PSAK No. 58 merupakan adopsi dari IFRS 5 tentang Non-current Assets Held for Sale
and Discontinued Operations. IFRS 5 adalah standar pertama yang dihasilkan dari joint project
antara IASB dan FASB.
PSAK No. 58 mensyaratkan suatu aset yang akan dijual dan memenuhi beberapa syarat
tertentu diukur pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai wajar neto (nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual). Aset ini harus disajikan sebagai kelompok terpisah sebagai
Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual dalam Laporan Posisi Keuangan (Neraca).
Sebelum terbitnya standar ini, tidak ada perbedaan klasifikasi dalam IFRS atau PSAK,
antara aset tidak lancar yang dimiliki untuk digunakan dengan aset tidak lancar yang dimiliki
untuk dijual, kecuali klasifikasi yang berhubungan dengan instrumen keuangan.
A. Definisi
PSAK 58 (revisi 2009) tentang Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
Dihentikan telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 15 Desember
2009. PSAK 58 (revisi 2009) ini merevisi PSAK 58 tentang Operasi dalam Penghentian yang
telah dikeluarkan pada 6 Mei 2003.
C. Pengukuran
PSAK 58 mensyaratkan bahwa asset tidak lancer diklasifikasikan sebagai dimilki untuk
dijual pada nilai terendah :
a) jumlah tercatatnya, dan
b) nilai wajar yang dikurangi untuk menjual
PSAK 58 mengatur bahwa tepat sebelum asset tidak lancer atau kelompok lepasan
diklasifikasikan pertama kali sebagai dimilki untuk dijual, nilai tercatat aset tersebut (atau
seluruh asset dan liabilitas dalam kelompok lepasan) harus diukur berdasarkan SAK yang sesuai.
Sebelum diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual, nilai tercatat
aset diukur sesuai dengan PSAK terkait. Misalnya aset tetap, diukur sesuai dengan PSAK No.
16. Sesaat setelah diklasifikasikan menjadi aset tidak lancar dimiliki untuk dijual, aset tersebut
diukur pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat dan nilai wajar neto. Nilai wajar neto
adalah nilai wajar setelah dikurangi dengan biaya untuk menjual. Jika penjualan diperkirakan
akan diselesaikan lebih dari 1 tahun dan telah memenuhi kondisi kriteria pengakuan, maka
entitas harus mengukur biaya untuk menjual pada nilai kininya. Biaya untuk menjual contohnya
adalah ongkos angkut dan biaya untuk memasarkan penjualan aset tersebut.
Pengukuran Selanjutnya
Aset tidak lancar dan kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk
dijual tidak didepresiasi. Nilai wajar netonya dievaluasi setiap akhir periode. Setelah klasifikasi
awal, pada setiap tanggal neraca, aset ini harus dievaluasi apakah masih memenuhi kriteria
sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual. Jika terjadi penurunan nilai wajar neto, maka
penurunan nilai ini diakui sebagai kerugian di laporan laba rugi. Sedangkan jika di periode
selanjutnya terjadi kenaikan nilai wajar neto, maka pemulihan penurunan nilai tersebut dapat
diakui sebagai keuntungan, maksimum sebesar akumulasi penurunan nilai yang pernah diakui.
Pada saat aset tersebut akhirnya dilepas atau dijual, maka selisih antara nilai tercatat akhir
dengan perolehan penjualan diakui sebagai keuntungan atau kerugian pelepasan, bukan sebagai
penyesuaian terhadap penurunan nilai yang pernah diakui sebelumnya.
Jika diamati, dengan diterapkannya dasar pengukuran tersebut, maka entitas akan
mengakui rugi yang terjadi tidak hanya pada saat penjualan, tetapi juga pada saat keputusan
menjual terjadi atau sebelum penjualan terjadi.
PSAK 58 memperingkat bahwa asset dan liabilitas tidak boleh disajikan saling hapus dan
disajikan sebagai saldo tunggal.
PSAK 58 juga mengatur bahwa kelas-kelas utama asset dan liabilitas yang
diklasifikasikan ebagai dimiliki untuk dijual (kecuali yang berhubungan dengan anak perusahaan
yang diakuisisi) harus diungkapkan secara terpisah dalam nominal laporan posisi keuangan atau
catatan atas laporan keuangan.
PSAK 58 lebih lanjut mengatur bahwa angka-angka komparatif tidak boleh
direklasifikasi atau disajiulangkan untuk memperlihatkan klasifikasi dalam laporan posisi
keuangan berjalan. segala keuntungan atau kerugian dalam pengukuran ulang terhadap asset
tidak lancer (atau kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual harus
dicatat dalam laba dan rugi dari operasi yang dilanjutkan. Namun, bila asset tidak lancar (atau
kelompok lepasan) yang diklasifikasikan sebagai dimilki untuk dijual memenuhi criteria
operasi yang dihentikan, pengukuran keuntungan atau kerugian itu harus dicatat dalam laba atau
rugi dari operasi yang dihentikan.
Yang diungkapkan di Laporan Keuangan adalah:
1. Deskripsi tentang aset atau kelompok lepasan yang dimiliki untuk dijual
2. Deskripsi tentang fakta dan keadaan dari penjualan, atau yang mengarah kepada
pelepasan yang diharapkan, dan cara serta waktu pelepasan
3. Kerugian penurunan nilai dan pemulihannya, jika ada
4. Jika dapat diterapkan, yaitu pengungkapan tentang segmen yang dilaporkan dalam aset
tidak lancar dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 5 tentang segmen operasi
Jika kriteria sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual baru terpenuhi setelah tanggal
neraca, maka aset tersebut tidak disajikan sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual, namun
perlu diungkapkan dalam catatan laporan keuangan.
Aset tidak lancar yang akan ditinggalkan (abandoned) dan aset yang digunakan sampai
akhir umur ekonomisnya kemudian dilepas, tidak dapat diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk
dijual. Aset ini masih didepresiasi sampai akhir umur ekonomisnya. Aset semacam ini tidak
memenuhi kriteria sebagai aset dimiliki untuk dijual, karena manfaat aset ini akan diperoleh
melalui pemakaian, bukan penjualan. Namun demikian, aset tidak lancar (atau kelompok
lepasan) yang akan ditinggalkan dan memenuhi kriteria sebagai operasi dihentikan, maka entitas
harus menyajikan arus kas dan laba rugi dari kelompok lepasan tersebut sebagai operasi
dihentikan pada tanggal aset tersebut dihentikan pemakaianannya. Entitas tidak boleh mencatat
aset tidak lancar yang tidak digunakan sementara seakan-akan seperti telah ditinggalkan.
Perubahan Rencana
Jika entitas merubah rencananya dan memutuskan untuk tidak menjual aset ini, maka
kriteria sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual tidak terpenuhi lagi. Pada tanggal
keputusan dibuat, aset ini harus dinilai pada nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat awal
sesaat sebelum direklasifikasi (disesuaikan dengan depresiasi, amortisasi atau revaluasi) dan nilai
yang dapat terpulihkan (recoverable amount).
Sama seperti contoh sebelumnya, namun nilai wajar aset diestimasi Rp40.000.000 dan biaya
menjual
Rp2.000.000. Aset dijual pada tgl 30 Juni 2008 seharga Rp38.000.000.
a. 1 Desember 2007
Nilai tercatat = Rp73.000.000
Nilai wajar biaya menjual = Rp40.000.000 Rp2.000.000 = Rp38.000.000
b. Nilai aset direklasifikasi dan diukur pada nilai wajar dikurangi biaya menjual sebesar
Rp38.000.000 (lebih rendah)
c. Rugi penurunan nilai diakui = Rp73.000.000 Rp38.000.000 = Rp35.000.000
Jurnal:
1. 1 Desember 2007
Dr. Aset dimiliki untuk dijual Rp38.000.000
Dr. Akumulasi penyusutan Rp27.000.000
Dr. Rugi penurunan nilai Rp35.000.000
Cr. Aset tetap Rp100.000.000
2. 30 Juni 2008
Tidak ada untung rugi yang diakui karena jumlah perolehan dari penjualan sama dengan
nilai tercatat kini
Dr. Kas Rp38.000.000
Cr. Aset dimiliki untuk dijual Rp38.000.000