Chapter II PDF
Chapter II PDF
LANDASAN TEORI
Satellite Repeater
Receive Transmit
Antenna Antenna
Receive
Feed
SB Receiver
SB Transmit
Pada Gambar 2.1 terlihat bahwa sinyal yang dikirim dari Stasiun Bumi
Transmit akan diterima dan diperkuat kembali oleh satelit yang kemudian
dikirimkan ke Stasiun Bumi Receive.
Secara umum, sistem komunikasi satelit tersusun atas dua bagian penting
yaitu segmen angkasa (space segment) dan segmen bumi (ground segment).
Transponder
f1
f1 f1 f1
SB SB SB SB
Transponder
f1
f2 f3
SB SB SB
Transponder
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
-------------------------------------
f1
f1 f1 f1
SB SB SB SB
Retransmission
VSAT
1
VSAT
Uplinks 2
Retransmission
(different delay from
VSAT 1)
VSAT
3
Time
Combined
Downlink
Satelit
Uplink Downlink
Antenna
Circulator
Rx Tx
Filter Filter
LNA SSPA
1st Down
1st Up Converter
Converter
Demodulator Modulator
Bagian antena terdiri atas reflektor, feedhorn, lengan penyangga, LNA, SSPA
dan Up-Down Converter. Ukuran piringan antena atau dish VSAT berkisar antara
0,6 3,8 meter. Ukuran dish sebanding dengan kemampuan antena untuk
menguatkan sinyal. Adapun bentuk dari antena VSAT dapat dilihat pada Gambar
2.12.
c. Up/Down Converter
Perangkat ini dikemas dalam satu kemasan tetapi memiliki dua fungsi yaitu
sebagai up converter dan down converter.
Up Converter berfungsi untuk mengkonversi sinyal IF atau sinyal frekuensi
menengah dengan frekuensi center-nya sebesar 70 MHz menjadi sinyal RF Up
link (5,925 6,425). Gambar 2.13 memperlihatkan diagram up converter.
Sinyal IF UP Sinyal RF
Dari Modem CONVERTER Ke SSPA
2.9.3 Satelit
Satelit merupakan perangkat space segment yang berfungsi sebagai
repeater dalam melakukan komunikasinya dengan perangkat ground segment
yang mengorbit pada ketinggian 36.000 km diatas permukaan bumi dengan orbit
Geostasioner. Adapun Gambar 2.16 memperlihatkan bentuk dari sebagian satelit
yang ada di Indonesia [12].
VSAT VSAT
VSAT VSAT
VSAT
VSAT VSAT
VSAT VSAT
VSAT VSAT
Kutub Utara
Selatan E= Elevasi i O
S-L
Re
M
r
Ekuator
P Point
S
Satelit
Gambar 2.19 Posisi Sudut Azimuth dan Elevasi Antena Hub / Remote [1]
tan(S L )
= tan -1 (2.1)
sin i
Re
S O
B
i cos(S L )
= tan -1 (2.4)
sin 1 ( i cos(S L ))
i cos(S L )
E = tan-1 1 ( i cos(S L ))
sin 1 ( i cos(S L ))
(2.5)
H max
d
Re
Berdasarkan Gambar 2.21 maka perhitungan slant range (d) dapat ditulis
perumusannya sebagai berikut :
Dimana :
Re = Jari-jari bumi pada bidang ekuator (km)
E = Sudut elevasi (derajat)
H = Ketinggian orbit satelit dari bumi pada bidang ekuator (km)
r = Jari-jari orbit geostasioner (km)
ICE
LS
Rain
hr
El
h0
LG
Dimana :
- R = Rain rate point, dimana nilai R dapat dilihat berdasarkan Tabel 2.5 titik
laju hujan.
- Persamaan kuantitas koefisien empiris polarisasi :
+
ac = (2.11)
2
Dimana :
E = sudut elevasi
hr = ketinggian hujan (km)
h0 = tinggi antena (km)
- Jarak lintasan hujan (LG) :
LG = cos (2.16)
- rP = rain rate reduction factor, dimana p (reduction factor) bergantung pada
kondisi daerah masing-masing :
10 90
for p = 0.001 % 0.001 = ; for p = 0.01 % 0.01 =
10 + 90 + 4
180
for p = 0.1 % 0.1 = ; for p = 1 % 1 = 1
10 +
- Maka besarnya redaman hujan total persentase curah hujan sebesar 0.01 %
adalah :
LRain (dB) ( r =0.01 % ) = 0.01 (2.18)
Pada d Uplink = dDownlink , maka secara logaritmis LFS dapat ditulis sebagai berikut :
LFS (dB) = 92.45 + 20 log fU/D + 20 log dU/D (2.20)
Dimana :
C = kecepatan cahaya = 3 x 108 m/s
dU/D = jarak antar stasiun bumi / VSAT ke satelit baik Uplink maupun
Downlink (km)
fU/D = frekuensi baik Uplink maupun Downlink (Ghz)
Dimana :
G = Gain antena (dB)
T = Temperatur sistem penerima (0K)
Dimana :
LTotal = redaman total (dB) = LFS + LRAIN + LSAL + LANT + LATM
K = Konstanta Bolzman = -228,6 dBW
BW = Bandwidth yang digunakan (Hz)
Sehingga,
(C/I)ADJ = + 12,2 (2.26)
1
(C/N)Total = 10 1 1 1 1 1
(2.27)
+ + + +
Dimana :
Rinfo = bit rate informasi (kbps)
Secara umum BER (bir error rate) terhadap Eb/No dapat diketahui pada
modulasi yang digunakan yang dapat dilihat pada Gambar 2.23. Pada PT. PSN
Medan, BER yang digunakan sebesar 10-9 dengan Modulasi QPSK.
Dimana :
N = kecepatan symbol modulasi
FEC= Forward Error Control
Dimana total link menunjukkan total waktu saat link komunikasi dapat
berjalan dengan baik. Link terputus menunjukkan total waktu saat link komunikasi
terganggu atau putus.
2.12.13 Latency
Latency dapat juga disebut delay, adalah waktu yang dibutuhkan data
untuk menempuh jarak dari asal ke tujuan. Latency dapat dipengaruhi oleh jarak,
media fisik atau juga waktu proses yang lama. Persamaan perhitungan delay [17] :
td (ms) = (2.32)
dimana :
td = latency (ms)
d = jarak user dengan satelit (meter)
C = kecepatan cahaya, 3 x 108 m/s
2. Data
Adapun Data dibagi atas empat macam yaitu :
a. Virtual Private Network (VPN)
b. Cellular Backhaul
c. Multicast
d. Data Center
3. Internet
Internet terbagi atas empat jenis layanan yang dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Satellite
b. Terrestrial
c. Web Hosting
d. IP-Transit
4. Integrated Solution
Integrated Solution terbagi atas dua jenis layanan yaitu :
a. Asset Tracking
b. Early Warning System