Anda di halaman 1dari 4

I.

Rasio Belanja Bunga terhadap Sisa Utang


Rasio belanja bunga terhadap sisa utang (interest expense to debt ratio) merupakan
rasio untuk memperkirakan tingkat bunga yang dibayarkan organisasi atas sisa utangnya.
Berdasarkan LKPP Audited Tahun 2011 s.d. 2015 dan LKPP Unaudited Tahun 2016, total
belanja bunga dan sisa utang Pemerintah selama tahun tersebut dirinci dalam Tabel 1.
Tabel 1
Rasio Belanja Bunga Terhadap Sisa Utang
(dalam triliunan Rupiah)
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
Interest (Belanja Bunga) 100,52 113,04 133,44 156,01 182,75
Outstanding Debt 1.890,75 2.284,01 2.546,07 3.024,30 3.501,28
Interest Expense to Debt
5,32% 4,95% 5,24% 5,16% 5,22%
Ratio
BI Rate 5,75% 6,04% 7,52% 7,52% 6,79%
Sumber: data primer diolah

Chart Title
4.000,00 8,00%

3.500,00 7,00%

3.000,00 6,00%

2.500,00 5,00%

2.000,00 4,00%

1.500,00 3,00%

1.000,00 2,00%

500,00 1,00%

0,00 0,00%
2012 2013 2014 2015 2016

Interest (Belanja Bunga) Outstanding Debt Interest Expense to Debt Ratio BI Rate

Gambar 1. Grafik Rasio Belanja Bunga Terhadap Sisa Utang


Berdasarkan data dari Tabel 1, dapat diketahui bahwa selama 5 tahun, tingkat bunga
yang dibayar oleh Pemerintah RI dalam rangka memenuhi kewajiban keuangannya tidak
pernah melebihi tingkat suku bunga Bank Indonesia. Hal ini mengindikasikan bahwa
belanja bunga yang dikeluarkan Pemerintah RI masih dalam batasan yang wajar.
II. Rasio Utang terhadap Aset
Rasio Utang terhadap Aset adalah rasio yang menunjukkan posisi keuangan suatu
organisasi, dan kemampuan organisasi untuk memenuhi seluruh kewajiban keuangannya.
Rasio tersebut memperlihatkan porsi aset organisasi yang dibiayai dengan pinjaman. Oleh
karena rasio dihitung setiap tahun, maka penurunan rasio mengindikasikan kinerja keuangan
yang baik dan tidak bergantung pada utang dalam menjalankan operasionalnya.
Berdasarkan LKPP Audited Tahun 2011 s.d. 2015 dan LKPP Unaudited Tahun 2016, total
utang dan total aset selama tahun tersebut, dapat diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 2
Total Utang dan Total Aset
(dalam triliunan Rupiah)
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
Total Debt 2.156,89 2.652,10 2.898,38 3.493,53 3.871,45
Total Assets 3.432,98 3.567,59 3.910,92 5.163,32 5.407,52
Debt Ratio 62,83% 74,34% 74,11% 67,66% 71,59%
Sumber: LKPP Audited Tahun 2011 s.d. 2015 dan LKPP Unaudited Tahun 2016

Chart Title
10.000,00
9.000,00
8.000,00
7.000,00
6.000,00
5.000,00
4.000,00
3.000,00
2.000,00
1.000,00
0,00
2012 2013 2014 2015 2016

Total Debt Total Assets Debt Ratio

Gambar 2. Grafik Porsi Total Utang terhadap Total Aset

Berdasarkan data dari Tabel 2, nilai utang Pemerintah RI dari Tahun 2012 s.d. 2016
selalu mengalami kenaikan, begitu juga dengan aset yang dimiliki. Walau begitu, kenaikan
keduanya tidak sebanding. Hal itu dapat dilihat dari rasio di atas. Tahun 2013 merupakan
tahun dimana Pemerintah RI memiliki Rasio Utang terhadap Aset yang paling tinggi selama
5 tahun tersebut. Hal itu terjadi karena kenaikan utang yang sampai dengan sebesar 23%,
sementara kenaikan aset hanya sebesar 4% dari tahun sebelumnya.
Menurut Investopedia.com, nilai Rasio Utang terhadap Aset yang tinggi tidak selalu
mengindikasikan adanya kesulitan keuangan. Nilai Rasio Utang terhadap Aset yang tinggi
juga mengindikasikan adanya pertumbuhan dari organisasi tersebut. Hal itu tergantung dari
tingkat leverage yang dihasilkan dan masih dalam batasan yang wajar. Namun yang jelas,
semakin tinggi tingkat Rasio Utang terhadap Aset semakin tinggi pula risiko keuangan yang
dihadapi organisasi.
III. Rasio Belanja Bunga terhadap Total Belanja
Rasio Belanja Bunga terhadap Total Belanja merupakan rasio yang digunakan analis
untuk menggambarkan porsi belanja bunga yang dibayar pemerintah dibandingkan dengan
total belanja yang dilakukan. Berdasarkan LKPP Audited Tahun 2011 s.d. 2015 dan LKPP
Unaudited Tahun 2016, total belanja bunga dan total belanja selama tahun tersebut, dapat
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 3
Belanja Bunga dan Total Belanja
(dalam triliunan Rupiah)
Uraian 2012 2013 2014 2015 2016
Interest (Belanja Bunga) 100,52 113,04 133,44 156,01 182,75
Total Belanja 1.491,21 1.650,42 1.777,28 1.806,44 1.860,33
Ratio 6,74% 6,85% 7,51% 8,64% 9,82%
Sumber: LKPP Audited Tahun 2011 s.d. 2015 dan LKPP Unaudited Tahun 2016

Chart Title
2.500,00

2.000,00

1.500,00

1.000,00

500,00

0,00
2012 2013 2014 2015 2016

Interest (Belanja Bunga) Total Belanja Ratio

Gambar 3. Grafik Porsi Belanja Bunga terhadap Total Belanja

Berdasarkan data dari Tabel 3, dapat diketahui bahwa porsi belanja bunga terhadap
total belanja mengalami kenaikan setiap tahunnya. Dari tabel tersebut juga dapat diketahui
bahwa belanja bunga mengalami kenaikan rata-rata 16% setiap tahunnya. Kenaikan porsi
belanja bunga terhadap total belanja mengindikasikan bahwa kenaikan belanja operasional
atau belanja selain belanja bunga tidak mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan
dengan kenaikan belanja bunga.
Trend Defisit Anggaran dan Pinjaman Utang

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016


Defisit Anggaran 153,1 211,53 226,79 298,42 305,21
Pembiayaan Netto 176,16 237,39 248,89 323,10 331,02

Chart Title
350

300

250

200

150

100

50

0
2012 2013 2014 2015 2016

Defisit Anggaran Pembiayaan Netto

Anda mungkin juga menyukai