Berani Punya Musuh?
Berani Punya Musuh?
Sejak kecil kita diajari untuk tidak bermusuhan dan ini benar. Hanya
saja sebagai catatan. Petuah tersebut tidak berlaku untuk segala kesempatan.
Di satu saat di satu waktu pada akhirnya kita akan berhadapan dengan
pilihan yang menuntut kita membangun kesiapan mempunyai musuh.
Bayangkan apa yang terjadi bila Bung Karno dan para pendiri bangsa
tidak berani punya musuh. Apakah Indonesia akan merdeka? Seandainya
Soekarno muda takut berpidato membaca Indonesia menggugat apakah akan
ada Indonesia?
Tidak pula surut langkah karena adanya haters. Di dunia film, kenapa
masih ada tontonan yang berbau porno, humor porno, atau adegan tidak
mendidik dan mengumbar tubuh perempuan? Apakah karena pengawas
perlman khawatir dianggap terlalu mengekang? Satu hal yang harus diingat,
setiap kekhawatiran dan ketakutan memiliki harga yang harus dibayar.
Tetapi jika hidup selama ini tenang. tanpa riak sama sekali, mungkin
kita harus melemparkan pertanyaan kepada diri sendiri, adakah selama ini
kita memperjuangkan dengan tegas sebuah kebaikan? Berani bersikap dan
berpihak pada kubu kebaikan? Sebuah perjuangan yang bisa dilakukan tanpa
menjurus ke anarki, melainkan tetap dengan cara-cara yang bijak, sesuai
aturan, dan semangat kebaikan untuk kemaslahatan yang lebih besar.