Jtptunimus GDL Emmybimaas 6999 3 11bab - 2 PDF
Jtptunimus GDL Emmybimaas 6999 3 11bab - 2 PDF
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan atau komponen lain ke dalam udara oleh kegiatan manusia, sehingga mutu
kesehatan manusia. Berdasarkan definisi ini maka segala bahan padat, gas dan
cair yang ada di udara dan dapat menimbulkan tidak nyaman disebut polutan
polusi. Suat zat disebut polutan bila keberadaannya di suatu lingkungan dapat
disebut polutan apabila jumlahnya melebihi jumlah normal, berada pada waktu
yang tidak tepat dan berada pada tempat yang tidak tepat (Soedomo, M., 2001).
rumah, sekolah, kantor atau yang sering disebut pencemaran dalam ruangan
Amerika Serikat atau National Institition for Occupational Safety and Health
sederhana. Komposisi normal udara terdiri atas gas nitrogen 78,1 %, oksigen
neon, kripton, xenon dan helium. Udara juga mengandung uap air, debu,
berhabitat asli dari udara. Udara bukanlah lingkungan alami bagi bakteri,
karena tidak mengandung cukup air dan nutrisi untuk mendukung pertumbuhan
Udara dalam ruang tertutup mengandung lebih sedikit bakteri dari jenis
sebagian besar adalah saprofit dan bersifat non patogenik, tetapi dengan
bertambahnya bakteri non patogenik dalam jumlah yang relatif besar dapat
udara. Bakteri dalam mulut yang keluar bersama batuk dan bersin dapat
nuklei (inti tetesan) yang mampu bertahan dalam sirkulasi udara di dalam
Bakteri yang sering ditemukan pada umumya dari jenis basil gram
positif baik berspora maupun non spora, basil gram negatif dan kokus gram
positif. Bakteri yang biasanya terdapat dalam mulut dan tenggorokan orang
batuk, bersin, dan berbicara. Beberapa jenis lain yang terdeteksi mencemari
udara antara lain : Pseudomonas sp, Klebsiella sp, Proteus sp, Bacillus sp dan
melalui droplet dan hidung atau mulut selama batuk, bersin, dan bicara.
Droplet dalam ukuran kecil tetap tersuspensi di udara untuk periode waktu
yang lama, sedangkan yang lebih besar jatuh dengan cepat sebagai debu.
yang bersifat meningkatkan pertumbuhan jasad renik antara lain ruang tertutup
dan gelap, kelembabab udara, dan orang yang tinggal di ruangan tersebut.
11
matahari, perputaran udara bebas dengan udara luar, pemberian sinar ultra
violet, tindakan aseptik setiap orang di dalamnya dan suhu udara (Wasetiawan,
2008).
dari bioaerosol adalah non pathogen dan hanya dapat dirasakan oleh orang
yang sensitif. Setiap bakteri pathogen, selalu dapat menginfeksi pada keadaan
tertentu.
sebagai penyakit yang menular lewat udara (air borne diseases). Beberapa
bakteri yang disebabkan airborne diseases ditampilkan dalam tabel berikut ini
Agen Penyakit
Corynebacterium diphtheriae Difteri
Mycobacterium tuberculosis Tuberculosis
Bordetella pertusis Pertusis
Diplococcus pneumoniae Pneumonia
pada berbagai jenis nutrisi, sedangkan yang lain mempunyai kekhususan dan
2005).
2.3.2. Suhu : Suhu optimal untuk pertumbuhan bagi bakteri sangat bervariasi
tergantung pada jenis bakteri itu sendiri. Pada suhu yang tepat (optimal), sel
bakteri dapat memperbanyak diri dan tumbuh sangat cepat. Sedangkan pada
suhu yang lebih rendah atau lebih tinggi, masih dapat memperbanyak diri,
tetapi dalam jumlah yang lebih kecil dan tidak secepat jika dibandingkan
karena itu bakteri yang patogen bagi manusia biasanya tumbuh optimal pada
merupakan nilai pasti. Kandungan aiar atau kelembaban yang terjadi dan
pertumbuhan bakteri.
oleh berbagai bakteri. Asidofil memiliki nilai rentang pH 6,5 7,0, mesofil
memiliki nilai rentang pH 7,5 8,0 dan alkalofil memiliki nilai rentang pH 8,4
lima kelompok :
14
yaitu padat dan cair (Solid Impingement Device dan Liquid Impingement
padat, baik secara langsung atau tidak langsung melalui penyaringan. Pada
Liquid Impingement Device, sampel udara dalam bentuk spray dapat dialirkan
Beberapa alat dan teknik yang digunakan untuk analisa bakteri udara
antra lain :
2.4.1. Setling Plate : Teknik ini dilakukan dengan memaparkan cawan petri
yang berisi suatu media agar yang dibuka sehingga permukaan agar terpapar
15
ke udara untuk beberapa menit. Setelah cawan petri di inkubasi akan tampak
Teknik pengambilan seperti ini agak kasar dan umumnya digunakan lebih
jatuh di atas cawan pada waktu tertentu dan udara yang diperlukan untuk
udara teknik ini dapat dipakai. Dengan pengulangan settle plate ini pada
adanya kontaminan udara dan gambaran tentang jenis bakteri yang di bawa
dasarnya mirip dengan prinsip kerja alat pengambil air. Udara disaring
melalui suatu saringan khusus yang diletakkan pada bagian alat penyaring
diletakan pada suatu piringan yang terbuat dari kertas penyerap yang penuh
Bakteri yang terdapat pada saringan tersebut dapat langsung diuji secara
mikroskopis.
yang terukur melalui media cair seperti isotonic saline, kemudian campuran
2.4.4. Sand Filtration : Metode ini dilakukan dengan cara mengalirkan udara
yang terukur jumlahnya melalui suatu lapisan pasir steril dalam tabung gelas
bakteri yang bertahan hidup saja yang terdeteksi pada selang mulai
2.4.5. Wells Air Centrifuge : Pada metode ini bakteri diendapkan pada
mengumpulkan bakteri pada media yang tepat dalam botol steril. Botol-
kaldu (broth) dan minyak zaitun (olive oil) steril. Campuran tersebut
2.4.7. Sieve dan Slit Sampler : Sampler tipe Sieve sampler dioperasikan
dengan mengalirkan udara yang terukur volumenya pada suatu tutup logam
17
dialirkan dengan kecepatan tinggi melalui suatu celah sempit di atas cawan
petri berisi media agar. Cawan petri diputar dengan kecepatan tetap di
bawah slit kira-kira seukuran jari-jari cawan petri. Pemutaran cawan petri di
2.4.8. Bio-test RCS Air Sampler : Pemakaian alat Bio-test Air Sampler,
volumenya (40 liter) pada suatu kipas dan di dalam pelindung kipas sudah
terpasang media agar strip dengan posisi permukaan agar strip mengarah ke
kipas. Alat akan berhenti secara otomatis sesuai dengan setting waktu yang
dari 700 CFU/ m2, bebas bakteri patogen dan untuk pencahayaan mengacu
Infeksi
Ruang kelas tidak
Ber-AC
Sakit
Suhu
Kelembaban
Pencahayaan
Kepadatan hunian*
Volume ruangan
Sistem ventilasi
Kebersihan ruangan
Keterangan : * dikendalikan
2.8. Hipotesa :
Sesuai dengan tujuan dan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas
maka hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan
angka bakteri udara dalam ruang kelas ber-AC dan tidak ber-AC di SMK