Ricky Febriawan A
XI MIPA 2
Untuk membahas konsep-konsep politik tersebut, perlu diketahui terlebih
dahulu apa itu budaya politik, karena budaya politik merupakan landasan dasar bagi
terwujudkan output dan outcome politik yang baik dan berkualitas. Budaya politik
menurut Masoed (1983: 39) adalah sistem kepercayaan dan sistem nilai yang
berwujud dalam tingkah laku, baik berupa perbuatan maupun simbol-simbol tertentu.
Lebih tegas, Kantaprawira (1999) dalam Buku Materi Pokok Sistem Politik Indonesia
(2012:2.10), menggaris-bawahi bahwa budaya politik merupakan persepsi dan pola
sikap manusia terhadap berbagai masalah serta peristiwa politik yang
dibawa/diwujudkan dalam pembentukan struktur politik.
Struktur politik itu sendiri merupakan kerangka hubungan formal antara rakyat
dengan pemeritah, antara pemerintahan dengan wilayah kekuasaan dan antara
wilayah kekuasaan dengan kedaulatan dan lain-lain. Sementara struktur umum yang
dimiliki sistem politik adalah rakyat, kelompok kepentingan, partai politik, badan
legislatif, badan eksekutif, birokrasi, militer dan badan yudikatif (yang diklasifikasikan
dalam infrastruktur politik dan suprastruktur politik).
Budaya politik yang excellent (bagus, beradap dan berkualitas) dilahirkan dari
serangkaian tahapan kegiatan sosialisasi politik. Mulai dari tahap pengenalan nilai dan
tingkah laku politik, dilanjutkan dengan tahap penyeleksian dan pementapan pola
tingkah laku politik, sampai pada tahap institusionalisasi nilai dan pola tingkah laku
politik tersebut. Sehingga budaya politik yang terbentuk dalam sebuah struktur politik,
benar-benar berasal dari perbandingan berbagai institusionalisasi yang didapat
dengan institusionalisasi struktur politik yang lain.
Sehubungan dengan hal tersebut maka proses sosialisasi politik, tidak boleh
mengabaikan unsur kognitif atau proses yang tepat bagi masyarakat dalam
mendapatkan pengetahuan politik. Sehingga afeksi atau pengaruh yang dilahirkan
benar-benar dapat berfungsi dalam penilaian/eveluasi terhadap objek politik tertentu.
Dengan demikian akan timbul penentuan pilihan yang rasional dan dapat
meminimalisir kecurangan-kecurangan dalam berpolitik praktis.
Biasanya proses sosialisasi politik akan berhadapan dengan kondisi peta
kognitif di tangah-tengah masyarakat, yang seing disebut dengan istilah tahap-tahap
psikologi politik masyarakat sasaran. Tahapan psikologi politik tersebut antara lain,
Ricky Febriawan A
XI MIPA 2
lahirnya persepsi atau proses tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk memahami
gejala dan peristiwa politik. Persepsi yang tumbuh dan berkembang dari kesadaran
masyarakat itu akan membentuk konseptualisasi atau pengetahuan yang utuh
terhadap fenomena politik yang ada. Sehingga melalui konseptualisasi yang terbentuk
akan melahirkan pilihan kepada objek politik tertentu (afeksi).
Dapat dipastikan bahwa melalui sosislisasi politik yang tepat akan dapat
melahirkan budaya politik yang excellent. Budaya politik yangexcellent merupakan
modal utama dalam melakukan kegiatan politik yang modern, berkualitas dan sesuai
perkembangan pola pikir serta tuntutan masyarakat terkini. Masyarakat yang
menentukan pilihan sesuai dengan konseptualisasi secara utuh dalam pikiran dan hati
nuraninya, secara otomatis menggugah sebuah action berupa pastisipasi, baik secara
konvensional maupun non konvensional.
Sistem politik di Indonesia sangat dipengaruhi oleh proses politik di negara-
negara Eropa dan Amerika Serikat. Undang-undang Dasar dikenal sebagai konstitusi.
Hakikat dari UUD, merupakan hukum dasar dari suatu negara, setiap hukum yang
diciptakan harus mengacu pada hukum dasar. Kekuasaan eksekutif biasanya dipegang
oleh kepala negara dan dibantu para menteri. Dalam arti luas badan eksekutif
mengendalikan birokrasi dan militer. Tugas badan eksekutif berdasarkan tafsiran
tradisional asastrias politica, yaitu hanya melaksanakan kebijakan-kebijakan yang
dibuat oleh badan legislatif.
Badan legislatif bertugas membuat undang-undang atau to legislate. Anggota
dari lembaga ini adalah wakil rakyat, sehingga menurut teori, rakyatlah yang
berdaulat. Sedangkan badan yudikatif terdiri dari Mahkamah Agung dan jajarannya.
Mahkamah Agung pada beberapa negara yang megandung konsep judicial
review, banyak berperan dalam politik. Semanjak amandemen ketiga UUD 1945,
kekuasaan kehakiman selain Mahkamah Agung, juga dikenal Mahkamah Konstitusi
dan Komisi Yudisial.
Salah satu sifat negara adalah memaksakan kehendaknya agar dalam
pengaturan bangsa dapat berjalan sesuai dengan aturan (law and order). Dalam
prakteknya, negara melaksanakan pengaturan harus sesuai dengan kehendak
mayoritas bangsa. Jika hukum dibuat atas kehendak mayoritas bangsa maka sistem
Ricky Febriawan A
XI MIPA 2
pemerintahan itu dinamakan demokrasi. Oleh karena itu, hakikat demokrasi adalah
pemerintahan dari rakyat untuk rakyat dan kepada rakyat. Sistem inilah yang dianut
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sampai saat ini.
Karakteristik sistem demokrasi adalah sistem politik secara berkala
memungkinkan penggantian pemerintah, mempunyai sejumlah anggota masyarakat
yang menempati kedudukan dalam pemerintahan, mempunyai sejumlah anggota
masyarakat yang diakui sebagai tokoh yang sah, terdapat pemilihan lain selain
memiliih presiden dan wakil presiden, adanya hak menyatakan pendapat secara bebas
dan tidak diskriminasi terhadap golongan-golongan penduduk tertentu dalam
pemilihan umum. Perkembangan sistem demokrasi dipengaruhi oleh perubahan akibat
perekembangan-perkembangan yang terjadi yaitu perkembangan ekonomi,
pendidikan, hukum dan budaya.
Konsep-konsep penyelenggaraan negara telah dilaksanakan sejak berdirinya
NKRI hingga kini. Konsep tersebut berlanjut dari waktu ke waktu dan telah
dilaksanakan oleh setiap priode penyelenggara negara. Kebijakan tindakan para
penyelenggara negara dalam melaksanakan konsep tersebut dipengaruhi berbagai
faktor, antara lain; dasar penentuan kebijakan, peristiwa yang dihadapi dalam kurun
waktu tersebut, tindakan yang dilaksanakan dan hasil evaluasi yang telah dilakukan.
Ricky Febriawan A
XI MIPA 2