PENDEKATAN METODOLOGI
DAN
PROGRAM KERJA
E
BENTUK URAIAN PENDEKATAN
Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah dipelajari oleh konsultan perencana
permasalahan yang harus dicermati dalam proses pelaksanaan pekerjaan ini antara lain adalah
masalah sinkronisasi antara waktu kegiatan dengan tuntutan perencanaan yang dihasilkan.
Lingkup pekerjaan Perencanaan Pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah Kayen Tahap II
Kabupaten Pati adalah perencanaan Gedung Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit yang terdiri dari :
1. Lantai 1 berfungsi sebagai Instalasi Gawat Darurat
2. Lantai 2 berfungsi sebagai Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik)
3. Lantai 3 berfungsi sebagai Instalasi Peristi dan IRNA Kebidanan dan Kandungan
4. Lantai 4 dan 5 berfungsi sebagai Instalasi Rawat Inap
Selain tuntutan perencanaan arsitektur dan struktur sebagai bangunan gedung negara, rumah
sakit harus memenuhi kriteria-kriteria sesuai persyaratan yang diatur dalam pedoman-pedoman
teknis kementerian kesehatan. Secara umum persyaratan yang diminta dalam Kerangka acuan
kerja harus :
Memenuhi persyaratan Prasarana Yang Menunjang Faktor Keselamatan :
1. sistem proteksi petir
2. sistem proteksi kebakaran (hydrant/sprinkler)
3. sistem kelistrikan
4. sistem vacum medik dan gas medik
Memenuhi Persyaratan Prasarana penunjang Faktor Kesehatan Lingkungan :
1. Sistem ventilasi
2. Sistem pencahayaan
3. Sistem sanitasi
4. Sistem air bersih
5. Sistem pembuangan air hujan
6. Sistem pembuangan air kotor
7. Sistem pembuangan limbah padat dan cair
E-1
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
Dengan waktu yang disediakan dan tuntutan perencanaan yang diminta konsultan
perencana harus memiliki inovasi dan schedule yang ketat untuk menyelesaikan dokumen
Perencanaan Pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah Kayen Tahap II Kabupaten Pati.
Langkah pemecahan yang diusulkan oleh konsultan perencana untuk mengatasi beberapa
indikasi yang berpotensi masalah diatas antara lain :
- Memulai pradesain DED dengan mengacu pada master plan yang sudah ada dengan
menganalisis masa bangunan gedung yang kecil kemungkinan berubah. Dengan adanya
review masterplan khususnya perubahan bentuk masa dan luasan karena tuntutan
perkembangan pelayanan rumah sakit dapat di inventarisasi, misalnya bangunan-bangunan
service dan penunjang, gedung rawat inap.
- Pemberi tugas menyiapkan team penyusun dan perencana alat kesehatan yang akan selalu
memberikan informasi kepada team perencana terhadap kebutuhan ruang dan daya serta
alur sirkulasi ruangan pada denah tata ruang yang sedang disusun team arsitek dan ME.
Sehingga dengan demikian proses DED tidak terkendala dengan waktu penyelesaian
pekerjaan.
- Konsultan perencana akan melakukan review master plan dan DED secara pararel dan
mengatur keterlibatan personil yang baik dan tepat, waktu harus dischedule dengan ketat,
cermat dan efektif sehingga target penyelesaian pekerjaan tiap gedung bisa tepat waktu.
E-2
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-3
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-4
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
SNI O3-6572-2001 : Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara
pada Bangunan Gedung;
SNI O3-1735-2000 : Tata Cara Perencanaan Akses Bangunan dan Akses Lingkungan
Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung;
SNI O3-1746-2000 : Tata Cara Perencanaan Dan Pemasangan Sarana Jalan Keluar
Untuk Penyelamatan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung;
SNI O3-6573-2001 ; Tata Cara Perancangan Sistem Transportasi Vertikal dalam
Gedung (lift);
SNI O3-6481-2000 : Sistem Plambing;
SNI O3-7065-2005 2 Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing;
SNI O3-1745-2000 : Tata Cara Pemasangan Sistem Hidran Untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Rumah Dan Gedung;
SNI 03-6759-2002 2 Tata Cara Perencanaan Teknis Konservasi Energi Pada Bangunan
Rumah dan Gedung;
SNI O3-3985-2000 : Tata Cara Perancanaan Pemasangan Dan Pengujian Sistem-
Deteksi Dan Alarm untuk Pencagahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan
Gedung;
SNI 03-6652-2002 : Tata Cara Perancanaan Proteksi Bangunan dan Peralatan terhadap
Sambaran Petir;
SNI O3-7015-2004 : Sistem proteksi petir pada bangunan;
E-5
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
Tinggi tempat tidur untuk pasien yang ada di lapangan dalam keadaan diposisikan dalam
ketinggian 80 cm.
Selain itu laci samping ini juga digunakan sebagai tempat untuk menyisipkan meja makan
(over-bed table) yaitu disamping kiri yang dapat ditarik ke atas apabila hendak digunakan.
Ukuran ketinggian meja makan ini dapat disesuaikan dengan posisi tidur pasien. Dengan
demikian maka dari segi anthropometri tidak tidak ada masalah karena pada hakekatnya telah
dirancang sesuai standar dasarnya.
E-6
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
Jarak Lebar Pintu yang Mungkin untuk Dilalui Tempat Tidur Standar
Panero dan Zelnik (1979) menetapkan lebar pintu antara 116,8 121,9 cm adalah jarak
standar untuk dapat mengakomodasi tempat tidur pasien standar (121 cm x 99 cm).
E-7
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-8
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
Kloset
Goldsmith (1984) menetapkan jarak vertikal yang diperlukan antara ketinggian air dan bibir
dudukan harus tidak kurang dari 20 cm. Data lapangan menunjukkan bahwa ketinggian air
tersebut kurang lebih sama dengan ketentuan di atas. Dengan demikian maka orang yang
tidak dapat berjalan dapat membersihkan diri tanpa beranjak dari kloset. Selanjutnya
Goldsmith juga menetapkan jarak bibir kloset dari lantai setinggi 47,5 cm.
Wastafel
Goldsmith (1984) menerangkan bahwa wastafel harus disediakan tetapi tidak perlu untuk
dapat dijangkau langsung oleh orang yang sedang duduk di kloset. Wastafel sebaiknya
ditempatkan di pojok yang bukan merupakan jalan tempat orang keluar-masuk toilet
Goldsmith (1984) menetapkan lebar wastafel (dari depan ke belakang) minimal 50 cm atau
lebih, sedangkan panjangnya (dari sisi ke sisi) tidak begitu dipentingkan. Kran air sebaiknya
dipasang pada jarak tidak kurang dari 10 cm ke arah depan dan melampaui garis bibir
belakang, serta kurang lebih 10 cm di atas bibir wastafel untuk menyediakan ruang untuk cuci
E-9
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
tangan. Kran model pengungkit lebih dianjurkan untuk memudahkan orang yang hanya dapat
menggunakan satu tangan.
Untuk orang yang duduk di kursi roda ketinggian yang sesuai untuk bibir wastafel berkisar
antara 67 cm 82 cm. Sementara untuk orang yang dapat berdiri bibir wastafel dapat
dipasang hingga ketinggian 90 cm.
Cermin
Goldsmith (1984) menetapkan bahwa untuk orang normal berdiri, ujung atas cermin dinding
tidak boleh lebih rendah dari 180 cm di atas lantai, sementara ujung bawah tidak boleh lebih
tinggi dari 130 cm.
Pegangan Tangan
Menurut Goldsmith (1984) pegangan tangan yang berbentuk rel horisontal dapat dipasang
pada samping dudukan pada ketinggian sekitar 22,5 cm di atas bibir kloset. Panjang minimum
rel adalah 40 cm, dan akan lebih baik bila diperpanjang untuk membantu orang menarik diri
dari kursi roda.
Data lapangan menunjukkan bahwa pegangan tangan dipasang horisontal pada ketinggian 36
cm atas bibir kloset, dengan panjang 38 cm. Dengan demikian maka pemasangan pegangan
tangan terlalu tinggi dan ukurannya terlalu pendek.
E-10
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
harus sedekat mungkin dengan ruang-ruang tersebut, dan bila ruang berada di lantai atas
maka lift untuk barang atau ramps harus diletakkan di luarnya.
Gambar 11. Standar Jarak Area Kerja Gambar 12. Denah Ruang Perawat Gedung
Ruang Perawat
E-11
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
ANTROPOMETRI KORIDOR
Menurut Woodson (1981), koridor harus cukup lebar sehingga orang tidak harus berjalan
berhati-hati agar tidak menabrak dinding, orang lain, atau perabot yang menempel pada
dinding atau dibawa dengan alat dorong. Minimal lebar corridor dengan manufer bed pasien
dan peralatan lainnya 240 cm dan lebar pintu ruang pasien minimal 120 cm.
REFERENSI
- Benjamin Lumenta. 1989. Hospital Citra, Peran dan Fungsi. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
- Departemen Kesehatan RI. 1992. Standar Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta: Departmen
Kesehatan RI.
- De Chiara. J. dan J. Callender. 1990. Time-Saver Standards for Building Types. New
York: McGraw-Hill Publishing Company.
- Goldsmith. S.. 1984. Designing for The Disabled, London: Riba Publication Limited.
- Hardy. O.B. dan L.P. Lammers. 1986. Hospitals, The Planning and Design Process.
Maryland: Aspen Publishers.
- Malkin. J. 1992. Hospital Interior Architecture, Creating Healing Environments
for Special Patient Populations. New York: Van Nostrand Reinhold.
- Panero. J dan M. Zelnik. 1979. Human Dimension and Interior Space. New York:
Whitney Library of Design, The Architectural Press Ltd.
- Pheasant. S. 1987. Ergonomics, Standards and Guidelines for Designers.
London: British Standards Institution.
- Reznikoff. S.C. 1986. Interior Graphic and Design Standards. London: The
Architectural Press.
- Woodson. W.E. 1981. Human Factors Design Handbook. New York: McGraw-
Hill Book Company
E-12
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-13
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
MASSA BANGUNAN
Intensitas antar Bangunan Gedung di RS harus memperhitungkan jarak antara massa
bangunan dalam RS dengan mempertimbangkan hal-hal berikut ini :
a. Keselamatan terhadap bahaya kebakaran;
b. Kesehatan termasuk sirkulasi udara dan pencahayaan;
c. Kenyamanan;
d. Keselarasan dan keseimbangan dengan lingkungan;
E-14
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
ZONASI.
Pengkategorian pembagian area atau zonasi rumah sakit adalah zonasi berdasarkan
tingkat risiko terjadinya penularan penyakit, zonasi berdasarkan privasi dan zonasi
berdasarkan pelayanan.
(1) Zonasi berdasarkan tingkat risiko terjadinya penularan penyakit terdiri dari :
o area dengan risiko rendah, yaitu ruang kesekretariatan dan administrasi,
ruang komputer, ruang pertemuan, ruang arsip/rekam medis.
o area dengan risiko sedang, yaitu ruang rawat inap non-penyakit menular,
rawat jalan.
o area dengan risiko tinggi, yaitu ruang isolasi, ruang ICU/ICCU, laboratorium,
pemulasaraan jenazah dan ruang bedah mayat, ruang radiodiagnostik.
o area dengan risiko sangat tinggi, yaitu ruang bedah, IGD, ruang bersalin,
ruang patolgi.
E-15
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-16
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-17
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-18
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-19
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
ini, juga benda-benda yang tidak terpakai. Akses ke kamar mayat sebaiknya
diproteksi terhadap pandangan pasien dan pengunjung untuk alasan psikologis.
(5) Pintu masuk dan lobi disarankan dibuat cukup menarik, sehingga pasien dan
pengantar pasien mudah mengenali pintu masuk utama.
(6) Alur lalu lintas pasien dan petugas RS harus direncanakan seefisien mungkin.
(7) Koridor publik dipisah dengan koridor untuk pasien dan petugas medik,
dimaksudkan untuk mengurangi waktu kemacetan. Bahan-bahan, material dan
pembuangan sampah sebaiknya tidak memotong pergerakan orang. Rumah sakit
perlu dirancang agar petugas, pasien dan pengunjung mudah orientasinya jika
berada di dalam bangunan.
(8) Lebar koridor 2,40 m dengan tinggi langit-kangit minimal 2,40 m. Koridor
sebaiknya lurus. Apabila ramp digunakan, kemiringannya sebaiknya tidak
melebihi 1 : 10 ( membuat sudut maksimal 7)
(9) Alur pasien rawat jalan yang ingin ke laboratorium, radiologi, farmasi, terapi
khusus dan ke pelayanan medis lain, tidak melalui daerah pasien rawat inap.
(10) Alur pasien rawat inap jika ingin ke laboratorium, radiologi dan bagian lain, harus
mengikuti prosedur yang telah ditentukan.
Dasar dan Prinsip lain pada pembangunan gedung untuk hunian dan lingkungan
binaan antara lain :
1. kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan serta keserasian /keselarasan
bangunan gedung dengan lingkungannya;
2. hemat, tidak berlebihan, efektif dan efisien, serta sesuai dengan kebutuhan dan
ketentuan teknis yang disyaratkan;
3. terarah dan terkendali sesuai rencana, program/satuan kerja, serta fungsi setiap
kementerian/lembaga/instansi pemilik / pengguna bangunan gedung;
4. semaksimal mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan
memperhatikan kemampuan/potensi nasional.
Sebagaimana halnya dengan perencanaan arsitektur, jaringan mekanikal dan
elektrikal (selanjutnya disebut jaringan utilitas), khususnya untuk gedung bertingkat,
maka harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
Perlindungan terhadap kemungkinan terjadinya kontaminasi
Lingkungan yang aman dan sehat untuk seluruh penghuni dan pemakai dengan
penggunaan sistem AC, sistem air bersih dan sistem air kotor yang baik.
Aman dan mudah dalam pemeliharaan.
Bersesuaian dengan lingkungan sekitar
Standar ukuran dan skala
E-20
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-21
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-22
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-23
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
1. Tata Ruang.
a) Tata ruang akan mengikuti alur pelayanan dimulai dengan area Triase yang
sebaiknya disiapkan juga area tempat penyimpanan brankar (stretcher bay) dan kursi
roda (wheel chair).
b) Pasien yang darurat (emergency) atau perlu pertolongan segera akan ditangani di
ruang tindakan, dan pasien yang gawat darurat (urgent) atau ada ancaman kematian
akan di tangani di ruang resusitasi, sedangkan pasien yang tidak gawat tidak darurat
akan ditangani di false emergency atau poliklinik 24 jam.
c) Area publik khususnya ruang tunggu keluarga pasien, disarankan dilengkapi dengan
toilet dan kantin (caffee/snack bar).
d) Area dekontaminasi dikhususkan untuk pasien yang terkontaminasi bahan kimia,
terutama bagi IGD yang berada dekat dengan daerah industri. Area ini ditempatkan
di sisi depan/luar IGD atau terpisah dengan IGD.
E-24
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
Kebutuhan Ruang, Fungsi dan Kebutuhan Fasilitas Pada Ruang Gawat Darurat
E-25
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-26
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
B. Komponen dinding.
Komponen dinding memiliki persyaratan sebagai berikut :
a) dinding harus mudah dibersihkan, tahan cuaca dan tidak berjamur.
E-27
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
b) lapisan penutup dinding harus bersifat non porosif (tidak mengandung pori-pori)
sehingga dinding tidak menyimpan debu.
c) warna dinding cerah tetapi tidak menyilaukan mata.
d) Hubungan/pertemuan antara dinding dengan dinding disarankan tidak siku, tetapi
melengkung untuk memudahkan pembersihan.
C. Komponen langit-langit.
Komponen langit-langit memiliki persyaratan sebagai berikut :
a) harus mudah dibersihkan, tahan terhadap segala cuaca, tahan terhadap air,
tidak mengandung unsur yang dapat membahayakan pasien, serta tidak berjamur.
b) memiliki lapisan penutup yang bersifat non porosif (tidak berpori) sehingga
tidak menyimpan debu.
c) berwarna cerah, tetapi tidak menyilaukan pengguna ruangan.
E-28
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-29
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
Kelengkapan R. Resusitasi :
A. Min. 5 stop kontak dari sumber yang berbeda (Instalasi elektrikal Kelompok 2 dengan
luminer dan perlengkapan listrik medik penunjang hidup yang memerlukan suplai daya
dalam 0,5 detik atau kurang)
B. Outlet O2, vakum, compress air.
C. Pengaman arus bocor
D. Lampu periksa
Kelengkapan R. Observasi :
A. Min. 2 stop kontak dari sumber yang berbeda (Instalasi elektrikal Kelompok 1)
B. Outlet gas medis O2
E-30
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-31
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
Pengaturan Sirkulasi yang baik untuk Pasien, Paramedik dan Sirkulasi Service
E-32
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
Persyaratan Khusus
1 Letak bangunan instalasi kebidanan dan penyakit kandungan harus mudah dicapai,
disarankan berdekatan dengan instalasi gawat darurat, ICU dan Instalasi Bedah Sentral,
apabila tidak memiliki ruang operasi atau ruang tindakan yang memadai.
2 Bangunan harus terletak pada daerah yang tenang/ tidak bising.
3 Ruang bayi dan ruang pemulihan ibu disarankan berdekatan untuk memudahkan ibu
melihat bayinya, tapi sebaiknya dilakukan dengan sistem rawat gabung.
4 Memiliki sistem sirkulasi udara yang memadai dan tersedia pengatur kelembaban udara
E-33
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-34
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-35
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-36
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-37
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
14 Pantri. 9 m2
15 Ruang Janitor/service 9 m2
16 Gudang bersih 18 m2
17 Gudang kotor 18 m2
Tiap tempat tidur rawat inap dilengkapi :
1. Minimal 2 kotak kontak
2. Nurse call
3. Medical gas (O2, Vaccum)
4. Lampu baca/lampu periksa
E-38
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-39
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
RUANG TINDAKAN
Kelengkapan ruang tindakan adalah:
a. Ruangan Transfer Pasien
b. Ruangan Ganti Petugas
c. Ruangan Persiapan
d. Scrub Station
E-40
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
e. Ruangan Tindakan
f. Ruangan Pemulihan
g. Tempat penyimpanan linen, instrumen dan bahan perbekalan steril, obat-obatan.
h. Spoelhoek
Persyaratan teknis bangunan:
a. Denah (layout) Ruang Tindakan diatur sedemikian sehingga tidak memungkinkan
terjadinya aliran silang antara barang bersih dan kotor dan lalu lintas orang yang
menyebabkan terjadi infeksi silang.
b. Luas yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan pembedahan minor 36 m2, dengan
ukuran ruangan panjang x lebar x tinggi adalah 6m x 6m x 3 m.
c. Persyaratan komponen bangunan mengikuti Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit :
Ruang Operasi
d. Persyaratan listrik Persyaratan gas medik mengikuti Pedoman Teknis
Instalasi Gas Medik dan Vakum Medik di RS
e. Persyaratan Tata Udara mengikuti Pedoman Teknis Prasarana Rumah Sakit : Sistem
Instalasi Tata Udara.
E-41
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
2. Sistem Kelistrikan.
Sistem kelistrikan dan penempatannya harus mudah dioperasikan, diamati, dipelihara,
tidak membahayakan, tidak mengganggu dan tidak merugikan lingkungan, bagian
bangunan dan instalasi lain, serta perancangan dan pelaksanaannya harus memenuhi
PUIL/SNI.0225 edisi terakhir tentang persyaratan umum instalasi listrik.
Sistem kelistrikan menjamin ketersediaan 24 jam untuk penyimpanan obat dan vaksin.
a) Sumber Daya Listrik
Sumber daya listrik dibagi 2:
(1) Sumber Daya Listrik Normal
Sumber daya listrik normal bangunan Rumah Sakit Kelas C diusahakan untuk
menggunakan tenaga listrik dari Perusahaan Listrik Negara atau lainnya.
(2) Sumber Daya Listrik Darurat
Sumber listrik siaga berupa Genset atau UPS.
b) Sistem Distribusi
Sistem distribusi terdiri dari:
(1) Panel-panel listrik.
E-42
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
3. Sistem pencahayaan.
a) Bangunan Rumah Sakit Kelas C harus mempunyai pencahayaan alami dan/atau
pencahayaan buatan.
b) Pencahayaan harus didistribusikan rata dalam ruangan.
Tabel-3.3.
Tingkat pencahayaan rata-rata yang direkomendasikan.
5. Sistem Komunikasi
Komunikasi telepon diperlukan untuk hubungan/ komunikasi keluar Rumah Sakit
Kelas C
6. Gas Medik
Sistem gas medic harus direncanakan dan dipasang dengan mempertimbangkan tingkat
keselamatan bagi penggunanya.
Persyaratan Teknis:
a) Pengelolaan, penggunaan dan penyimpanan gas medis harus sesuai ketentuan
berlaku.
E-43
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
b) Tabung/silinder yang digunakan harus yang telah dibuat, diuji, dan dipelihara
sesuai spesifikasi dan ketentuan dari pihak berwenang.
c) Isi Tabung/silinder harus diidentifikasi dengan suatu label/cetakan yang
ditempelkan yang menyebutkan isi/pemberian warna pada Tabung/silinder sesuai
ketentuan yang berlaku.
d) Sebelum digunakan harus dipastikan isi Tabung/silinder dengan memperhatikan
warna tabung, keterangan isi Tabung/silinder yg diemboss pada badan tabung,
label.
e) Label tidak boleh dirusak, diubah atau dilepas, dan fiting penyambung tidak
boleh dimodifikasi.
f) Larangan penggunaan Tabung/silinder tanpa warna dan penandaan yang
disyaratkan.
g) Hanya Tabung/silinder gas medik dan perlengkapannya yang boleh disimpan dalam
ruangan penyimpanan gas medik.
h) Larangan menyimpan bahan mudah terbakar berdekatan dengan ruang
penyimpanan gas medik.
i) Tabung/silinder Oksigen pada saat digunakan dan dipasang di samping tempat
tidur pasien, harus menggunakan troli dan pengaman
j) Tutup pelindung katup harus dipasang erat pada tempatnya bila Tabung/silinder
sedang tidak digunakan.
k) Apabila diperlukan, disediakan ruangan khusus penyimpanan silinder gas medik.
Tabung/silinder dipasang/diikat erat dengan pengaman/rantai.
E-44
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
7. Sistem Sanitasi.
Untuk memenuhi persyaratan sistem sanitasi, harus dilengkapi dengan sistem air
bersih, sistem pembuangan air kotor dan/atau air limbah, kotoran dan sampah, serta
penyaluran air hujan.
a) Sistem air bersih.
(1) Sistem air bersih harus direncanakan dan dipasang dengan mempertimbangkan
sumber air bersih dan sistem distribusi pada lokasinya serta harus bebas dari
pencemaran fisik, kimia, dan biologis.
(2) Sumber air bersih dapat diperoleh langsung dari sumber air berlangganan
dan/atau sumber air lainnya dengan baku mutu fisik, kimia, dan biologis yang
memenuhi dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(3) Sistem penyediaan air bersih
(4) Sistem sambungan langsung
pipa distribusi dalam gedung disambung langsung dengan pipa utama
penyediaan air.
(5) Sistem tangki atap/ tanki grafitasi
Jika sistem sambungan langsung tidak dapat diterapkan karena terbatasnya
tekanan dalam pipa utama, air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah
(dipasang pada lantai terendah bangunan atau di bawah muka tanah), kemudian
dipompakan ke suatu tangki atas yang biasanya dipasang di atas atap atau di
atas lantai tertinggi bangunan. Dari tangki ini didistribusikan ke seluruh
bangunan.
(6) Distribusi air keruangan ruangan menggunakan pemipaan dengan tekanan
positif.
b) Sistem pembuangan air kotor dan/atau air limbah.
(1) Tersedia sistem pengolahan air limbah yang memenuhi persyaratan kesehatan.
(2) Saluran air limbah harus kedap air, bersih dari sampah dan dilengkapi penutup
dengan bak kontrol untuk menjaga kemiringan saluran minimal 1%.
(3) Di dalam sistem penyaluran/pembuangan air kotor dan/atau air limbah dari
ruang pantri/dapur disediakan perangkap lemak untuk memisahkan dan/atau
menyaring kotoran/lemak.
(4) Air limbah yang berasal dari laboratorium sebelum dialirkan ke Instalasi
Pengolahan Air Limbah harus diencerkan terlebih dahulu dengan rasio
perbandingan air bersih dan air limbah adalah 10:1.
(5) Limbah cair berkas pencucian film harus ditampung dan tidak boleh dibuang ke
lingkungan serta dikoordinasikan dengan dinas kesehatan.
c) Sistem pembuangan limbah padat medis dan non medis.
(1) Setiap Rumah Sakit Kelas C wajib melakukan pengelolaan limbah padat medis
dan non medis yang dihasilkan
E-45
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
(2) Dalam hal Rumah Sakit Kelas C tidak mampu melakukan sendiri pengelolaan
limbah padat medis dan non medis, pengelolaannya dapat diserahkan kepada
pihak lain yang mempunyai ijin.
(3) Limbah padat medis harus dipisahkan dengan limbah padat non medis.
(4) Benda benda tajam dan jarum suntik harus di tampung dengan wadah khusus
yang terpisah dengan limbah padat lainnya. Wadah tersebut harus anti
bocor, anti tusuk dan tidak mudah dibuka sehingga orang yang tidak
berkepentingan tidak mudah untuk membukanya
(5) Setiap ruangan harus mempunyai tempat pembuangan limbah padat padat
sesuai dengan limbah padat yang dihasilkan.
(6) Sistem pembuangan limbah padat medis dan non medis harus direncanakan dan
dipasang dengan mempertimbangkan fasilitas penampungan dan jenisnya.
(7) Pertimbangan fasilitas penampungan yang terpisah dengan diwujudkan dalam
bentuk penyediaan tempat penampungan limbah padat medis non medis, yang
diperhitungkan berdasarkan fungsi bangunan, jumlah penghuni, dan volume
kotoran dan sampah.
(8) Penempatan pewadahan limbah padat medis dan non medis harus tidak
mengganggu kesehatan penghuni, masyarakat dan lingkungannya serta tidak
mengundang datangnya vektor/binatang penyebar penyakit.
(9) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perencanaan, pemasangan,
pengolahan, dan pembuangan limbah padat sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
E-46
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
a) Tangga
1) Umum
Tangga merupakan fasilitas bagi pergerakan vertikal yang dirancang dengan
mempertimbangkan ukuran dan kemiringan pijakan dan tanjakan dengan
lebar yang memadai.
2) Persyaratan tangga
(a) Harus memiliki dimensi pijakan dan tanjakan yang berukuran seragam
Tinggi masing-masing pijakan/tanjakan adalah 1517 cm, lebar masing-
masing pijakan adalah 2830 cm.
(b) Lebar tangga minimal 120 cm untuk membawa usungan dalam keadaan
darurat, untuk mengevakuasi pasien dalam kasus terjadinya bencana.
(c) Tidak terdapat tanjakan yang berlubang yang dapat membahayakan
pengguna tangga.
(d) Harus dilengkapi dengan rel pegangan tangan (handrail).
(e) Rel pegangan tangan harus mudah dipegang dengan
ketinggian 65 cm-80 cm dari lantai, bebas dari elemen konstruksi yang
mengganggu, dan bagian ujungnya harus bulat atau dibelokkan dengan
baik ke arah lantai, dinding atau tiang.
(f) Rel pegangan tangan harus ditambah panjangnya pada bagian ujung-
ujungnya (puncak dan bagian bawah) sepanjang 30 cm.
(g) Untuk tangga yang terletak di luar bangunan, harus dirancang sehingga
tidak ada air hujan yang menggenang pada lantainya.
b) Ram
1) Umum
Ram adalah jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan kemiringan tertentu,
sebagai alternatif bagi orang yang tidak dapat menggunakan tangga.
2) Persyaratan Ram.
(a) Kemiringan suatu ram di dalam bangunan tidak boleh melebihi 7o,
perhitungan kemiringan tersebut tidak termasuk awalan dan akhiran ram
(curb ramps/landing).
(b) Panjang mendatar dari satu ram (dengan kemiringan 7o) tidak boleh
lebih dari 9 m.
(c) Lebar minimum dari ram adalah 120 cm dengan tepi pengaman.
(d) Muka datar (bordes) pada awalan atau akhiran dari suatu ram harus
bebas dan datar sehingga memungkinkan sekurang-kurangnya untuk
memutar kursi roda dan stretcher, dengan ukuran minimum 180 cm.
E-47
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
Keterangan:
* Apabila di rumah sakit tersebut mempekerjakan tenaga kesehatan dengan
kualifikasi lebih tinggi sesuai dengan kewenangan sebagaimana ditentukan
E-48
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-49
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
C. PERALATAN
Peralatan medis dan non medis yang dibutuhkan untuk mendukung kegiatan
pelayanan Rumah Sakit Kelas Cuntuk minimal 10 (sepuluh) tempat tidur rawat inap
dan rawat jalan 2 (dua) spesialis dasar dari 4 (empat) spesialis dasar sesuai
kebutuhan, sebagaimana dimaksud pada tabel berikut:
NO JENIS PERALATAN
E-50
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
NO JENIS PERALATAN
E-51
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
NO JENIS PERALATAN
11 Examination lamp
12 Set Minor Surgery
13 Doppler
14 Cardiotocography
15 Gynecologycal Examination set
16 Pap Smear Kit
17 IUD kit
18 Implant kit
19 Forcep Biopsi
20 Autoclave
21 Nierbekhen
22 Sonde uterus
23 Tampon Tang
24 Tromol/Korentang (Dressing Drum)
25 Kursi Dorong
II Poliklinik Umum / Poliklinik Penyakit Dalam
1 Tempat tidur periksa
2 Timbangan dewasa + pengukur tinggi badan
3 Lampu Periksa (mobile)
4 Examination lamp
5 Diagnostik Set terdiri dari :
- Penlight
- Senter kepala (head lamp)
- Spatula lidah
- Reflex hammer
- Spekulum hidung
- Otoskop
- Ophtalmoskop
6 Stetoskop
7 Tensimeter Analog Standing
8 Tensimeter Analog Table
9 EKG
10 Film Viewer
11 Termometer
12 Defibrilator
13 Set Minor Surgery
14 Spirometri
15 Suction pump
16 Utility trolley
E-52
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
NO JENIS PERALATAN
17 Tromol kasa
18 Tampon Tang
19 Bak instrument
20 Tromol/Korentang (Dressing Drum)
21 Kursi Roda
III Poliklinik Kesehatan Anak
E-53
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
NO JENIS PERALATAN
IV Poliklinik Bedah
1 Tempat tidur periksa
2 Stetoskop
3 Examination lamp
4 Reflex hammer
5 Termometer
6 Film Viewer
7 Set Minor Surgery
8 Hecting set
9 Alat pembuka gips (manual dan elektrik)
10 Lokal Anestesi Set
11 Circumsisi set
12 Suction Pump
13 Autoclave
14 Nierbeken
V Klinik Gigi
A Dental Unit terdiri dari :
1 Kursi Gigi:
- Up Down Movement
- Reclining
- Head Rest
- Lampu Halogen Tanpa Bayangan
2 Cuspidor Unit:
- Spitton Bowl + Bowl Flush
- Water Cup Filler
- Saliva Ejector
- Transparent Water Tank (1000 cc)
3 Meja Instrumen
- Air Turbin Hand Piece 400.000 rpm
- Air Motor 20.000 rpm dengan Straight dan Contra Angle Hand
- Triple Syringe
4 Foot Controller untuk Hand Piece
5 Kompresor Oilless 1 PK
B Dental Instrument Set
1 Atraumatic Restorative Treatment (ART)
1.1. Enamel Access Cutter
1.2. Eksavator Berbentuk Sendok Ukuran Kecil (Spoon Excavator Small)
E-54
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
NO JENIS PERALATAN
1.3. Eksavator Berbentuk Sendok Ukuran Sedang (Spoon
Excavator Medium)
1.4. Eksavator Berbentuk Sendok Ukuran Besar (Spoon Excavator
Large)
1.5. Double Ended Applier and Carver
1.6. Spatula Plastik
1.7. Hatchet
1.8. Batu Asah
2 Bein Lurus Besar
3 Bein Lurus Kecil
Bor Intan (Diamond Bur Assorted) untuk Air Jet Hand Piece
4 (Kecepatan Tinggi) (round, inverted dan fissure)
Bor Intan Kontra Angle Hand Piece Conventional
5 (Kecepatan Rendah) (round, inverted dan fissure)
6 Polishing Bur
7 Ekskavator Berujung Dua (Besar)
8 Ekskavator Berujung Dua (Kecil)
9 Gunting Operasi Gusi (Wagner) (12 cm )
10 Handpiece Contra Angle
11 Handpiece Straight
12 Kaca Mulut Datar No.4 Tanpa Tangkai
13 Tangkai Untuk Kaca Mulut
14 Klem/Pemegang Jarum Jahit (Mathieu Standar)
15 Korentang, Penjepit Sponge (Foerster)
16 Light Curing
Mikromotor dengan Straight dan Contra Angle Hand Piece
17 (Low Speed Micro Motor portable)
18 Pelindung Jari
19 Pemegang Matriks (Matrix Holder)
20 Penahan Lidah
21 Pengungkit Akar Gigi Kanan Mesial (Cryer Distal)
22 Pengungkit Akar Gigi Kanan Mesial (Cryer Mesial)
23 Penumpat Plastis
24 Periodontal Probe
25 Penumpat Semen Berujung Dua
26 Pinset Gigi
27 Skeler Standar , Bentuk Cangkul Kiri (Type Chisel/Mesial)
Skeler Standar , Bentuk Cangkul Kanan (Type
28 Chisel/Mesial)
E-55
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
NO JENIS PERALATAN
29 Skeler Standar, Bentuk Tombak (Type Hook)
30 Skeler Standar, Black Kiri dan Kanan (Type Chisel/Mesial)
31 Skeler Standar, Black Kiri dan Kiri (Type Chisel/Mesial)
32 Skeler Ultrasonik
33 Sonde Lengkung
34 Sonde Lurus
35 Spatula Pengaduk Semen
36 Spatula Pengaduk Semen Ionomer
37 Set Tang Pencabutan Dewasa
37.1. Tang gigi anterior rahang atas dewasa
37.2. Tang gigi premolar rahang atas
37.3. Tang gigi molar kanan rahang atas
37.4. Tang gigi molar kiri rahang atas
37.5. Tang molar 3 rahang atas
37.6. Tang sisa akar gigi anterior rahang atas
37.7. Tang sisa akar gigi posterior rahang atas
37.8. Tang gigi anterior dan premolar rahang bawah
37.9. Tang gigi molar rahang bawah kanan/kiri
37.10. Tang gigi molar 3 rahang bawah
37.11. Tang sisa akar rahang bawah
38 Set Tang pencabutan anak
38.1. Tang gigi anterior rahang atas
38.2. Tang molar rahang atas
38.3. Tang molar susu rahang atas
38.4. Tang sisa akar rahang atas
38.5. Tang gigi anterior rahang bawah
38.6. Tang molar rahang bawah
38.7. Tang sisa akar rahang bawah
39 Skalpel, Mata Pisau Bedah (Besar)
40 Skalpel, Mata Pisau Bedah (Kecil)
41 Skalpel, Tangkai Pisau Operasi
42 Silinder Korentang Steril
43 Tempat Alkohol (Dappen Glas)
44 Toples Kapas Logam dengan Pegas dan Tutup (50 x 70 mm)
E-56
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
NO JENIS PERALATAN
C RUANG TINDAKAN :
I Ruang persiapan (sebelum tindakan)
1 Bed Side Monitor
2 Tensimeter
3 Stethoscope
4 Suction Pump
5 Film Viewer
6 Saturasi Oksigen
II Kamar Bedah
1 Meja Operasi (gynecologi)
2 Meja Operasi
3 Lampu Operasi
4 Mesin Anestesi
5 Film Viewer
6 Monitor Pasien
7 EKG
8 Defibrilator
9 Ventilator
10 Oxygen Set (tabung oksigen+ Flow meter)
11 Electrosurgical unit
12 UV lamp for room sterilization
13 Vacum pump
14 Infusion pump
15 Suction pump
16 Syringe Pump
17 ETT, LMA, Nasotracheal, dewasa dan pediatric
18 Laringoscope set (dewasa dan pediatric)
19 Mayo table stand mobile
20 Sectio caesarian set
21 Laparatomy set
22 Histerectomy set
23 Histeroscopy set
24 Embriotomi set
25 Inkubator bayi
26 Micro Surgery set
27 Patient Strecher
28 Utility Troly
29 Ultrasonic cleaner
30 Ambubag
E-57
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
NO JENIS PERALATAN
E-58
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
NO JENIS PERALATAN
13 Reflex Hammer
14 Film Viewer
15 Pen light
16 Defibrilator
17 EKG
18 Suction pump
19 Monitor Pasien
20 Infusion set
21 Infusion Pump
22 Oxygen Set + Flow meter
23 Recusitation Set
24 Minor surgery instrument set
25 Emergency set
26 Nebulyzer
27 Vena section set
28 Lumbal needle Punction
- Lumbal needle
- Kom stainless steel wadah 60 cc 1 bh
- Bak stainless steel wadah dengan tutup 1 bh
- Kom stainless steel wadah 60 cc 1 bh
- Bak stainless steel wadah dengan tutup 1 bh
- Duk Steril Bolong
29 Pulse Oxymetry
30 UV Lamp
31 Branchard
32 Anatomische pinset
33 Trokar
34 Glukometer
35 Chirurgical pinset
36 Transfusion set
37 Vena section set
38 Buli-buli panas
39 Gilyserine Spuit
40 Irigator
41 Korentang
42 Nierbekhen
43 Standar Infus
44 Sputum bak
45 Set Perawatan Luka
E-59
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
NO JENIS PERALATAN
46 Emergency trolley
47 Oxygen set + Flowmeter
48 Syringe Pump
49 Matras Dekubitus
50 Pisfot dewasa
51 Bak instrument
52 Bak Catheter
53 Kursi Roda
II Ruang Bayi (gabung rawat inap)
1 Tempat tidur bayi
2 Stetoskop Bayi
3 Tensimeter dengan manset untuk bayi
4 Termometer rectal
5 Infant Incubator
6 Infant Warmer
7 Incubator Transpor
8 Vena section set
9 Baby Resusitasion Set
10 Baby Suction pump
11 Lumbal needle Punction
E RADIOLOGI
1 Mobile X-Ray Unit 100mA
2 Vertical Bucky Stand
3 Peralatan protektif radiasi terdiri dari :
4 - Lead apron , tebal 0.25 0,5 mm Pb,
- Sarung tangan, 0.25 -0.5 mm Pb
- Kaca mata Pb, 1 mm Pb
- Pelindung tiroid Pb, 1 mm Pb
- Pelindung gonad Pb, 0.25 -0.5 mm Pb
- Tabir mobile minimal 200 Mm (t}x100 cm
5 Perlengkapan proteksi radiasi terdiri dari :
- Survei meter
- Digital Pocket Dosimeter
- Film badge/TLD
6 Film viewer (doule film)
7 Cassette X-ray (Stand)
8 Film X-ray semua ukuran :
18 x 24 cm
24 x 30 cm
E-60
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
NO JENIS PERALATAN
30 x 40 cm
35 x 35 cm
9 X-Ray Automatic Processing Film
10 Film marker
11 Film dryer
12 X - Ray Protection Screen with Lead Glass (untuk operator)
F RUANG LABORATORIUM
1 Mikroskop Binokuler
2 Waterbath
3 Sentrifus hematocrit
4 Mikrosentrifus
5 Fotometer / Spektrofotometer
6 Peralatan Laju Endap Darah (LED)
7 Hematologi Analyzer (Three Parts differential)
8 Urine analyzer
9 Reagensia
10 Rapid Test : Gula Darah, Kolesterol
11 Set pemeriksaan faeces
12 Mikropipet
13 Perlengkapan dan pengambilan Sample set
14 Peralatan Gelas
15 Medical Refrigerator
16 Rak Tabung Reaksi
17 Rak untuk pewarnaan
18 Sink Laboratorium
G INSTALASI FARMASI
1 Cawan + Mortir Obat
2 Timbangan gram dan miligram
3 Refrigerator Medical Grade
4 Meja peracikan obat (Work Table for Medicine)
H RUANG GIZI/PANTRY
1 Kitchen Set
2 Kulkas
3 Kompor Gas
4 Tabung Gas
5 Timbangan
6 Perlengkapan Masak Set
7 Perlengkapan Makan Set
8 Pantry Trolley
E-61
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
NO JENIS PERALATAN
9 Food model
I RUANG STERILISASI dan LOUNDRY
1 Autoclave
2 Washing Machine
3 Instrument Cabinet
4 Laundry Trolley, SS
5 Meja setrika + Setrika
6 Instrument Tray + tutup
J RUANG REKAM MEDIK
1 Filling Cabinet
2 Writing Desk
3 Chair
4 Komputer + Printer + UPS + Table
5 Lemari Arsip
K RUANG ADM/KANTOR
1 Filling Cabinet
2 Writing Desk
3 Chair
4 Komputer Desk Set
5 Lemari Arsip
HOSPITAL FURNITURE
NO JENIS PERALATAN
1 Lemari Instrumen
2 Lemari obat kaca
3 Lemari Steril
4 Penyekat ruangan
5 Meja obat
6 Meja Suntik Beroda
7 Food Troly
8 Instrument trolley
9 Meja laboratorium
10 Tempat Sampah (Tutup)
11 Lemari penyimpanan narkotika
12 Lemari penyimpanan psikotropika
13 Meja Tulis
14 Kursi
15 Waskom mandi
E-62
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-63
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
e. Ketinggian langit-langit
Ketinggian langit-langit bangunan gedung kantor minimum adalah 2,80 meter
dihitung dari permukaan lantai. Untuk bangunan gedung olah-raga, ruang
pertemuan, dan bangunan lainnya dengan fungsi yang memerlukan ketinggian
langit-langit khusus, agar mengikuti Standar Nasional Indonesia (SNI) yang
dipersyaratkan.
f. Jarak antar blok/massa bangunan
Sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan daerah setempat tentang
bangunan gedung, maka jarak antar blok/massa bangunan harus
mempertimbangkan hal-hal seperti:
1) Keselamatan terhadap bahaya kebakaran;
2) Kesehatan termasuk sirkulasi udara dan pencahayaan;
3) Kenyamanan;
4) Keselarasan dan keseimbangan dengan lingkungan.
g. Koefisien daerah hijau (KDH)
Perbandingan antara luas area hijau dengan luas persil bangunan gedung
negara, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan daerah setempat
tentang bangunan gedung, harus diperhitungkan dengan mempertimbangkan
1) daerah resapan air;
2) ruang terbuka hijau kabupaten/kota. Untuk bangunan gedung yang
mempunyai KDB kurang dari 40%, harus mempunyai KDH minimum sebesar
15%.
E-64
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-65
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
dalam negeri, termasuk bahan bangunan sebagai bagian dari komponen bangunan
sistem fabrikasi.
3. Perencanaan Bahan/ Material Bangunan
Rencana penggunaan bahan/ material bangunan dapat dilihat dalam 3 (tiga) kategori
tabel di bawah ini :
1. EXTERNAL FINISHING SCHEDULE
GRADE/LEGS BODY HEAD
Building Warm grey Stopsol supersilver Metal roof sheet (textured)
weather shield glass (vision) GRC soffite w/
paint finish Stopsol supersilver weathershield paint finish
Clear float glass grey reflective glass
Clear float (sprandel)
tempered glass Light grey
weathershield paint
finish
Hardscape Ceramic tiles 300
x 300 unpolished
finish
Concrete paved
block
Slate stone
retaining wall
claiding
2. GENERAL FINISHING SCHEDULE
ROOM FLOOR WALL CEILING
Public Area/ Lobby Granit Stone 600 x Drywall w / acrylic Gypsumboard
600 (paterned) emulsion paint Acoustic tile w / covelight
Hospital skirting
Corridor Homogenous Tile Drywall w / acrylic Gypsumboard
600 x 600 (paterned) emulsion paint Acoustic tile
Bumper guard
Rail guard
Hospital skirting
Administration & Homogenous 400 x Drywall w / acrylic Solid gypsum board w /
Office 400 emulsion paint covelight
Timber skirting
Staff Changing/ Ceramic Tiles 200 x Brick wall w/ ceramic Solid gypsum board
Public Toilet 200 (patterned) tiles 200 x 250 (border) w/covelight
Cleaner Ceramic Tiles 300 x Drywall w/ ceramic Acoustic Tile 600 x 1200
Room/Dirty Utility 300 & 200 x 200 tiles 200 x 250
Hospital skirting
Staff Resting Ceramic Tiles 300 x Drywall w / acrylic Solid gypsum board w/
300 emulsion paint covelight
Hospital Skirting Hospital skirting
Multi Purpose/
Homogenous 600 x Drywall w/acrylic Solid gypsum board w/
Meeting Room 600 emulsion paint covelight
Timber Skirting Timber Skirting
Door & window Aluminium silver
frame glosy anodize 18
mikron
Fire Stairs/ MEP Concrete w/ floor Brick wall w/ Dust Proof Exposed dust proof paint
Room/ Ramp Hardener Paint
3. MEDICAL ROOM FINISHING SCHEDULE
ROOM FLOOR WALL CEILING
R. Operasi, Chemical resistant Drywall w/ chemical Solid gypsum board w/
Intensive Care Vinyl Sheet resistant paint antistatic & chemical resistant
Room, Treatment paint
E-66
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
Room, Isolation
Room
Ward Homogenous tile 400 Drywall w/ ceramic tiles Acoustic tile 600 x 1200
x 400 200 x 250
Hopital Skirting
Sterile Store/ Vinyl Sheet High Drywall w/ epoxy enamel Solid gypsum board w/ epoxy
Sterile Supply Impact Reistant paint enamel paint
Internal corridor/ Homogenous tile400 Drywall w/ acrylic Acoustic tile 600 x 1200
Nurse Station x 400 emulsion paint
Hospital Skirting
Bumper Guard
Rail Guard
E-67
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-68
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
3) Untuk pondasi bangunan bertingkat lebih dari 3 lantai atau pada lokasi
dengan kondisi khusus maka perhitungan pondasi harus didukung dengan
penyelidikan kondisi tanah/lahan secara teliti.
b. Struktur lantai
Bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan sebagai
berikut:
bahan-bahan dan tegangan serta lendutan maksimum yang digunakan
harus sesuai dengan ketentuan SNI yang dipersyaratkan.
lantai beton yang diletakkan langsung di atas tanah, harus diberi
lapisan pasir di bawahnya dengan tebal sekurang-kurangnya 5 cm, dan
lantai kerja dari beton tumbuk setebal 5 cm;
bagi pelat-pelat lantai beton bertulang yang mempunyai ketebalan
lebih dari 10 cm dan pada daerah balok ( bentang pelat) harus
digunakan tulangan rangkap, kecuali ditentukan lain berdasarkan hasil
perhitungan struktur;
bahan-bahan dan tegangan serta lendutan maksimum yang digunakan
harus sesuai dengan ketentuan SNI yang dipersyaratkan.
tebal pelat baja harus diperhitungkan, sehingga bila ada lendutan
masih dalam batas kenyamanan;
sambungan-sambungannya harus rapat betul dan bagian yang
tertutup harus dilapis dengan bahan pelapis untuk mencegah
timbulnya korosi;
bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan SNI yang dipersyaratkan.
c. Struktur Kolom
1) Struktur kolom praktis dan balok pasangan bata:
besi tulangan kolom praktis pasangan minimum 4 buah 8 mm
dengan jarak sengkang maksimum 20 cm;
adukan pasangan bata yang digunakan sekurangkurangnya harus
mempunyai kekuatan yang sama dengan adukan 1PC : 3 PS;
Mutu bahan dan kekuatan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan SNI yang dipersyaratkan.
2) Struktur kolom beton bertulang:
E-69
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-70
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
d. Struktur Atap
1) Umum
konstruksi atap harus didasarkan atas perhitunganperhitungan
yang dilakukan secara keilmuan / keahlian teknis yang sesuai;
kemiringan atap harus disesuaikan dengan bahan penutup atap
yang akan digunakan, sehingga tidak akan mengakibatkan
kebocoran;
bidang atap harus merupakan bidang yang rata, kecuali
dikehendaki bentuk-bentuk khusus.
2) Struktur rangka atap kayu
ukuran kayu yang digunakan harus sesuai denganukuran yang
dinormalisir;
rangka atap kayu harus dilapis bahan anti rayap;
bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan SNI yang diper-syaratkan.
3) Struktur rangka atap beton bertulang Mutu bahan dan kekuatan yang
digunakan harus sesuai dengan ketentuan SNI yang dipersyaratkan.
4) Struktur rangka atap baja
sambungan yang digunakan pada rangka atap baja baik berupa
baut, paku keling, atau las listrik harus memenuhi ketentuan pada
Pedoman Perencanaan Bangunan Baja untuk Gedung;
rangka atap baja harus dilapis dengan pelapis anti korosi;
bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan SNI yang dipersyaratkan;
untuk bangunan sekolah tingkat dasar, sekolah tingkat
lanjutan/menengah, dan rumah negara yang telah ada komponen
fabrikasi, struktur rangka atapnya dapat menggunakan komponen
prefabrikasi yang telah ada.
Persyaratan struktur bangunan sebagaimana butir 3 huruf a s.d. d di
atas secara lebih rinci mengikuti ketentuan yang diatur dalam SNI yang
dipersyaratkan.
E-71
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-72
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-73
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
b) Beban Gempa
Beban gempa yaitu semua beban statis ekuivalen yang
bekerja pada gedung atau bagian gedung yang menirukan
pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu. Dalam hal ini
pengaruh gempa pada struktur gedung ditentukan
berdasarkan analisa dinamik, maka yang diartikan dengan
beban gempa di sini adalah gaya-gaya di dalam struktur
tersebut yang terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa
tersebut.
E-74
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
3) Modelisasi Struktur
Struktur utama merupakan struktur pemikul beban yang
diperlukan bagi ketahanan gedung jika mengalami
E-75
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-76
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-77
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
Title Line
Berisi satu baris kalimat maksimal 70 karakter sebagai
identifikasi dari input data SAP90.
System
Blok data ini menjelaskan tentang kontrol informasi yang
berhubungan dengan struktur yang akan dianalisa.
L = menyatakan jumlah Load Condition
V = menyatakan jumlah Eigen Value, yaitu jumlah dari
mode shape yang akan dihitung pada analisa eigenvalue
dan kemudian dimasukkan ke analisa ragam spektrum
yang terdapat pada Peraturan Perencanaan Bangunan
Tahan Gempa Indonesia Tahun 1983 yang dinyatakan
bahwa untuk analisa ragam spektrum respon dari struktur
gedung dengan bentuk beraturan jumlah ragam yang
ditinjau tidak kurang dari 5, tetapi sebagai pedoman
jumlah ragam spektrum respons yang ditinjau tidak perlu
lebih dari tingkatnya.
E-78
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
Restrains
Memuat informasi mengenai derajat kebebasan atau
Degree of Fredoom (DoF) tiap-tiap joints apakah dilepas
(nilai = 0) atau dikekang (nilai = 1).
Perletakan jepit R=111111
Dependent joints R=110001
Master joints R=001110
Masses
Memuat informasi mengenai massa dan momen inersia
massa (MMI) dari tiap tiap lantai yang dinyatakan dalam
bentuk M = mx, my, mz, mrx, mry, mrz.
Momen inersia massa tiap lantai dapat dihitung dengan
rumus :
MMI = M/A (Ix + Iy)
Dimana :
Ix = 1/12. b. d
Iy = 1/12. d. b
M = Massa total dari lantai yang ditinjau
A = Luas lantai yang ditinjau
b = Lebar dalam arah y dari lantai yang ditinjau
d = Panjang dalam arah x dari lantai yang ditinjau
E-79
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
SPEC
E-80
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-81
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-82
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-83
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-84
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-85
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
a. Air minum
1) Setiap pembangunan baru bangunan gedung negara harus dilengkapi
dengan prasarana air minum yang memenuhi standar kualitas, cukup
jumlahnya dan disediakan dari saluran air berlangganan kota (PDAM),
atau sumur, jumlah kebutuhan minimum 100 lt/orang/hari;
2) Setiap bangunan gedung negara, selain rumah negara (yang bukan
dalam bentuk rumah susun), harus menyediakan air minum untuk
keperluan pemadaman kebakaran dengan mengikuti ketentuan SNI
yang dipersyaratkan, reservoir minimum menyediakan air untuk
kebutuhan 45 menit operasi pemadaman api sesuai dengan kebutuhan
dan perhitungan;
3) Bahan pipa yang digunakan dan pemasangannya harus mengikuti
ketentuan teknis yang ditetapkan.
E-86
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
c. Pembuangan limbah
1) Setiap bangunan gedung negara yang dalam pemanfaatannya
mengeluarkan limbah domestik cair atau padat harus dilengkapi dengan
tempat penampungan dan pengolahan limbah, sesuai dengan
ketentuan;
2) Tempat penampungan dan pengolahan limbah dibuat dari bahan kedap
air, dan memenuhi persyaratan teknis yang berlaku sehingga tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan;
3) Ketentuan lebih lanjut mengikuti SNI yang dipersyaratkan.
d. Pembuangan sampah
1) Setiap bangunan gedung negara harus menyediakan tempat sampah
dan penampungan sampah sementara yang besarnya disesuaikan
dengan volume sampah yang dikeluarkan setiap harinya, sesuai dengan
ketentuan, produk sampah minimum 3,0 lt/orang/hari;
2) Tempat penampungan sampah sementara harus dibuat dari bahan
kedap air, mempunyai tutup, dan dapat dijangkau secara mudah oleh
petugas pembuangan sampah dari Dinas Kebersihan setempat;
3) Gedung negara dengan fungsi tertentu (seperti: kampus, gedung
percetakan uang negara) harus dilengkapi incenerator sampah sendiri;
4) Ketentuan lebih lanjut mengikuti SNI yang dipersyaratkan.
E-87
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
g. Instalasi listrik
1) Pemasangan instalasi listrik harus aman dan atas dasar hasil
perhitungan yang sesuai dengan Peraturan Umum Instalasi Listrik;
2) Setiap bangunan gedung negara yang dipergunakan untuk kepentingan
umum, bangunan khusus, dan gedung kantor tingkat
Kementerian/Lembaga, harus memiliki pembangkit listrik darurat
sebagai cadangan, yang catudayanya dapat memenuhi kesinambungan
pelayanan, berupa genset darurat dengan minimum 40 % daya
terpasang;
3) Penggunaan pembangkit tenaga listrik darurat harus memenuhi syarat
keamanan terhadap gangguan dan tidak boleh menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan, knalpot diberi sillencer dan dinding rumah
genset diberi peredam bunyi.
E-88
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-89
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
k. Sarana komunikasi
1) Pada prinsipnya, setiap bangunan gedung negara harus dilengkapi
dengan sarana komunikasi intern dan ekstern;
2) Penentuan jenis dan jumlah sarana komunikasi harus berdasarkan pada
fungsi bangunan dan kewajaran kebutuhan;
3) Ketentuan lebih rinci harus mengikuti standar dan pedoman teknis.
m. Instalasi gas
1) Instalasi gas yang dimaksud meliputi:
a. instalasi gas pembakaran seperti gas kota dan gas elpiji;
b. instalasi gas medis, seperti gas oksigen (O2), gas dinitro oksida
(N2O), gas carbon dioksida (CO2) dan udara tekan medis.
2) Ketentuan teknis instalasi gas yang lebih rinci harus mengikuti standar
dan pedoman teknis.
E-90
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
a. Tangga Darurat
1) Setiap bangunan gedung negara yang bertingkat lebih dari 3 lantai, harus
mempunyai tangga darurat/penyelamatan minimal 2 buah dengan jarak
maksimum 45 m (bila menggunakan sprinkler jarak bisa 1,5 kali);
2) Tangga darurat/penyelamatan harus dilengkapi dengan pintu tahan api,
minimum 2 jam, dengan arah pembukaan ke tangga dan dapat menutup
secara otomatis dan dilengkapi fan untuk memberi tekanan positif. Pintu
harus dilengkapi dengan lampu dan petunjuk KELUAR atau EXIT yang
menyala saat listrik/PLN mati. Lampu exit dipasok dari bateri UPS terpusat;
3) Tangga darurat/penyelamatan yang terletak di dalam bangunan harus
dipisahkan dari ruang-ruang lain dengan pintu tahan api dan bebas asap,
pencapaian mudah, serta jarak pencapaian maksimum 45 m dan min 9 m;
4) Lebar tangga darurat/penyelamatan minimum adalah 1,20 m;
E-91
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
b. Pintu darurat
1) Setiap bangunan gedung negara yang bertingkat lebih dari 3 lantai harus
dilengkapi dengan pintu darurat minimal 2 buah;
2) Lebar pintu darurat minimum 100 cm, membuka ke arah tangga
penyelamatan, kecuali pada lantai dasar membuka kearah luar (halaman);
3) Jarak pintu darurat maksimum dalam radius/jarak capai 25 meter dari
setiap titik posisi orang dalam satu blok bangunan gedung;
4) Ketentuan lebih lanjut tentang pintu darurat mengikuti ketentuan-
ketentuan yang diatur dalam standar yang dipersyaratkan.
d. Koridor/selasar
1) Lebar koridor bersih minimum 1,80 m;
2) Jarak setiap titik dalam koridor ke pintu darurat atau arah keluar yang
terdekat tidak boleh lebih dari 25 m;
3) Koridor harus dilengkapi dengan tanda-tanda penunjuk yang menunjukkan
arah ke pintu darurat atau arah keluar;
E-92
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
f. Fasilitas Penyelamatan
Setiap lantai bangunan gedung negara harus diberi fasilitas penyelamatan
berupa meja yang cukup kuat, sarana evakuasi yang memadai sebagai fasilitas
perlindungan saat terjadi bencana mengacu pada ketentuan SNI yang
dipersyaratkan.
1) Dasar-Dasar Perencanaan
Jaringan drainase ini berupa saluran-saluran pembuangan sebagai berikut :
Padang rumput/ taman 0,05-0,10
Pedesaan 0,10-0,25
Permukiman 0,25-0,50
Daerah sedang 0,50-0,70
Daerah padat 0,70-0,90
Jalan aspal 0,25-0,60
Atap 0,70-0,95
E-93
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
Dimana :
A = luas basah saluran, m2
V = kecepatan aliran, m/detik
R = jari-jari hidrolis, m
S = kemiringan saluran, %
n = koefisien manning
b = lebar saluran, m
h = tinggi saluran, m
3) Skesta Sistem
Sketsa sistem drainase seperti disajikan pada gambar berikut ini.
Sketsa Sistem Drainase
E-94
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
b) Dasar-dasar perencanaan
Jaringan air bersih ini berupa jaringan pipa-pipa, dimana biasa
digunakan Galvanized Iron Pipe (GIP) atau Polivynil Chloride Pipe (PVC)
untuk menyalurkan air bersih dari sumbernya ke tempat-tempat yang
membutuhkan. Kebutuhan air bersih ini bervariasi, dan untuk kebutuhan
per orang perhari dari berbagai jenis hunian/ bangunan adalah sebagai
berikut :
Flat/ rumah tinggal 200 liter/ orang/ hari
Sekolah 75 liter/ orang/ hari
Industri 150 liter/ orang/ hari
Instansi/kantor 100 liter/ orang/ hari
Rumah sakit 300 liter/ orang/ hari (rata-rata
pasien dan karyawan rumah sakit)
Hotel 1500 liter/ orang/ hari
Dimensi pipa dihitung berdasarkan hubungan sebagai
berikut :
Q V A
L V2
hf f
D 2g
Dimana hf = kerugian gesekan, m
E-95
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
V2
hf K
2g
Dimana K = koefisien hambatan katub/ fitting
Jika sistem pemompaan digunakan, daya pompa dihitung
sebagai berikut :
Q H
P
Dimana P = daya pompa, Watt
= berat jenis air, 9810 N/m3
E-96
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-97
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
b) Dasar-dasar perencanaan
Standar kebutuhan air panas untuk berbagai peralatan adalah sebagai
berikut : (liter/menit)
E-98
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-99
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
Limbah cair rumah sakit adalah seluruh limbah cair (air buangan sisa
aktivitas dan tinja) yang berasal dari rumah sakit, kemungkinan besar
mengandung mikroorganisma patogen, bahan kimia beracun dan sisa
radioaktif.
Limbah cair rumah sakit pada dasarnya bersumber dari seluruh aktivitas
rumah sakit, terutama berasal dari :
Unit-unit perawatan (rawat inap dan rawat jalan serta gawat
darurat);
Instalasi penunjang medis antara lain kamar operasi, laboratorium,
instalasi radioterapi, dan kedokteran nuklir (jika ada);
Instalasi penunjang non medis antara lain laundry dan dapur.
Jenis limbah cair rumah sakit yang perlu mendapatkan perhatian khusus
adalah yang bersifat infeksius dan mengandung B3, misalnya yang
berasal dari instalasi bedah, unit perawatan penyakit menular,
laboratorium dan gawat darurat.
E-100
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
2) Dasar-dasar perencanaan
Definisi Air Kotor : Air limpasan septic tank yang berasal dari
buangan WC/ kamar mandi.
Definisi Air Bekas : Air buangan dari washtafel, tempat wudlu
atau tempat-tempat lain selain kamar mandi.
Definisi Air Limbah : Air buangan selain air kotor dan air bekas,
dimana pada rumah sakit dapat berupa
limbah cair infeksius (limbah klinis).
Pada dasarnya air kotor dan air bekas dapat disalurkan langsung ke
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
E-101
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-102
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
Gambar : 8.19
SISTEM GAS MEDIS
LEGENDA :
N2O
1 EMERGENCY OXYGEN MANIFOLD 5 AIR COMPRESSOR SYSTEM 9 WALL MOUNTED OUTLETS
2 AIR MANIFOLD 6 EXHAUST PIPE 10 CELING MOUNTED OUTLETS A
3 NITROGEN MANIFOLD 7 POWER SUPPLY PANEL 11 EMERGENCY ALARM V
4 VACUUM PUMP SYSTEM 8 SHUT - OFF VALVE
02
HARD ICU
ROOM ROOM 9
NURSE ROOM 9
11
8
A
V
6 10 10 N2
N 2O
9 O2 9
O.T O.T
ROOM ROOM
8
7
O2
N2O
2 3 N2
1 7
5
4
PLANT ROOM
MANIFOLD
ROOM
E-103
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
b) Dasar-dasar perencanaan
Peralatan AC dan ventilasi termasuk jaringan instalasinya yang
besar peranannya dalam pelayanan kesehatan secara umum
terdiri dari :
AC dengan penyaringan udara efisiensi tinggi (Hepa Filter)
untuk ruang operasi dan dilengkapi dengan ventilasi untuk
kebutuhan full fresh air;
AC dengan Split System;
Ventilasi mekanis (exhaust fan) untuk ruangan-ruangan,
dapur, gudang obat dan sebagainya;
Ventilasi mekanis untuk toilet (exhaust fan).
E-104
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
Peralatan yang dipakai dalam sistem ini adalah inlet fan dan
exhaust fan pada area yang mementingkan kebersihan
diperlukan tekanan udara yang positif, sedangkan pada daerah
kotor dimana terdapat bakteri yang dapat berkembang biak atau
mencemari diperlukan tekanan udara yang negatif.
e) Prioritas
Mengingat besarnya biaya operasi dan pemeliharaan dari
penggunaan AC, tidak semua ruang dapat dilengkapi dengan
sarana ini. Beberapa ruang yang mendapat prioritas untuk
dilengkapi AC diantaranya adalah :
Ruang Radiologi;
Ruang Laboratorium;
Ruang Forensik;
Ruang Radio Diagnostik;
Ruang Radio Theraphy;
Ruang Radio Nuklir;
Ruang-ruang klinik;
Koridor;
Lobby, front office dan lain-lain.
E-105
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
6) Sistem Kelistrikan
a) Standar-standar yang digunakan
PUIL 1987 - Indonesia Standard
JIS - Japanese Standard
VDE/DIN - German Standard
NEMA - U S A Standard
BS - British Standard
NFC - French Standard
NCFA - National Code Fire Alarm Standard
NEC - National Electric Codes
NFPA - National Fire Protection Association
b) Dasar-dasar perencanaan
Kriteria penting yang harus dipenuhi didalam perencanaan sistem
kelistrikan rumah sakit diantaranya adalah kualitas dan kontinuitas
dalam penyediaan daya listriknya. Selain itu sistem kelistrikan
tersebut harus memenuhi berbagai persyaratan dan kriteria
sebagai berikut :
Kendala Sistem
Tata cara pengoperasian pelayanan kesehatan di rumah sakit
menghendaki keandalan yang tinggi dalam penyediaan daya
listrik, aman dari kegagalan dan sesedikit mungkin gangguan
terhadap sistem secara keseluruhan.
Pengaturan Tegangan
Mengingat banyaknya peralatan medis dengan batas toleransi
tegangan tertentu, maka tegangan sumber listrik harus dapat
dipertahankan pada berbagai macam beban.
E-106
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
Pemeliharaan
Sistem distribusi kelistrikan harus direncanakan dengan
berbagai kemudahan bagi pemeriksaan dan perbaikan jika
terjadi gangguan atau kerusakan.
Fleksibilitas
Sistem kelistrikan harus direncanakan dengan cukup fleksibel,
yang berarti tanggap terhadap kemungkinan terjadinya
penambahan dan perluasan bangunan serta peralatan. Harus
diperhatikan perubahan tegangan listrik, rating peralatan,
penambahan ruang peralatan baru bahkan kemungkinan
penambahan beban kelistrikan.
7) Sistem Penunjang
Sistem Komputer
Sistem komputer berupa Local Area Network diperlukan guna
menunjang seluruh kegiatan informasi dan data rumah sakit. Sistem
ini berupa jaringan komputer personal (PC) sebagai user dengan satu
server sebagai bank data diharapkan dapat meningkatkan unjuk kerja
rumah sakit secara keseluruhan.
E-107
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
METODOLOGI KERJA
Metode Pelaksanaan
a. Rencana Kerja dan Metode Pelaksanaan Detail Engineering Design
Pada prinsipnya untuk menghemat waktu antara tahap-tahap kegiatan pelaksanaan
pekerjaan perencanaan bisa dilaksanakan secara simultan artinya kegiatan satu dengan
lainnya waktu pelaksanaan bisa saling overlapping. Namun begitu, hirarki tahap-tahap
pelaksanaan pekerjaan perencanaan tetap harus ditaati, ada tahap perencanaan yang
belum bisa dilaksanakan sebelum tahap sebelumnya dianggap fix sehingga nantinya
akan dihasilkan hasil perencanaan yang betul-betul sinkron antara perencanaan
arsitektur, struktur, ME dan lain-lainnya. Diagram metode pelaksanaan pekerjaan Detail
Engineering Design pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah dapat dilihat pada
gambar berikut.
E-108
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
Diagram Metode Pelaksanaan
LEGALI TAHAP
TAHAP TAHAP PENYELE
MASTER TAHAP PRA- TAHAP PENYUSUNAN PENG SASI
SAIAN
PENGEMBANGA N E/R E/R E/R GANDA DOKU
PLAN RENCANA DETAIL DOKUMEN DOKU
RENCANA AN MEN MEN
LELANG LELANG LELANG
Program Gambar
Arsitektur &
Lansdscape Ruang Rencana
Sirkulasi Arsitektur Gambar
Bentuk Kerja
Zoning
Bahan
Gambar 3D
Lay out
Maket
Struktur
DOKUMEN LELANG
DOKUMEN LELANG
DOKUMEN LELANG
dll
Hasil Kajian Master Plan
EVALUASI / REVISI
EVALUASI / REVISI
EVALUASI / REVISI
Gambar
Kons. Beton Interior,
RKS
Mekanikal Kons. Atap Landscape
Elektrikal Kons.
Penahan
Tanah Gambar
Rencana
Struktur BoQ
Sanitasi /
Drainase Jaringan
Sanitasi Gambar
dan Rencana
Alat Drainase Elektrikal
Medis Mechanical &
dll Mekanikal
RAB
Sanitasi/
Furniture Drainase
FEED BACK
E-109
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-110
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
Jumlah personil;
Kegiatan utama, penunjang dan pelengkap;
Macam perlengkapan dan peralatan.
E-111
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
Berdasarkan pada sifat informasi dan data yang dibutuhkan tersebut, maka
metode yang digunakan adalah metode observasi, pengukuran di lapangan,
wawancara/ interview dengan pihak-pihak pengguna gedung, studi literatur
terhadap hasil studi yang sudah ada.
E-112
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
PROGRAM KERJA
Secara teknis, Perencanaan Pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah Kayen Tahap
II Kabupaten Pati sistematis penyusunannya merujuk pada Metodologi yang tercantum didepan.
Disamping itu program operasional penanganan pekerjaan Perencanaan dan Perancangan
harus sesuai dengan yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan secara singkat
dapat diuraikan dan dijelaskan melalui tahapan-tahapan dalam diagram sebagai berikut :
1. PROGRAM OPERASIONAL PENANGANAN PEKERJAAN
a. Program Kerja Dalam Perusahaan (Internal)
- Kegiatan mempelajari Kerangka Acuan Kerja (KAK).
Penyiapan dan pembuatan kontrak perusahaan dengan pihak pemberi tugas,
pembuatan rencana waktu (time scedule) dan uraian detail perencanaan dan
penyusunan program perencanaan.
- Melakukan penyusunan struktur organisasi, termasuk didalamnya adalah
penyusunan man-power sesuai bidang keahlian dan ketrampilan sekaligus
pembagian tugasnya (Job-discription).
- Melakukan persiapan pendahuluan, antara lain wawancara dengan pihak
pemberi tugas atau yang berkaitan sebagai unsur pemakai.
- Survey, pengamatan dan pengukuran lapangan yang menghasilkan rekaman
data visual, teknik dan lainnya yang menyangkut data-data yang dibutuhkan
dalam perencanaan.
- Pembuatan sketsa pemikiran, sistem dan gambar dasar (melalui konsep dasar
perencanaan dan perancangan).
- Transformasi konsep dasar perencanaan dan perancangan ke dalam sketsa
desain dan gambar dasar perencanaan (denah, tampak dan potongan).
- Pembuatan Rencana Anggaran Biaya (RAB), penyusunan Rencana Kerja dan
Syarat (RKS) serta perhitungan teknik konstruksi bangunan.
- Mengembangkan gambar perencanaan hingga menjadi gambar kerja dan
perhitungan konstruksi yang diperlukan.
- Asistensi, koordinasi dan review ulang gambar-gambar, RAB dan RKS
E-113
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-114
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-115
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-116
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-117
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-118
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
No Tahapan BULAN KE :
1 2 3 4
1. Persiapan
2. Pendataan
3. Identifikasi Permasalahan
4 Asisitensi
5 Laporan Pendahuluan
6 Penekanan Desain
7 Pra Desain
8 Asistensi
9 Pengembangan Desain
10 Laporan Antara
11 Asistensi
12 Penyusunan DED
13 Penyusunan RAB., RKS.
14 Laporan Akhir
15 Pelelangan
E-119
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-120
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-121
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-122
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-123
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
= Terlibat langsung
Dalam suatu proses dan prosedur pengelolaan dan pengendalian perencanaan proyek tersebut,
teriibat unsur-unsur :
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Pemakai/User
PPTK
Konsultan Perencana dan/atau Konsultan MK
Secara garis besar struktur pengelolaan dan pengendalian perencanaan proyek bisa
E-124
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA)
KPA
Forum PPK
Konsultan Diskusi Pengelola Teknis
Perencana Presentasi Kegiatan
Lokakarya User
Instansi Terkait
Lainnya
BAHAN
DRAFT
REVISI
Konsultan MK
(Bila Ada)
= Konsultansi Koordinasi
= Komando
E-125
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
Pemberi Tugas
( Owner )
PPK USER
Team Teknis
PPTK
Konsultan
Perencana
E-126
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E.3.1. PERSONIL
Keterlibatan tenaga ahli dan tenaga pendukung teknis di keseluruhan tahapan perencanaan
dapat dicermati sebagai berikut:
TAHAP KEGIATAN PERSONIL YANG TERLIBAT
Ketua Tim (Team Leader)
Ahli Arsitektur
Ahli Plumbing
Ahli Transportasi Dalam Gedung
Ahli Teknik Bangunan Gedung
Ahli Manajemen Adminitrasi Rumah
Sakit
PERSIAPAN Ahli Mekanikal
Ahli Elektrikal
Administrasi
Surveyor
Surveyor
Draftman CAD
Draftman CAD
E-127
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
Draftman CAD
Draftman CAD
E-128
DOKUMEN PENAWARAN
ADMINISTRASI DAN TEKNIS
E-129