BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dalam wilayah Cekungan Sumatera Selatan yang secara umum tersusun oleh
hasil penelitian yang dilakukan oleh Shell Mijnbouw (1978) dan Gafoer dkk.
di sebelah timur dan jalur tektonik mobil Bukit Barisan di sebelah Barat. Daerah
cekungan ini dibatasi dari Cekungan Jawa Barat oleh daerah tinggian Lampung.
Di dalam daerah cekungan terdapat daerah tinggian batuan dasar Pra-Tersier dan
berbagai depresi. Perbedaan relief dalam batuan dasar ini diperkirakan karena
adanya patahan pada kulit bumi yang mengalami depresi antara dua bagian yang
lebih tinggi (graben). Hal ini sangat ditunjukkan oleh depresi Pematang di
cekungan yang jelas dan dibatasi oleh jalur patahan Pematang dari Pendopo
Antiklinorium serta oleh patahan Lahat di sebelah barat laut dari paparan Kikim.
(1993), urutan stratigrafi regional daerah Kabupaten OKU Selatan dari tua ke
Terdiri dari batuan sedimen malihan (metamorf) berderajat rendah, yaitu filit,
merupakan batuan tertua yang tersingkap di wilayah OKU Selatan, yaitu di sekitar
Bukit Semburang Tanjung Kurung. Formasi ini diendapkan pada Karbon Awal di
lingkungan air hangat laut dangkal dan kemudian mengalami pemalihan berupa
Terdiri dari rijang berwarna kuning gading, merah hati, pejal, keras, dan lapuk
Terdiri dari basal, andesit, dan lensa-lensa atau berselingan dengan rijang. Batuan
ditindih oleh batuan Melange serta diterobos oleh batuan granit Kapur Akhir.
Merupakan batuan bancuh campuran batuan yang berasal dari kerak samudra dan
kerak benua akibat kontak tektonik antara lempeng samudra dan benua. Batuan ini
batulanau, batulempung, serpih, serpentin, dan sekis dalam masa dasar lempung
Batuan terobosan granit utamanya berupa monzogranit butiran kristal relatif kasar
dan setempat berupa monzodiorit kaya mineral mafik biotit dan K-felspar
kemerahan. Batuan intrusi ini terbentuk pada Kapur Akhir, masa terjadi
Terdiri dari konglomerat kuarsa dan batupasir kuarsa. Satuan ini diendapkan pada
kekuningan, padat didominasi oleh fragmen butiran kuarsa dan kuarsa susu putih
butir mencapai 2 cm dengan massa dasar oksida besi dan karbon. Mempunyai
struktur silangsiur. Satuan ini tersingkap di daerah barat laut Bukit Garba.
8
Terdiri dari breksi gunungapi, tuf padu, tuf lava di bagian bawah dan breksi
Hulusimpang.
Terdiri dari lava, breksi gunung api, dan tuf terubah, bersusunan andesit sampai
basal mengandung mineral sulfida dan urat kuarsa, diendapkan pada Oligosen
penajaman lempeng. Batuan Formasi ini menindih tak selaras batuan alas Pra-
Bengkulu dan ditindih takselaras oleh Formasi Bal. Satuan batuan ini juga
Terdiri dari batuan granodiorit, diorit, dan granit. Batuan ini menerobos batuan
gunungapi Formasi Hulusimpang dan ditindih tak selaras oleh Formasi Bal.
Batuan terobosan granodiorit, granit, dan granit ini terbentuk pada Miosen Tengah
serpih, dan napal bersisipan batupasir. Formasi ini diendapkan pada Oligosen
kondisi turbidit di Cekungan Bengkulu dan ditindih tak selaras oleh Formasi
Lemau.
lingkungan laut dangkal sub-litoral laguna secara tak selaras di atas satuan batuan
Kelompok batuan pada formasi ini terdiri dari batugamping terumbu, kalkarenit,
napal, dan serpih gampingan. Batuan pada Formasi Baturaja ini diendapkan pada
Formasi ini terdiri dari serpih, napal, batulempung berselingan dengan batupasir
dan batulanau. Batupasir umumnya terdapat dalam lapisan-lapisan tipis antara 20-
Cekungan Sumatra Selatan. Batuan bagian bawah Formasi Gumai ini menjemari
dengan batuan Formasi Baturaja. Formasi ini tersebar di sekitar Bukit Garba.
Terdiri dari breksi gunung api dengan sisipan batupasir gunungapi, bersusunan
dasit yang dicirikan oleh perlapisan silang siur dan struktur karangan bunga
ukuran besar. Formasi Bal diendapkan di lingkungan daratan sampai fluvial pada
Miosen Tengah Akhir dan menindih tak selaras Formasi Hulusimpang. Formasi
ini terdapat di daerah Pegunungan Barisan, yaitu di bagian selatan wilayah OKU
Formasi Air Benakat yang diendapkan hampir bersamaan atau dapat dikorelasikan
batulempung, batupasir tufaan, napal, dan serpih. Lapisan batuan pada umumnya
tipis-tipis antara 20-30 cm. Formasi Air Benakat diendapkan pada Miosen Tengah
Terdiri dari batupasir tufaan atau batupasir gampingan dan batulempung. Batuan
sedimen ini diendapkan di lingkungan laut dangkal sampai peralihan pada tepi
Cekungan Bengkulu pada Miosen Tengah Akhir. Formasi ini setara dengan
Terdiri dari batuan gunung api dengan sisipan batupasir dan batulempung
sublitoral dan menindih tidak selaras Formasi Bal. Formasi ini terdapat di daerah
Formasi ini terdiri dari batulempung berlapis tipis, batulanau, batupasir kuarsa
fluviatil dan selaras di atas Formasi Air Benakat. Batuan Formasi Muara Enim
Terdiri dari tuf riolitan, tuf batuapung, tuf padu dengan sisipan batulempung
berkarbon. Batuan Formasi Ranau ini berasal dari vulkanik sub-aerial (hasil
12
diendapkan tak selaras di atas satuan batuan yang berumur lebih tua. Batuan
Formasi Ranau tersebar cukup luas di wilayah ini, yaitu daerah bagian selatan dan
Terdiri dari lava, tuf, dan breksi gunung api bersusunan andesit-basal. Batuan
gunung api ini diendapkan pada Plistosen dan terdapat di daerah bagian baratdaya
sekitar pegunungan Barisan dan sebaran yang cukup luas berada di bagian barat-
Satuan batuan ini terdiri dari breksi gunung api, lava dan tuf bersusunan andesit-
basal. Satuan batuan ini diendapkan pada kala Plistosen-Holosen dan tersebar di
Pematang Sigukguk, Bukit Punggur dan sedikit di bagian barat laut Wilayah
Aluvium (Qa)
Merupakan batuan termuda yang diendapkan kala Holosen dari hasil pelapukan
dan erosi batuan yang berumur lebih tua. Batuan ini terdiri dari bongkah, kerikil,
pasir, langau, lempung dan lumpur, batuan alluvial dataran rendah dan banjir
(Flood plain).
Gambar 2.1 Peta Geologi Regional Lembar Baturaja oleh Shell Mijnbouw (1978) dan Gafoer dkk. (1993)
13
14
metamorfosa, dan proses ini terjadi karena adanya tekanan dan temperatur yang
sangat tinggi, sehingga tekstur batuan asal seperti tekstur sedimen dan biologi
yang terdapat pada batugamping akan menghilang dan membentuk tekstur batuan
baru (re-kristalisasi). Metamorfisme terjadi jika suhu dan tekanan di atas 200C
dan 300 Mpa. Proses metamorfisme terjadi akibat adanya mineral yang stabil
hanya di suhu dan tekanan tertentu. Saat suhu dan tekanan berubah, reaksi kimia
terjadi menyebabkan mineral dalam batuan berubah pada asosiasi mineral yang
lebih stabil pada kondisi suhu dan tekanan yang baru. Suhu dikontrol oleh
Gradien Geothermal dan dikontrol oleh adanya intrusi batuan beku, sedangkan
atasnya (burial).
320C, dan tekanan yang relatif rendah. Batuan metamorf berderajat rendah
mengandung air, H2O, pada struktur kristalnya) seperti serpentin, klorit, dsb.
Sedangkan metamorfisme berderajat tinggi terjadi pada suhu lebih dari 320C dan
mineral lain seperti biotit dan piroksen. Grafik derajat metamorfisme dapat dilihat
regional. Metamorfisme kontak terjadi jika adanya intrusi dan menghasilkan suhu
yang tinggi. Area kecil batuan sekitar intrusi akan terpanaskan oleh magma dan
menghasilkan batuan metamorf berderajat tinggi dan terjadi pada temperatur yang
tinggi dan tekanan yang rendah. Batuan yang terbentuk biasanya berbutir dan
tidak memperlihatkan foliasi. Metamorfisme regional terjadi pada area yang luas
dalam hal ini terjadi deformasi yang kuat yang menyebabkan terbentuknya batuan
metamorf yang berfoliasi seperti slaty, filit, sekis, dan gneiss. Metamorfisme
regional terjadi pada suhu yang rendah dan tekanan yang tinggi dan sangat erat
(CaCO3), yang mungkin terbentuk dari calcareous skeletal (cangkang, alga, dsb.)
batugamping jika terpanaskan dan berada pada tekanan tertentu akan mengalami
terlihat) dan membentuk batuan kristalin dengan butiran yang lebih kasar yang
Gambar 2.4 Marmer terbentuk dari batugamping yang terubah oleh re-kristalisasi. Fosil
akan hancur dan membentuk tekstur granoblastik. (Stoffer,2015)
Istilah marmer khususnya di kalangan awam dan dunia industri dapat juga
berarti batuan yang dapat dipoles sehingga mengkilap dan dipergunakan untuk
17
lantai atau dinding. Secara dominan komposisi utama marmer adalah mineral
karbonat seperti kalsit, dolomit, kalsit dan dolomit, atau serpentin (SII. 0379-80),
piroksin, hematit, dan grafit yang semuanya akan memberikan pola-pola warna
dan corak ornamen pada marmer. Sebagai contoh, marmer kalsit murni berwarna
putih, tetapi karena adanya mineral grafit dan pirit, maka akan memberikan warna
warna merah muda. Hijau karena adanya mineral klorit dan serpentinit.
2004)
cara terbentuknya, marmer dibagi menjadi dua jenis, yaitu Marmer Onyx
(marmer yang berwarna putih bersih yang berasal dari batugamping yang
terbentuk dari larutan air dingin) dan Marmer Verde Antik (marmer yang
ornamennya terdiri dari serpentin masif yang dipotong oleh urat kuarsa)
pelaku dan potensi ekonomi yang tentunya dalam rangka memberikan manfaat
yang lebih luas kepada masyarakat dan pemerintah daerah. Dalam rangka nilai
pertambangan :
1. Dikelompokkan atas:
a digolongkan atas:
d. pertambangan batuan.
pemerintah.
banyak jenisnya dan termasuk didalamnya terdapat batu marmer maka dari itu
19
fungsinya.
Acuan Evaluasi Pemetaan bahan galian non logam ini mengacu pada :
dan Gambut
galian
bahan galian
tawas, batu kuarsa, perlit, garam batu, clay, dan batu gamping
untuk semen;
leusit, tanah liat, tanah urug, batu apung, opal, kalsedon, chert,
21
agat, diorit, topas, batu gunung quarry besar, kerikil galian dari
bukit, kerikil sungai ayak tanpa pasir, pasir urug, pasir pasang,
gambut.
mineral dan batubara harus mengutamakan kepentingan dalam negeri dan sudah
pertambang mineral radioaktif, mineral logam, mineral non logam dan batuan dan
tingkat keyakinan geologi dan pengkajian layak tambang. Menurut SNI (Standar
Nasional Indonesia)
22
a) Survai tinjau
b) Prospeksi
c) Eksplorasi umum
d) Eksplorasi rinci
tambang.
kedua kriteria yang menjadi dasar klasifikasi. Berdasarkan kriteria itu, jenis/klas
2.5.5 Cadangan
terunjk dan sebagian sumber daya mineral terukur yang tingkat keyakinan
adalah sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan
sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil
tahap Prospeksi.
sumber daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil
daya mineral yang kuantitas dan kualitasnya diperoleh berdasarkan hasil tahap
Eksplorasi Rinci.
Citra Landsat merupakan gambaran permukaan bumi yang diambil dari luar
angkasa dengan ketinggian kurang lebih 818 km dari permukaan bumi, dan
cakupan area 185 km x 185 km sehingga aspek dari objek tertentu yang cukup
luas dapat diidentifikasi tanpa menjelajah seluruh daerah yang disurvei atau yang
diteliti (Butler, S.1988).. Citra landsat merupakan citra yang dihasilkan dari
daratan.
infra merah, yang lebih kecil untuk mendeteksi relief permukaan bumi
Setiap warna dalam citra satelit memberikan makna tertentu. Warna pada
citra merupakan nilai refleksi dari vegetasi, tubuh perairan dan atau tubuh batuan
permukaan bumi. Oleh karena itu, interpretasi geologi melalui citra landsat lebih
Trapezoidal rule adalah suatu metode numerikal yang memperkirakan nilai dari
Kita asumsikan f(x) adalah kontinu pada (a,b) dan kita bagi (a,b) ke dalam sub
menggunakan segmentasi garis lurus antara titik (xi-1,yi-1) dan (xi,yi) untuk
Simpson's Rule adalah suatu metode numerikal yang mendekati nilai dari
Karena titik-titik (-h,y0), (0,y1), dan (h,y2) pada parabola, memenuhi y= ax2 +
bx + c, maka
y0 = ah2 - bh + c
y1 = c
30
y2 = ah2 + bh + c
Di asumsikan f(x) adalah kontinu pada (a,b) dan kita bagi (a,b) ke dalam sub