Anda di halaman 1dari 14

Mengelola Potensi Tambang Emas di

Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua.

PT. PAPUA GLOBAL INVESTMENT

RENCANA USAHA
TAMBANG EMAS
RAKYAT
RENCANA KEGIATAN USAHA TAMBANG EMAS RAKYAT

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki potensi mineral tambang yang sangat
melimpah. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perusahaan pertambangan yang beroperasi di
indonesia, berupa tambang batu-bara, tambang emas, tambang timah hitam dan berbagai macam
jenis pertambangan lainnya. Perusahaan pertambangan tersebut umumnya dikuasai oleh pemodal
besar atau modal asing tanpa melibatkan pengusaha lokal, sehingga para pengusaha lokal hanya
menjadi penonton keluar masuknya konsentrat tambang di wilayah mereka. Oleh karena itu sudah
selayaknya para pengusaha lokal dilibatkan secara aktif untuk mengelola kekayaan mineral tambang
di daerahnya agar dapat berdampak juga pada peningkatan taraf kehidupan warga lokal.

Tulisan ini memaparkan tentang persiapan menjalankan usaha tambang emas rakyat di wilayah
Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua. Sebagai tahap awal, kegiatan usaha dilakukan dalam skala
mikro, dan diproyeksikan agar dapat ditingkatkan kemudian menjadi perusahaan besar yang
mempekerjakan tenaga-tenaga ahli dalam negeri. Untuk memulai usaha tambang emas ini, berbagai
isu harus dipelajari secara cermat terlebih dahulu. Usaha pertambangan emas membutuhkan
perhitungan yang matang terkait penentuan lokasi dan jenis batuan yang akan diolah serta banyaknya
tantangan dilapangan yang selalu menyerap biaya.
DAFTAR ISI

Bab. 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Visi
1.3 Misi

Bab. 2 Penjelasan Produk


2.1 Produk
2.2 Bahan Baku
2.3 Cara Memperoleh Bahan Baku
2.4 Spesifikasi Bahan Baku
2.5 Jumlah Cadangan Bahan Baku

Bab. 3 Proses Pembuatan


3.1 Persiapan Pegolahan Produk
3.2 Penataan Ruang Produksi
3.3 Kapasitas Produksi
3.4 Peralatan

Bab. 4 Analisa Perencanaan Keuangan


4.1 Perencanaan Keuangan
4.2 Biaya Produksi
4.3 Biaya Perizinan Tambang Emas
4.4 Biaya Peralatan
4.5 Perencanaan Harga Jual

Bab 5 Pemasaran
5.1 Kondisi Pasar
5.2 Kendala dan Peluang
5.3 Strategi Bisnis

Bab 6 Management Perusahaan


6.1 Struktur Organisasi Perusahaan
6.2 Deskripsi Tugas
6.3 Kualifikasi Tenaga Kerja
6.4 Sistem Pengembangan
Bab 7 Aspek Hukum dan Legalitas
7.1 Aspek Hukum
7.2 Legalitas
7.3 Aspek Hukum Lainnya

Bab 8 Analisa Usaha


8.1 Modal Investasi
8.2 Biaya Produksi Harian
8.3 Kapasitas Produksi Harian
8.4 Prediksi Laba Rugi
8.4 Proyeksi Keuntungan

Bab 9 Kesimpulan
9.1 Penawaran Kerjasama Investasi
9.2 Penutup
USAHA TAMBANG EMAS TRADISIONAL

Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Ditemukannya beberapa batuan yang mengandung emas tersebar pada beberapa titik yang diyakini
sebagai ladang tambang emas di wilayah Kabupaten Intan Jaya, dan belum dilakukan penambangan
secara modern karena minimnya keahlian terkait pengolahan tambang emas serta tidak adanya
permodalan. Area ini berbatasan dengan kawasan tambang emas PT. Freeport Indonesia, perusahaan
tambang emas terbesar di dunia saat ini.

1.2 Visi

Menyukseskan kegiatan usaha pertambangan emas, dan meningkatkan hasil penambangan, serta
membentuk usaha kecil tambang emas yang dikelola oleh pengusaha lokal.

1.3 Misi

Menciptakan lapangan pekerjaan baru


Meningkatkan hasil produksi pengolahan
Membentuk perusahaan tambang emas yang kuat dengan SDM lokal.

Bab 2

Penjelasan Produk

2.1 Produk

Produk yang akan dihasilkan diyakini adalah emas dengan kadar murni dan dengan harga yang sama
dengan pasar emas yang berlaku. Perlu diadakan uji coba dengan beberapa sample dari titik
penyebaran potensi tambang emas.

2.2 Bahan Baku

Adapun bahan baku yang dibutuhkan dalam pengolahan emas tersebut adalah:

a. Batuan yang mengandung emas.


b. Air raksa
c. Bahan kimia lainnya
2.3 Cara memperoleh Bahan Baku

Dalam memperolah bahan baku produsen akan melakukan kerjasama dengan penduduk sekitar
lokasi, yang merupakan pemilik kawasan batuan yang mengandung emas.

2.4 Spesifikasi Bahan baku

Penyedian bahan baku pada tambang emas harus sesuai dengan kapasitas produksi yang terpasang
dan sesuai sample yang diambil dari lokasi penambangan dengan cara menempatkan seorang pekerja
sortase.

2.5 Jumlah cadangan Bahan baku pada lokasi tambang emas.

Berdasarkan observasi awal maka diketahui bahwa cadangan dapat dikelola secara sederhana dengan
kapasitas pengolahan 1,5 ton batuan perhari dan dapat dilakukan penambangan selama 5 tahun pada
1 lokasi potensi tambang emas. Tetapi berdasarkan penyebaran dan jika dilakukan perhitungan
cadangan lanjutan kemungkinan luasan cadangan akan semakin besar atau diasumsikan setara
dengan 20 tahun produksi.

Bab 3

Proses Pembuatan

3.1 Persiapan pengolahan Produk

Melihat kuatnya potensi usaha tambang emas di Intan Jaya, namun pengurusan ijin tambang yang
cukup panjang, maka diperlukan strategi dan persiapan yang matang. Maka akan dilakukan
pendekatan dan kerja sama dengan pemilik lahan agar secara bertahap dapat dilakukan pembebasan
lahan. Kemudian dilanjutkan dengan pengurusan izin explorasi dan exploitasi. Strategi persiapan
dilakukan seperti dibawah ini:

1. Persiapan lahan produksi untuk operasi pengolahan.

2. Persiapan pembebasan lahan penduduk.

3. Pengurusan izin explorasi ke dinas terkait. Tentunya setelah adanya dukungan keuangan yang
kuat.

4. Mengurus perizinan untuk kegiatan eksplorasi dan eksploitasi.

3.2 Penataan Ruang Produksi Tambang Emas

Penataan ruang produksi yang tepat akan memudahkan proses kerja dan dapat menghindari
kejenuhan kerja. Ruang kerja akan terbagi menjadi a) ruang bahan baku dan ruang penimbangan
bahan baku menjadi satu, b) ruang mc stone crusher dengan mesin ball mill menjadi satu line dan
selanjutnya c) ruang extraksi (pembakaran) tersendiri. Perkiraan ruangan berukuran 50 m2.

3.4 Kapasitas Produksi

Menggunakan mesin ball mill dengan kapasitas terpasang 60 kg batuan maka produksi rata-rata
diasumsikan bisa mencapai 5 gram/hari. Harga emas di pasar saat ini sebesar Rp. 552.000,-/gram,
sehingga 5 gram/hari setara dengan Rp. 2.760.000,-/hari, yang di kerjakan oleh 20 orang pekerja.
Dengan peralatan yang lebih lengkap ditargetkan agar kapasitas produksi bisa ditingkatkan menjadi
1,5 ton kg/hari, yang berarti mampu menghasilkan 125 gram/hari.

3.5 Peralatan

Untuk memaksimalkan jumlah produksi maka dibutuhkan Peralatan berikut:

Stone crusher dengan kapasitas 1,5 ton / hari

Mesin penepung (ball mill) dengan kapasitas 1,5 ton/hari

Raymond mill kapasitas 1,5 ton/hari

Bak penampung, goni

Timbangan, kompor extraksi

Cangkul, sekop dan martil 5 kg

Bab 4

Analisa Perencanaan Keuangan

4.1 Perencanaan Keuangan

Perencanaan keuangan sebagai modal awal kegiatan adalah sebagai berikut:

A. Pinjaman bank dalam bentuk kredit.

Dalam hal ini dibutuhkan agunan tertentu untuk memenuhi modal kerja selama beberapa bulan.

B. Pinjaman dalam bentuk investasi dari investor

Bentuk pinjaman ini diharapkan tanpa jaminan tetapi dilakukan pembagian hasil hingga terjadi Break
Even Point (BEP) atau dilakukan kontrak kerja sama dengan jangka waktu tertentu.
4.2 Biaya Produksi

4.2.1 Biaya Produksi Berkala Bulanan

a. Biaya Tenaga Kerja

Dengan system produksi konvensional menggunakan ball mill, penghancuran secara manual maka
dibutuhkan 20 orang pekerja harian dan 2 orang staff dengan perincian sebagai berikut:

Manager operasi 1 org Rp 15.000.000,- / bln

Ahli tambang 1 org Rp 13.000.000,- / bln.

Bag. Extraksi 4 org Rp. 10.000.000,-/bln Rp. 40.000.000,-/ bln

Bag. Crusher 4 org Rp. 9.500.000,-/bln Rp. 38.000.000,-/ bln

Bag. Galian 6 org Rp. 9.000.000,-/bln Rp. 36.000.000,-/ bln

Bag. Angkutan Galian 6 org Rp. 9.000.000,-/bln Rp. 36.000.000,-/ bln

Total Rp. 178.000.000,-/ bln

b. Biaya Fasilitas

Akibat penggunaan peralatan tambang emas berupa stone crusher, mesin ball mill, computer,
penerangan, pompa air, dan lain-lain maka biaya yang muncul dapat dirincikan sebagai berikut:

Listrik, bahan bakar / bln Rp. 35.000.000,-

Perawatan Gedung / bln Rp. 5.000.000,-

ATK Rp. 2.000.000,-

PAM Rp. 20.000.000,-

Total Rp 62.000.000,-

c. Biaya material extraksi

Untuk menghasilkan emas murni dibutuhkan bahan extraksi yaitu air raksa yang dapat dipakai
berulang kali. Sehingga diasumsikan bahwa untuk kebutuhan 1 bulan adalah 20 kg dengan biaya Rp.
18.000.000,-/bulan.

d. Total Biaya Produksi Berkala Bulanan

Dari perincian diatas maka total biaya produksi per bulan adalah:

a. Biaya Tenaga Kerja Rp. 178.000.000/bln

b. Biaya Fasilitas Rp. 62.000.000/bln

c. Biaya extraksi Rp. 18.000.000/bln

Total Rp. 258.000.000/bln


4.3. Biaya Perizinan & Pembebasan lahan tambang emas

Biaya untuk proses pengurusan sampai keluarnya izin Eksplorasi dan Ekploitasi, hingga IUP (Izin Usaha
Pertambangan) Produksi yaitu sebesar Rp.1.500.000.000.

Biaya untuk proses pengurusan pembebasan/hak pengelolaan lahan kegiatan pertambangan dan
kegiatan operasi yaitu sebesar Rp. 2.500.000.000

Jadi total biaya perizinan dan pembebasan lahan yaitu sebesar Rp. 4.000.000.000

PT. Papua Global Investment bertanggung jawab mengatur pengurusan pembebasan lahan/hak
pengelolaan lahan dengan menggunakan pendekatan skema-skema yang menguntungkan berbagai
pihak, termasuk masyarakat pemilik hak ulayat. Sehingga kegiatan operasi pertambangan dapat
berjalan dengan aman untuk jangka panjang.

4.4 Biaya Peralatan & Transportasi Pengangkutan Peralatan

Peralatan-peralatan yang dibutuhkan dengan biaya sebagai berikut:

Timbangan, kompor ekstrasi Harga beli Rp 5.500.000,-

Mesin stone crusher Harga beli Rp. 95.000.000,-

Ball mill Harga beli Rp. 35.000.000,-

Raymond mill Harga beli Rp. 37.500.000,-

Cangkul, sekop, dan martil, bak tamping, goni Harga beli Rp. 6.500.000,-

Total biaya peralatan Rp. 179.500.000,-

Biaya pengangkutan peralatan hingga sampai di lokasi kegiatan pertambangan yaitu sebesar Rp.
100.000.000

Jadi total biaya peralatan dan transportasi peralatan yaitu sebesar Rp. 279.500.000

4.5 Perencanaan Harga jual

Harga pasar saat ini rata-rata Rp. 552.000,-/gr. Mengingat harus adanya profit sharing antara
perusahaan produsen dengan penanam modal maka perlu di lihat waktu penjualan yang tepat.
Bab 5

Pemasaran

5.1 Kondisi Pasar

Saat ini, harga emas terus melambung sesuai dengan kondisi moneter sehingga perlu dilakukan
pengawasan terhadap kondisi moneter dan hari hari besar. Oleh sebab itu, tidak perlu ada kecemasan
terkait kondisi pasar.

5.2 Kendala dan Peluang

A. Kendala

Mengingat besarnya modal yang dibutuhkan dan adanya minimum produksi agar diperoleh profit
yang tinggi maka perlu dilakukan penawaran kepada investor dengan perhitungan pembagian profit
yang jelas dan saling mengutungkan. Selain itu perlu dilakukan pengurusan ijin setelah total cadangan
tambang dapat dihitung, yang mana memerlukan biaya yang cukup besar.

B. Peluang

Melihat kepada kondisi saat ini, dengan adanya potensi tambang emas yang tersebar pada lahan
seluas puluhan hingga ratusan hektar dan belum adanya persaingan dalam hal penguasaan &
pengolahan lahan tambang emas, serta belum memahamainya masyarakat sekitar tentang
pengelolaan usaha tambang emas, maka hal ini memberikan peluang bagi perusahaan untuk
melakukan penambangan pada daerah dimaksud.

5.3 Strategi Bisnis

A. Tujuan

Mengelola potensi tambang emas secara maksimal dan memberikan dampak positif yang maksimal
bagi masyarakat sekitar.

B. Sasaran

Bisnis tambang emas ini diharapkan dapat memberikan keuntungan yang kuat kepada produsen,
investor, dan masyarakat lokal.

C. Target

Dalam hal ini yang menjadi target utama adalah meningkatkan jumlah produksi, memiliki lahan
konsesi tambang yang legal, yaitu penambangan galian C/Batuan yang ada di lokasi tersebut.

D. Penggalangan relasi

Untuk mensukseskan bisnis ini dilakukan penggalangan kepada:

Pemilik lahan sebagai penyedia bahan baku.

Hal ini harus dilakukan sehingga ketersedian bahan baku terjamin.


Pemilik modal atau investor.

Pemerintah daerah setempat

Bab 6

Management Perusahaan

6.1 Struktur Organisasi Perusahaan

Dalam hal ini perusahaan yang sudah ada dalam bentuk perusahaan komanditer dengan nama
perusahaan PT. Papua Global Investment dengan struktur organisasi sebagai berikut:

Direktur Utama/Ka. Operasi :

Staf Ahli Tambang :

Bagian Extraksi/Pengolahan :

Bag. Mc. Crusher :

Bag. Galian Tambang :

6.2 Deskripsi Tugas

Harus ada pembagian tugas dan wewenang setiap jabatan sehingga tidak terjadi dualisme atau lebih
perintah dilapangan.

6.3 Kualifikasi Tenaga Kerja

Dalam perekrutan tenaga kerja wajib diperhatikan prilaku dan keahlian calon tenaga kerja.

6.4 Sistem Pengembangan

Saat perusahaan semakin berkembang dan jumlah produksi meningkat maka selayaknya dilakukan
perhitungan terhadap kompensasi yang diterima oleh karyawan sehingga hal ini dapat berdampak
kepada meningkatnya loyalitas karyawan. Begitu juga dengan pembagian keuntungan untuk para
investor. Dalam hal ini perusahaan menawarkan sistem bagi hasil dengan skema sebagai berikut:

a. Pembagian dengan 70 % perusahaan dan 30 % penanam modal.

b. Modal tidak dapat ditarik sebelum 1 tahun.

c. Perusahaan akan memberikan laporan keuangan setiap bulannya.


Bab 7

Aspek Hukum dan Legalitas

7.1 Aspek Hukum

Untuk memulai dan melindungi kegiatan operasi perusahaan, maka perusahaan akan mengurus ijin
explorasi hingga izin exploitasi.

7.2 Legalitas

Secara legalitas formal PT. Papua Global Investment merupakan perusahaan komanditer yang telah
memiliki Akte Pendirian (dikeluarkan oleh kantor notaris, Jakarta), dan SIUP, TDP, dan HO (dikeluarkan
oleh Dinas Perdagangan dan Industri Kabupaten Mimika). Sebab wilayah kerja nantinya berada di
Kabupaten Intan Jaya maka perusahaan akan didaftarkan ke Kantor Dinas Perindustrian dan
Perdagangan, Kabupaten Intan Jaya, Papua.

7.3 Aspek Hukum Lainnya

Sesuai paparan diatas dimana perusahaan belum memiliki izin dari Dinas pertambangan dan Energi,
dan dari Departemen Pertambangan Kantor Wilayah Provinsi Papua karena tingginya biaya dan
lamanya pengurusan, maka perlu dilakukan strategi periizinan sehingga produksi dapat berjalan
dengan cara mengurus izin pertambangan galian C/Batuan.

Bab 8

Analisa Usaha

8.1 Modal Investasi

Berdasarkan rincian pada paparkan diatas maka biaya untuk modal investasi usaha tambang emas
rakyat, sebagai berikut:

Biaya perizinan & Pembebasan Lahan Rp. 4.000.000.000,-

Biaya peralatan & Transportasi Peralatan Rp. 279.500.000,-

Total biaya produksi / 1 bln Rp. 258.000.000,-

Biaya Tak Terduga 10 % Rp. 453.750.000,-

Total Minimal Biaya Untuk Modal Investasi Rp. 4.991.250.000,-


8.2 Biaya Produksi Harian

Berdasarkan perhitungan sebelumnya bahwa biaya produksi bulanan dengan hitungan 26 hari kerja
adalah Rp. 258.000.000/bulan, maka biaya produksi harian adalah Rp. 9.923.076/hari

8.3 Kapasitas Produksi Harian

Ditargetkan bahwa kemampuan produksi batuan yang terpasang haruslah 1,5 ton/hari, yang berarti
mampu menghasilkan 125 gram emas/hari. Jika harga emas saat ini adalah Rp.552.000/gram, maka
125 gram produksi/hari setara dengan Rp. 69.000.000/hari.

8.4 Prediksi Laba Rugi

Berikut adalah prediksi laba rugi usaha tambang emas:

a. Biaya produksi per hari : Rp. 9.923.076,-

b. Jumlah Produksi per hari : 125 gram

c. Harga Jual per gram : Rp. 552.000,-

Maka keuntungan per hari : Rp. 59.076.924,-

Sehingga dalam satu bulan kegiatan produksi (26 hari kerja), sebagai berikut:

Biaya produksi per bulan : Rp. 258.000.000,-

Jumlah produksi per bulan : 3.250 gram

Harga jual per gram : Rp. 552.000

Maka keuntungan per bulan : Rp. 1.536.000.000,-

8.5 Proyeksi Keuntungan

Proyeksi keuntungan usaha tambang emas tradisional seperti terlihat di bawah ini:

Hari Jumlah Produksi Profit


Ton/bulan Gram/bulan Biaya Hasil Jual/bulan Profit/bulan
Produksi/bulan
1 1,5 3.250 258.000.000 1.794.000.000 1.536.000.000
2 1,5 3.250 258.000.000 1.794.000.000 1.536.000.000
3 1,5 3.250 258.000.000 1.794.000.000 1.536.000.000
4 1,5 3.250 258.000.000 1.794.000.000 1.536.000.000
TOTAL 6.144.000.000
Gambar Tabel Asumsi Perhitungan Keuntungan

Melihat kepada table diatas, kita melihat kuatnya arus khas jika scenario produksi di lapangan berjalan
sesuai target yang ingin di capai.

Jika target jumlah batuan yang di produksi per hari berjumlah 1,5 ton dan perbulan sebesar 39 ton,
maka di asumsikan kuat bahwa mampu menghasilkan rata-rata 3.250 gram emas/bulan, sehingga hasil
jual per bulan dapat mencapai Rp. 1.794.000.000. Dengan rata-rata hasil jual sebesar Rp.
1.794.000.000/bulan dikurangi biaya produksi sebesar Rp. 258.000.000/bulan, maka profit dapat
mencapai Rp. 1.536.000.000/bulan.

Berdasarkan pada table diatas, kita melihat bahwa kuatnya arus khas memungkinkan pengembalian
modal investasi hanya dalam waktu 4 bulan, atau kurang dari 5 bulan. Tentunya target ini dinilai dapat
tercapai jika mendapat dukungan tenaga kerja, peralatan dan fasilitas yang maksimal seperti yang
telah dipaparkan sebelumnya. Dukungan secara menyeluruh seperti pada nilai investasi yang telah
dipaparkan diasumsikan mampu memenuhi target pencapaian pada table diatas.

Bab 9

Kesimpulan

9.1 Penawaran Kerjasama Investasi

Berdasarkan pada perhitungan diatas maka usaha ini dinilai sangat menguntungkan dan kecil resiko
mengalami kerugian. Namun karena kurangnya modal yang dimiliki sehingga menyebabkan banyak
aspek yang belum bisa diselesaikan oleh perusahaan antara lain belum diurusnya izin pertambangan
dan penyediaan peralatan dan fasilitas. Oleh karena hal tersebut diatas maka perusahaan
menawarkan kerja sama investasi kepada para investor dengan sistem bagi hasil, yaitu 70% bagi
perusahaan dan 30% untuk penanam modal.

9.2 Penutup

Demikianlah bussines plan ini di buat. Kiranya pihak yang kelak menjadi patner dan bekerja sama
dapat mempelajarinya dengan seksama.

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan, karena proposal ini dapat disusun dengan baik. Atas
perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai