SESRIA OSSY
15175040
DOSEN:
Prof. Dr. FESTIYED, MS
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah mata kuliah Landasan Ilmu Pendidikan dengan judul Dinamika
Pendidikan Nasional.
Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak menemui kendala. Namun
berkat bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu khususnya dosen pembimbing mata kuliah Landasan Ilmu
Pendidikan, Ibu Prof. Dr. Festiyed, M.S.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya. Semoga makalah ini bisa
dimanfaatkan sebaik-baiknya
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2
D. Manfaat Penulisan..................................................................................................2
BAB II KAJIAN TEORI...................................................................................3
A. Problem dan Tantangan Pendidikan di Era Globalisasi...........................................3
B. Upaya Mengatasi Problem dan Tantangan Pendidikan Era Globalisasi...............14
BAB III PEMBAHASAN.................................................................................27
A. Matriks Problem dan Tantangan Pendidikan di Era Globalisasi............................27
B. Matriks Upaya Mengatasi Problem dan Tantangan Pendidikan di Era
Globalisasi..........................................................................................................31
BAB IV PENUTUP..........................................................................................32
A. Kesimpulan...........................................................................................................32
B. Saran.....................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................33
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
pada peserta didik maupun guru sehingga terjadi sinergi dan kolaborasi
pendidikan yang menghasilkan peserta didik yang kreatif, inovatif, dan produktif.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai tantangan dan
problem pendidikan nasional, sekuler, dan islam. Kemudian akan dibahas juga
solusi dari permasalahan tersebut.
B. Rumusan Masalah
3
4
internet. Perpindahan uang dan investasi modal oleh pengusaha asing dapat
diakukan dalam hitungan detik.
Kondisi kemajuan teknologi informasi dan industri di atas yang berlangsung
dengan amat cepat dan ketat di era globalisasi menuntut setiap negara untuk
berbenah diri dalam menghadapi persaingan tersebut. Bangsa yang yang mampu
membenahi dirinya dengan meningkatkan sumber daya manusianya,
kemungkinan besar akan mampu bersaing dalam kompetisi sehat tersebut.
Di sinilah pendidikan diharuskan menampilkan dirinya, apakah ia mampu
mendidik dan menghasilkan para peserta didik yang berdaya saing tinggi
(qualified) atau justru mandul dalam menghadapi gempuran berbagai kemajuan
dinamika globalisasi tersebut. Dengan demikian, era globalisasi adalah tantangan
besar bagi dunia pendidikan. Dalam konteks ini, Khaerudin Kurniawan (1999),
memerinci berbagai tantangan pendidikan menghadapi era global.
Pertama, tantangan untuk meningkatkan nilai tambah, yaitu bagaimana
meningkatkan produktivitas kerja nasional serta pertumbuhan dan pemerataan
ekonomi, sebagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan pembangunan
berkelanjutan (continuing development ).
Kedua, tantangan untuk melakukan riset secara komprehensif terhadap
terjadinya era reformasi dan transformasi struktur masyarakat, dari masyarakat
tradisional-agraris ke masyarakat modern-industrial dan informasi-komunikasi,
serta bagaimana implikasinya bagi peningkatan dan pengembangan kualitas
kehidupan SDM.
Ketiga, tantangan dalam persaingan global yang semakin ketat, yaitu
meningkatkan daya saing bangsa dalam menghasilkan karya-karya kreatif yang
berkualitas sebagai hasil pemikiran, penemuan dan penguasaan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni.
Keempat, tantangan terhadap munculnya invasi dan kolonialisme baru di
bidang Iptek, yang menggantikan invasi dan kolonialisme di bidang politik dan
ekonomi.
Semua tantangan tersebut menuntut adanya SDM yang berkualitas dan
berdaya saing di bidang-bidang tersebut secara komprehensif dan komparatif yang
7
mensikapi hal baru yang selalu saja datang silih berganti tanpa adanya filter yang
menyaringnya. Era globalisasi dengan teknologi informasinya semakin dapat
dirasakan perkembangannya, dengan medianya yang berupa komputer, televisi,
hand phone, dan peralatan canggih lainnya, telah benarbenar menjadi hal yang
komplek dalam transformasi informasi. Pada masyarakat informasi peranan media
elektronika sangat memegang peran penting, bahkan menentukan corak
kehidupan. Sebab lewat komunikasi satelit, orang tidak hanya memasuki
lingkungan informasi dunia, tetapi juga sanggup mengolahnya dan
mengemukakannya secara lisan, tulisan, bahkan visual (Abudin, 2003).
Disisi lain, Muhammad Tholchah Hasan mengemukakan tantangan
pendidikan Islam yang harus dihadapi di era global ini adalah kebodohan,
kebobrokan moral, dan hilangnya karakter muslim (Bashori, 2009) Secara lebih
terperinci beberapa tantangan yang ditimbulkan oleh globalisasi informasi dan
komunikasi adalah:
a. Keberadaan publikasi informasi merupakan sarana efektif penyebaran isu,
sehingga dapat menimbulkan saling kecurigaan di antara umat.
b. Dalam banyak aspek keperkasaan Barat dalam dominasi dan imperalisasi
informasi, yang dapat menimbulkan sukularisme, kapitalisme, pragmatisme,
dan sebagainya.
c. Dari sisi pelaksanaan komunikasi informasi, ekspos persoalan seksualitas,
peperangan, dan kriminal, berdampak besar pada pembentukan moral dan
perubahan tingkah laku.
d. Lemahnya sumber daya Muslim sehingga di banyak hal harus mengimport
produk teknologi Barat (Mohd Rafiq, 2011)
Dan inilah menurut para pakar pendidikan yang menjadi PR besar bagi
setiap institusi pendidikan termasuk pendidikan Islam. Dengan melihat fenomena
tersebut, jelas tidak dapat dipungkiri lagi bahwa perubahan dalam segala bentuk
dan sistem baik bersifat personal maupun global bisa terjadi dalam hitungan
waktu yang relatif sangat singkat. Maka ini merupakan sebuah tantangan yang
mutlak dijawab oleh pendidikan Islam dengan tujuan dan citacitanya yang luhur.
Walaupun pada dasarnya Islam sebagai sebuah sistem telah memberikan wacana
13
tentang perubahan yang memang harus terjadi demi mencapai tujuan hidup
manusia yang dijadikan landasan tujuan pendidikan Islam. Seperti telah
difirmankan Allah swt dalam al-Quran surat ar-Rad ayat 11,
Tantangan yang ada dalam dunia pendidikan kerap kali menjadi kendala
bagi suatu negara untuk maju dan bersaing dengan negara lain, seperti Indonesia
sendiri. Dibutuhkan kesadaran akan pentingnya pendidikan baik dari masyarakat,
peserta didik, pendidik, hingga pemerintah. Indonesia patut bersyukur dengan
limpahan SDA yang tak terhitung nilainya, namun demikian hal itu jangan sampai
membuat sumber daya manusianya terlena dan melupakan pentingnya dunia
pendidikan demi memperkaya pengetahuan umum, intelektual dan kemajuan
bangsanya sendiri. Untuk mengantisipasi berbagai kelemahan pendidikan tersebut,
diperlukan kerjasama dari berbagai pihak. Tidak hanya institusi pendidikan tetapi
pemerintah juga harus serius dalam menangani permasalahan ini agar SDM
15
bangsa, di samping faktor sumber daya alam (SDA) (hayati, non hayati, buatan),
serta sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi. Keberhasilan negara-negara
Barat adalah didukung oleh peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan hal
itu berhubungan dengan pendidikan sebagai wahana pembentukan SDM
(Pratama, 2015).
Selanjutnya Tilaar (2004) mengemukakan untuk menjawab tantangan
sekaligus peluang kehidupan global, diperlukan paradigma baru pendidikan.
Pokok-pokok paradigma baru pendidikan sebagai berikut:
a. Pendidikan ditujukan untuk membentuk masyarakat Indonesia baru yang
demokratis;
b. Masyarakat demokratis memerlukan pendidikan yang dapat menumbuhkan
individu dan masyarakat yang demokratis;
c. Pendidikan diarahkan untuk mengembangkan tingkah laku yang menjawab
tantangan internal dan global;
d. Pendidikan harus mampu mengarahkan lahirnya suatu bangsa Indonesia yang
bersatu serta demokratis;
e. Dalam menghadapi kehidupan globalisasi yang kompetitif dan inovatif,
pendidikan harus mampu mengembangkan kemampuan berkompetisi di dalam
rangka kerjasama;
f. Pendidikan harus mampu mengembangkan kebhinnekaan menuju kepada
terciptanya suatu masyarakat Indonesia yang bersatu di atas kekayaan
kebhinekaan masyarakat;
g. Pendidikan harus mampu meng-Indonesiakan masyarakat Indonesia sehingga
setiap insan Indonesia merasa bangga menjadi warga negara Indonesia.
Selain itu untuk mengatasi masalah-masalah, seperti rendahnya kualitas
sarana fisik, rendahnya kualitas guru, dan lain-lain seperti yang telah dijelaskan
diatas, secara garis besar ada dua solusi yaitu:
a. Solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang
berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan
sangat berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan
di Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi
19
S1 di luar jurusan pendidikan, maka calon guru tersebut harus mengikuti beberapa
program, yaitu:
1) Bachelor of Education (graduate entry) - 1.5-2 years
2) Graduate Diploma of Education - 1 year (equivalent to a teacher certificate
program)
3) Masters of Teaching - 1.5 years
Setiap program tersebut tersedia untuk pembelajaran di tingkat primary ataupun
secondary.
b. Peningkatan Profesionalitas Guru
Guru adalah ujung tombak dari pendidikan yang berlangsung di dalam
kelas. Seiring dengan kemajuan teknologi serta perkembangan pengetahuan,
profesionalitasan guru pun harus ditingkatkan. Berbagai program dilakukan untuk
meningkatkan profesionalitasan guru di Australian. Salah satu program yang
dilakukan oleh ALTC (Australian Learning and Teaching Council)
adalah Teaching Preparations Programs (TPPs) yang ditujukan untuk guru.
Program ini telah mulai dilakukan di 39 universitas.
Meski demikian, setiap Negara bagian ataupun teritori memiliki program
maupun cara tersendiri untuk meningkatkan profesionalitasan guru mereka.
Beberapa contohnya adalah sebagai berikut:
1) Australian Capital Territory
a) Leadership and Career Development
b) Office of Catholic Partnerships (hubungan kerjasama pendidikan dengan
Universitas Catholic)
c) Professional Development Overview (Literacy & Numeracy)
d) Professional Development, Training & Support
e) Professional Learning
f) Professional Learning Calendar meliputi kursus, services, elearning,
programs.
g) Professional Learning Funding
h) Strategic Directions in Professional Learning (menyediakan publikasi)
i) The Centre for Teaching and Learning
21
26
27
menetapkan tujuan dan standar mengahdapi tantangan pendidikan di era reformasi pendidikan agama Islam agar
kompetensi pendidikan. Misalnya globalisasi adalah sebagai berikut. bisa menghadapi tantangan global dengan
dengan penyempurnaan a. Syarat Guru di Australia langkah-langkah sebagai berikut:
kurikulum, pelaksanaan paradigma Syarat guru untuk mengajar di Pertama, melakukan telaah kritis dan
pendidikan yang berkaitan dengan Australia ditentukan oleh setiap Negara menyeluruh terhadap agama, baik yang
penyelenggaraan. bagian dan teritori Australia. Standar bentuknya normatif maupun historis. Teks-
b. Pendidikan sesuai dengan dasar qualifikasi antarnegara bagian dan teritori teks suci yang bersifat normatif perlu
Negara Indonesia yaitu pancasila tersebut berbeda satu dengan yang lainnya. dipahami secara utuh, sehingga nilai-nilai
yang didalamnya mengandung Meski demikian, kesamaannya adalah dasar agama dapat ditangkap secara
unsur unsur pendidikan yang setiap guru harus memiliki sertifikat keseluruhan. Sedangkan dalam sisi historis,
Berketuhanan, Berkemanusiaan, mengajar. pemahaman umat terhadap agamanya
dan Berbudi pekerti luhur dengan Untuk mendapatkan sertifikat sepanjang sejarah perlu diperiksa kembali.
diterapkannya paradigma ini maka mengajar, calon guru di Australia harus Kedua, perlu adanya pengintegrasian
demokrasi pendidikan akan dapat menempuh pendidikan tertentu. Bila calon pendidikan agama dengan ilmu-ilmu lain.
diwujudkan. guru belum menyelesaikan jenjang S1, Sehingga tidak menimbulkan pandangan
c. Peningkatan efisiensi pengelolaan maka ia harus mendaftar di S1 jurusan yang dikotomis yang menyebabkan
pendidikan. Misalnya kebijakan pendidikan (Bachelor of Education) yang timbulnya perbedaan anggapan ada
pemerintah dengan berlangsung selama 4 tahun. Namun, bila perbedaan nilai dan keutamaan antara
mencananangkan DANA BOS calon guru sudah menyelesaikan jenjang pendidikan agama dengan keilmuan
(bantuan operasional sekolah) ini S1 di luar jurusan pendidikan, maka calon lainnya. Sebagaimana di Barat yang
sangat bermanfaat untuk perbaikan guru tersebut harus mengikuti beberapa sekuler, moralitas dan etika diajarkan
gedung gedung sekolah , program, yaitu: dalam setiap mata pelajaran, bukan hanya
menambah media belajar peserta 4) Bachelor of Education (graduate entry) pada mata pelajaran agama saja. Bahkan
didik , untuk memperbaiki sarana - 1.5-2 years ajaran-ajaran agama hanya memuat
dan prasarana pendidikan yang 5) Graduate Diploma of Education - 1 masalah-masalah spiritual individual yang
kurang memadai, menambah year (equivalent to a teacher certificate bersifat teknis ritual. Seluruh mata
referensi buku buku program) pelajaran dan aktivitas di sekolah
perpustakaan , membuat 6) Masters of Teaching - 1.5 years diarahkan sebagai sumber moralitas dan
32
laboratorium praktek sesuai Setiap program tersebut tersedia untuk kebaikan bagi peserta didik (Lutfi, 2003).
standar selain DANA BOS ada pembelajaran di tingkat primary ataupun Ketiga, perlunya melakukan revolusi
juga beapeserta didik bagi anak secondary. pembelajaran pendidikan agama dengan
yang orang tuanya kurang mampu b. Peningkatan Profesionalitas Guru cara mempraktikkan nilai-nilai luhur
maupun anak yang berprestasi baik Guru adalah ujung tombak dari agama tersebut dalam kehidupan nyata
,ini sangat membantu pendidikan yang berlangsung di dalam yang ditopang oleh prinsip-prinsip keadilan
kelangsungan pendidikan mereka. kelas. Seiring dengan kemajuan teknologi atau kerukunan antar umat beragama
d. Peningkatan relevansi pendidikan serta perkembangan pengetahuan, (Nuruddin, 2003). Tujuan pembelajaran
mengandung arti karena ada profesionalitasan guru pun harus agama Islam harus dirumuskan dengan
ketidakserasian antara hasil ditingkatkan. Berbagai program dilakukan bentuk behavior dan measruable. Strategi
pendidikan [output] dengan untuk meningkatkan profesionalitasan guru pembelajaran yang dimaksud di sini adalah
kebutuhan dunia kerja . Yang di Australian. Salah satu program yang suatu kondisi yang diciptakan oleh guru
menjadi masalah utama karena dilakukan oleh ALTC (Australian Learning dengan sengaja yang meliputi metode,
ketrampilan yang di miliki tidak and Teaching Council) adalah Teaching materi, sarana dan prasarana, media dan
sesuai dengan yang dibutuhkan. Preparations Programs (TPPs) yang lain sebagainya agar peserta didik
Sehingga sekarang banyak berdiri ditujukan untuk guru. Program ini telah dipermudah dalam mencapai tujuan
sekolah-sekolah kejuruan yang mulai dilakukan di 39 universitas. pembelajaran yang ditetapkan (Oemar,
mencetak peserta didik untuk Meski demikian, setiap Negara 2006).
dapat mempunyai ketrampilan bagian ataupun teritori memiliki program Pendidikan agama Islam sebenarnya
sesuai profesi yang diinginkan maupun cara tersendiri untuk tidak hanya cukup dilakukan dengan
.Misal STM , SMK, Sekolah meningkatkan profesionalitasan guru pendekatan teknologi karena aspek yang
ketrampilan. mereka. Beberapa contohnya adalah dicapai tidak cukup kognitif tetapi justru
e. Untuk mengatasi rendahnya sebagai berikut: lebih dominan yang afektif dan
kualitas guru pemerintah sekarang 1) Australian Capital Territory psikomotorik, maka perlu pendekatan yang
mengeluarkan kebijakan bahwa a) Leadership and Career Development bersifat nonteknologik. Pembelajaran
guru SD minimal harus S1 [strata b) Office of Catholic tentang akidah dan akhlak lebih
1] dan dalam proses belajar Partnerships (hubungan kerjasama menonjolkan aspek nilai, baik ketuhanan
mengajar harus sesuai dengan pendidikan dengan Universitas maupun kemanusiaan yang hendak
33
kode etik guru untuk Catholic) ditanamkan dan dikembangkan pada diri
meminimalisir hal- hal yang tidak c) Professional Development Overview peserta didik sehingga dapat melekat
diinginkan,serta guru itu tidak (Literacy & Numeracy) menjadi kepribadian yang mulia.
hanya mengajar tetapi harus d) Professional Development, Training & Sehingga diperlukan beberapa
memberi contoh yang baik atau Support strategi dalam pembelajaran nilai yaitu
teladan bagi peserta didik-peserta e) Professional Learning tradisional maksudnya dengan memberikan
didiknya. f) Professional Learning nasihat dan indoktrinasi, bebas maksudnya
f. Untuk mengatasi rendahnya Calendar meliputi kursus, services, peserta didik diberi kebebasan nilai yang
kesejahteraan guru sekarang elearning, programs. disampaikan, reflektif maksudnya dengan
pemerintah menaikkan gaji guru, g) Professional Learning Funding pendekatan teoritik dan empirik,
berupa gaji pokok, tunjangan yang h) Strategic Directions in Professional transinternal maksudnya guru dan peserta
melekat pada gaji ,tunjangan Learning (menyediakan publikasi) didik sama-sama terlibat dalam proses
profesi dan lain-lain, sehingga i) The Centre for Teaching and Learning komunikasi aktif tidak hanya verbal dan
dengan meningkatkan j) Teacher Scholarships (beapeserta didik fisik tetapi juga melibatkan komunikasi
kesejahteraan guru diharapkan untuk guru). batin (Ahmad, 1997).
guru itu dapat mencintai 2) New South Wales Keempat, diperlukan adanya
profesinya dengan utuh artinya a) Continuing Professional Development, reformulasi materi pembelajaran
guru itu tidak akan mencari yaitu dukungan dari New South Wales pendidikan agama Islam. Disamping perlu
pekerjaan sampingan untuk Institute of Teacher untuk adanya reformasi materi-materi Pendidikan
menambah penghasilan jadi dapat meningkatkan profesionalitasan guru. Agama Islam yang selama ini menjebak
berkonsentrasi dalam proses Focus pengembangan meliputi pada ranah kognitif dengan mengabaikan
pendidikan khususnya proses penelitian, kursus dan program tertentu. ranah psikomotorik dan afektif, materi
belajar mengajar. b) Professional Development for Teachers pendidikan agama Islam dipandang masih
Selain itu untuk mengatasi - The University of Sydney, yaitu jauh dari pendekatan pendidikan
masalah-masalah, seperti rendahnya pengembangan profesionalitasan multikultural, akibatnya masih banyak
kualitas sarana fisik, rendahnya melalui The Faculty of Education and kerusuhan di berbagai tempat (Depag RI,
kualitas guru, dan lain-lain seperti yang Social Work. 2001).
telah dijelaskan diatas, secara garis c) Professional Learning and Leadership Untuk itu materi pendidikan agama
34
besar ada dua solusi yaitu: Development, yaitu website untuk hendaknya merupakan sarana yang efektif
c. Solusi sistemik, yakni solusi kebijakan fremeworkds dan untuk menginternalisasi nilai-nilai atau
dengan mengubah sistem-sistem pengetahuan untuk mendukung akidah inklusif pada peserta didik. Selain
sosial yang berkaitan dengan sistem pembelajaran guru, pengetahuan, itu, pada masalah-masalah syariah
pendidikan. Seperti diketahui leadersip, dan pengelolaan pendidikan agama Islam selama ini
sistem pendidikan sangat berkaitan administrative sekolah. mencetak umat Islam yang selalu berbeda
dengan sistem ekonomi yang 3) Northern Territory dan berselisih dalam masalah mazhab.
diterapkan. Sistem pendidikan di a) Professional Learning Framework, Maka dalam hal ini pendidikana
Indonesia sekarang ini, diterapkan yaitu website yang menyediakan agama Islam perlu diberikakan tawaran
dalam konteks sistem ekonomi berbagai cara untuk mengembagkan pelajaran fiqh Muqaran untuk
kapitalisme (mazhab profesionalitasan guru. memberikan penjelasan adanya perbedaan
neoliberalisme), yang berprinsip b) Professional Learning Modules, yaitu pendapat dalam Islam dan semua pendapat
antara lain meminimalkan peran menyediakan modul pembelajara yang itu sama-sama memiliki argumen, dan
dan tanggung jawab negara dalam dikembangkan untuk menunjang wajib bagi kita untuk menghormati.
urusan publik, termasuk pendanaan berbagai aspek dalam pembelajaran di Sekolah tidak menentukan salah satu
pendidikan. sekolah. mazhab yang harus diikuti oleh peserta
d. Solusi teknis, yakni solusi yang 4) Queensland didik, peserta didik diberi kebebasan untuk
menyangkut hal-hal teknis yang a) Continuing Professional Learning, memilih.
berkait langsung dengan yaitu proyek dari the Queensland Kelima, diperlukan adanya
pendidikan. Solusi ini misalnya College of Teachers. transformasi dan internalisasi nilai-nilai
untuk menyelesaikan masalah b) Menyediakan beberapa website agama ke dalam pribadi peserta didik
kualitas guru dan prestasi peserta pengembangan profesioanlitas, meliputi dengan cara; pergaulan, memberikan suri
didik. Solusi untuk masalah- Professional Development Restart taula dan dan mengajak serta
masalah teknis dikembalikan Teachers, Professional Development mengamalkannya (Ihsan, 1995). Pada
kepada upaya-upaya praktis untuk School Leaders, Professional hakikatnya pendidikan adalah proses
meningkatkan kualitas sistem Development Teachers, Professional transformasi dan internalisasi nilai, proses
pendidikan. Development Teacher Aides, dan Smart pembiasaan terhadap nilai, proses
Classrooms Professional Development rekontruksi nilai, serta proses
35
yaitu website untuk membantu guru motivasi dan etos kerja, sampai kepada
meningkatkan keprofesionalitasannya. ketidakmampuan guru dalam mendidik
c) Education Excellence Awards, yaitu dan mengajar.
penghargaan dalam bidang pendidikan. Untuk meningkatkan motivasi dan etos
d) Salah satu program pengembangan kerja guru maka faktor pemenuhan
yang dilakukan untuk guru yang baru kebutuhan sangat berpengaruh. Untuk itu
pertama kali mengajar adalah program bagaimana mengarahkan kekuatan yang
magang (induction). Program yang ada dalam diri guru untuk mau
ditujukan untuk guru yang baru melakukan upaya ke arah tujuan yang
pertama kali mengajar. Program ini telah ditetapkan. Dengan motivasi dan
bertujuan untuk mempersiapan diri etos kerja yang tinggi guru agama
pada aktivitas sekolah dan menyadari akhirnya menjadi penggerak penjiwaan
prosedur yang diperlukan. Selain itu, dan pengalaman agama yang
program ini juga memungkinkan guru mencerminkan pribadi yang takwa,
pemula untuk melakukan dialog berakhlak mulia, luhur dan menempati
professional secara berkelanjutan dan peran yang penting dalam pembelajaran
belajar dengan kolega/mentor yang agama. Untuk itu dibutuhkan guru yang
berpengalaman. mencintai jabatannya, bersikap adil,
8) Western Australia sabar, tenang, menguasai metode dan
a) Leadership Programs, diperuntukkan kepemimpinan, berwibawa, gembira,
untuk sekolah pemerintah untuk manusiawi dan dapat bekerjasama dengan
menaikkan standar sekolah. masyarakat (Zakiyah, 1990).
b) Online Curriculum Services,
diperuntukkan untuk guru agar lebih
intaraktif dalam mengakses kurikulum
dan mengembangkan keprofesionalan
dalam mengajar
c) Professional Development-Curriculum
37
A. Kesimpulan
B. Saran
38
39
Abdul , Khobir. 1997. Filsafat Pendidikan Islam (Landasan Teoritis dan Praktis),
Pekalongan: STAIN Pekalongan Press.
Abudin Nata. 2003. Manajemen Pendidikan,Mengatasi Kelemahan Pendidikan
Islam di Indonesia. Bogor : Kencana.
40