Anda di halaman 1dari 4

Loncatan hidrolis adalah penerapan yang kedua dari persamaan-persamaan

dasar guna menentukan kerugian yang disebabkan oleh situasi aliran turbulen.
Dalam kondisi yang sesuai, suatu arus cairan yang mengalir secara cepat di dalam
saluran terbuka tiba-tiba berubah arus yang mengalir secar lambat dengan luas
penampang yang lebih besar serta kenaikan ketinggian permukaan cairan
mendadak. Fenomena ini, yang dikenal dengan loncatan hidolis, merupakan
contoh aliran tak seragam stedi. Sebenarnya, jet cairan yang mengalir secara cepat
tersebut mengambang dan mengubah energi kinetik menjadi energi potensialserta
kerugian atau ketidakmampubalikan. Suatu gulungan berkembang pada
permukaan miring jet cairan yang mengembang itu menarik udara kedalam
cairan. Permukaan loncatan adalah sangat kasar serta turbulen; semakin besar
ketinggian loncatan, semakin besar juga kerugiannya.

Loncatan hidrolis adalah salah satu proyek yang telah dipelajari secara
ekstensif di dalam bidang rekayasa hidrolika (hidraulic engineering). Ada
fenomena yang menarik yang telah ditangkap oleh para peneliti sejak pertama kali
dideskripsikan oleh Leonardo da Vinci. Loncatan hidrolis, pertama kali diselidiki
dengan cara percobaan oleh Bidone sarjana Italia pada tahun 1818. Hal ini
memberikan gagasan Belanger (1828) untuk membedakan antar kemiringan
landai (subkritis) dan curam (superkritis), karena Belanger telah menemukan bukti
bahwa loncatan-loncatan hidrolis pada saluran curam yang seringkali dihasilkan
penghalang pada aliran yang dari semula seragam. Kemudian banyak sekali
dilakukan penelitian dan hasilnya telah dipublikasikan.
Pada mulanya teori mengenai loncatan hidrolis dikembangkan untuk
saluran horizontal atau yang kemiringan kecil, sehingga pengaruh berat air
terhadap sifat-sifat loncatan hidrolis dapat diabaikan, akan tetapi hasil yang
diperoleh, dapat diterapkan pada sebagian besar saluran-saluran yang ada dalam
persoalan praktek rekayasa. Untuk saluran yang kemiringannya besar, pengaruh
berat air pada loncatan cukup besar sehingga harus diperhitungkan.
Loncatan hidrolis utamanya digunakan sebagai peredam energi aliran ke
hilir dari bangunan air seperti pelimpah, pintu air. Disamping itu beberapa
pemakaian praktis dari loncatan hidrolis adalah:

a. Untuk meninggikan muka air di hilir.


b. Untuk meredam energi.
c. Untuk mengurangi gaya uplift netto dengan meninggikan berat, yaitu
karena tingginya kedalaman.
d. Untuk meningkatan debit dari sluice gate dengan meningkatan head efektif
yang menyebabkan aliran.
e. Untuk membuat penampang kontrol.
f. Untuk mencampur bahan kimia dalam air.
g. Untuk pengudaraan air minum.
h. Untuk membuang kantong udara dalam jaringan pipa.

Karakteristik Loncatan Hidrolis:


1. Kehilangan Energi
Selisih energi spesifik sebelum dan sesudah loncatan hidrolis.

EL
y2 y1 3
4 y1 y2

2. Tinggi Loncatan
Selisih kedalaman air sebelum dan sesudah loncatan hidrolis.
3. Perbandingan kedalaman akibat loncatan hidrolis
Untuk menilai efektivitas loncatan hidrolis terhadap stabilitas aliran
(bilangan Froude).
y2 1

1 1 8F12
y1 2

4. Panjang Loncatan
Selisih posisi awal sebelum loncatan dan kedalaman stabil setelah
mencapai subkritis.
Pada permasalahan yang diambil berkaitan dengan loncatan hidrolik,
biasanya perencana sangat kesulitan untuk memperhitungkan tinggi muka air di
hilir sebelum dan setelah loncatan hidrolik serta perhitungan panjang loncatan
hidrolik melalui pelimpah spillway ataupun dari sluice gate. Berikut prosedur
penyelesaian untuk menyelesaikan permasalahan loncatan hidrolik tersebut:

1. Menentukan lebar penampang segiempat pada sluice gate atau pelimpah,


elevasi ambang di bagian hulu dan elevasi pada apron di bagian hilir.
2. Menghitung tinggi total head (H).
3. Menghitung debit yang mengalir pada penampang segiempat
menggunakan rumus besar debit (Q) menurut Redbock:
2
Q . 2 g.Cd .B.H 3 / 2
3
4. Menghitung ketinggian garis energi dari dasar apron.
5. Menghitung tinggi muka air sebelum loncatan hidrolik menggunakan
hukum persamaan energi, sehingga diperoleh tinggi sebelum loncatan
hidrolik. 2
v1
E y1
2g
6. Pengecekan jenis aliran di y1 menggunakan rumus bilangan Froude.
v1
Fr
2g
Jika Fr > 1 maka jenis alirannya merupakan superkritis dan jika Fr < 1
maka jenis alirannya merupakan subkritis.

7. Menghitung ketinggian air y2 atau sesudah loncatan hidrolik menggunakan


persamaan:
y2 1

1 1 8F12
y1 2

8. Perhitungan panjang lonjatan hidrolik (Lj) menurut persamaan
Elevatorski:

Lj 6,9.( y2 y1 )
9. Karena pada sebelum dan sesudah loncatan hidrolik terjadi perubahan
jenis aliran dari superkritis menjadi subkritis maka terjadi loncatan
hidrolik sehingga mengakibatkan terjadinya kehilangan energi di sesudah
loncatan hidrolik, dengan menggunakan persamaan:

v12 v22

E y1
y2 2 g

2 g
Contoh gambar potongan pada Spillway:

Contoh gambar memanjang Sluice Gate:

Anda mungkin juga menyukai