1, (2012) 1-4 1
- Kandungan unsur hara setiap butir pupuk merata dimasukkan ke granulator elevator bersama-sama dengan
- Larut dalam air sehingga mudah diserap tanaman bahan padat dari recycle conveyor.
- Sesuai untuk berbagai jenis tanaman
- Meningkatkan produksi dan kualitas panen Penyiapan Slurry dan Proses Granulasi
- Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, Peralatan utamanya adalah Plug Mill berupa
penyakit dan kekeringan double srew conveyor tang berfungsi mencampur bahan
- Menjadikan tanaman lebih hijau dan segar karena banyak baku dan bahan padat daur ulang hingga homogeny. Asam
mengandung butir hijau daun sulfat, steam dan amoniak bias ditambahkan sehingga terjadi
- Memacu pertumbuhan akar dan sistem perakaran yang proses granulasi awal untuk menaikkan produkstivitas unit
baik granulasi. Produksi Pug Mill masuk granulator secara
- Memacu pembentukan bunga, mempercepat panen dan gravitasi melalui chute dumana sebagian besar proses
menambah kandungan protein granulasi akan berlangsung. Reaksi netralisasi antara asam
- Menjadikan batang lebih tegak, kuat dan dapat fosfat dan amoniak utamanya terjadi di pipe reactor yang
mengurangi risiko rebah terpasang pada sisi inlet granulator sehingga slurry
- Memperbesar ukuran buah, umbi dan biji-bijian (ammonium fosfat) suhu 120-150 0C tertuang langsung ke
- Meningkatkan ketahanan hasil selama pengangkutan dan lapisan bahan padat di dalam granulator.
penyim-panan. Reaksi yang terjadi :
- Memperlancar proses pembentukan gula dan pati. NH3 (l) + H3PO4 NH4H2PO4 + Q
(http://www.petrokimia-gresik.com/default.asp) NH3(l) + NH4H2PO4 (NH4)2HPO4 + Q
Proses yang digunakan adalah menggunakan pipe
reactor berukuran kecil untuk netralisasi asam fosfat dengan Granulasi
amoniak sesuai dengan teknologi dari incro S.A. kapasitas Alat utamanya adalah granulator yang berfungsi
produksi pada unit ini sebesar 300.000 ton/tahun. untuk membuat granul phonska akibat terjadinya reaksi
Bahan Baku kimia dan fisis antara bahan baku yang berbeda-beda
A. Asam Fosfat karakteristiknya dan senyawa P2O5 selalu berasal dari asam
- Kadar P2O5 50% min fosfat. Semua bahan baku dan daur ulang diumpankan ke
- Padatan 2% max granulator. Asam sulfat diumpankan juga ke granulator pada
- Suhu 33 oC lapisan padatan yang beraksi dengan sebagian amoniak cair.
- Tekanan 5 kg/cm2 Reaksi yang terjadi :
NH3 + H2SO4 (NH4)2SO4 + Q
B. Amoniak Cair
- Kadar NH3 99,5 % min Pengeringan
- H2O 0,5 % max Alat utamanya adalah dryer untuk mengeringkan
- Suhu -33 oC produk dengan kadar air 1-1,5% dengan media udara panas
- Tekanan 12 kg/cm2 suhu 150-170 oC aliran searah. Udara keluar dryer
C. Asam Sulfat mengandung amoniak dan uap air yang akan dihisap oleh
- Kadar H2SO4 98% min dryer exaust fan untuk dibawa ke dryer scrubber, sedangkan
- S.g 1,84 debu produk dipisahkan di cyclone untuk dikembalikan ke
- Suhu 33 oC granulator.
- Tekanan 5 kg/cm2 Pemilahan dan Penghancuran Produk
D. Amonium Sulfat Produk dari dryer dikirim ke double deck screen
- Kadar N 21% berat min untuk dipilah-pilah sesuai dengan ukurannya. Produk
- Moisture 0,15% max oversize didaur ulang ke dalam pug mill. Produk yang
- Granul 0,5-1,2 mm, 90% min onsize ukuran 2-4 mm min 90% dicurahkan ke regulator bin.
E. Kalium Clorida
- Kadar K2O 60% min Perlakuan Produk Akhir
- Moisture 1% max Produk onsize diumpankan ke polishing screen
- Granul 0,15-1,2 mm, 90% min untuk memisahkan produk halus dengan suhu 70-90 oC.
- Bulk Density Selanjutnya produk masuk fluid bed cooler untuk mencapai
F. Filler suhu < 45 oC. Produk ini kemudian diumpankan ke coater
- Moisture 4% max untuk pelapisan produk dengan coating agent agar tidak
- Granul 0,15-1,15 min, 90% min menggumpal, yang selanjutnya dikirim ke gudang produk
- Bulk density 1000 kg/cm2 dengan spesifikasi bentuk granul 2-4 mm 90%, kadar air
1,5% max.
Pengumpulan Bahan Baku Penyerapan Gas
ZA, KCl, Filler diumpankan dari gudang ke Peralatan menggunakan srubber 4 tahap untuk
hopper dengan pay loader, selanjutnya dengan conveyor membersihakan gas buang dan menangkap unsur hara
diumpankan ke masing-masing bin dalam unit produksi. sebagai daur ulang. Pada pencucian tahap pertama
Semua bin dilengkapi dengan big blaster yang bekerja digunakan granulator pre scrubber untuk menangkap gas
dengan menggunakan plant air, untuk menghindari dari granulator. Pencucian tahap kedua berupa 2 ventury
terjadinya gumpalan dan akumulasi bahan baku dalam bin. scrubber yang fungsinya mencuci gas daru dryer cyclone,
Bahan baku padat dari feeder jadi satu di conveyor dan granulator, dan dedusting sistem. Tahap pencucian
ketigaberupa gas scrubber yang fungsinya mencuci gas dari
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4 3
dua sistem scrubber sebelumnya. Tahap pencucian keempat Salah satu metode tunning untuk sistem multivariabel
berupa Tower Scrubber untuk menangkap gas buang yang adalah metode yang dikembangkan oleh Luyben pada tahun
lolos dari 3 sistem scrubber di atas. 1986. Metode yang disebut Biggest Log-Modulus Tunning
(BLT) memberikan metodologi tunning standar untuk
system multivariabel. Tunning BLT terdiri dari empat tahap
sebagai berikut :
1. Menghitung setting Ziegler-Nichols untuk tiap-tiap loop
individual.
2. Mengasumsikan factor detuning F. nilai F seharusnya
lebih besar dari 1 untuk memberikan hasil yang lebih
konservatif dibandingkan dengan setting Ziegler-Nichols.
Nilai yang biasa digunakan antara 1,5 sampai 4. Gain
dari semua pengendali feedback Kci dihitung dengan
membagi gain Ziegler-Nichols KZNI dengan factor F.
K ZNi
K ci (2.15a)
F
Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan NPK Plant
Kui
Dimana : K ZNi (2.15b)
2,2
KCl
ZA
Filler Kemudian semua reset time pengendali feedback
Plug Mill
AS. SULFAT dihitung dengan mengalikan reset time dari Ziegler-
STEAM
Nichols dengan factor F.
PIPE REACTOR
GRANULATOR AMONIAK
Ii ZNi .F (2.16a)
2
ZNi
PR VESSEL
Dimana : (2.16b)
AS. FOSFAT
1.2ui
DRYER
GRAN PRE SC
(2.17)
CRUSHER
TAIL GAS SC
W
FINAL TAIL GAS SC Lcm 20 log (2.18)
F.B COOLER
1W
Puncak dari plot Lcm dalam keseluruhan jangkauan
WATER
GAS TO ATM
max
COATER PHONSKA/NPK
frekuensi adalah log modulus maksimum Lcm
Gambar 2.Detail Diagram Alir Pembuatan NPK Plant
(Luyben, 1986)
Salah satu metode yang banyak digunakan untuk
melakukan setting atau tunning parameter alat pengendali Aspen Plus merupakan software yang handal,
adalah metode Zieglers Nichols Tunning (1942). Tunning yang akan memudahkan tiap orang untuk memodelkan
adalah suatu cara untuk menentukan parameter-parameter proses-proses industri kimia seperti salah satu contoh proses
pengendali dari alat pengendali yang dipasang. dalam pengolahan minyak bumi. Proses-proses ini memiliki
Metode ini digambarkan sebagai metode close loop karakter yang unik yang membedakannya dengan proses
karena Ziegler dan Nichols tidak menyatakan bahwa kimia lainnya, antara lain :
ultimate gain, Kcu dan ultimate period, Pu dapat dihitung a. Umpan proses, yang mengandung campuran
dari perhitungan response frekuensi dari model proses hidrokarbon yang kompleks dengan kisaran titik
secara open loop tetapi menyatakan bahwa Kcu dan Pu didih yang luas, yang komposisi eksaknya tidak
didapatkan dari test closed loop proses sebenarnya (actual diketahui.
process) secara dinamis. Dari harga Kcu dan Pu dapat b. Unit-unit kolom pemisah yang saling berhubungan
ditentukan parameter alat pengendali untuk masing-masing satu sama lain, yang digunakan untuk memisahkan
kontroller, seperti tabel 1. minyak bumi menjadi beberapa jenis produk yang
Tabel 1.
Detail Diagram Alir Pembuatan NPK Plant
memiliki spesifikasi yang berbeda-beda.
c. Adanya open steam dan air pendingin untuk
stripping dan mengambil kembali panas,
meningkatkan kemungkinan adanya pemisahan dua
fase dalam proses pengolahan minyak bumi.
d. Derajat pemisahan tergantung pada temperatur
kolom destilasi, gaps, overlaps, dan properti
lainnya.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4 4
e. Spesifikasi produk diberikan dalam bentuk properti [6] Slack, A. V. and G. Russell James. 1979. Fertilizer Science
aliran seperti flash point, pour point, kandungan and Technology Series. Alabama : SAS Corporation Wilson
sulfur, kandungan logam dan angka oktan. Aspen Lake Shores Sheffield.
[7] Smith, Carlos A. 2002. Automated Continuous Process
Plus menyiapkan bagian khusus untuk menangani
Control. New York : John Wiley & Sons, Inc.
karakteristik-karakteristik yang unik pada aplikasi [8] Tunks, S Donal. 2010. Diammonium Phosphate (DAP) Plant
proses pengolahan minyak bumi. Dengan Aspen Optimization. Florida : Clearwater Convention.
Plus, kita dapat mengembangkan model simulasi [9] Tushar, Jain and M.J Nigam. 2008. Optimization of PD-PI
proses untuk proses pengolahan minyak bumi yang Controller Using Intelligence. International Journal of
kita miliki, kemudian menggunakan model ini Computational Cognition, Vol.6 No. 4 December 2008.
untuk mempelajari beberapa alternatif kondisi atau [10] Upadyyay, Rahul and Rajesh Singla. 2010. Analysis of
mengoptimasi proses yang telah ada. CSTR Temperature Control with Adaptive and PID
(Aspen Plus, 2006) Controller. International Journal of Engineering and
Technology, Vol.2, No.5, October 2010.
Dalam penelitian, begitu juga dengan simulasi, untuk
[11] Van, E Ave. 2000. Production of NPK Fertilizers by The
mendekati kondisi simulasi dengan kondisi lapangan sangat Nitrophosphate Route. Brussels : European Fertilizer
diperlukan pemilihan model termodinamika yang paling Manufactures Association.
akurat. Sebagai acuan pemilihan model termodinamika [12] Xu Aimin. 2004. Disertasi : Chemical Production Cmplex
ditampilkan pada tabel pemilihan model termodinamika Optimization, Pollution Reduction and Sustainable
yang digunakan dalam industri proses yang dkutip dari Chen Development. Tianjin, China : Tianjin University
dan Mathias. [13] http://www.petrokimia-gresik.com/default.asp. Selasa, 7
(Chen dan Mathias, 2002). Februari 2012
Dalam tabel pemilihan model termodinamika
dipengaruhi oleh sistim kimia. Untuk mendapatkan model
yang paling akurat pemilihan juga dipengaruhi oleh kondisi
operasi (tekanan dan temperatur) terutama untuk proses
dalam fasa gas.
Metode termodinamika yang digunakan untuk
menghitung properti dalam Aspen Plus terutama untuk
industry petrokimia yang berhubungan dengan
kesetimbangan uap-cair menggunakan metode
termodinamika Peng-Robinson. Sedangkan yang berfasa
padatan dapat menggunakan termodinamika Solids.
(Aspen Plus, 2006).
DAFTAR PUSTAKA