Anda di halaman 1dari 17

BAB I

KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

1. Pengertian Keluarga

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2001) dalam Setiadi (2008)

mengemukakan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di

bawah suatu atap dalam keadaan ketergantungan.

Menurut WHO (1969) dalam Setiadi (2008) keluarga adalah anggota rumah

tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi, atau perkawinan.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga itu adalah unit terkecil masyarakat

terdiri dari dua orang atau lebih, adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah, hidup

dalam suatu rumah tangga, dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga, berinteraksi

satu sama lain, setiap anggota keluarga menjalankan peranannya masing-masing,

menciptakan dan mempertahankan.

2. Struktur keluarga

Struktur keluarga ada bermacam-macam diantaranya adalah:

a. Patrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa generasi

dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

b. Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa

generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

c. Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.

d. Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.

e. Keluarga Kawinan

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan

beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan

dengan suami dan istri.

3. Fungsi pokok keluarga

Ada beberapa fungsi keluarga antara lain: (Ali, 2009)

a. Fungsi biologis, kebutuhan meliputi:

1) Sandang, Pangan dan papan

2) Hubungan seksual suami istri

3) Reproduksi atau pengembangan keturunan

b. Fungsi ekonomi

Keluarga (dalam hal ini ayah) mempunyai kewajiban menafkahi keluarganya

(istri dan anaknya)

c. Fungsi pendidikan

Disini keluarga berfungsi sebagai (transmiter budaya atau mediator sosial budaya

bagi anak)

d. Fungsi sosialisasi

Keluarga merupakan penyamaan bagi masyarakat masa depan dan lingkungan

keluarga merupakan faktor penentu yang sangat mempengaruhi kualitas generasi

yang akan datang

e. Fungsi perlindungan

Keluarga sebagai pelindung bagi para anggota keluarga dari gangguan, ancaman

atau kondisi yang menimbulkan ketidaknyamanan (fisik, psikologis) para

anggotanya
f. Fungsi rekreasi

Keluarga diciptakan sebagai lingkungan yang memberi kenyamanan, keceriaan,

kehangatan dan penuh semangat bagi anggotanya

g. Fungsi agama (religius)

Keluarga berfungsi sebagai penanam nilai-nilai agama kepada anak agar mereka

memiliki pedoman hidup yang benar

h. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan

Keluarga mempunyai tugas untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota

keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.

4. Peranan keluarga

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,

kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.Peranan

individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dalam keluarga,

kelompok dan masyarakat.

Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga adalah sebagai berikut:

a. Peranan Ayah

Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, berperan sebagai

pencari nafkah, pendidikan, pelindung dan pemberi rasa aman sebagai kepala

keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota

masyarakat dari lingkungannya.

b. Peranan Ibu

Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk

mengurus rumah tangga sebagai salah satu kelompok peranan sosialnya serta

sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, sebagai pengasuh dan pendidik


anak-anaknya, pelindung serta sebagai pencari nafkah tambahan dalam

keluarganya

c. Peranan Anak

Anak-anak melaksanakan peranan spikososial sesuai dengan tingkat perkembangan

baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

5. Ciri-ciri keluarga

Ada beberapa ciri-ciri keluarga menurut Nasrul Effendi (2007) sebagai berikut:

a. Diikat dalam satu perkawinan

b. Ada ikatan batin

c. Ada tanggung jawab masing anggota

d. Ada pengambilan keputusan

e. Kerjasama di antara anggota keluarga

f. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga

6. Tipe atau bentuk keluarga

Bentuk-bentuk keluarga antara lain: (Ali, 2009)

a. Keluarga Inti (Nuclear Family)

Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.

b. Keluarga Besar (Ekstended Family)

Adalah keluarga inti di tambah dengan sanak saudara, misal: nenek, kakek,

keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.

c. Single parent family

Adalah satu keluarga yang di kepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama

dengan anak-anak yang masih bergantung kepadanya.

d. Nuclear dyed
Adalah keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal dalam

satu rumah yang sama.

e. Blended Family

Adalah suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan, yang masing-

masing pernah menikah dan membawa anak hasil perkawinan terdahulu.

f. Three Generation Family

Adalah keluarga yang terdiri dari tiga generasi, yaitu kakek, nenek, bapak, ibu dan

anak-anak dalam satu rumah.

g. Single adult living alone

Adalah bentuk keluarga yang hanya terdiri dari satu orang dewasa yang hidup

dalam rumahnya.

h. Middle age atau Elderly Couple

Adalah keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri paruh baya

7. Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga

Tahap-tahap kehidupan keluarga menurut duvail adalah sebagai berikut :

a. Tahap pembentukan keluarga, tahap ini dimulai dari pernikahan yang dilanjutkan

dalam pembentukan rumah tangga.

b. Tahap menjelang kelahiran anak, tugas keluarga untuk mendapatkan keturunan

sebagai generasi penerus, melahirkan anak merupakan kebanggaan bagi keluarga

yang merupakan saat-saat yang sangat dinantikan.

c. Tahap menghadapi bayi, dalam hal ini keluarga dapat mengasuh, mendidik, dan

memberikan kasih sayang kepada anak, karena pada tahap ini bayi kehidupan

sangat tergantung kepada kedua orang tuanya, dan kondisinya sangat lemah.

d. Tahap menghadapi anak pra sekolah, pada tahap ini anak sudah mulai mengenal

kehidupan sosialnya, sudah mulai bergau dengan teman sebaya, tetapi sangat
rawan dalam masalah kesehatan, karena tidak mengetahui mana yang kotor dan

mana yang bersih..Dalam fase ini anak sangat sensitif terhadap pengaruh

lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma sosial

budaya.

e. Tahap menghadapi anak sekolah, dalam tahap ini tugas keluaga adalah bagaimana

mendidik anak, mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya,

membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak,

dan meningkatkan pengetahuan umum anak.

f. Tahap menghadapi anak remaja, tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena

dalam tahap ini anak akan mencari identitas buku dalam membentuk

kepribadiannya, oleh karena itusuri tauladan dari kedua orang tua sangat

diperlukan.Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orangtua dengan anak

perlu dipelihara dan dikembangkan.

g. Tahap melepaskan anak kemasyarakat, setelah melalui tahap remaja dan anak

telah dapat menyelesaikan pendidikannya. Maka tahap selanjutnya adalah

melepaskan anak kemasyarakat dalam memulai kehidupan yang sesungguhnya,

dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga.

h. Tahap berdua kembali setelah anak besar dan menempuh kehidupan keluarga

sendiri-sendiri, tinggalah suami istri berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan

merasa sepi dan tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi

dan stress.

i. Tahap masa tua, tahap ini masuk ketahap lanjut usia, kedua orang tua

mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.


8. Tugas Perkembangan Sesuai Dengan Tahap Perkembangan (Duval)

(Sociological Perspective)

a. Keluarga baru menikah

1) Membina hubungan intim

2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial

3) Mendiskusikan rencana memiliki anak

b. Keluarga dengan anak baru lahir

Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan sampai kelahiran

anak pertama berumur 30 bulan. Tugas perkembangan antara lain:

1) Persiapan menjadi orang tua

2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga: peran, interaksi, hubungan

seksual.

3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

c. Keluarga dengan anak usia pra sekolah

Tahap ini dimulai saat anak pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak

berusia 5 tahun.

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal,

privasi dan rasa aman.

2) Membantu anak untuk bersosialisasi.

3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara anak yang lain juga harus

terpenuhi.

4) Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam maupun diluar keluarga

(keluarga lain dan lingkungan sekitar).

5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap paling repot)

6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga


7) Kegiatan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang

d. Keluarga dengan anak usia sekolah

Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada

usia 12 tahun.

1) Membantu sosialisasi anak: tetangga, sekolah dan lingkungan

2) Mempertahankan keintiman pasangan

3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,

termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarganya

e. Keluarga dengan anak remaja

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir

sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orang

tuanya.

1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan bertanggung jawab

2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga

f. Keluarga mulai melepaskan anak sebagai dewasa

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah.

1) Memperluar keluarga inti menjadi keluarga besar

2) Mempertahankan keintiman pasangan

3) Membantu orang tua istri/suami yang sedang sakit dan memasuki masa tua

4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

g. Keluarga usia pertengan

Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat

pensiun atau salah satu pensiun meninggal.

1) Mempertahankan kesehatan
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-

anak

3) Meningkatkan keakraban pasangan

h. Keluarga usia lanjut

Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai saat salah satu pasangan

pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai keduanya

meninggal.

1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan

pendapatan

3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat

4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat

5) Melakukan life review.

9. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan

a. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan

Sejauh mana keluarga mengetahui fakta dari masalah kesehatan tentang

pengertian, tanda gejala dan faktor penyebab penyakit.

b. Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat

Yang perlu dikaji yaitu kemampuan keluarga memahami sifat dan luasnya

masalah kesehatan, apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga, apakah

keluarga merasa takut terhadap akibat dari masalah kesehatan, apakah keluarga

telah memperoleh informasi tentang kesehatan yang tepat, apakah keluarga

mempunyai kepercayaan terhadap tenaga kesehatan.

c. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit


Yang perlu dikaji adalah pengetahuan keluarga tentang penyakit yang dialami

oleh anggota keluarga, pemahaman keluarga tentang perawatan yang perlu

dilakukan, pengetahuan keluarga tentang peralatan, cara dan fasilitas untuk

merawat anggota keluarga yang sakit, serta bagaimana sikap keluarga terhadap

anggota keluarga yang sakit

d. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan

Yang perlu dikaji yaitu pengetahun keluarga tentang sumber yang dimilki,

kemampuan keluarga melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan,

pengetahuan keluarga tentang upaya pencegahan penyakit, kebersamaan anggota

keluarga untuk meningkatkan dan memeliharan lingkungan rumah

e. Keluarga mampu menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan

Yang perlu dikaji adalah pengetahuan keluarga tentang keberadaan fasilitas

pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau, pemahaman keluarga tentang

keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan

keluarga terhadap fasilitas dan petugas kesehatan, apakah keluarga mempunyai

pengalaman yang buruk tentang fasilitas kesehatan dan petugas kesehatan, apakah

keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan.


BAB II
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. Pengkajian
Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan melalui
ppraktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan
masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Secara umum, tujuan asuhan keperawatan keluarga adalah ditingkatkannya
kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri.
Norma yang digunakan untuk menentukan status kesehatan keluarga adalah :
a. Keadaan kesehatan normal dari setiap anggota keluarga.
b. Keadaan rumah dan lingkungannya yang membawa kepada peningkatan kesejahteraan
keluarga.
c. Sifat keluarga, dinamika dan tingkat kemampuan keluarga yang dapat membawa
kepada perkembangan keluarga dan prilaku sehat.
Yang termasuk dalam tahap ini adalah :
a. Pengumpulan Data
Dapat dilakukan dengan cara :
1) Wawancara, yang berkaitan dengan hal-hal yang perlu diketahui, baik aspek fisik,
mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, dan sebagainya.
2) Pengamatan, terhadap hal-hal yang tidak perlu dinyatakan.
3) Study dokumentasi, misalnya yang berkaitan dengan perkembangan kesehatan
anak di antaranya KMS, kartu keluarga dan catatan kesehatan lainnya.
4) Pemeriksaan fisik, dilakukan terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan dan keperawatan berkaitan dengan keadaan fisik.
Adapun data-data yang dikumpulkan meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Identitas keluarga
2) Riwayat kesehatan keluarga baik yang sedang dialami maupun yang pernah
dialami.
3) Anggota keluarga
4) Jarak antara lokasi dan fasilitas kesehatan masyarakat yang ada
5) Keadaan lingkungan meliputi biologis, psikologis, sosial, kultural, spiritual,
lingkungan, dan data penunjang lainnya.
b. Analisa Data
Di dalam menganalisa data ada 3 norma yang perlu diperhatikan dalam melihat
perkembangan kesehatan keluarga yaitu :
1) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga
2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan yang meliputi rumah, sumber air minum,
jamban keluarga, tempat pembuangan air limbah dan penempatan penerangan yang
ada.
3) Karakteristik keluarga.
c. Perumusan Masalah
Setelah data dianalisis, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah kesehatan dalam
keperawatan keluarga dapat menggambarkan keadaan kesehatan dan status kesehatan
keluarga. Karena merupakan hasil pemikiran dan pertimbangan yang mendalam tentang
situasi kesehatan lingkungan, norma, nilai, kultur yang dianut oleh keluarga tersebut.
Dalam menyusun masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, seorang perawat selalu
mengacu kepada tipologi masalah kesehatan dan keperawatan. Tipologi masalah
keluarga ada 3 kelompok masalah besar yaitu :
1) Ancaman kesehatan
2) Kurang/tidak sehat
3) Situasi krisis
Masalah keperawatan yang dapat muncul yaitu : ketidakmampuan keluarga dalam
melaksanakan tugas-tugas kesehatan dan keperawatan.
1) Ketidaksanggupan mengenal masalah kesehatan keluarga disebabkan karena :
a) Kurang pengetahuan / ketidaktahuan fakta
b) Rasa takut akibat masalah diketahui
c) Sikap dan falsafah hidup
d) Prioritas masalah
e) Menegakkan diagnosa keperawatan
2) Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam mengambil tindakan tepat,
disebabkan karena :
a) Tidak memahami, mengenal sifat berat dan luasnya masalah
b) Masalah tidak begitu menonjol
c) Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang pengetahuan dan
kurangnya sumber data keluarga
d) Takut dari akibat tindakan, fasilitas kesehatan tidak terjangkau
3) Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit disebabkan karena:
a) Tidak mengetahui keadaan penyakit
b) Tidak mengetahui tentang perkembangan perawatan yang dibutuhkan
c) Kurang / tidak sehat terhadap fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
d) Tidak seimbang sumber-sumber yang ada dalam keluarga
4) Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi
kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga disebabkan karena :
a) Sumber-sumber keluarga tidak cukup di antaranya keluarga, tanggung jawab dan
keadaan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat
b) Kurang dapat melihat keuntungan dan pemeliharaan lingkungan rumah
c) Ketidaktahuan tentang pentingnya sanitasi lingkungan
d) Sikap dan pandangan hidup
5) Ketidaktahuan menggunakan sumber di masyarakat guna memelihara kesehatan
disebabkan karena :
a) Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada
b) Tidak memahami keuntungan yang diperoleh
c) Kurang percaya terhadap petugas kesehatan
d) Sikap dan fasilitas hidup
2. Prioritas Masalah
Setelah menentukan masalah atau diagnosa keperawatan, langkah selanjutnya adalah
menentukan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga. Dalam menyusun
prioritas masalah kesehatan keperawatan keluarga harus disarankan kepada beberapa
kriteria sebagai berikut :
PRIORITAS MASALAH
No. Kriteria
1. Sifat masalah .............................................................................. 1
Skala :
Ancaman kesehatan .................. 2
Tidak / kurang sehat ................... 3
Krisis ........................................... 1
Kemungkinan masalah dapat diubah .......................................... 2
2. Skala :
Dengan mudah ........................... 2
Hanya sebagian .......................... 1
Tidak dapat ................................. 0
Potensi masalah untuk diubah ..................................................... 1
Skala :
3. Tinggi .......................................... 3
Cukup ......................................... 2
Rendah ....................................... 1
Menonjolnya masalah .................................................................... 1
Skala :
Masalah berat harus ditangani ... 2
4. Masalah yang tidak perlu
segera ditangani .......................... 1
Masalah tidak dirasakan .............. 0


Kemudian skoring = bobot

Di mana skor tertinggi adalah 5 dan semua untuk seluruh bobot


3. Perencanaan
Langkah setelah pengkajian adalah menyusun perencanaan keperawatan kesehatan dan
keperawatan keluarga. Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang
ditentukan perawata untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yang telah diidentifikasi.
Ciri-ciri rencana keperawatan keluarga yaitu :
a. Berpusat pada tindakan-tindakan yang dapat memecahkan atau meringankan masalah
yang sedang dihadapi.
b. Merupakan hasil dari suatu proses yang sistematis dan telah dipelajari dengan pikiran
yang logis.
c. Rencana keperawatan keluarga berhubungan dengan masa yang akan datang.
d. Berkaitan dengan masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang diidentifikasi.
e. Rencana perawatan merupakan cara untuk mencapai tujuan.
f. Merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus menerus.
Menurut Friedman 1998, intervensi-intervensi yang dapat muncul pada keperawatan
keluarga, yaitu :
a. Memodifikasi perilaku
b. Pembuatan kontrak
c. Manajemen koordinasi kasus
d. Strategi-strategi kolaboratif
e. Konseling termasuk dukungan, penilaian kognitif dan membuat kembali kerangka
f. Memberikan kuasa kepada keluarga lewat partisipasi aktif
g. Modifikasi lingkungan
h. Advokasi keluarga
i. Intervensi krisis keluarga
j. Membuat jaringan kerja termasuk pemakaian
k. Model peran
l. Memberikan informasi dan keahlian teknis
m. Suplementasi peran
n. Pengajaran dari berbagai strategi, termasuk manajemen
o. Stres, modifikasi gaya hidup dan bimbingan antisipasi.
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga didasarkan kepada asuhan
keperawatan yang telah disusun.
Kegagalan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan dan kesehatan dalam memecahkan
masalah kesehatan keluarga disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya
a. Kurang pengetahuan dalam bidang kesehatan
b. Informasi yang diperoleh keluarga tidak menyeluruh
c. Mempertahankan suatu pola tingkah laku karena kebiasaan yang melekat
d. Adat istiadat yang berlaku
e. Kegagalan dalam mengaitkan tindakan dengan sasaran
f. Kurang percaya terhadap tindakan yang diusulkan.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Evaluasi selalu berkaitan
dangan tujuan, apabila dalam evaluasi tidak tercapai maka perlu dicari penyebabnya dan
evaluasi dengan menggunakan SOAP secara optimal.
Tolak ukur yang dipergunakan dalam evaluasi yaitu :
1. Kriteria kebersihan
2. Standar keperawatan
3. Perubahan perilaku
Metode penilaian (evaluasi) adalah :
1. Observasi langsung, mengamati secara langsung perubahan yang terjadi dalam
keluarga.
2. Wawancara, mewawancarai keluarga yang berkaitan dengan perubahan sikap apakah
telah menjalankan anjuran yang diberikan perawat.
3. Memeriksa laporan, dapat dilihat dari rencana asuhan keperawatan yang dibuat dan
tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana.
4. Latihan stimulasi, berguna dalam meentukan perkembangan kesanggupan
melaksanakan asuhan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. 2009. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga: Konsep Teori, Proses dan Praktik
Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Effendi, Nasrul. 2007. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi II. Jakarta:
EGC.

Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai