Karies adalah penyakit pada jaringan keras gigi yang disebabkan oleh
organiknya.
dalam bentuk dentun reaksional dan pulpitis. Hal ini bisa berakibat terjadinya invasi bakteri
dan kematian pulpa. Jaringan pulpa mati yang terinfeksi ini selanjutnya dapat menyebabkan
1. Karies juga disebut sebagai penyakit multifaktorial karena disebabkan oleh beberapa
faktor. Terdapat empat factor utama yang berperan dalam proses terjadinya karies,
yaitu host, mikroorganisme, substrat, dan waktu. Karies hanya akan terjadi bila
sehingga menyebabkan pH plak akan turun dalam waktu 13 menit sampai pH 4,5-
5,0 (Suwelo, 1992). Suwelo, IS. 1992. Karies Gigi pada Anak dengan Pelbagai
Faktor Etiologi.
Kemudian pH akankembali normal pada pH sekitar 7 dalam 3060 menit, dan jika
penurunan pH plak ini terjadi secara terus menerus maka akan menyebabkan demineralisasi
pada permukaangigi. Kondisi asam seperti ini sangat disukai oleh Sterptococcusmutans dan
karies . Pertama kali akan terlihat white spot pada permukaan enamel kemudian
proses ini berjalan secara perlahan sehingga lesi kecil tersebut berkembang, dan
dengan adanya destruksi bahan organik, kerusakan berlanjut pada dentin disertai
kematian odontoblast (Kidd &Bechal, 1992). Kidd, EA, Sally J. 1991. Dasar-dasar
Proses kimia yang terjadi pada permukaan email setelah gigi erupsi adalah peristiwa
demineralisasi dan remineralisasi. Ion kalsium (Ca+) merupakan factor utama yang berperan
dalam peristiwa tersebut. Pada keadaan normal (pH normal) kalsium ini berada dalam suatu
keseimbangan dinamik antara email, air liur dan plak. Reaksi kimia dari siklus demineralisasi
focus tetapi belum sampai kavitasi (pembentukanlubang). Kavitas baru timbul bila
dentin terlibat dalam proses tersebut. Namun kadang-kadang begitu banyak mineral
hilang dari inti lesi sehingga permukaan mudah rusak secara mekanis, yang
menghasilkan kavitasi yang makroskopis dapat dilihat (Schuurs, 1993). Schurs, AH.
3. Pada karies dentin yang baru mulai yang terlihat hanya lapisan keempat (lapisan
terhadap mikroorganisme dan enzimnya) dan lapisan kelima (lapisan opak/ tidak
tembus penglihatan, di dalam tubuli terdapat lemak yang mungkin merupakan gejala
menembus enamel gigi. Pada proses karies yang amat dalam, tidak terdapat lapisan-
II.3.1. Diagnosis
Diagnosis adalah identifikasi sifat-sifat penyakit atau kondisi atau membedakan satu
penyakit atau kondisi dari yang lainnya. Penegakan diagnosis dan perencanaan perawatan
merupakan aktivitas yang memisahkan dan membedakan dokter gigi dari paramedik.
Dokter gigi dengan oengetahuan yang dimilikinya sadar akan indikasi dan
kontraindikasi suatu kasus dan harus dapat meramalkan keberhasilan atau kegagalan
berlandaskan temuan itu. Ringkasnya, para lulusan harus lancar dalam menegakkan diagnosis
dan menentukan perencanaan perawatan serta melaksanakan perawatan kasus-kasus rutin dan
1. Normal: Tidak ada gejala yang signifikan, tidak ada kelainan pada gambaran
radiografik, pada tes pulpa memberikan respons, tidak sensitif terhadap tes periapeks.
atau mungkin pula tidak, tidak ada kelainan pada gambaran radiografik, pada tes pulpa
3. Pulpitis Irreversibel: Mungkin terdapat nyeri spontan atau nyeri parah terhadap
osteitis, pada tes pulpa biasanya terjadi nyeri ekstrim, pada tes periapeks mungkin
member respons nyeri atau mungkin juga tidak terhadap perkusi atau palpasi.
4. Nekrosis: Tidak ada reaksi terhadap stimulus termal, mungkin ada atau tidap
kelainan/radiolusensi pada periapeks, pada tes pulpa tidak memberikan respons, pada
Diagnosis yang baik dan tepat akan diperoleh setelah seorang dokter gigi mendapatkan info-
Keluhan utama pada umumnya merupakan informasi pertama yang dapat diperoleh.
Keluhan ini berupa gejala atau masalah yang diutarakan pasien dengan bahasanya
sendiri yang berkaitan dengan kondisi yang membuatnya cepat-cepat datang mencari
perawatan.
Ini termasuk riwayat medis dan riwayat dental. Riwayat medis yang lengkap dan teliti
mengenai kerentanan dan reaksi pasien terhadap infeksi, hal-hal mengenai pendarahan,
obat-obat yang telah diberikan, dan status emosionalnya. Sedangkan riwayat dental
merupakan ringkasan dari penyakit dental yang pernah dan sedang diderita. Riwayat
ini memberi informasi yang sangat berharga mengenai sikap pasien terhadap kesehatan
gigi, pemeliharaan serta perawatannya. Riwayat dental ini merupakan langkah awal
Pemeriksaan subyektif berkaitan dengan penyakit yang sedang diderita, dalam hal ini
intensitas nyeri yang sedang dialami. Pemeriksaan obyektif adalah tahap pemeriksaan
jaringan ekstraoral dan intraoral yang dilakukan dan dibandingkan secara bilateral.
sinus, dan kepekaan atau membesarnya modus limfe servikal atau fasial. Sedangkan
pemeriksaan intraoral meliputi pemeriksaan jaringan lunak dan gigi geligi secara
Pemeriksaan Radiografis
Memungkinkan evaluasi masalah yang disebabkan oleh gigi (misalnya lesi karies,
kerusakan restorasi, dan perawatan saluran akar), tampilan pulpa dan periradikuler yang
abnormal, gigi malposisi, hubungan antara bundle neurovaskuler terhadap apeks, pola
sebaiknya seorang dokter gigi sudah memutuskan jumlah kunjungan untuk disampaikan
II.3.3. Prognosis
Pasien berhak memperoleh perawatan gigi yang paling baik. Sayangnya, hal ini tidak
selalu dapat dilakukan atau tidak terungkap ketika membahas rencana perawatannya. Para
dokter gigi harus memperhitungkan prognosis setiap kasus, termasuk perubahan prognosis di
1. Akses
Ada tiga aspek ynag bersangkutan dengan akses, yakni: operator dapat dengan mudah
memeriksa luas karies, bur mudah mencapai dentin karies di daerah pertautan email-
kemungkinan pengecualian pada lesi bukal dari pasien yang hygiene oralnya baik.
Dentin karies tampak lebih tua dan selalu lebih lunak daripada dentin sehat.
terganggu. Permukaan oklusal merupakan daerah yang menerima beban yang paling
parah. Oleh karena itu, kavitas harus dibentuk sedemikian rupa sehingga restorasi tidak
Retensi adalah kemampuan restorasi untuk tidak terlepas dari kavitas melalui jalan
masuknya. Bagi sebagian besar restorasi plastis kavitas dibuat lebih luas di bagian
dalam dari pada di permukaan dan ini dicapai dengan membuat dinding tegak
Perluasan kavitas agar memudahkan kerja operator kini tidak dilakukan lagi, akan
tetapi, jika email sehatu harus dibuang karena menutupi dentin yang karies, maka
pembuangan awalnya akan menciptakan jalan masuk yang lebih baik ke daerah lesi
tepat.
Pemmbuatan tepi kavitas sangat erat kaitannya dengan jenis restorasi yang akan
digunakan.
Dentin karies yang letaknya dalam harus dibuang dengan sangat berhati-hati.
8. Pembersihan Kavitas
Setelah preparasi telah dilakukan makan sebelum dilakukan penumpatan/restorasi,
2. a b c Dental Cavities, Medline Plus Medical Encyclopedia, page accessed August 14, 2006
3. a b c Dental Cavities, Medline Plus Medical Encyclopedia, page accessed August 14, 2006
4. Bots CP, Brand HS, Veerman EC, van Amerongen BM, NieuwAmerongen AV.
Preferences and saliva stimulation of eight different chewing gums. Int Dent J. 2004
Jun;54(3):143-8
8. Hidayat Sofari, 2007. Dokter, Pasien, dan Hukum, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta
9. http://www.webmd.com/oral-health/guide/smoking-oral-health
10. http://www.fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4&idx=935
11. Jacobalis, 2005. Etik Hukum Kesehatan Kedokteran, Bagian Ilmu Kedokteran
12. Kidd, EA, Sally J. 1991. Dasar-dasar Karies Penyakit dan Penanggulangannya.
13. Konsil Kedokteran Indonesia. 2006. Manual Persetujuan Tindakan Medis. Edisi
14. Machfoedz, I. dkk. 2005. Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut anak-anak dan Ibu
Jakarta
16. Schurs, AH. 1992. Patologi Gigi-geligi Kelainan-kelainan Jaringan Keras Gigi.
17. Srigupta, AA. 2004. Panduan Singkat Perawatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Prestasi
Pustaka
Suwelo, IS. 1992. Karies Gigi pada Anak dengan Pelbagai Faktor Etiologi.
18. Walton & Torabinejad. 2008. Prinsip & Praktik Ilmu Endodonsia, EGC, Jakarta
19. W.Danny, Inge Rusli, DS. Hartati. 2011. Alternatif Penyelesaian Sengketa Medik. Sagung
Seto: Jakarta.