LANDASAN TEORI
khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat
diperlukan, terutama untuk peningkatan produksi dan kualitas hasil yang dibuat. Pada
umumnya ubi sudah merupakan produk yang sangat banyak dijumpai dipasaran dan
merupakan suatu jenis makanan ringan juga sebagai makanan sampingan yang sangat
digemari oleh masyarakat, berbagai cara dijumpai untuk melakukan pengirisan atau
Pisau
Bahan keripik
Pengirisan ubi dengan cara diatas, hasil yang diperoleh ketebalan ibu tergantung pada
serut seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini. (Gambar 2.2)
Produk bahan
keripik
Cara ini sepenuhnya menggunakan tangan dan tenaga orang yang melakukan
penyayatan. Ketebalan sayatan dapat diatur dengan penyetelan posisi mata pisau pada
permukaan lubang yang ada pada papan peluncur irisan. Penggunaan alat ini perlu hati-
hati, terlebih pada saat bahan kerupuk yang hendak diiris semakin habis, karena dapat
melukai tangan ketika mengumpankan bahan ubi. Bentuk penyayatan pada produk
Pembuatan keripik ubi ada juga dilakukan dengan mesin manual, diputar dengan
tangan tanpa mengunakan motor penggerak. Mesin ini dilengkapi dengan dua buah
mata pisau, yang pemotongannya terhadap bahan ubi saling bergantian. Bahan ubi
setelah dibentuk bulat panjang diumpankan ke mata pisau yang sedang berputar. Bentuk
pemotongan sedikit mengalami perubahan dari bentuk semula, sedikit lonjong dan hasil
relatif tidak sama, hal ini dikarenakan adanya pengaruh tekanan vertikal terhadap bagian
produk yang dipotong. Gambarnya dapat dilihat pada gambar. 2.3. dibawah ini :
Bahan kerupuk
Engkol
Para ahli telah banyak mengemukakan teori merancang suatu alat atau mesin
guna mendapatkan suatu hasil yang maksimal. Untuk mendapatkan hasil rancangan
berikut :
Meskipun prosedur atau langkah desain telah dilalui, akan tetapi hasil yang
sempurna sebuah desain permulaan sulit dicapai, untuk itu perlu diperhatikan hal-hal
berikut ini dalam pengembangan lanjut sebuah hasil desain sampai mencapai taraf
tertentu, yaitu hambatan yang timbul, cara mengatasi efek samping yang tak terduga.
1. Bentuk rancangan yang harus dibuat, hal ini berkaitan dengan desain yang telah
ada, pengalaman yang dapat diambil dengan segala kekurangannya serta faktor-
fungsi yang dapat diandalkan, daya guna mesin yang efektif, biaya produksi
yang rendah, dimensi mesin mudah dioperasikan, bentuk yang menarik dan lain-
lain.
4. Memilih bahan, hal ini sangat berkaitan dengan kehalusan permukaan dan
yang jelas dari elemen tersebut dengan memperhatikan ukuran, toleransi, nama
7. Gambar kerja langkah dan daftar elemen, setelah semua ukuran elemen
dilengkapi baru dibuat gambar kerja lengkap dengan daftar elemen. Didalam
gambar kerja lengkap hanya diberikan ukuran assembling dan ukuran luar setiap
bentuk yang berbeda dengan bentuk dasar bahan ubi. Untuk mendapatkan
permukaan yang halus dan bentuk relatif baik harus dengan kecepatan sayap
Mesin pengiris ubi ini di dalam penggunaanya diharapkan berjalan dengan baik
jika didukung dengan bagian komponen-komponen yang baik dan perencanaan, adapun
bagian-bagian yang dimaksud adalah seperti terlihat pada gambar 2.4. dibawah ini.
8
2
9
3
10
5 6 7
Keterangan Gambar :
4. Motor
5. Puli Motor
6. Tali puli
dahulu perlu dijelaskan cara kerja mesin sebagai berikut. Bahan ubi yang sudah dikupas
berbentuk bulat panjang, sebelum ubi dimasukkan kedalam corong pengumpan terlebih
dahuluh mesin tersebut di hidupkan, kemudian masukkan ubi tersebut ke dalam tabung
pengumpan atau kelandasan pemotong, Bersamaan dengan itu rumah mata pisau
berputar melalui perantaran batang poros yang di hubungkan melalui puli ke motor
listrik. Maka bahan keripik ubi akan didorong ke mata piau maka teririslah dengan
sendiriya disebabkan oleh mata pisau yang berputar, selanjutnya hasil irisan kerupuk ubi
akan jatuh melalui saluran pengumpan. Demikian selanjutnya proses ini terus
dengan baik jika didukung dengan bagian komponen-komponen yang baik dan
Motor Listrik berfungsi sebagai penggerak dengan daya 0,25 Hp, 1430 rpm
direncanakan untuk menggerakkan poros pisau pengiris, poros perantaran dan poros
penggerak piringan batang penghubung melalui perantaraan puli dan sabuk, pada
perencanaan ini motor penggerak yang digunakan adalah jenis motor listrik yang
1. Menentukan daya tanpa beban yang dibutuhkan suatu benda dalam gerakan
P tb = T .
Maka, P tb = I .
2. .n
= (2.1)
60
beban maka harus diketahui besar gaya yang dibutuhkan untuk melakukan
digunakan adalah :
2. .n
= (kecepatan sudut = rad/s)
60
2.6.2. Poros
Poros yang berfungsi sebagai pemutar pisau penyayat, poros perantara dan poros
penggerak bahan penghubung, harus benar-benar diperhitungkan dan dibuat dari bahan
yang cukup kuat sehingga poros tersebut mampu menahan beban yang diberikan
kepadanya. Namun bahan poros juga mudah diperoleh dipasaran, dalam perencanaan
poros ada beberapa hal yang perlu diperhatika.Poros yang digunakan untuk meneruskan
putaran relatif rendah dan bebannya pun tidak terlalu berat, umumnya dibuat dari baja
Bahan yang dipilih adalah baja karbon konstruksi standart JIS G 4501, dengan lambang
Pembebanan pada poros tergantung pada besarnya daya dan putaran mesin yang
diteruskan serta pengaruh gaya yang ditimbulkan oleh bagian-bagian mesin yang
putaran mesin sedangkan beban lentur serta beban aksial disebabkan oleh gaya-gaya
Pd
T = 9,74.10 5 . (2.3)
n1
T
p=
WP
Maka : T = P . W P (2.4)
T .L
= 584 (2.5)
G.ds 4
b
a = (2.6)
sf 1 xsf 2
5,1xT
= (2.7)
ds 3
2.6.3. Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban sehingga putaran
dapat berlangsung secara halus, aman, dan tahan lebih lama. Bantalan harus kokoh
untuk memungkinkan poros dan elemen mesin lainnya dapat bekerja dengan baik. Jika
bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem akan menurun dan
bantalan bola dan rol . Bantalan bola dan rol disebut juga sebagai bantalan anti gesek
(antifriction bearing), karena koefisien gesek statis dan kinetisnya yang kecil. Bantalan
ini terdiri dari cincin luar dengan alur lintasan bola dan rol, dan cincin dalam yang juga
memiliki alur lintasan yang sama seperti yang ada pada cincin luar. Bola atau rol
ditempatkan diantara kedua cincin di dalam alur lintasan tersebut. Untuk menjaga agar
bola dan rol tidak saling bersentuhan satu dengan yang lainnya maka bola dibuat
bersarang. Sarang ini juga berfungsi untuk menjaga bola terlepas dari alurnya sewaktu
berputar. Ukuran bantalan ini biasanya menyatakan diameter dalam bantalan (diameter
Agar putaran poros dapat berputar dengan lancar, maka yang perlu diperhatikan
adalah sistem pelumasannya. Oli merupakan pelumasan yang cukup baik, tetapi oli
dapat merusak sabuk yang terbuat dari karet, sehingga pelumasan yang kental (viscous
poros yang dinyatakan aman, maka beban ekivalen dinamis (p) dapat dihitung
berdasakan.
QP = X . Fr + Y . Fa (2.8)
f n = Faktor kecepatan
Pr = X . V. Fr + Y. Fa ( 2. 9 )
Pa = X . Fr + Y . Fa ( 2. 10 )
bahan puli terebutdari besi cor atau baja, untuk konstruksi ringan diterapkan puli
dari paduan aluminium. Puli baja sangat cocok untuk kecepatan yang tinggi (di
atas 3,5 m/s). Bentuk alur dan tempat dudukan sabuk pada puli disesuaikan
dengan bentuk penampang sabuk yang digunakan, hal yang terpenting dari
penggunaannya dan harganya murah, tetapi sabuk ini sering terjadi slip sehingga tidak
Sabuk terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium. Dalam gambar
Jika putaran puli penggerak dan yang digerakan berturut-turut adalah n 1 (rpm) dan n 2
(rpm), dan diameter nominal masing-masing adalah d 1 (mm) dan D 2 (mm). Karena
sabuk-V biasanya dipakai untuk menurunkan putaran, maka perbandingan yang umum
dipakai ialah :
n1 D2
= (2.12)
n2 d1
dn
v= (2.13)
60 1000
Jarak suatu poros rencana (C) adalah 1,5 - 2 kali diameter puli besar.
m
m
n1 n2
r1
R2
C
Penggerak Yang Digerakan
1
L = 2C + ( d 1 + D2 ) + ( D2 d 1 ) 2 (2.14)
2 4C
ukuran sabuk yang panjangnya sama dengan hasil perhitungan umumnya sukar.
dalam inchi.
b + b 2 + 8( D2 d1 ) 2
C=
8
Dimana :
b = 2 L 3.14( D2 + d1 ) (2.15)
Sedangkan untuk besarnya daya yang dapat ditransmisikan oleh sabuk, digunakan
rumus
Po = ( F1 F2 )v (2.16)
F1
= e
F2
e = 2,7182
57( D2 d1 )
= 180 (2.17)
C
2.6.5. Baut
Baut diisini berfungsi sebagai pengikat untuk dudukan pada motor penggerak
tetapi selain itu berfungsi untuk pengikat poros terhadap puli. Jika tegangan tarik baut
W W
t = = (2.18)
A ( ) d 1 2
4
Pada baut yang mempunyai diameter luar d 3 mm, umumnya besar diameter
W
Maka : t = a (2.19)
( ) (0,8d ) 2
4
4W 2W
d1 atau d 1 (2.20)
a x 0,64 a
Untuk a (tegangan yang diizinkan),dengan bahan dari baja liat dengan kadar karbon
b
a = (2.21)
sf
tinggi
p (2)
W
h d1
d2
d
W
q= qa (2.22)
d 2 hz
z = Jumlah Lilitan
Dimana qa adalah tekanan kontak yang diizinkan, dan besarnya tergantung pada
kelas ketelitian dan kekerasan permukaan ulir seperti diberikan dalam tabel 2.2. jika
persyaratan dalam rumus diatas terpenuhi, maka ulir tidak akan menjadi aus atau dol.
Ulir yang baik mempunyai harga h paling sedikit 75% dari kedalaman ulir penuh, dan
ulir biasa mempunyai h sekitar 50 % dari kedalaman penuhnya. Maka dapat dihiutng :
W
z (2.23)
d 2 h qa
H=z x p
Maka W juga akan menimbulkan tegangan geser pada luas bidang silinder ( d 1 k p z )
dimana k dan p adalah tebal akar ulir luar. Maka besar tegangan geser b ( kg/mm2 )
adalah
W
b = (2.24)
d 1 k p z
Sambungan tumpul adalah jenis sambungan yang paling efisien. Sambungan ini
terbagi atas dua yaitu sambungan penetrasi penuh dan sambungan penetrasi sebagian.
Namun yang digunakan pada pembuatan model mesin belot konveyor ini adalah
P
t = (2.25)
hl
Pada sambungan ini secara garis besar dibagi atas dua jenis yaitu jenis las
dengan alur dan jenis las sudut. Hal-hal yang dijelaskan pada sambungan tumpul di atas
juga berlaku untuk sambungan jenis ini. Dalam pelaksanaan pengelasan kemungkinan
ada bagian batang yang menghalangi yang dalam hal ini dapat diatasi dengan
P
t = (2.26)
hl