Anda di halaman 1dari 8

Positivisme

Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya
sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisik.
Tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris.
Pandangan positivism , science dan penelitian ilmiah adalah jalan untuk mendapatkan
kebenaran. Percaya bahwa ada kenenaran objective diluar sana dan science adalah cara
untuk mendapatkannya.
Percaya adanya sebab akibat yang diuraikan dalam penelitian ilmiah
Positivism concern pada rigor, reability dan generalisasi dari penelitiannya.
Mereka menggunakan deductive reasoning yang bisa di uji dalam penelitian.
Constructionism
Mengkritik pandangan positivism, merupakan kebalikan pandangannya.
Bahwa kebenaran itu dibangun secara mental, sehingga belum tentu objektf.
Penelitiannya untuk memahami aturan main yang digunakan manusia untuk meneliti
apa yang ada dalam pikiran manusia.

Positivisme secara etimologi berasal dari kata positive, yang dalam bahasa filsafat
bermakna sebagai suatu peristiwa yang benar-benar terjadi, yang dapat dialami sebagai
suatu realita. Ini berarti, apa yang disebut sebagai positif bertentangan dengan apa yang
hanya ada di dalam angan-angan (impian), atau terdiri dari apa yang hanya merupakan
konstruksi atas kreasi kemampuan untuk berpikir dari akal manusia.
Positivisme secara terminologis berarti merupakan suatu paham yang dalam
"pencapaian kebenaran"-nya bersumber dan berpangkal pada kejadian yang benar-
benar terjadi. Segala hal di luar itu, sama sekali tidak dikaji dalam positivisme.
Dunia mengikuti hukum alam yaitu hukum sebab akibat dan dapat diuraikan melalui
penelitian dunia pengetahuan.
Positivisme merupakan suatu aliran filsafat yang menolak aktifitas yang berkenaan
dengan metafisik. +idak mengenal adanya spekulasi, semua
d i d a s a r k a n p a d a d a t a e m p i r i s . Sesungguhnya aliran ini menolak
adanya spekulasi teoritis sebagai suatu sarana untuk memperoleh pengetahuan
=seperti yang diusung oleh kaum idealisme khususnya idealisme &erman Klasik@.
#ositi3isme merupakan empirisme, yang dalam segi segi tertentu sampai
kepada kesimpulan logis ekstrim karena pengetahuan apa saja merupakan
pengetahuan empiris dalam satu atau lain bentuk, maka tidak ada spekulasi dapat
menjadi pengetahuan

Validitas adalah tingkat keandalah dan kesahihan alat ukur yang digunakan. Intrumen
dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang dipergunakan untuk mendapatkan data
itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur (Sugiyono,
2004:137). Dengan demikian, instrumen yang valid merupakan instrumen yang benar-benar
tepat untuk mengukur apa yang hendak di ukur.

Penggaris dinyatakan valid jika digunakan untuk mengukur panjang, namun tidak valid jika
digunakan untuk mengukur berat. Artinya, penggaris memang tepat digunakan untuk
mengukur panjang, namun menjadi tidak valid jika penggaris digunakan untuk mengukur
berat.
Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner
dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama akan
menghasilkan data yang konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas instrumen mencirikan
tingkat konsistensi. Banyak rumus yang dapat digunakan untuk mengukur reliabilitas
diantaranya adalah rumus Spearman Brown

Ket :

R 11 adalah nilai reliabilitas

R b adalah nilai koefisien korelasi

Nilai koefisien reliabilitas yang baik adalah diatas 0,7 (cukup baik), di atas 0,8 (baik).

Pengukuran validitas dan reliabilitas mutlak dilakukan, karena jika instrument yang
digunakan sudah tidak valid dan reliable maka dipastikan hasil penelitiannya pun tidak akan
valid dan reliable. Sugiyono (2007: 137) menjelaskan perbedaan antara penelitian yang valid
dan reliable dengan instrument yang valid dan reliable sebagai berikut :

Penelitian yang valid artinya bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data
yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Artinya, jika objek berwarna merah,
sedangkan data yang terkumpul berwarna putih maka hasil penelitian tidak valid. Sedangkan
penelitian yang reliable bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Kalau dalam
objek kemarin berwarna merah, maka sekarang dan besok tetap berwarna merah.

Uji validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukam fungsi ukurannya (Azwar 1986). Selain itu
validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan bahwa variabel yang diukur memang benar-
benar variabel yang hendak diteliti oleh peneliti (Cooper dan Schindler, dalam Zulganef,
2006).

Sedangkan menurut Sugiharto dan Sitinjak (2006), validitas berhubungan dengan suatu
peubah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas dalam penelitian menyatakan
derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi sebenarnya yang diukur. Uji validitas
adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam
suatu mengukur apa yang diukur. Ghozali (2009) menyatakan bahwa uji validitas digunakan
untuk mengukur sah, atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid
jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut.

Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut menjalankan fungsi
ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud
dikenakannya tes tersebut. Suatu tes menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan
diadakannya pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah.
Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu alat ukur yang
valid dapat menjalankan fungsi ukurnya dengan tepat, juga memiliki kecermatan tinggi. Arti
kecermatan disini adalah dapat mendeteksi perbedaan-perbedaan kecil yang ada pada atribut
yang diukurnya.

Dalam pengujian validitas terhadap kuesioner, dibedakan menjadi 2, yaitu validitas faktor
dan validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang disusun menggunakan lebih dari
satu faktor (antara faktor satu dengan yang lain ada kesamaan). Pengukuran validitas faktor
ini dengan cara mengkorelasikan antara skor faktor (penjumlahan item dalam satu faktor)
dengan skor total faktor (total keseluruhan faktor).

Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor
total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total
item. Bila kita menggunakan lebih dari satu faktor berarti pengujian validitas item dengan
cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor faktor, kemudian dilanjutkan
mengkorelasikan antara skor item dengan skor total faktor (penjumlahan dari beberapa
faktor).

Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk
mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak
digunakan atau tidak. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan,
biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05, artinya
suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total.

Untuk melakukan uji validitas ini menggunakan program SPSS. Teknik pengujian yang
sering digunakan para peneliti untuk uji validitas adalah menggunakan korelasi Bivariate
Pearson (Produk Momen Pearson). Analisis ini dengan cara mengkorelasikan masing-masing
skor item dengan skor total. Skor total adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Item-item
pertanyaan yang berkorelasi signifikan dengan skor total menunjukkan item-item tersebut
mampu memberikan dukungan dalam mengungkap apa yang ingin diungkap Valid. Jika r
hitung r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan
berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid)
Validitas Pengertian Validitas Validitas adalah suatu derajat ketepatan/kelayakan instrumen
yang digunakan untuk mengukur apa yang akan diukur (Zainal Ariffin.2012). Menurut
Sukardi (2013) validitas adalah derajat yang menunjukkan dimana suatu tes mengukur apa
yang hendak diukur. Sedangkan menurut Saifuddin Azwar (2014) bahwa validitas mengacu
sejauh mana akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Dari
ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa validitas adalah Derajat
keetepatan/kelayakan instrumen yang digunakan untuk mengukur apa yang akan diukur serta
sejauh mana instrumen tersebut menjalankan fungsi pengukurannya . Validitas merupakan
produk dari validasi. Validasi adalah suatu proses yang dilakukan oleh penyusun atau
pengguna instrumen untuk mengumpulkan data secara empiris guna mendukung kesimpulan
yang dihasilkan oleh skor instrumen. Sedangkan validitas adalah kemampuan suatu alat ukur
untuk mengukur sasaran ukurnya.Dalam mengukur validitas perhatian ditujukan pada isi dan
kegunaan instrumen. Validitas terdiri dari validitas internal dan validitas eksternal. Validitas
internal meliputi validitas konstruk dan validitas isi, sedangkan validitas eksternal meliputi
validitas empiris yang di dalamnya ada validitas kongkuren, validitas prediktif, dan validitas
sejenis.

Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/10/pengertian-uji-validitas-dan-reliabilitas-
empirik-teoritik.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan
Pengujian Validitas
1. Validitas Konstruksi (Konstruk) Untuk menguji validitas konstruksi, dapat digunakan
pendapat dari ahli yaitu setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur
dengan berlandaskan teori tertentu. Setelah itu maka diteruskan dengan uji coba instrumen.
Pengujian validitas konstruksi dilakukan dengan analisis faktor, dan mengkorelasikan skor
faktor dengan skor total. 2. Validitas Isi Untuk instrumen berbentuk tes, pengujian validitas
isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran
yang telah diajarkan. Untuk instrumen yang akan mengukur efektivitas pelaksanaan program,
maka pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen
dengan isi rancangan yang telah ditetapkan.

Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/10/pengertian-uji-validitas-dan-reliabilitas-
empirik-teoritik.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan

Uji Reliabilitas

Reliabilitas berasal dari kata reliability. Pengertian dari reliability (rliabilitas) adalah keajegan
pengukuran (Walizer, 1987). Sugiharto dan Situnjak (2006) menyatakan bahwa reliabilitas
menunjuk pada suatu pengertian bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk
memperoleh informasi yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data dan
mampu mengungkap informasi yang sebenarnya dilapangan. Ghozali (2009) menyatakan
bahwa reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari
peubah atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas suatu test
merujuk pada derajat stabilitas, konsistensi, daya prediksi, dan akurasi. Pengukuran yang
memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang dapat menghasilkan data yang
reliabel
Menurut Masri Singarimbun, realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali
untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relative konsisten,
maka alat pengukur tersebut reliable. Dengan kata lain, realibitas menunjukkan konsistensi
suatu alat pengukur di dalam pengukur gejala yang sama.

Menurut Sumadi Suryabrata (2004: 28) reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil


pengukuran dengan alat tersebut dapat dipercaya. Hasil pengukuran harus reliabel dalam
artian harus memiliki tingkat konsistensi dan kemantapan.

Reliabilitas, atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran atau serangkaian
alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat ukur yang sama (tes dengan tes
ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran yang lebih subjektif,
apakah dua orang penilai memberikan skor yang mirip (reliabilitas antar penilai). Reliabilitas
tidak sama dengan validitas. Artinya pengukuran yang dapat diandalkan akan mengukur
secara konsisten, tapi belum tentu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian,
reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran dari suatu tes tetap konsisten setelah dilakukan
berulang-ulang terhadap subjek dan dalam kondisi yang sama. Penelitian dianggap dapat
diandalkan bila memberikan hasil yang konsisten untuk pengukuran yang sama. Tidak bisa
diandalkan bila pengukuran yang berulang itu memberikan hasil yang berbeda-beda.

Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukan oleh suatu angka yang disebut nilai
koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang tinggi ditunjukan dengan nilai rxx mendekati angka 1.
Kesepakatan secara umum reliabilitas yang dianggap sudah cukup memuaskan jika 0.700.

Pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach karena


instrumen penelitian ini berbentuk angket dan skala bertingkat. Rumus Alpha Cronbach
sevagai berikut :

Keterangan :

Jika nilai alpha > 0.7 artinya reliabilitas mencukupi (sufficient reliability) sementara jika
alpha > 0.80 ini mensugestikan seluruh item reliabel dan seluruh tes secara konsisten
memiliki reliabilitas yang kuat. Atau, ada pula yang memaknakannya sebagai berikut:

Jika alpha > 0.90 maka reliabilitas sempurna. Jika alpha antara 0.70 0.90 maka reliabilitas
tinggi. Jika alpha 0.50 0.70 maka reliabilitas moderat. Jika alpha < 0.50 maka reliabilitas
rendah. Jika alpha rendah, kemungkinan satu atau beberapa item tidak reliabel.
Relibilitas Pengertian Relibilitas Reliabilitas diterjemahkan dari kata reliability yang berarti
hal yang dapat dipercaya (tahan uji). Sebuah tes dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi
jika tes terebut memberikan data hasil yang ajeg (tetap) walaupun diberikan pada waktu yang
berbeda kepada responden yang sama. Hasil tes yang tetap atau seandainya berubah maka
perubahan i tu tidak signifikan maka tes tersebut dikatakan reliabel. Oleh karena itu
reliabilitas sering disebut dengan keterpercayaan, keterandalan, keajegan, konsistensi,
kestabilan, dan sebagainya. Reliabilitas menyangkut masalah ketepatan alat ukur. Ketepatan
ini dapat dinilai dengan analisa statistik untuk mengetahui kesalahan ukur. Reliabilitas lebih
mudah dimengerti dengan memperhatikan aspek pemantapan, ketepatan, dan homogenitas.
Suatu instrumen dianggap reliabel apabila instrumen tersebut dapat dipercaya sebagai alat
ukur data penelitian (Fred. N kerlinger, 1973).

Source: http://www.eurekapendidikan.com/2015/10/pengertian-uji-validitas-dan-reliabilitas-
empirik-teoritik.html
Disalin dan Dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan
VALIDITAS
Validitas (Validity) yaitu sejauhmana suatu alat ukur tepat dalam mengukur suatu data, dengan
kata lain apakah alat ukur yang dipakai memang mengukur sesuatu yang ingin diukur.
Misalnya bila kita ingin mengukur cincin, maka kita gunakan timbangan emas. Bila ingin
menimbang berat badan, maka kita gunakan timbangan berat badan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa timbangan emas valid untuk mengukur berat cincin, tapi timbangan berat badan tidak
valid untuk mengukur cincin.

RELIABILITAS

Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap
konsisten bila diukur beberapa kali dengan alat ukur yang sama. Misalnya kita ingin mengukur
jarak. Alat ukur pertama yang kita gunakan adalah meteran logam, dan alat ukur lainnya adalah
dengan menghitung langkah kaki. Pengukuran dengan meteran logam akan mendapatkan hasil
yang sama kalau pengukurannya diulang dua kali atau lebih. Namun sebaliknya jika
pengukuran dengan tapak kaki, besar kemungkinan akan didapatkan hasil yang berbeda kalau
pengukurannya diulang dua kali atau lebih.Jadi dapat disimpulkan bahwa pengukuran dengan
meteran logam lebih reliabel dibandingkan dengan kaki.

CARA MENGUKUR VALIDITAS

Untuk mengetahui validitas instrumen/kuesioner biasanya dilakukan dengan tehnik korelasi


Pearson Product Moment,yaitu cara melakukan korelasi antar skor masing-masing variabel
dengan skor totalnya. Suatu variabel/pertanyaan dikatakan valid bila skor variabel/pertanyaan
tersebut berkorelasi secara signifikan dengan skor total.

CARA MENGUKUR RELIABILITAS


Pertanyaan dikatakan reliabel apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu.

Pengukuran reliabilitas pada dasarnya dapat dilakukan dengan dua cara :

a. Repeated Measure. Pertanyaan ditanyakan pada responden berulang pada waktu yang
berbeda, (misalnya sebulan kemudian), dan kemudian dilihat apakah ia tetap
konsisten dengan jawabannya.
b. One Shot. Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan
dengan pertanyaan lain. Pada umumnya pengukuran reliabilitas sering dilakukan
dengan one shot dengan beberapa pertanyaan. Pengujian reliabilitas dimulai dengan
menguji validitas terlebih dahulu. Jika pertanyaannya tidak valid, maka pertanyaan
tersebut dibuang. Pertanyaan yang sudah valid baru secara bersama-sama diukur
reliabilitasnya.

Biasanya untuk keperluan uji instrumen/kuesioner ini, responden yang digunakan adalah pada
lokasi yang berbeda dengan lokasi penelitian namun memiliki karakteristik yang sama.
Biasanya jumlah responden yang digunakan adalah 10% dari jumlah sampel penelitian.

LANGKAH UJI KUESIONER PADA SPSS

Buka program SPSS, masukkan data-data hasil pengumpulan data sesuai dengan jumlah
pertanyaan/variabel penelitian.Selanjutnya KlikAnalyze pada menu pada bagian atas SPSS,
pilih Scale, lalu pilih Reliability Analysis, Masukkan semua variabel ke dalam kotak
Items,variabel/pertanyaan yang dimasukkan hanya variabel yang akan diuji saja. Pada
Model biarkan pada pilihan Alpha. Lalu klik optionStatistics, pada bagian
Descriptives for klik pilihan Item,Scale if item deleted, sedangkan yang lain biarkan
saja.Klik Continue,klik OK,maka akan keluar outputnya.

Interpretasi :
Hasil analisis reliability menghasilkan 2 bagian. Bagian pertama (item statistic)
memperlihatkan hasil statistic deskriptif masing-masing variable(mean,st.deviasi,N). Pada
bagian kedua menunjukkan hasil dari proses validitas dan reliabilitas. Ketentuan yang
digunakan adalah pengujian dimulai dengan menguji validitas kuesioner baru dilanjutkan
dengan uji reliabilitas.

a. Uji Validitas

Untuk mengetahui validitas kuesioner dilakukan dengan membandingkan r tabel dengan r


hitung.
Nilai r tabel dilihat pada tabel r dengan df= n-2 (n= jumlah responden/sampel) . Pada tingkat
kemaknaan 5%, maka akan didapatkan angka r tabel.

Nilai r hasil/output SPSS dapat dilihat pada kolomCorrected item-Total Correlation.

Keputusan:

Masing-masing pertanyaan/pernyataan dibandingkan nilai r hasil/output dengan nilai r tabel,


bila r hasil>r tabel, maka pertanyaan tersebut valid.

a. Uji Reliabilitas

Setelah semua pertanyaan valid semua, analisis dilanjutkan dengan uji reliabilitas. Untuk
mengetahui reliabilitas adalah dengan membandingkan nilai r hasil dengan r tabel. Dalam uji
reliabilitas sebagai nilai r hasil adalah nilai Cronbachs Alpha. Ketentuannya : bila r Alpha
> r tabel, maka pertanyaan tersebut reliabel.

Anda mungkin juga menyukai