BAB I
PENDAHULUAN
Dari latar belakang yang ada, rumusan masalah dalam pembahasan ini adalah
sebagai berikut :
BAB II
DASAR TEORI
Jembatan beton pratekan atau yang dikenal dengan PSC Bridge merupakan
salah satu jenis jembatan dengan material konstruksi beton pratekan atau beton
yang berisi kabel baja dengan tujuan untuk memberikan tegangan awal berupa
tegangan tarik terhadap beton akibat sifat beton yang tidak mampu menahan gaya
tarik. Dalam hal ini, beton pratekan sebagai solusi untuk mengatasi besarnya
tegangan tarik yang timbul pada struktur beton khususnya pada struktur dengan
bentang yang besar.
3. Balok diagfragma
Balok diagfragma adalah balok yang diletakan dengan arah
melintang jembatan yang berada diantara gelagar jembatan, balok
diagfragma berfungsi sebagai pengaku dari gelagar memanjang
4. Gelagar
Definisi lainnya yaitu Gelagar plat (girder plate), yaitu balok yang
dibentuk dari elemen-elemen pelat untuk mencapai penataan bahan yang
lebih effisien dibanding dengan yang biasa peroleh dari balok profil
pabrikasi. Ada dua kegagalan yang dapat terjadi pada komponen struktur
lentur profil I yang mengelami lentur.
local buckling bagian badan profil, atau dengan kata lain bahwa profil akan
berubah bentuknya.
3. Beban Hidup
PTT = ( 1 + DLA ) . T
Dimana :
PTT = Beban truk T
DLA = Faktor beban dinamis untuk pembebanan truk
1. Beban Angin ( EW )
Dimana :
Cw = koefisien seret = 1,2 ( RSNI T-02-2005 )
Vw = Kecepatan angin rencana
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping
kendaraan dengan tinggi ( h ) = 2.00 m di atas lantai jembatan. Jarak antara
roda kendaraan ( x ) = 1.75 m
Transfer beban angin ke lantai jembatan dengan
menggunakan rumus:
PEW = [ 1/2*h / x * TEW ]
4. Beban Gempa
Penyebaran Gaya :
1. Untuk potongan memanjang lantai dengan menggunakan rumus:
u = a1 + 2 (1/2 x tebal plat beton + tebal aspal)
2. Untuk potongan melintang lantai dengan menggunakan rumus:
v = b2 + 2 (1/2 x tebal plat beton + tebal aspal)
h. Beban angin
Muatan angin merupakan muatan sekunder. Berdasarkan PPPJJR
1987, tekanan angin diambil sebesar 150 kg/m2. Luas bidang muatan hidup
yang bertekanan angin ditetapkan setinggi 2 m di atas lantai kendaraan,
sedangkan jarak as roda kendaraan adalah 1,75 m. Reaksi pada roda akibat
angin (R). Seperti terlihat pada gambar berikut:
4) Bila beban dekat dengan sisi yang tidak ditumpu, lebar pelat tidak boleh
lebih besar dari harga terkecil berikut ini:
a) harga sama dengan persamaan 5.5-1; atau
b) setengah dari harga di atas ditambah jarak dari titik pusat beban
ke sisi yang tidak ditumpu.
2.7 Penulangan
2.7.1 Syarat tulangan maksimum
Untuk komponen struktur lentur, dan untuk komponen struktur yang
dibebani kombinasi lentur dan aksial tekan dimana kuat tekan rencana Pn
kurang dari nilai yang terkecil antara 0,1 fcAg dan Pb, maka rasio tulangan
tidak boleh melampaui 0,75 dari rasio b yang menghasilkan kondisi regangan
batas berimbang untuk penampang.
Untuk komponen struktur beton dengan tulangan tekan, bagian b
untuk tulangan tekan tidak perlu direduksi dengan faktor 0,75.
BAB III
PEMODELAN
BEBAN SDL
BEBAN BTR
BGT
TENDON
ANGIN KE JEMBATAN
BEBAN REM
COMBINASI 1
COMBINASI 2
COMBINASI 3
COMBINASI 4
COMBINASI 5
COMBINASI 6
KOMBINASI 7
TENDON
1. Tendon Section Data
2. Data Tendon
Tendon 1
Tendon 2
BAB IV
PERHITUNGAN
SPESIFIC GRAVITY
Jenis Bahan Berat
(kN/m3)
Beton prategang wc = 25,50
Beton bertulang wc' = 25,00
Beton wc'' = 24,00
Aspal waspal = 22,00
Air hujan wair = 9,80
h 1,2500
4.2 Beton
Untuk baja tulangan deform D > 12 mm U - 32 Kuat leleh baja fy = U*10= 320 Mpa
Untuk baja tulangan polos 12 mm U - 24 Kuat leleh baja fy = U*10= 240 Mpa
Mutu beton, K - 500 Kuat tekan beton, fc' = 0.83 * K * 100 = 41500 kPa
Kuat tekan beton pada kondisi awal (saat transfer), fci' = 0.80 * fc' = 33200 kPa
Section properties, Wa = 0,16180 m3 Wb = 0,09269 m3 A = 0,329 m2
Dari persamaan (1) dan (2) diperoleh jumlah tendon yang diperlukan :
nt = Pt / (0.85*0.80*P b1) = 1,0358802 Tendon
Diambil jumlah tendon, nt = 2 Tendon
Jumlah kawat untaian (strands cable) yang diperlukan, ns = Pt / (0.85*0.80*P bs ) = 19,681834 strands
Diambil jumlah strands, ns = 36 strands
Posisi Baris Tendon :
ns1 = 1 Tendon 24 strands / tendon = 24 strands dg. selubung tendon = 84 mm
ns2 = 1 Tendon 12 strands / tendon = 12 strands dg. selubung tendon = 76 mm
nt = 2 Tendon Jumlah strands, ns = 36 strands
Persentase tegangan leleh yang timbul pada baja (% Jack ing Force ) :
po = Pt / (0.85 * ns * Pbs ) = 43,737% < 80% (OK)
Gaya prategang yang terjadi akibat jack ing : Pj = po * ns * Pbs = 2949,44 kN
Diperkirakan kehilangan tegangan (loss of prestress) = 30%
Gaya prategang akhir setelah kehilangan tegangan (loss of prestress) sebesar 30% :
Pef f = 70% * P j = 1290,00904 kN
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
http://sastrasipilindonesia.wordpress.com/2011/06/20/bab-iv-beton-pratekan-
beton-prategang/
http://azwaruddin.blogspot.com/2008/02/klasifikasi-dan-kelas-
jembatan.html?m=1