat laporan aktivitasnya, laporan
mingguan dan laporan bulanan. Laporan harian harus sudah selesai dibuat pada malam harinya,
setelah pekerjaan pada hari itu selesai, dan telah ditandatangani oleh Kontraktor dan Direksi.
Laporan bulanan harus sudah selesai dibuat pada tanggal akhir dari bulan tersebut dan telah
ditandatangani oleh Kontraktor dan Direksi. Penyerahan laporan-laporan tersebut kepada
Direksi adalah sebagai berikut :
Laporan mingguan dan harian pada hari minggu tersebut, harus sudah diserahkan kepada
Direksi paling lambat hari Senin dan pada Minggu berikutnya.
Laporan bulanan, harus sudah diserahkan per tanggal 25 kepada Direksi pada bulan yang
bersangkutan.

C. Penjagaan dan Keamanan


Selama pekerjaan berlangsung serta dalam masa pemeliharaan, Kontraktor berkewajiban melaksanakan
pekerjaan penjagaan dan keamanan dari gangguan-gangguan tindak kriminil sehingga dapat
menimbulkan rasa aman khususnya kepada para pekerja dan pada umumnya kepada siapa saja yang
berada di lokasi pekerjaan.
2.4 PEKERJAAN PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN
1. Setelah pekerjaan seluruhnya selesai dan diterima dengan baik untuk pertama kalinya oleh
Direksi, maka pemborong masih diwajibkan untuk melaksanakan pekerjaan pemeliharaan.
2. Sebelum penyerahan pertama pemborong tidak diperkenankan memasukkan pekerjaan yang
belum selesai (belum memenuhi syarat untuk penyerahan pertama) kedalam masa pemeliharaan.
3. Dalam masa pemeliharan pemborong harus memelihara/merawat hasil pelaksaanya sampai
dengan berahirnya jangka waktu pemeliharaan.
4. Apabila terdapat kerusakan atau perbedaan dari hasil pelaksannaan dengan rencana pelaksanaan,
penurunan pada timbunan dan lain-lain, maka pihak pemborong harus bertanggung jawab untuk
memperbaiki kembali seperti keadan semula.
5. Semua biaya yang digunakan untuk merawat atau memperbaiki kembali menjadi tanggung
jawab pemborong
6. Meskipun jangka waktu pemeliharan telah berahir tetapi pekerjaan yang perlu diperbaiki belum
selesai, maka Direksi mengganggarkan bahwa jangka waktu pemeliharaan tersebut belum
selesai/berahir.
Berahirnya masa waktu pemeliharaan adalah apabila pekerjaan diterima dengan baik dan
memenuhi syarat seperti gambar rencana dalam penyerahan kedua.
7. Pemborong bertanggung jawab atas kerusakan tanggul, (missal rusaknya badan tanggul, gebalan
rumput dan lain-lainnya) akibat pelaksanaan pekerjan dan harus memperbaikinya dengan baik
seperti keadaan semula.

Semua biaya yang berhubungan dengan kerusakan tanggul akibat pelaksanaan menjadi tanggung jawab
pemborong, dan semua pekerjaan yang dilakukan harus mendapatkan persetujuan Direksi
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

PEKERJAAN : PENGENDALIAN BANJIR DI KOTA BIMA

TAHUN ANGGARAN : 2017

LOKASI : KOTA BIMA

HARGA JUMLAH
NO. URAIAN PEKERJAAN VOLUME SATUAN ANALISA SATUAN HARGA
(Rp.) (Rp.)

I. MATA PEMBAYARAN UMUM


A PEKERJAAN SUNGAI
1) PEKERJAAN PERSIAPAN
a Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat 1.00 Ls -

II. MATA PEMBAYARAN UTAMA


A PEKERJAAN SUNGAI
1) PEKERJAAN NORMALISASI L=1.5 KM
1 Galian tanah biasa dengan alat di buang jarak 33,336.38 m BWS.T- 11
angkut sd. 1 km termasuk meratakan dan
merapikan

2) PEKERJAAN PERKUATAN TEBING L= 1.9 KM


1 Galian tanah biasa dengan alat di buang jarak 13,548.30 m BWS.T- 11
angkut sd. 1 km termasuk meratakan dan
merapikan
2 Timbunan tanah dengan pemadatan biasa 3,387.08 m T14.b.1
dengan tenaga manusia material dari hasil
galian
3 Pasangan dengan Mortar tipe N (mutu PP 13,548.30 m P.01c.2)
tertentu setara dengan campuran 1 PC:4 PP)
Menggunakan molen
4 Siaran dengan mortar jenis PC-PP tipe M 5,997.98 m2 P.03a
(mutu PP tertentu setara dengan campuran 1
PC:2 PP)
5 Plesteran tebal 1 cm, dengan mortar jenis PC- 1,218.37 m2 P.04c
PP tipe N (mutu PP tertentu setara dengan
campuran 1 PC:4 PP)

6 Pasangan Per Lubang Pipa Pematusan 1,372.54 lubang C-021

7 1 m3 Pasangan Bronjong Kawat pabrikasi uk. m P.06a.7


L=2,0m x B=1,0 m x T= 0,5 m, Dia 3 mm, 1,218.37
lubang 80 x 100mm;

8 1 m cerucuk kayu/dolken diameter 8 cm 10 m P.07.b.BWS


cm 1,900.00
9 Pemasangan per m2 Lapisan ijuk di belakang m P.07.e.BWS
bronjong -
10 1 m3 beton mutu, fc = 14,5 MPa (K175), m B.05b
slump (122) cm, w/c = 0,66 Menggunakan -
molen
11 Pembesian 100 kg dengan besi polos atau ulir kg B.17.a
-
12 Begisting/cetakan untuk beton dengan m2 B.24.c
permukaan halus -

3) PEKERJAAN TANGGUL PARAPET L= 1.5 KM'


1 1 m3 Galian tanah biasa sedalam < 1 m 1,298.91 m T.06.a.1)
2 Pasangan dengan Mortar tipe N (mutu PP 3,172.63 m P.01c.2)
tertentu setara dengan campuran 1 PC:4 PP)
Menggunakan molen

3 Plesteran tebal 1 cm, dengan mortar jenis PC- 2,120.06 m P.04c


PP tipe N (mutu PP tertentu setara dengan
campuran 1 PC:4 PP)

4 Siaran dengan mortar jenis PC-PP tipe M 895.80 m P.03a


(mutu PP tertentu setara dengan campuran 1
PC:2 PP)

B PEKERJAAN DRAINASE KOTA


1) PEKERJAAAN DRIANASE L=0.20 km
1 1 m3 Galian tanah biasa dengan alat di buang 521.74 m BWS.T- 01
setempat termasuk meratakann dan
merapikan

2 Timbunan tanah dengan pemadatan biasa 130.44 m T14.b.1


dengan tenaga manusia material dari hasil
galian
3 Bongkar 1 m3 pasangan batu (manual) 165.77 m P.01e.2)

4 Pasangan dengan Mortar tipe N (mutu PP 997.65 m P.01c.2)


tertentu setara dengan campuran 1 PC:4 PP)
Menggunakan molen

5 Siaran dengan mortar jenis PC-PP tipe M 553.30 m P.03a


(mutu PP tertentu setara dengan campuran 1
PC:2 PP)

6 Plesteran tebal 1 cm, dengan mortar jenis PC- 1,146.68 m P.04c


PP tipe N (mutu PP tertentu setara dengan
campuran 1 PC:4 PP)
REKAPITULASI
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

Pekerjaan : Pengendalian Banjir Di Kota Bima


Lokasi : Kota Bima
Tahun Anggaran : 2017

JUMLAH
NO. URAIAN PEKERJAAN
(Rp.)

1 2 3

I MATA PEMBAYARAN UMUM Rp -

II MATA PEMBAYARAN UTAMA Rp -

Jumlah Rp -

Dibulatkan Rp -

PPN 10 % Rp -

Total Rp -
Terbilang : . . . . . .

.,..tgl..juli 2017
PT/

Tanda tangan/stempel
_____________________
Direktur/is

Anda mungkin juga menyukai