Anda di halaman 1dari 31

1..

Pengenalan TEMS
TEMS adalah kependekan dari Test Mobile System yang merupakan perangkat
untuk mensetting dan maintaining jaringan seluler. Perangkat TEMS ini merupakan keluaran
Ericsson untuk drive test. Pada dasarnya terdiri dari ponsel TEMS mobile phone yang
dikendalikan oleh perangkat lunak pada komputer. Salah satu fitur utama dari TEMS adalah
menggunakan ponsel dengan bagian radio standar dan daya standar, yaitu suatu ponsel biasa
dengan perangkat lunak yang diubah. Maka dari itu TEMS akan berperilaku sama seperti
ponsel standar. Namun memiliki fitur tambahan sebagai pengumpul informasi tentang level
sinyal dan kualitas sinyal dan banyak lagi yang dipancarkan oleh BTS.

2.Pengenalan Drive Test


Drive test merupakan salah satu bagian pekerjaan dalam optimasi jaringan radio. Tujuan
drive test adalah mengumpulkan informasi jaringan secara real di lapangan. Informasi yang
dikumpulkan merupakan kondisi aktual Radio Frequency (RF) di suatu Base Transceiver
Station (BTS) maupun dalam lingkup base station sub-system (BSS) yang dilakukan dengan
mobil sehingga pengukuran dilakukan bergerak. Perjalananpun dilengkapi dengan peta
digital, GPS, handset dan software drive test, seperti Agilent, Nemo (Nokia), TEMS
(Ericsson), dan Rohde & Schwarz.

Selain tujuan umum diatas, dalam proses drive test dapat bertujuan khusus untuk optimasi
suatu jaringan seperti berikut :
a). Untuk mengetahui Coverage sebenarnya di lapangan,apakah sudah sesuai dengan
prediksi Coverage pada saat Planning
b). Untuk mengetahui parameter jaringan di lapangan,apakah sudah sesuai dengan parameter
Planning dan Optimasi
c). Untuk mengetahui Performansi jaringan setelah di lakukan perubahan seperti
penambahan atau pengurangan TRX
d). Untuk mengetahui adanya Interferensi dari sel-sel tetangga
e). Untuk mencari adanya Poor Coverage atau daerah yang memiliki daya terima signal yang
rendah.
f). Untuk mencari RF issue yang berkaitan adanya Drop Call atau Block Call
g). Untuk mengetahui Performansi jaringan operator lain atau Benchmarking
Perlengkapan Drive Test
Proses drive test membutuhkan peralatan-peralatan yang mendukung dalam pengukuran.
Dalam modul ini drive test dilakukan menggunakan software TEMS dan adapun
perlengkapan lengkapnya sebagai berikut:

a. Laptop
Laptop digunakan sebagai alat monitoring parameter hasil drive test secara visual. Laptop
yang dilengkapi dengan software TEMS Investigation untuk mengambil dan mengolah data.
Spesifikasi Laptop untuk drive test harus memiliki memori RAM lebih dari 1GB.

b. Perangkat Lunak TEMS


Perangkat Lunak TEMS yang digunakan untuk drive test di luar ruangan adalah software
TEMS Investigation

c. Dongle HASP4
Dongle HASP4 adalah gabungan proteksi antara hardware key (dongle) dan software
yang biasanya sudah terintegrasi dengan aplikasi. Software yang terintegrasi dengan TEMS
Investigation secara periodik akan memeriksa apakah hardware key tersebut valid atau tidak,
jika tidak valid software tidak akan berjalan sempurna. Tujuan dari dongle adalah
menggantikan serial number dan hanya komputer yang terpasang dongle yang bisa
menggunakan aplikasi terseb

d. Handphone TEMS
Ada berbagai jenis Handphone yang support pada Tems investigation diantaranya adalah
Sony Ericsson K800i, T610, dan W995i. Handphone sebagai terminal untuk panggilan,
upload dan download data maupun video call. Dan untuk mengukur kekuatan sinyal yang
diterima oleh pelanggan. Selain itu perlu juga disiapkan sim card dari operator yang akan
diukur.

e. Kabel Data
Kabel data untuk menghubungkan antara computer dan handphone. Kabel data yang
digunakan antara lain USB, Serial.

f. Global Positioning System (GPS)


Sebuah sistem yang dapat menunjukkan posisi benda di permukaan bumi secara cepat, di
semua tempat, pada semua kondisi dan pada setiap waktu. GPS ini digunakan untuk tracking
rute pengukuran sehingga akan diketahui posisi pengambilan data sepanjang pengukuran
drivetest.

g. Aksesoris
Perangkat yang mendukung dalam pengukuran menggunakan TEMS, seperti USB Hub,
Inverter, dan Charger handphone.

Jenis Jenis Pengukuran Drive Test


Jenis-jenis pengukuran drive test dibagi menjadi mode pengukuran dan cara pengambilan
data. Pada
mode pengukuran drive test ada tiga jenis, yaitu :
a. Drive Test Idle Mode
Pengukuran kualitas sinyal yang diterima MS dalam keadaan idle (tidak melakukan call/sms).
Biasanya mode ini dilakukan hanya untuk mengetahui signal strength suatu area yang
terindikasi low signal/no service.
b. Drive Test Dedicated Mode
Pengukuran kualitas sinyal diikuti dengan pendudukan kanal (long Call/Short Call ke
destination number tertentu). Untuk mengukur dan mengidentifikasi kualitas voice dan data.
c. Drivetest QoS Mode
Pengukuran kualitas sinyal diikuti dengan pendudukan kanal dengan metode call set up dan
call end dengan formula time / command squence tertentu.

Sedangkan untuk cara pengambilan data secara drive test dibagi menjadi empat
proses, antara lain :
a. Single Site Verification (SSV), merupakan drive test untuk memverifikasi setiap site bagus
atau tidak.
b. Cluster, merupakan drive test yang mengukur jaringan setiap cluster atau daerah yang terdiri
dari beberapa site namun hanya untuk satu operator jaringan.
c. Benchmark, merupakan drive test yang membandingkan beberapa operator dalam satu cluster
atau daerah
d. Optimasi, merupakan bagian analisa gangguan atau kurangnya service quality pada site yang
sudah jadi.

3.Parameter Drive Test


Meningkatnya jumlah pelanggan sebuah operator tidak hanya berdampak pada
peningkatan revenue, namun juga berakibat pada naiknya jumlah panggilan gagal. Kegagalan
panggilan bisa disebabkan oleh 3 faktor, pertama komponen dalam ponselnya yang
bermasalah, kedua pelanggan memang berada pada luar coverage BTS sehingga saat
handover, ponsel tidak tercover oleh BTS lain atau pelanggan berada pada daerah blankspot.
Ketiga, jaringan operator yang memang sedang padat.
Faktor pertama tentu bisa diatasi dengan melakukan penggantian komponen, sementara
yang faktor kedua tidak bisa berbuat banyak selain menunggu ponsel mendapatkan sinyal
kembali, solusinya mungkin bisa dilakukan dengan penggantian simcard operator lain. Pada
faktor harus dikembalikan ke operator yang bersangkutan, apakah jaringan yang mereka
pasang sudah baik, sehingga bisa mengcover seluruh kawasan. Panggilan gagal seringkali
terjadi di daerah perkotaan (kepadatan traffic) dan pegunungan (overlap). Oleh karena itu
dilakukan drive test sebagai bagian dari optimasi jaringan untuk mengetahui parameter-
parameter yang terukur agar dapat dievaluasi sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk
menjamin kualitas layanan yang lebih baik lagi.

Drive Test 2G (GSM)


Parameter untuk drive test GSM ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu parameter
untuk verifikasi data BTS dan parameter untuk verifikasi kualitas jaringan. Paramater untuk
verifikasi data BTS, antara lain :
a. Broadcast Control Channel (BCCH),merupakan frekuensi carrier yang digunakan pada saat
downlink untuk mentransmisikan informasi system. Frekuensi carrier yang digunakan oleh
BTS 2G yaitu GSM900: 890-915 MHz dan DCS1800: 1805-1880 MHz
b. Absolute Radio Frequency Channel (ARFC), merupakan konversi dari BCCH yang bernilai
MHz diubah menjadi nomor-nomor kanal.
c. Cell Global Identity (CGI),merupakan sebuah identititas (ID) yang unik dari cell-cell dalam
suatu jaringan seluler untuk mengenali posisi user berdasarkan cell. Format penamaan CGI,
yang terdiri dari :
MCC (Mobile Country Code) adalah identifikasi suatu negara dengan menggunakan 3 digit.
Untuk Indonesia, digit MCC-nya adalah 510.
MNC (Mobile Network Code) : adalah 2 digit identifikasi yang digunakan untuk
mengidentifikasikan sebuah mobile network atau PLMN. Kombinasi antara MCC dan MNC
akan selalu menghasilkan sebuah code yang unik di seluruh dunia.
LAC (Location Area Code) : adalah identifikasi yang digunakan untuk menunujukan
kumpulan beberapa
cell. Dalam sebuah PLMN yang sama, tidak boleh digunakan 1 LAC yang sama untuk 2
group cell yang berbeda.Sebuah LAC dapat digunakan dalam 2 (atau lebih) BSC yang
berbeda, asalkan masih dalam 1 MSC yang sama. Informasi lokasi LAC terakhir dimana
sebuah MS berada akan disimpan di VLR dan akan
diupdate apabila MS tersebut bergerak dan memasuki area dengan LAC yang berbeda.
CI (Cell Identity) : adalah identifikasi sebuah cell dalam jaringan seluler. Dalam sebuah
PLMN, CI yang sama dapat digunakan untuk 2 (atau lebih) cell yang berbeda, asalkan dalam
LAC yang berbeda.
d. Base Station Identity Code (BSIC), membedakan BTS-BTS berdekatan yang mempunyai
BCCH dan ARFC yang sama.

Sedangkan untuk kulitas jaringan GSM, memiliki parameter diantaranya sebagai berikut
:

a) RxLev (Reception Level)


level daya yang diterima oleh MS (Mobile Station) dalam satuan dBm dimana semakil kecil
nilai dBm-nya maka semakin lemah level daya yang terima.
b) RxQual (Reception Quality)
Tingkat kualitas sinyal yang diterima MS dengan rentang nilai 0 sampai 7 dimana semakin
besar nilai RxQual maka semakin buruk kualitas sinyalnya.
c) Speech Quality Indicator (SQI)
Tingkat kualitas suara pada saat menelepon yang memiliki rentang nilai antara -20 sampai
dengan 30 dimana semakin besar nilai SQI semakin baik.
d) Call Setup Success Ratio (CSSR)
Standarisasi prosentase tingkat keberhasilan panggilan oleh ketersediaan kanal suara yang
sudah dialokasikan untuk mengetahui kesuksesan panggilan tersebut, maka ditandai dengan
tone saat terkoneksi dengan ponsel lawan bicara. Standard CSSR ditentukan dalam Peraturan
Menteri Kominfo Nomor : 12/Per/M.Kominfo/04/ 2008 bahwa prosentase CSSR harus
90% .
e) Call Completion Success Ratio (CCSR)
Prosentase tingkat keberhasilan hubungan sampai berakhir tanpa terjadi drop call. biasanya
dari operator ditentukan nilai standarnya agar mencapai > 98%.
f) Drop Call Ratio (DCR)
Dropped Call Ratio adalah prosentase banyaknya panggilan yang jatuh atau putus setelah
kanal pembicaraan digunakan. Dropped call dapat disebabkan beberapa hal, antara lain:
Rugi-rugi frekuensi radio
Co-Channel interferensi dan Adjacent interferensi
Kegagalan proses handover
Standard DCR ditentukan dalam Peraturan Menteri Kominfo Nomor : 12/
Per/M.Kominfo/04/ 2008 bahwa prosentase DCR harus 5%.
g) Blocked Call Ratio (BCR)
Prosentase kepadatan panggilan yang disebabkan karena keterbatasan kanal
h) Call Setup Time (CST)
Waktu yang diperlukan untuk melakukan panggilan dalam satuan detik (s).

Drive Test 3G (WCDMA/UMTS)


Sama halnya pada GSM, parameter untuk drive test 3G juga dikelompokkan menjadi dua
yaitu parameter untuk verifikasi data BTS dan parameter untuk verifikasi kualitas jaringan.
Paramater untuk verifikasi data BTS, antara lain :
a. Cell ID,merupakan nomor unik yang digunakan untuk mengidentifikasi setiap BTS atau
sektor dari BTS dalam kode area Lokasi (LAC). Pada umumnya digit terakhir dari Cell ID
merupakan Sektor ID sel. Nilai 0 digunakan untuk antena Omnidirectional. Nilai 1,2,3
digunakan untuk mengidentifikasi sektor antena trisector atau bisektris. Misalnya sektor 1
BTS maka digit terakhir cell id-nya 1, dan seterusnya.
b. Universal Absolute Radio Frequency Channel Number (UARFCN),merupakan nomor
kanal yang mewakili carrier UMTS sebesar 5 MHz. Nomor kanal UARFCN dihitung sesuai
dengan frekuensi yang digunakan dikalikan 5. Misalnya jika frekuensi 2132,8 MHz maka
UARFCN = 2132,8 MHz * 5 = 10.664.
c. Scrambling Code (SC),merupakan kode yang membedakan antar sektor BTS atau sel
digunakan untuk membedakan user yang satu dengan yang lainnya.

Sedangkan parameter kualitas jaringan pada WCDMA, antara lain :

a. RSCP (Receive Signal Code Power)


Tingkat kekuatan sinyal di jaringan 3G yang diterima ponsel sama halnya dengan RxLev
pada GSM dengan satuan -dBm.
b. Ec/No (Energy Carrier per Noise)
Perbandingan (ratio) antara kekuatan sinyal (signal strength) dengan kekuatan derau (noise
level) atau SNR (Signal/Noise Ratio) yang dipakai untuk menunjukkan kualitas jalur
(medium) koneksi. .Fungsinya sama dengan RxQual di jaringan 2G.
c. CSSR (Call Setup Success Ratio)
d. CCSR (Call Completion Success Ratio)
e. DCR (Drop Call Ratio)
f. BCR (Blocked Call Ratio)
Untuk CSSR, CCSR, DCR, BCR dalam parameter kualitas jaringan 3G sama dengan
parameter kualitas jaringan 2G/GSM.

4.Handover
Handover adalah suatu cara dimana memungkinkan user pindah pelayanan dari suatu
sektor ke sektor lain baik dalam satu BTS maupun antar BTS tanpa adanya pemutusan
hubungan dan terjadi pemindahan frekuensi/kanal secara otomatis yang dilakukan oleh
sistem. Tujuan dari handover adalah untuk menjaga kualitas panggilan, menjaga hubungan
antara MS dan BTS dalam proses perpindahan layanan, melakukan pergantian kanal jika
terjadi gangguan interferensi yang besar, dan untuk memperjelas batas antar daerah
pelayanan MS.
Proses handover dipengaruhi oleh faktor level daya sinyal terima, kualitas sinyal terima,
power budenganet sel tetangga dan jarak antara MS dan BTS (Timing Advanced) yang
masing-masing mempunyai nilai ambang batas sehingga ketika nilai ambang batas tersebut
sudah dilewati handover harus dilakukan untuk menjaga suatu panggilan agar tidak terputus.
Proses handover tidak selalu berjalan lancar, walaupun nilai ambang batas sudah dilewati
namun tetap tidak mau melakukan handover. Hal tersebut dikarenakan beberapa faktor
sehingga menyebabkan kegagalan handover (failure). Kegagalan handover belum tentu
menyebabkan suatu panggilan terputus, bisa juga mengakibatkan kualitas suara yang diterima
menjadi jelek. Panggilan terputus atau drop call merupakan akibat yang paling buruk jika
handover tidak dapat dilakukan sehingga akan mengurangi kualitas jaringannya.
Pengambilan keputusan dari handover ditentukan oleh jenis handover-nya. Pada
teknologi 2G/GSM dan 3G/UMTS memiliki perbedaan dalam jenis handover yang digunakan
yaitu :
a) Hard Handover
Hard handoff adalah suatu metode dimana kanal pada sel sumber dilepaskan dan setelah
itu baru menyambung dengan sel tujuan. Sehingga koneksi dengan sel sumber terputus
sebelum menyambung dengan sel target untuk alasan tersebut hard handoff juga dikenal
dengan sebutan break-before-make. Hard handoff dimaksudkan untuk meminimalkan
gangguan panggilan secara instan. Suatu hard handoff dilakukan oleh jaringan selama
panggilan berlangsung. Jenis ini digunakan dalam teknologi 2G/GSM.

b) Soft Handover
Soft handoff adalah suatu metode dimana kanal pada sel sumber tetap tersambung dengan
user sementara secara paralel juga menghubungi kanal pada sel target. Pada kasus ini,
sambungan ke target harus berhasil dahulu sebelum memutus sambungan dengan sel sumber,
karena itulah soft handoff juga disebut make-before-break. Interval selama terjadinya dua
sambungan dilakukan secara paralel bisa saja singkat maupun substansial (tergantung kondisi
yang memungkinkan). Karena alasan inilah soft handoff dapat dilakukan dengan koneksi
lebih dari satu sel, misalnya koneksi dengan tiga sel, empat atau lebih, semua dapat dilakukan
oleh telepon dalam satu waktu. Ketika panggilan dalam keadaan soft handoff, sinyal yang
terbaik dari semua penggunaan kanal dapat dimanfaatkan untuk panggilan pada saat itu atau
semua sinyal dikombinasikan agar dapat menghasilkan duplikat sinyal yang lebih baik.
Kemudian yang lebih menguntungkan adalah, ketika kedua performa dikombinasikan pada
downlink (forward link) dan uplink (reverse link) maka handoff tersebut menjadi lebih halus
(softer). Softer handoff dapat dilakukan apabila sel yang mengalami handoff berada dalam
satu situs sel. Jenis Handover ini digunakan dalam teknologi 3G/UMTS.
Setting TEMS Untuk Drive Test 2G/GSM

Langkah-langkah setting TEMS Investigation untuk drive test 2G/GSM sebagai berikut :
1. Buka TEMS Investigation 9.0.3, pada Menu START, klik All Program Ericsson
TEMS Product TEMS Investigation 9.0.3 Data Collection. Tunggu sampai display TEMS
Investigation muncul.

Tampilan di atas adalah tampilan TEMS Investigation yang masih standar. Tidak semua
window kita perlukan saat Drive Test atau saat Reply Logfile. Hanya Window tertentu sesuai
dengan kebutuhan Dari Gambar, nampak secara umum TEMS Investigation terbagi menjadi
beberapa bagian :
Menu Bar dan Tool Bar : berisi menu-menu utama dan icon shortcut dengan fungsi
tertentu.
Navigator : berfungsi untuk pengaturan tampilan (warna dan lain sebagainya).
Workspace : berisi beberapa halaman kerja yang kita perlukan
Status Bar : berisi icon-icon tools yang terhubung ke laptop.

2. Kita akan memodifikasi Workspace dengan window yang kita perlukan saja, dengan cara
tutup Navigator dengan Klik Menu View hilangkan centang Navigator.
3. Berikutnya, Masuk ke Workspace Map, Geser (Drag) Batas Map ke sebelah kiri agar tersisa
ruang untuk window yang akan kita gunakan atau klik Menu Presentation klik
Positioning klik Map.

Sehingga muncul tampilan Map seperti berikut ini :

4. Klik workspace Ctrl & Config, lalu close Equipment Configuration. Lalu munculkan
kembali dengan Klik Menu Configuration klik Equipment Configuration.
5. Klik workspace Ctrl & Config, lalu close Command sequence. Lalu munculkan kembali
dengan Klik Menu Control klik Command sequence

6. Klik Menu Presentation klik GSM klik Serving and Neighbor MS1. Window ini
digunakan untuk melihat informasi nilai RxLev, BCCH, dan ARFCN.

7. Klik Menu Presentation klik Signaling klik Event. Window events ini digunakan
untuk mengamati kejadian selama panggilan panggilan berlangsung, seperti call attempt, call
setup, block call, dan drop call
8. Menu Presentation klik GSM klik Radio Parameters MS1. Window Radio
Parameter ini digunakan untuk melihat nilai parameter RxLev, RxQual, SQI hanya untuk data
yang dikumpulkan oleh MS 1. Jika ada 2 MS maka ada dua window Radio Parameter untuk
MS2

9. Klik Menu Presentationklik GSMklik Current Channel MS1. Pada window ini dapat
dilihat kanal-kanal logika yang digunakan oleh jaringan GSM selama drive test.

10. Jika semua telah selesai, Simpan Workspace dengan Klik Menu File Save As dan Beri
Nama serta tentukan lokasi penyimpanan.

Catatan :
Konfigurasi pada workspace berupa tampilan window parameter-parameter yang dilakukan
pengamatan disesuaikan dengan keinginan dan susunan letak jendela parameter tersebut
dapat sesuai kenyamanan tidak harus seperti tampilan diatas.
Untuk menambah window dapat ditampilkan dengan memilih parameter dalam pilihan
parameter GSM pada Menu Presentation.

Setting Geoset Untuk Tampilan Map


Untuk memunculkan informasi di dalam peta seperti jalan, BTS, dan lain-lain, maka perlu
dilakukan pembuatan geoset untuk memudahkan melihat rute dan informasi BTS pada saat
melakukan drive test dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pada Map, klik Icon Geoset ManagerMuncul Untitled Geoset Muncul Window Open.
Jika sudah memiliki file geoset maka hanya perlu membuka file tersebut dengan cara pilih
file geoset klik Open

2. Jika ingin membuat geoset sendiri, maka pilih Cancel. Untuk membuat geoset sendiri harus
disiapkan peta digital seperti jalan dan Site Data di dalam sebuah folder. Adapun file yang
disiapkan, misalnya sebagai berikut :

3. Kemudian buat geoset dengan cara mengklik Layer Control klik Add

4. Lalu tambahkan semua informasi yang dibutuhkan untuk menunjang drive test pada geoset
tersebut seperti : PETA, Site Data dan sebagainya OK
5. Hasil yang diperoleh dari file geoset buatan sendiri seperti tampilan di bawah ini, kemudian
save dan beri nama.

6. Loading Geoset : Pada Map, klik Icon Open Map Muncul Open Map Files pilih file
geoset yang telah dibuat Open
Setting TEMS Untuk Drive Test 3G (WCDMA/UMTS)

Langkah-langkah setting TEMS Investigation untuk drive test 3G/WCDMA sebagai


berikut :
1. Buka TEMS Investigation 9.0.3, pada Menu START, klik All Program Ericsson
TEMS Product TEMS Investigation 9.0.3 Data Collection. Tunggu sampai display
TEMS Investigation muncul.
2. Kita akan memodifikasi Workspace dengan window yang kita perlukan saja, dengan cara
tutup Navigator dengan Klik Menu View hilangkan centang Navigator.
3. Berikutnya, Masuk ke Workspace Map, Geser (Drag) batas Map ke sebelah kiri agar tersisa
ruang untuk window yang akan kita gunakan atau klik Menu Presentation klik
Positioning klik Map
4. Klik Menu Presentation klik Positioning klik GPS. Window GPS ini akan
memudahkan user dalam menentukan arah rute yang dipakai. Dari window ini dapat dilihat
informasi latitude, longitude, dan altitude atau ketinggian suatu daerah yang dilewati selama
drive test.

1. Klik Menu Presentation klik WCDMA Klik Radio Parameter MS1. Window Radio
Parameter untuk WCDMA ini berguna untuk mengamati nilai Tx Power, SQI dan mode yang
dijalankan MS apakah idle atau dedicated selama drive test.
2. Klik Menu Presentation klik WCDMA Klik Serving/Active Set + Neighbour MS1.
Pada window ini dapat diketahui nilai parameter RSCP, Ec/No, dan Cell ID dari BTS.

3. Klik Menu Presentation klik Analysis Klik Event Counter. Event counter disini akan
mengumpulkan informasi call events yang terjadi selama panggian dilakukan seperti jumlah
call attempt, call setup, dropped call maupun blocked call.

4. Klik Menu Control klik Command Sequence


5. Klik Menu Presentation Klik WCDMA Klik Data Session pilih Data Session DC1.
Window ini berguna untuk mengamati nilai throughput data jika dilakukan download atau
upload data FTP.

6. Klik Menu Configuration klik Equipment Configuration. Window ini akan berguna
untuk mengidentifikasi apakah peralatan terhubung dengan TEMS.

7. Jika ingin setting geoset 3G/UMTS caranya sama dengan setting geoset pada 2G/GSM hanya
perlu ditambahkan file geoset site 3G pada Layer Control yang sudah dijelaskan pada sub.
Command Sequence

Command sequence adalah sekumpulan perintah (command) tertentu yang bisa kita
jalankan secara otomatis dan akan berulang sesuai dengan kebutuhan. Hal ini dibutuhkan
demi memudahkan engineer dalam kegiatan drive test. Tentu akan merepotkan jika kita harus
dial tiap menit dan menunggu tiap 10 detik untuk dial berikutnya, padahal kita harus
mengelilingi seluruh kota,
Untuk membuat Command Sequence, silahkan ikuti langkah berikut :
1. Pada workspace Command Sequence Klik Maximize

2. Setelah tampil Command Sequence klik Icon Edit

3. Masukkan Command yang diinginkan. Misalnya kita memiliki 2 MS dan ingin membuat
command sebagai berikut :
MS1 : Dial nomor 123 selama 60 detik sebanyak 500 kali dengan waktu jeda (interval)
selama 10 detik
MS2 : Download file 1MB sebanyak 100 sebanyak 50 kali dengan waktu jeda 10 detik

4. Untuk MS1, Klik Voice/Video klik Dial Masukkan nomor telepon tujuan dan ubah
duration (s) menjadi 60
5. Untuk MS1, Klik icon Properties Masukkan nilai 500 di Number of Executions dan
masukkan nilai 10 pada Interval (s)

6. Untuk mengetahui apakah command yang kita masukkan sudah benar, kita bisa mencoba
dengan cara klik kanan pada command tersebut dan pilih RunCommand. Jika terjadi
kesalahan, edit hingga berhasil.

7. Jika semua command telah benar, jalankan semua command dengan cara klik icon Run dan
untuk menghentikannya, Klik icon Stop. Jangan lupa simpan command sequence yang telah
dibuat.
8. Untuk MS 2, klik Application Testing klik Data Service klik Session klik FTP
DL. Dalam command sequence download data ini, sebelumnya harus memiliki suatu server
dimana saat drive test data dari server dapat didownload. Misalnya User optim memiliki
server di alamat 10.4.0.2 dimana didalamnya terdapat file kiri1.log maka pengaturan
command sequence seperti tampilan berikut :

9. Masukkan nilai 100 Number of Execution dan nilai 10 untuk Intervals pada menu
properties.
PENGUKURAN DRIVE TEST

1. Proses Drive Test


Proses pengukuran drive test dilakukan dengan skenario gambar di bawah ini :

Pada gambar merupakan setting pengukuran data dengan pengukuran drive test outdoor.
Dimana sinyal 3G yang dipancarkan oleh BTS/Node B akan diterima oleh Mobile Station
(MS) atau Handphone yang akan mengirimkan data pada laptop yang terintegrasi TEMS
Investigation v9.0.3. Proses pengukuran dilakukan mobile atau bergerak dengan
menggunakan mobil.

2.Add User Equipment (UE)


Pada modul ini akan diuraikan cara menyambungkan tools (Tools Connecting) pada
TEMS Investigation sebelum melakukan Drive Test seperti gambar 3.1 di atas. Langkah-
langkah untuk menyambungkan user equipment pada TEMS sebagai berikut:
1. Hidupkan Handset K800i kemudian perhatikan window Equipment Configuration pada
workspace yang telah dibuat.
2. TEMS Investigation 9.0.3 langsung akan mendeteksi tools apa yang dikenali dan muncul di
Space Bar.
3. Setelah semua Device dikenali, Klik ikon Connect All atau tekan tombol F2 untuk
menyambungkan Device Tersebut ke TEMS Investigation.

Jika belum terkoneksi maka indicator berubah menjadi merah


Jika sudah terkoneksi maka indicator berubah menjadi hijau

Selama equipment terkoneksi maka MS dalam keadaan idle atau tidak melakukan
panggilan sehingga nilai dari radio parameter akan menunjukkan nilai RxLev dalam kondisi
idle selama command sequence belum dijalankan.

4. Memulai Drive Test


Untuk memulai pengukuran drive test, hal pertama yang sangat penting adalah cek
koneksi UE apakah sudah tekoneksi ke TEMS atau tidak. Selanjutnya cek indikator arah GPS
pada window GPS karena meskipun GPS terkoneksi dengan TEMS namun jika GPS tidak
dapat mendeteksi letak posisi user, maka TEMS tidak dapat memplotting data dalam bentuk
indikator warna. Jadi untuk mengatasi hal tersebut maka perlu pada saat koneksi GPS, posisi
user harus benar-benar di dalam lingkungan terbuka (open air) dan tanpa adanya penghalang
seperti pohon, gedung, dan sebagainya hingga GPS mendeteksi letak posisi user.
Langkah-langkah pengukuran drive test sebagai berikut :
1. Tentukan BTS yang akan diukur baik BTS 2G atau BTS 3G (Node B)
2. Tentukan rute pengukuran drive test dengan adanya test handover, jadi memungkinkan user
melakukan perpindahan sel dalam satu BTS (beda sektor) maupun antar BTS.
3. Setting lock frekuensi atau frekuensi yang akan diukur GSM atau WCDMA. Caranya, pada
window Equipment Configuration klik kanan device atau UE Pilih Equipment
Properties pilih RAT Control pilih GSM atau WCDMA.
Untuk proses drive test antara 2G dengan 3G mekanismenya sama yang berbeda hanya
parameter-parameter yang diambil selama pengukuran dan lock frekuensi jaringan ini. Jika
drive test 2G/GSM maka pilih GSM, jika drive test 3G(WCDMA/UMTS) maka dipilih
WCDMA. Namun jika ingin mengetahui kedua performansi jaringan bisa dipilih RAT
Normal dimana RAT Control ini, MS bisa menerima sinyal dari frekuensi GSM dan
WCDMA.

4. Jika RAT Control telah dipilih maka perlu untuk record data, hal ini sangat penting dalam
proses drive test yang berlangsung. Jangan sampai data yang terukur selama mengelilingi
kota tidak tersimpan karena tombol record belum diaktifkan. Untuk mengaktifkan record
data, caranya tekan icon start recording. Data yang direkam akan disimpan dalam logfile.

5. Selanjutnya akan muncul window penyimpan logfile. Masukkan nama file yang diinginkan
klik Save
6. Setelah data direkam, selanjutnya jalankan command sequence dengan klik icon run ( ) pada
window Command Sequence.
7. Proses drive test siap dilakukan dengan mengikuti rute yang telah ditentukan sebelumnya.
Tampilan TEMS saat drive sebagai berikut :

5.Konversi Data Logfile ke File *.tab


Konversi data atau export data logfile ke file *.tab dilakukan bertujuan untuk
memudahkan dalam pengolahan data. File *.tab bisa dibuka menggunakan perangkat lunak
MapInfo sehingga dalam pengolahan data drive test akan dilakukan di perangkat lunak
tersebut, langkah-langkah untuk export data logfile sebagai berikut :
1. Klik menu Logfile Export Logfile sehingga muncul tampilan export.
2. Klik Add Order sehingga muncul tampilan Add Export Order.
3. Pilih MapInfo Tab-file dalam menu Format.

4. Klik Setup untuk memilih parameter-parameter yang akan dijadikan dalam bentuk *.tab.
Misalnya untuk parameter 3G/UMTS, diantaranya SAN CPICH Ec/No dan SAN CPICH
RSCP. Sedangkan parameter 2G/GSM, diantaranya RxLev Full dan RxQual Full. Namun
pada modul ini akan dijelaskan untuk export data untuk parameter 3G/UMTS.

5. Pada tab Informtion Elements pilih WCDMA pada Available IEs. Jika ingin yang
diproses adalah parameter 2G/GSM maka pilih GSM.

6.Pilih informasi yang ingin dieksport pada kotak box informasi, misalnya SAN CPICH Ec/No
drag atau tekan
7. Klik Edit pada Selected IEs Didalam menu Mobile pilih MS1 (MS yang mengumpulkan
informasi saat drive test) OK

8. Klik tab Option untuk mengatur report output di seperti gambar


9. Tambahkan input logfile yang akan dikonversi dengan tekan Browse file

10. Centang Merge output jika lebih dari satu input logfile dan hasil yang diinginkan menjadi
satu data report
11. Tentukan letak output direktori dengan tekan Browse dir
12. Klik OK sehingga muncul kembali tampilan export

14. Ketika proses konversi selesai, maka muncul pesan export result, klik close untuk menutup
pesan.

15. Cek output pada direktori yang ditentukan tadi. Ada empat file outputnya, jika proses
berjalan dengan benar.
dentitas BTS

IDENTITAS BTS

BTS memiliki identitas yang tercatat dalam database. Identitas dari suatu BTS adalah:
1. Site ID
2. Site Name

Contoh :
YOG049G Sariharjo Palagan Site ID = YOG049G dan Site Name = Sariharjo Palagan
YOG049D Sariharjo Palagan DCS Site ID = YOG049D dan Site Name = Sariharjo Palagan
DCS

Huruf G menunjukkan Band frekuensi yang digunakan, yaitu GSM (900)


Huruf D menunjukkan Band frekuensi yang digunakan, yaitu DCS (1800)

Pada contoh di atas, keduanya terletak di tower yang sama, tapi tetap dianggap sebagai dua BTS
yang berbeda.

Satu BTS memiliki minimal memiliki 1 cell. Selebihnya bisa saja 2, 3, atau bahkan 4 cell.

IDENTITAS CELL
Secara Global (International) tiap cell memiliki format identitas yang disebut CGI (Cell Global Identity)
yang terdiri dari MCC + MNC + LAC + CI
MCC Mobile Country Code
510 = Indonesia

MNC Mobile Network Code


10 = Telkomsel
11 = XL
01 = Indosat
89 = Three

LAC Location Area Code


(ditentukan operator)

CI Cell ID
(ditentukan operator)

Untuk Drive Test yang paling sering diperhatikan untuk mengetahui identitas cell adalah CI.

TELKOMSEL JAWA TENGAH menentukan bahwa digit terakhir pada CI juga menunjukkan nomor
urutan SECTOR. Pada contoh di atas, MS (Handset) dilayani oleh SECTOR 2 (dilihat dari CI 5362).
Dalam TEMS, CI yang tertampil merupakan milik cell yang melayani saja.

Apalagi yang bisa dijadikan petunjuk dari suatu cell ?

BCCH ARFCN dan BSIC adalah petunjuk yang melekat dari suatu cell. Maka sebagai tambahan,
selain CI kita juga bisa memperhatikan BCCH ARFCN dan BSIC.

BCCH ARFCN adalah nomor channel frekuensi. Pada contoh di atas BCCH ARFCN = 51.
BSIC terdiri dari dua digit. Pada contoh di atas BSIC = 4-6. NOTE: Dalam 1 BTS semua cell-nya
memiliki BSIC yang sama.
CONTOH KASUS:
Kita ditugaskan untuk melakukan Drive Test pada site YOG049G Sariharjo Palagan. Dari database
diketahui bahwa :

Sesampainya di lapangan, bahkan di bawah site, ternyata cell yang terbaca adalah 45362 BCCH 584
BSIC 4-3.

Apakah site yang akan kita kerjakan MATI ???


Apalagi jika dilihat dari CELLNAME-nya yang tidak tampak.
Nanti dulu.
Terkadang site yang akan kita DT tidak serving memang karena kalah dominan dibanding cell dari
BTS lain. Bukan karena mati.

Oleh karena itu perhatikan pula BCCH dan BSIC yang tertampil. Jika tertampil, berarti site yang akan
kita DT sedang ON AIR.

Lihat gambar di samping. Cell yang serving adalah cell dengan BCCH ARFCN 584 BSIC 4-3

Sedangkan dalam list di bawahnya kita juga melihat BSIC 4-6 ARFCN 51, ada
juga BSIC 4-6 ARFCN 53.

Keduanya merupakan milik dari Sariharjo Palagan. Dari sini kita tahu bahwa Sariharjo Palagan tidak
MATI, walaupun tidak serving.

CATATAN:
JANGAN terpaku pada Cellname, karena hanya merupakan alat bantu yang dibuat SENDIRI. Bukan
identitas dari NETWORK.

DATA LAIN YANG PERLU DIPERHATIKAN


Sebelum melakukan DT kita perlu memperhatikan Identitas BTS dan CELL seperti dibahas di atas.
Selain itu perlu juga diperhatikan Data Fisik dari site yang akan dikerjakan.

1. AZIMUTH
Merupakan arah antenna (dalam derajat). Penomoran sector juga tergantung pada AZIMUTH. Sector
yang paling dekat dengan 0 diberikan nomor urut 1, dan seterusnya.
Ini akan menentukan arah coverage dan rute yang akan kita ambil dalam Drive Test.

2.KOORDINAT
Ketika mendapati lokasi BTS sudah sesuai dengan yang tergambar dalam Peta, artinya tidak ada
yang perlu dikoreksi dari data koordinat. Namun adakalanya peta yang tergambar tidak sesuai
dengan lokasi BTS di lapangan. Hal ini akan berpengaruh pada keseluruhan pekerjaan Drive Test.

Anda mungkin juga menyukai