SUSITO, SKM,M.Kes
DISUSUN OLEH
KELAS KARYAWAN KELOMPOK I
Bismillahirrohmanirohim
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat rahmat dan Hidayah-Nya lah,
sehingga kami menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Bapak Susito, SKM.M.Kes selaku
dosen pembimbing Mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan tentang FALSAFAH DAN
PARADIGMA KEPERAWATAN.
Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna dan masih banyak kekurangan
sehingga membutuhkan saran serta kritik yang membangun agar nantinya juga dapat
menambah ilmu pengetahuan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, Amin yarobbal allamin.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
BAB II MATERI
A. Falsafah Keperawatan
1. Pengertian Falsafah Keperawatan
2. Tujuan Falsafah Keperawatan
B. Paradikma Keperawatan
1. Pengertian Paradikma Keperawatan
C. Komponen Paradigma Keperawatan
1. Konsep Manusia
2. Konsep Keperawatan
3. Konsep Sehat Sakit
4. Konsep Sehat
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Praktek keperawatan ditentukan dalam standar organisasi profesi dan system pengaturan serta
pengendaliannya melalui perundangundangan keperawatan (Nursing Act), dimanapun
perawat itu bekerja (PPNI, 2000). Keperawatan hubungannya sangat banyak keterlibatan
dengan segmen manusia dan kemanusiaan, oleh karena berbagai masalah kesehatan actual
dan potensial. Keperawatan memandang manusia secara utuh dan unik sehingga praktek
keperawatan membutuhkan penerapan ilmu Pengetahuan dan keterampilan yang kompleks
sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan objektif pasien/klien. Keunikan hubungan perawat
dan klien harus dipelihara interaksi dinamikanya dan kontuinitasnya.
MATERI
A. Falsafah Keperawatan
1. Pengertian Falsafah Keperawatan
Falsafah adalah pengetahuan dan penyelidikan denga akal budi mengenai sebab-
sebab, azas-azas, hukum,dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam
semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu (WJS Poerwadarminta).
Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia dan esensi
keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan.
Keperawatan bersifat universal dalam arti tidak membedakan atas ras, jenis kelamin,
usia, warna kulit, etik, agama, aliran politik, dan status sosial ekonomi. Keperawatan
adalaFalsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari
realitas, serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasarkan pada
alasan logis daripada metoda empiris.
Falsafah keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) :Roy memiliki delapan
falsafah, empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan empat berdasarkan
prinsip falsafah veritivity. Falsafah humanisme/ kemanusiaan mengenali manusia
dan sisi subyektif manusia dan pengalamannya sebagai pusat rasa ingin tahu dan rasa
menghargai.
1) Saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif yang digunakan untuk
mengetahui masalah yang dihadapi, mencari solusi
2) Pertingkahlaku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar memenuhi hukum
aksi-reaksi
3) Memiliki holism intrinsik
4) Berjuang untuk mempertahankan integritas dan memahami kebutuhan untuk
memiliki hubungan dengan orang lain veritivity. Berarti kebenaran, yang
bermaksud mengungkapkan keyakinan Roy bahwa ada hal yang benar absolut. Ia
mendefinisikan veritivity sebagai prinsip alamiah manusia yang mempertegas
tujuan umum keberadaan manusia.
Empat falsafah yang berdasarkan prinsip veritivity adalah sebagai berikut ini
Individu dipandang dalam konteks
B. Paradikma Keperawatan
1. Pengertian Paradigma Keperawatan
Paradigma keperawatan sebagai pandangan fundamental tentang persoalan dalam
suatu cabang ilmu pengetahuan(Masterman,1970).
Paradigma sebagai suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tanggi dan sangat
menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar khas
dalam memikirkan,memyikapi dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau
fenomena kehidupan manusia.
Ritzer dalam zamroni, membuat pengertian tentang paradigma yaitu pandangan yang
mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang
semestinya dipelajari oleh salah satu cabang atau disiplin ilmu pengetahuan. Dari
pengertian ini dapat disimpulkan, dalam suatu cabang ilmu pengetahuan dimungkinkan
terdapat beberapa paradigma. Artinya dimungkinkan terdapatnya beberapa komunitas
ilmuwan yang masing-masing berbeda titik pandangnya tentang apa yang menurutnya
menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari dan diteliti oleh cabang ilmu
pengetahuan tersebut. (ahmad sihabudin dalam Jurnal Kampus Tercinta, 1996 : 43).
Paradigma keperawatan menurut Gaffar, 1997, adalah cara pandang yang mendasar
atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih
tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan demikian
paradigma keperawatan berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam melaksanakan
praktek keperawatan yang bersifat professional.
Penjelasan paradigma fakta sosial berasal dari pendapat Durkheim. Fakta sosial
dianggap sebagai barang sesuatu yang berbeda dengan ide yang menjadi obyek
penyelidikan seluruh ilmu pengetahuan dan tidak dapat dipahami melalui kegiatan
mental murni. Tetapi untuk memahaminya diperlukan penyusunan data riil di luar
pemikiran manusia.
1) Bentuk material, berupa barang sesuatu yang dapat dilihat, ditangkap dan
diobservasi.
2) Dalam bentuk non material, merupakan fenomena yang terkandung dalam diri
manusia hanya muncul dalam kesadaran manusia (zamroni, 1992:24)
Penjelasan paradigma definisi sosial bersumber dari karya Weber yang konsepsinya
tentang fakta sosial sangat berbeda dengan konsep Durkheim. Weber tidak
memisahkan antara struktur sosial dengan pranata sosial karena keduanya sama-sama
membantu untuk membentuk tindakan manusia yang penuh makna (Zamroni, 1992 :
53).
Komponen ini merupakan komponen pertama sebagai salah satu fokus dari pelayanan
keperawatan. Manusia bertindak sebagai klien, dalam konteks paradigma keperawatan
ini bersifat individu, kelompok dan masyarakat daam suatu sistem yang meliputi:
2. Konsep keperawatan
Konsep ini adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat profesional dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia yang dapat ditunjukkan kepada individu,keluarga
atau masyarakat dalam rentang sehat sakit. Dengan demikian konsep ini memandang
bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan pada klien dalam bentuk
pemberian asuhan keperawatan adalah dalam keadaan tidak mampu,tidak mau dan
tidak tahu dalam proses pemenuhan kebutuhan dasar.
Komponen ini memandang bahwa keperawatan itu bahwa bentuk pelayanan yang
diberikan pada manusia dalam rentang sehat sakit.
4. Konsep Sehat (Travis and Ryan, 1998) :
1) Rentang sehat
Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal,sehat sekali dan
sejahtera. Dikatakan sehat bukan hanya bebas dari penyakit akan tetapi juga
meliputi aspek fisik,emosi,sosial dan spiritual. Maka dapat diketahui
karakteristik sehat sebenarnya adalah, pertama memiliki kemampuan
merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia. Kedua, memiliki
pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan dan ketiga, memiliki
hidup yang kreatif dan produktif keyakinan terhadap kesehatan adalah
pendapat, keyakinan, dan sikap seseorang terhadap sehat dan sakit. Keyakinan
terhadap kesehatan didasarkan informasi yang faktual/kesalahan informasi,
pikiran sehat/mitos, dan kenyataan atau harapan yang salah. Karena keyakinan
terhadap kesehatan biasanya mempengaruhi perilaku sehat, maka keyakinan
tersebut dapat berpengaruh secara positif/negatif terhadap tingkat kesehatan
klien.
a) Perkembagan
Hal ini dapat juga mempengaruhi proses perubahan bahan status kesehatan
seseorang karena akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga
dapat menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan.
e) Keturunan
f) Lingkungan
g) Pelayanan
2) Rentang sakit
a) Tahap gejala
d) Tahap penyembuhan
e) Konsep lingkungan