Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 KASUS
Nyeri yang aneh
Pak Hakim merasakan nyeri hebat pada wajahnya sebelah kanan yang
hilang timbul. Nyeri tersebut letaknya spesifik yaitu : terutama bagian kening
kanan sampai kerambut, hidung kanan, ujung hidung. Badu, anak pak Hakim
yang sedang koas menyarankan pak Hakim untuk meminum asam mefenamat,
tetapi setelah diminum nyerinya tidak hilang. Pak Hakim menceritakan kepada
anaknya bahwa 2 tahun yang lalu pak Hakim pernah menderita sejenis
penyakit kulit pada daerah yang nyeri tersebut. Menurut keterangan dokter
yang memeriksa, pak Hakim menderita Herpes Zoster. Setelah mendengar
keterangan ayahnya, Badu membuka buku teks dan menemukan bahwa
penyakit tersebut ada kaitannya dengan ganglion sensorius Nervus Trigeminus
cabang pertama.

1.2 STEP 1 : Clarify Unfamiliar Terms


1.2.1 Asam Mefanemat : Obat pereda nyeri yang digolongkan sebagai
NSAID (Non-Steroidal Anti Inflamatory Drugs).
1.2.2 Herpes Zoster : Penyakit infeksi aklut, biasanya swarsina 3 laten
pada individu yang telah mendapat imunitas
parsial setelah terkena infeksi cacar air
sebelumnya.
1.2.3 Nervus V : Ganglion pada radik sensorik nervus craniales dan
terletak didalam celah dalam duramater pada
permukaan anterior porsi petrosa os. Temporal dan
mengeluarkan nervus optalamicus, maxilaris dan
sebagian nervus mandibularis.
1.2.4 Nyeri : Sensasi yang tidak menyenangkan yang terjadi bila
kita mengalami cidera atau kerusakan pada
jaringan tubuh.
1.2.5 Spesifik : Bersifat khusus, khas.

1
1.3 Step 2 : Define(s) The Problem
1.3.1 Apakah definisi dari nyeri.?
1.3.2 Apa sajakah reseptor dari nyeri.?
1.3.3 Apa sajakah klasifikasi nyeri.?
1.3.4 Apakah obat yang digunakan untuk nyeri.?
1.3.5 Bagaimanakah mekanisme nyeri.?
1.3.6 Bagaimanakah kaitan hubungan nervus Optalamikus dengan nyeri.?

1.4 Step 3 : Brainstormin


1.4.1 Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat adanya kerusakan pada jaringan.
1.4.2 Berdasarkan letaknya, reseptor nyeri ada 3, yaitu : 1). Kulit,
(Reseptor A Delta dan Serabut C), 2). Somatik dalam dan 3). Daerah
Visceral.
1.4.3 Klasifikasi nyeri terbagi 2, yaitu nyeri Nociceptik
1.4.4 Obat nyeri : 1). NSAID, 2). Analgesik nonoploid dan 3). Analgesik
Opoidi (bersifat morfin dan meredakan nyeri).
1.4.5 Rangsangan Transduksi Stimulasi Transmisi oleh serabut A
Delta, serabut C Kornu Dorsalis MS, Thalamus, diskriminasi
nyeri Respon / Tanggapan.
1.4.6 Nervus Optalamikus merupakan komponen sensorik sehingga
apabila terjadi gangguan, tubuh akan memberitahukan kita dengan
cara menimbulkan nyeri..

2
1.5 Step 4 : Spider Web

1.6 Step 5 : Learning Objective

1. Mahasiswa Mampu Mendefinisikan Nyeri.


2. Mahasiswa Mampu Menjelaskan berbagai Modalitas dan Reseptor Nyeri.
3. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Perjalanan Nyeri.
4. Mahasiswa Mampu Membedakan Nyeri Nociceptik dan Nyeri Neuropatik.
5. Mahasiswa Mampu Membedakan Anti Nyeri untuk Nyeri Nociceptik dan
Neuropatik.
6. Mahasiswa Mampu Menjelaskan Sistem Saraf Sensori Umum/ General
Afferen dari Wajah, Trigeminus dan Cabang-cabangnya.
7. Mahasiswa Mampu Menjelaskan berbagai ganglion di SST.
8. Mahasiswa Mampu Mengartikan Nyeri Neuropatik dengan ketidak
berhasilan Pengobatan dengan Analgetik.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi [1]

1. Nervus Olfactorius

Komponen sensoris

Fungsi penghidu

Tempat keluar cranium lubang-lubang di lamina cribosaossisethmoidalis.

2. Nervus Opticus

Komponen sensoris

Fungsi penglihatan

Tempat keluar cranium : canalisopticus.

3. Nervusoculomotorius

Komponen motorius

Fungsi mengangkat palpebra superior, memutar bola matakeatas, bawah,


dan medial, mengecilkan pupil danakomodasi

Tempat keluar cranium fissure orbitalis superior

4. Nervustrochlearis

Komponen motoris

Fungsi membantumemutar bolamatakeatas, bawah, dan lateral

Tempat keluar cranium fissure orbitalis superior

5. Nervustrigeminus

4
a. Divisi opthalmicus

Komponen sensoris

Fungsi cornea, kulitdahi, kulitkepala, palpebral danhidung, juga


membrane mukosa sinus paranasalis dan cavumnasi

Tempat keluar cranium fissure orbitalis superior

b. Divisi maxillaris

Komponen sensoris

Fungsi kulitwajahdiatas maxilla danbibiratas; gigi-geligirahangatas;


membrane mukosahidung, sinus maxillaries, danpalatum

Tempat keluar cranium fissure rotundum

c. Divisi mandibularis

Komponen :sensoris

Fungsi kulitpipi, kulitdiatasmandibula, bibirbawahdanpelipis

Tempat keluar cranium foramen ovale

Komponen motoris

Fungsi otot-ototpengunyah, m.mylohyoideus, venter anterior

Tempat keluar cranium foramen ovale

6. Nervus Abducens

Komponen motoris

Fungsi M.rectuslateralis, memutar bola matake lateral

Tempat keluar cranium fissure orbitalis superior

7. Nervus facialis

Komponen motoris

5
Fungsi otot-ototwajah, pipi, kulitkepala

Komponen sensoris

Fungsi pengecapduapertiga anterior lidah, dasarmulut, danpalatum

Komponen sekretomorikparashympatis

Fungsi glandulasalivariasubmandibularis dan sublingualis, glandula


lacrimalis, dan glandula-glandula hidung dan palatum

Tempat keluar cranium meatus acusticusinternus, canalisfacialis, foramen


stylomastoideum

8. Nervus Vestibulocochlearis
Komponen sensoris

Fungsi posisidangerakankepala

Komponen sensoris

Fungsi pendengaran

Tempat keluar cranium meatus acusticusinternus

9. Nervus Glossopharyngeus

Komponen motoris

Fungsi m.stylopharyngeus; membantumenelan

Komponen sekretomorikparashympatis

Fungsi glandulasalivariaparotidea

Komponen sensoris

Fungsi sensasi umum dan pengecap dari sepertiga posterior lidah dan
pharynx; sinus caroticus dan glamuscaroticum

Tempat keluar cranium foramen jugulare

6
10. Nervus Vagus

Komponen motoris

Fungsi Mm.constrictorpharyngeus dan otot-otot instrinsiclarynx; otot-


otot involunter trachea dan bronchus, jantung, tractus digestivus dari
pharynx sampai ke flexuralienalis colon; hepar dan pancreas

Tempat keluar cranium foramen jugulare

Komponen sensoris

Fungsi pengecap dari epiglottis dan vallecula dan serabut-serabut aferen


dari struktur-struktur diatas

Tempat keluar cranium M. Sternocleidomastoideus dan m trapezius

11. Nervus Acessorius

Komponen motoris

Fungsi otot-otot palatummolle, pharynx dan larynx

Komponen motoris

Fungsi M. Sternocleidomastoideus dan m trapezius

Tempat keluar cranium foramen jugulare

12. Nervus Hypoglossus

Komponen motoris

Fungsi Otot-ototlidah yang mengatur bentuk dan gerakan lidah (kecuali


m.palatoglussus)

Tempat keluar cranium : canalishypoglossi

7
2.2 Fisiologi

Definisi Nyeri
Nyeri adalah mekanisme protektif yang dimaksudkan untuk menimbulkan
kesadaran bahwa telah atau akan terjadi kerusakan jaringan. Nyeri di sertai
oleh respon perilaku termotivasi (misalnya penarikan atau pertahanan) serta
reaksi emosi (menangis atau ketakutan). [2]

Jenis-jenis Nyeri
Nyeri Alih
Nyeri yang berasal di salah satu daerah di tubuh tetapi dirasakan terletak di
daerah lainnya. [2]
Nyeri Akut versus Nyeri Kronik
Nyeri ini bukan sekedar perluasan dari nyeri akut. Nyeri berlangsung
kurang dari 6 bulan pasien akan memperlihatkan respon neurologik yg
terukur yg di sebab kan oleh stimulus simpstis hioeraktivitas
autonom.nyeri kronik dapat berlangsung terus-menerus akibat kausa
keganasan dan nonkeganasan / intermiten seperti pada nyeri kepala migren
vekuren. [2]
Nyeri Somatik Superficial (kulit)
Berasal dari struktur-struktur superficial kulit dan jaringan subkutis.
Stimulus yg efektif untuk menimbulkan nyeri dikulit dapat berupa
ramgsangan mekanis,suhu,kimiawi atau listrik. Apabila hanya kulit yang
terlibat, nyeri sering dirasakan sebagai menyengat, tajam, mengiris atau
seperti terbakar, tetapi apabila pebuluh darah ikut berperan menimbulkan
nyeri, sifat nyeri menjadi berdenyut. [2]
Nyeri Somatik Dalam
Mengacu kepala nyeri yang berasal dari otot, tendon, ligamentum, tulang,
sendi dan artero. Nyeri di rasakan lebih difus daripada kulit dan cenderung
menyebar ke daerah sekitarnya. [2]
Nyeri Visera
Mengacu kepala nyeri berasal dari organ-organ tubuh reseptor nyeri visera

8
lebih jarang dibandingkan dengan reseptor nyeri somatik dan terletak di
banding otot organ-organ berongga (lambung,kandung empedu,saluran
empedu,ureter,kandung kemih) dan di kapsul organ-organ padat
(hati,pankreas,ginjal). Visera di persarafi oleh dua rute : melalui saraf-
saraf yang memiliki fungsi autonom (jalur visera sejati) seperti saraf
splanknikus dan melalui saraf-saraf spinal yang mempersarafi struktur
melalui serat simpatis dan parasimpatis aferen biasa,serat tipe C8 sensasi
nyeri yang dihasilkan biasanya memiliki kualitas tumpul / pegal. [2]

Karakteristik Nyeri
Nyeri Cepat
Sinyal yang berasal dari nosiseptor mekanis dan nosiseptor suhu yang di
salurkan melalui serabut A_delta yang bermielin sehingga berjalan dengan
cepat. [3]

Nyeri Lambat
Sinyal yang berasal dari nosiseptor polimodal yang di Salurkan melalui
serabut C yang tidak bermielin sehingga berjalan lambat. [3]

Contoh:

Saat jari tersayat pisau, hal pertama yang akan di rasakan adala nyeri, dan
lokasi nyeri tersebut mudah untuk kita tentukan. Ini adalah jalur nyeri cepat.
Kemudian diikuti dengan sensasi pegal dan kita sulit untuk menentukan lokasi
pegal tersebut.

Ini adalah jalur nyeri lambat yang di aktifkan oleh bahan-bahan kimia
terutama bradikinin (merupakan suatu bahan kimia yang awalnya inaktif yang
kemudian menjadi aktif karena enzin-enzim tertentu). [3]

Reseptor Nyeri
Reseptor merupakan suatu ujung saraf bebas yg berakhir pada kulit untuk
mendeteksi suatu nyeri pada kulit. [4]
Nosiseptor Mekanis berespon terhadap kerusakan mekanis seperti
tersayat, terpkul,dan tercubit.

9
Nosiseptor Suhu berespon terhadap suhu ekstrim seperti panas.
Nosiseptor Polimodal berespon terhadap rangsangan yang merusak,
termasuk bahan kimia iritan yang di keluarkan oleh jaringan yang cidera.

Modalitas Nyeri

Rangsangan Transmisi Cornu Dorsalis Medulla Spinalis Talamus


Cortex Cerebri Persepsi Diskriminasi Nyeri.

Jalur jalur nyeri [4]

Transduksi
Stimulus noksius yg kemudian ditransformasikan menjadi impuls berupa
suatu aktifitas elektrik pada ujung bebas saraf sensorik.
Transmisi
Propagasi atau perambatan dari impuls tersebut pada sistem saraf sensorik.
Modulasi
Proses interaksi antara sistem analgesik endogen dengan input nyeri yang
masuk dikornu posterior medula spinalis.
Perspektif
Adanya interaksi antara transduksi dan modulasi yang kemudian
membentuk suatu pengalaman emosional yang subjektif.

Perbedaan Nyeri Nosiseptik dan Nyeri Neuropatik [2]


Nyeri Nosiseptik
Adalah suatu nyeri yang di timbulkan oleh suatu rangsangan reseptor.

Nyeri Neuropatik
Nyeri ini berasal dari saraf perifer di sepanjang perjalanannya atau dari Sistem
Saraf Pusat (SSP) karena gangguan fungsi, tanpa melibatkan eksitasi reseptor
nyeri spesifik (nosiseptor). Nyeri neuropatik sering memiliki kualitas seperti
terbakar, perih atau seperti tersengat listrik. Nyeri neuropatik dapat terjadi
akibat lesi di SSP (nyeri sentral) atau kerusakan saraf perifer (nyeri perifer).
sehingga kemampuan serat saraf menghantarkan informasi sensorik terganggu

10
(misalnya neuralgia pasca herpes,neuropati diabetes,ticdouloureux).

2.3 Histologi SST

Ganglion Sensoris
Menerima impuls afferent yang menuju sistem saraf pusat.
Berhubungan dengan saraf cranial (ganglia cranial) dan radix dorsal saraf
spinal (ganglia spinalis).
Disangga oleh simpai dan kerangka jaringan ikat khusus yang
berhubungan langsung dengan lapisan jaringan ikat saraf.
Neuron ganglia merupakan neuron pseudounipolar dan meneruskan
informasi dari ujung saraf ganglion ke substantia grisea medulla spinalis
melalui sinaps dengan neuron setempat. [5]

Ganglion otonom

Pelebaran berbentuk bulbus pada saraf otonom.


Beberapa ganglia berada pada organ-organ tertentu terutama pada dinding
saluran cerna, tempat ganglia tersebut membentuk ganglia intramural.
Menggunakan sirkuit neuron ganda.
Mediator kimiawi yang terdapat dalam vesikel sinaptic disemua axon
praganglionic adalah asetilkolin.
Saraf otonom terdiri atas sistem saraf otonom dengan dua bagian yang
disebut cabang simpatis dan parasimpatis. [5]

Tractus

[5]
Substantia alba terdiri dari

Columna anterior

11
Terletak tiap sisi sulcus medianus anterior dengan tempat keluarnya radix
anterior.

Terdapat beberapa tractus : [5]

olivospinalis

vestibulospinalis

tectospinalis corticospinalis anterior

sphinothalamicus anterior

Columna lateral

Terletak diantara tempat keluar radix anterior dengan tempat masuk


posterior.

Terdapat beberapa tractus :

sphinoolivarius

sphino cerebellaris anterior

sphino cerebellaris posterior

sphinothalamicus lateral

corticospinal lateral

rubro spinal

Columna posterior

Terletak diantara sulcus medianus posterior dan tempat masuknya radix


posterior.

Terdapat beberapa tractus :

vasciculus cuneatus

vasciculus gracilis

12
2.4 Patofisiologi
Herpes Zoster
Herpes Zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh virus variccela-
zoster. Setelah seseorang menderita cacar air, virus varicella-zoster akan
menetap dalam kondisi dorman (tidak aktif atau laten) pada satu atau lebih
ganglia (pusat saraf) posterior. Apabila seseorang mengalami penurunan
imunitas seluler maka virus tersebut dapat aktif kembali dan menyebar
melalui saraf tepi ke kulit sehingga menimbulkan penyakit herpes zoster.
Di kulit, virus akan memperbanyak diri (multiplikasi) dan membentuk
bintil-bintil kecil berwarna merah, berisi cairan, dan menggembung pada
daerah sekitar kulit yang dilalui virus tersebut. Herpes zoster cenderung
menyerang orang lanjut usia dan penderita penyakit imunosupresif (system
imun lemah) seperti penderita AIDS, leukemia, lupus, dan limfoma. [1]

Epidemologi
Herpes zoster ditularkan antar manusia melalui kontak langsung,
salah satunya adalah transmisi melalui pernafasan sehingga virus tersebut
dapat menjadi epidemik diantara inang yang rentan. Resiko terjangkit
herpes zoster terkait dengan pertambahan usia. Hal ini berkaitan adanya
immunosenescen, yaitu penurunan sistem imun secara bertahap sebagai
bagian dari proses penuaan. Selain itu, hal ini juga terkait dengan
penurunan jumlah sel yang terkait dalam imunitas melawan virus
varicella-zoster pada usia tertentu. Penderita imunosupresi, seperti pasien
HIV/AIDS yang mengalami penurunan CD4 sel-T, akan berpeluang lebih
besar menderita herpes zoster sebagai bagian dari infeksi oportunistik. [1]

Gejala
Pada awal terinfeksi virus tersebut, pasien akan menderita rasa sakit
seperti terbakar dan kulit menjadi sensitif salama beberapa hari hingga
satu minggu. Penyebab terjadinya rasa sakit yang akut tersebut sulit
dideteksi apabila ruam (bintil merah pada kulit) belum muncul. Ruam
shingles mulai muncul dari lepuhan (blister) kecil di atas dasar kulit merah

13
dengan lepuhan lainnya terus muncul dalam 3-5 hari. Lepuhan atau bintil
merah akan timbul mengikuti saraf dari sumsum tulang belakang dan
membentuk pola seperti pita pada area kulit. Penyebaran bintil-bintil
tersebut menyerupai sinar (ray-like) yang disebut pola dermatomal. Bintil
akan muncul di seluruh atau hanya sebagian jalur saraf yang terkait.
Biasanya, hanya satu saraf yang terlibat namun di beberapa kasus bias
jadi lebih dari satu saraf ikut terlibat. Bintil atau lepuh akan pecah dan
berair, kemudian daerah sekitarnya akan mengeras dan mulai sembuh.
Gejala tersebut akan terjadi dalam selama 3-4 minggu. Pada sebagian kecil
kasus, ruam tidak muncul tetapi hanya ada rasa sakit. [1]

Pengobatan
Pengobatan terhadap herpes zoster terdiri dari tiga hal utama yaitu
pengobatan infeksi virus akut, pengobatan rasa sakit akut yang berkaitan
dengan penyakit tersebut, dan pencegahan terhadap neuralgia pascaherpes.
Penggunaan agen antiviral dalam kurun waktu 72 jam setelah terbentuk
ruam akan mempersingkat durasi terbentuknya ruam dan meringankan
rasa sakit akibat ruam tersebut. Apabila ruam telah pecah, maka
penggunaan antiviral tidak efektif lagi. Contoh beberapa antiviral yang
buasa digunakan untuk perawatan herpes zoster adalah Acyclovir,
Famciclovir, dan Valacyclovir.
Untuk meringankan rasa sakit akibat herpes zoster, sering digunakan
kortikosteroid oral (contoh predniosone). Sedangkan untuk mengatasi
neuralgia pascaherpes digunakan analgesic(Topic agents), antidepresan
trisiklik, dan antikonvulsan(anti kejang). Contoh analgesic yang sering
digunakan adalah krim(lotion) yang mengandung senyawa calamine,
kapsaisin, dan xylocaine. Antidepresan tersiklik dapat aktif mengurangi
sakit akibat neuralgia pascaherpes karena menghambat penyerapan
kembali neurotransmitter serotonin dan norepinefrin. Contoh antidepresan
tersiklik yang digunakan untuk perawatan herpes zoster adalah
Amitriptyline dan Nortriptyline. Untuk mengontrol sakit neuropatik,

14
digunakan antikonvulsan seperti Phenytoin, carbamazapine, dan
gabapentin. [1]

Pencegahan
Untuk mencegah herpes zoster, salah satu cara yang dapat
ditempuh adalah pemberian vaksinasi. Vaksin berfungsi untuk
meningkatkan respon spesifik limfosit sitotoksit terhadap virus tersebut
pada pasien seropositif usia lanjut. Vaksin herpes zoster dapat berupa virus
herpes zoster yang telah dilemahkan atau komponen seluler virus tersebut
yang berperan sebagai antigen. Penggunaan virus yang telah dilemahkan
telah terbukti dapat mencegah atau mengurangi resiko terkena penyakit
tersebut pada pasien yang rentan, yaitu orang lanjut usia dan penderita
imunokompeten, serta imunosupresi. [1]

2.5 Obat Anti Nyeri Nociceptik

1. NSAID ( Non Steroid Anti Inflamatory Drug )


Merupakan obat yang bisa menghambat rasa nyeri, terutama nyeri
yang disebabkan oleh inflamasi. Contoh dari NSAID adalah ibuprofen dan
aspirin.
Adapun mekanisme kerja dari obat ini adalah dengan cara
menghambat sintesis prostaglandin. Ketika terjadinya nyeri, prostaglandin
ini terangsang untuk diekspresikan sehingga mempercepat penyampaian
rasa nyeri. Makin banyak prostaglandin yang terbentuk, maka akan makin
cepat rasa nyeri akan di sampaikan. Sebaliknya, jika pembentukan
prostaglandin terinhibisi, maka penyampaian sensasi nyeri akan terhambat.
Oleh karena itu, para ilmuwan memanfaatkan keadaan demikian untuk
menciptakan obat yang bisa menghambat terbentuknya prostaglandin.
Begitulah cara kerja dari obat NSAID. [6]

15
2. Analgesik Non-opioid
Obat lainnya yang fungsinya sama seperti golongan NSAID yaitu
asetaminofen dan oains. Obat ini juga menghambat sintesa prostaglandin.
Tapi apabila obat ini diberikan secara berlebihan , maka akan terjadi iritasi
pada organ-organ Gastrointestinal. Adapun fungsi baik dari prostaglandin
ini adalah melindungi mukosa lambung dan filtrasi glomerulus. [6]

Obat anti nyeri neuropatik


1. Antivirus acyclovir
Pada nyeri neuropatik, digunakan obat antivirus karena nyeri ini
disebabkan oleh oleh virus yang menetap didalam tubuh. Tujuan
pemberian antivirus adalah untuk membunuh virus tersebut sehingga
nyeri nya bisa hilang. [6]

2. Analgesik Opioid
Golongan obat ini merupakan analgesic kuat sehingga bisa
membantu menangani nyeri neuropatik. Adapun contoh dari obat ini
adalah morfin dan opium. Obat ini merupakan opioid eksogen. Cara
kerja dari obat ini adalah dengan cara berikatan dengan reseptor opioid
endogen. Reseptor ini berada pada bagian substansia gelatinosa,
system limbic dan thalamus. Sehingga apabila reseptor itu diikat oleh
opioid endogen, maka penyampaian impuls nyeri tidak akan
tersampaikan ke otak. [6]

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan kasus ini, kita mengetahui bahwa secara


anatomi, Sistem Saraf Tepi terdiri atas Nervus Cranialis I XII yang memiliki
sifat dan fungsi masing-masing dan saling berhubungan. Hal ini tentu juga akan
berhubungan saat kita berbicara nyeri. Nyeri merupakan sensasi yang tidak
menyenangkan yang terjadi bila kita mengalami cidera atau kerusakan pada
jaringan tubuh. Nyeri dibagi menjadi dua, yaitu Nyeri Nosiseptik yang merupakan
suatu nyeri yang di timbulkan oleh suatu rangsangan reseptor. Dan Nyeri
Neuropatik yang berasal dari saraf perifer di sepanjang perjalanannya atau dari
Sistem Saraf Pusat (SSP) karena gangguan fungsi, tanpa melibatkan eksitasi
reseptor nyeri spesifik (nosiseptor).

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Snell, Richard. 1996. Neuro Anatomi Klinik. Jakarta : EGC


2. Ganong. 2006. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
3. Guyton, Hall. 2007. Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
4. Sherwood,L.2008. Human Physiologi (The Central Nervosum System).
Jakarta : EGC
5. Junqueira. 2007. Histologi 12th Edition. Jakarta : EGC
6. Bertram. 2006. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta : EGC

18

Anda mungkin juga menyukai