Produksi Semen
Perilaku Kawin
Feromon yang keluar melalui leleran vagina dan urin dari betina yang
estrus dapat menarik pejantan dari jarak tertentu, dan pejantan akan mencari
sewaktu mengikuti betina estrus. Sewaktu berada serumah dengan betina yang
estrus, anjing dapat menolak untuk makan atau minum selama beberapa hari.
Beberapa anjing juga sangat vokal dan menggonggong selama beberapa hari.
Beberapa dapat mencoba untuk lari dengan menabrak pintu atau jendela, menggali
lantai di kandangnya atau melompat pagar. Sewaktu pejantan bertemu betina yang
estrus, gerakan tubuhnya biasanya menunjukkan sikap menggoda, tergantung
pada status sosialnya. Pejantan mendekati betina dengan ekor yang bergoyang dan
telinganya berdiri dan biasanya menghindari tatapan pada betina (Wicaksono
2008).
Pejantan dapat berdiri disamping betina jika dibolehkan untuk mendekat
dan menjilati telinga dan mulut betina. Jika ditanggapi, pejantan akan menciumi
betina dan menaruh kakinya pada belakang betina atau menyandarkan kepalanya
di bagian belakang betina. Jika betina menerima, pejantan akan menaiki sesudah
melakukan sedikit pemanasan. Jika betina enggan, pejantan akan mengajak
bermain dengan merendahkan bagian depannya, berbaring atau mengundang
betina untuk mendekatinya. Perkawinan normal dapat diklasifikasikan menjadi
enam tingkatan yaitu:menaiki (mounting), ereksi awal dengan gerakan dorongan
pelvis (thrusting) dan gerakan memasukkan penis vagina (intromission), ereksi
penuh dengan pembesaran bulbus glandis dan pelepasan ejakulat fraksi pertama
(pre-sperm), ejakulasi dengan pelepasan fraksi kedua (rich-sperm), gerakan
memutar (rotasion), gerakan mengunci (tie) dengan pengeluaran fraksi ketiga
(post-sperm) dan terakhir lepas dan turun.
Koleksi Semen
Evaluasi Semen
Allen WE. 1992. Fertility and Obstetrics in The Dog. Blackwell Scientific
Publications, Oxford.
Bartlett DJ. 1962. Studies on Dog Semen Morphological Characteristics.
J.Reprod. Fertil. 3: 173
Dubiel A. 1972. Studies on Semen Collection by Masturbation Method and on
Ejaculation Reflex in Dogs. Weterynaria Wroclau 29: 225.
Garner DL, ESE Hafez. 1993. Spermatozoa and Seminal Plasma. Dalam:
Reproduction In Farm Animal. 6th Ed. E.S.E. Hafez (Editor). Lippincot
Williams and Wilkins. Philadelphia.
Harrop AE. 1955. Some Observation on Canine Semen. Vet. Rec. 67: 494
Hewitt D. 1997. Physiology and Endocrinology of the Male. di dalam Manual of
Small Animal Reproduction and Neonatology, ed. G Simpson, G England,
M Harvey, pp.61 British: British Small Animal Veterinary Association
Johnston SD. 1991. Performing a Complete Canine Semen Evaluation in a Small
Animal Hospital. Vet. Clin. North. Amer. 21: 545
Junaidi A. 2006. Reproduksi dan Obstetri Pada Anjing. Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Wicaksono, A. 2008. Longisivitas Spermatozoa Anjing Retriever dalam Berbagai
Bahan Pengencer Disimpan pada Suhu Ruangan dan 5 C. [Skripsi].
Bogor: Institut Pertanian Bogor.