Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PRE-LAB
1. Jelaskan prinsip evaluasi daya cerna protein secara in vitro?
Menurut Chadradewi (2012), penentuan daya cerna protein secara in vitro dilakukan
berdasarkan prinsip absorbansi dengan menggunakan indikator yaitu pereaksi biuret dan
peptida, dimana pereaksi biuret akan memberikan warna pada asam amino dan peptida
merupakan hasil hidrolisis sampel oleh enzim. Adanya perbedaaan intensitas warna
menunjukkan perbedaan kandungan asam amino dan peptida di dalam sampel. Nilai
absorbansi berbanding lurus dengan jumlah asam amino dan peptida di dalam larutan.
Nilai absorbansi sampel yang telah dikurangi dengan nilai absorbansi blanko kemudian
dibandingkan dengan nilai absorbansi kasein sebagai kontrol untuk menentukan daya
cerna protein tersebut secara relatif terhadap kasein.
2
5. Tuliskan komposisi asam amino protein susu!
Komposisi asam amino protein susu menurut (Hurrel, 2006):
No. Jenis Asam Amino Kadar (satuan)
1 Valine 192
2 Tyrosine 152
3 Glycine 75
4 Leucine 265
5 Lysine 140
6 Methionine 75
7 Cystine 103
8 Phenylalanine 147
9 Threonine 143
3
6. Mengapa komposisi asam amino mempengaruhi daya cerna protein?
Komposisi asam amino berpengaruh terhadap daya cerna protein karena protein
akan mudah dicerna apabila jumlah asam amino yang terkandung dalam jumlah yang
banyak dan sebaliknya. Daya cerna protein akan tinggi apabila mengandung asam-asam
amino essensial dengan susunan yang lengkap, komposisi yang sesuai dengan kebutuhan
tubuh, serta asam-asam amino tersebut dapat digunakan oleh (Wiwik, 2010).
Tanggal Nilai
4
Tinjauan Pustaka
Metode Bradford
Metode Bradford merupakan metode yang digunakan dalam penentuan
kadar protein suatu bahan. Prinsip kerja metode Bradford didasarkan pada
peningkatan secara langsung zat warna Coomasie Brilliant Blue G250 (CBBG) oleh
protein yang mengandung residu asam amino dengan rantai samping aromatik
(tyrosine, tryptophan, dan phenilalanine) atau bersifat basa (arginine, histidine,
dan leusin). Reagen CBBG bebas berwarna merah-kecokelatan (Imaks 465 nm),
sedangkan dalam suasana basa reagen CBBG akan berada dalam bentuk anion yang
akan mengikat protein membentuk warna biru (I maks 595nm). Metode ini digunakan
karena cara pewarnaannya yang praktis dan memiliki sensitifitas yang tinggi (mampu
mendeteksi sampel yang mengandung protein kurang dari 0,01 mg/ml) (Astawan,
2012). Rumus perhitungan metode Bradford:
Kedelai mentah
Kedelai rendam
Kedelai rebus
Kedelai sangrai
Kecambah kedelai
Tempe kedelai
11. Diantara proses pengolahan yang dilakukan, pengolahan mana yang menyebabkan
peningkatan daya cerna protein yang paling banyak dan paling sedikit? Mengapa
demikian?
12. Data daya cerna dengan kadar tanin
Jenis Sampel Kadar Tanin Daya Cerna Protein (%)
Kedelai mentah
Kedelai rendam
Kedelai rebus
Kedelai sangrai
Kecambah kedelai
Tempe kedelai
13. Hubungan antara kadar tanin dengan daya cerna protein. Buat regresi sederhana antara
kadar tanin dan daya cerna protein. Bagaimana hasilnya? Apakah kadar tanin
mempengaruhi daya cerna protein? Jelaskan alasannya!
15. Hubungan antara kadar asam fitat dengan daya cerna protein. Buat regresi sederhana
antara kadar asam fitat dan daya cerna protein. Bagaimana hasilnya? Apakah kadar asam
fitat mempengaruhi daya cerna protein? Jelaskan alasannya!
16. Tuliskan data hasil pengukuran berat protein filtrat hasil hidrolisis enzim!
Susu cair
Susu bubuk
Yogurt
19. Mengapa terjadi perbedaan daya cerna protein antara susu cair, susu bubuk,dan susu
yogurt? Mana yang paling tinggi dan paling rendah? Jelaskan!
20. Mengapa terjadi perbedaan daya cerna protein antara daging mentah, daging rebus dan
abon daging ? Mana yang paling tinggi dan paling rendah? Jelaskan
21. Mengapa terjadi perbedaan daya cerna protein antara susu cair dan daging rebus?
Jelaskan!
Kesimpulan
Daftar Pustaka