PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alat berat yang kita kenal didalam ilmu teknik sipil adalah alat yang
digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan
suatu struktur atau dalam suatu proyek. Keberhasilan suatu proyek dapat diukur
dari dua hal, yaitu keuntungan yang didapat serta ketepatan waktu penyelesaian
proyek Soeharto (1997). Keduanya tergantung pada perencanaan yang cermat
terhadap metode pelaksanaan, penggunaan alat dan penjadwalan.
Apabila penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan
situasi dilapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain
rendahnya produksi, tidak tercapainya jadwal atau target yang telah ditentukan,
atau kerugian perbaikan yang tidak semestinya. Alat konstruksi atau sering juga
disebut dengan alat berat menurut Asiyanto (2008), merupakan alat yang sengaja
diciptakan/ didesain untuk dapat melaksanakan salah satu fungsi/ kegiatan proses
konstruksi yang sifatnya berat bila dikerjakan oleh tenaga manusia, seperti :
mengangkut, mengangkat, memuat, memindah, menggali, mencampur, dan
seterusnya dengan cara mudah, cepat, hemat dan aman.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang alat berat excavator
.Adapun data yang didapat yaitu dengan cara metode pengumpulan data,
berdasarkan hal tersebut, tujuan yang ingin dicapai adalah menghitung anggaran
biaya berdasarkan Pedoman Harga Satuan (PHS) dan Produktivitas Kerja Alat
backhoe sehingga pelaksanaan proyek lebih optimal. Data yang diperoleh
dianalisa untuk mendapatkan hasil produktivitas, jumlah alat berat yang dipergunakan
dan jumlah biaya sewa alat.
Dengan latar belakang diatas perlu dilakukan penelitian untuk memperoleh
hasil yang tepat yang dilihat dari segi waktu dan biaya pemakaian alat berat
backhoe untuk proses perataan tanah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Berapa waktu yang di butuhkan excavator pada pengerjaan
proyek.
2. Bagaimana Produktivitas dari excavator pada pengerjaan
proyek.
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui waktu yang di
butuhkan excavator pada pengerjaan proyek dan untuk mengetahui Produktivitas
dari excavator pada pengerjaan proyek.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Proyek Konstruksi
B. Konsep Biaya
a. Biaya Proyek
Biaya proyek merupakan hal yang penting selain waktu, kedua hal ini
berkaitan erat dan dipengaruhi oleh metode pelaksanaan, pemakaian peralatan,
bahan, dan tenaga kerja yang dipakai. Dengan adanya persaingan harga dalam
suatu tender maka perlu adanya estimasi yang tepat dan akurat, dan harus dimulai
sejak pelaksanaan tender dimulai, sebab biaya yang disetujui dalam kontrak tidak
dapat diubah tanpa adanya sebab yang tepat. Untuk itu diperlukan perhitungan
analisa, dan pengalaman kerja yang banyak supaya tidak mengalami kerugian di
kemudian hari. Menurut Ervianto (2002), Biaya konstuksi dapat dibagi menjadi
dua macam yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung, sebagai berikut :
Biaya Langsung
Adalah biaya yang langsung berhubungan dengan konstruksi atau
bangunan yang didapat dengan mengalikan volume pekerjaan dengan
harga satuan pekerjaan tersebut. Biaya langsung terdiri atas:
1. Biaya bahan bangunan
2. Upah Buruh
3. Biaya Peralatan
Biaya Tak Langsung
Adalah biaya yang tidak secara langsung berhubungan dengan konstruksi,
tapi harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari proyek tersebut. Biaya tak
langsung meliputi :
1. Biaya overhead, adalah biaya untuk menjalankan suatu
usaha di lapangan.
2. Biaya tak terduga, adalah biaya untuk kejadian yang
mungkin terjadi atau tidak terjadi.
3. Keuntungan, adalah hasil jerih payah keahlian ditambah
hasil dari faktor resiko.
b. Biaya Peralatan
Biaya peralatan meliputi biaya sewa alat, biaya mobilisasi dan
demobilisasi, biaya erection (Pasang), biaya dismantle (bongkar), biaya peralatan
penunjang serta biaya pengoperasian alat, yaitu :
1. Pembelian bahan baker
FOM = FW x PB x DK
Dimana:
FOM = Faktor operasi mesin/siklus waktu operasi
FW = Faktor waktu/ waktu efisiensi operasi
PB = Kondisi standart pemakaian bahan bakar per DK
- bensin = 0,06 gal /DKRG = 0,3 liter / DK / jam
- Diesel = 0,04 gal /DKRG = 0,2 liter / DK /jam
DK = standar mesin
2. Pembelian pelumas
Jumlah minyak pelumas yang digunakan oleh mesin akan
berubah ubah terhadap ukuran mesin. Kebutuhan pelumas tiap
jamnya berbanding lurus dengan kekuatannya :
Q= +
195,5
Q = jumlah pemakaian galon perjam
DK = daya kuda standart mesin
C = kapasitas karter mesin
f = faktor pengoperasian
t = lama penggunaaan pelumas
3. Biaya Operator
Biaya operator meliputi upah serta biaya ekstra untuk
asuransi bila ada. Biaya operator perjam dapat dihitung dengan
pendekatan rumus (Sulistiono, 1996 : 154).
4. Biaya Perbaikan
Biaya perbaikan ini merupakan biaya perbaikan dan
perawatan alat sesuai dengan kondisi operasinya. Makin keras alat
bekerja per jam makin besar pula biaya operasinya.
5. Biaya Pembelian Suku Cadang
Biaya pembelian suku cadang merupakan biaya yang
dikeluarkan di lapangan apabila terjadi kerusakan/penggantian
komponen peralatan pada saat pelaksanaan pekerjaan.
7. Dan lain-lain.
C. Konsep Waktu
D. Alat Berat
E. Sumber Peralatan
F. Produktivitas
G. Ekskavator/ backhoe
Excavator (ekskavator) adalah alat berat yang terdiri dari lengan (arm),
boom (bahu) serta bucket (alat keruk) dan digerakkan oleh tenaga hidrolis yang
dimotori dengan mesin diesel dan berada di atas roda rantai (trackshoe).
Excavator merupakan alat berat paling serbaguna karena bisa menangani berbagai
macam pekerjaan alat berat lain.
Sesuai dengan namanya (excavation), alat berat ini memiliki fungsi utama
untuk pekerjaan penggalian. Namun tidak terbatas itu saja, excavator juga bisa
melakukan pekerjaan kontruksi seperti membuat kemiringan (sloping), memuat
dumptuck (loading), pemecah batu (breaker), dan sebagainya. Karena perannya
yang multifungsi, maka excavator selalu ditampilkan dalam segala jenis pekerjaan
berat baik di darat maupun di atas air.
Di Indonesia, excavator sering disebut bego/beko, yang diambil dari
bahasa inggris backhoe yang berarti aktor belakang. Backhoe sendiri adalah
excavator mini yang ditempelkan di belakang mesin tracktor dan biasanya
digunakan untuk pekerjaan di lahan-lahan pertanian di Amerika Serikat.
Ada dua tipe Excavator yaitu: (1) Excavator yang berjalanmenggunakan
roda kelabang (Crawler Excavator) dan (2) Excavator yang menggunakan
rodakaret dipompa (Wheel Excavator ). Excavator digunakan untuk pekerjaan-
pekerjaan seperti :
Excavating (menggali)
Loading (memuat material)
Lifting (mengangkat beban)
Hammering (menghancurkan batuan)
Drilling (mengebor), dan lain sebagainya.
a. Jenis
Karena perbedaan kebutuhan dalam pemakaian Excavator dalam suatu
bidang industri, sehingga Excavator dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis berdasarkan jenis bucketnya, antara lain :
1. Standart Bucket : adalah jenis bucket yang sering digunakan
karena flexible untuk beberapa kondisi pekerjaan.
12. Magnet fork excavator : didasarkan pada lifting magnet dan fork
yang memberikan performa pengoperasian dalam penanganan
potongan-potongan material, yaitu mengkombinasikan kekuatan
magnet dan fork.
Backhoe sering juga disebut pull shovel adalah alat dari golongan
shovel yang dibuat khusus untuk menggali material dibawah permukaan tanah
atau dibawah tempat kedudukan alatnya. Galian dibawah permukaan ini misalnya
parit, lubang untuk pondasi bangunan, lubang galian pipa dan sebagainya.
Keuntungan backhoe ini jika dibandingkan dengan dragline dan clamshell adalah
backhoe dapat menggali sambil mengatur dalamnya galianyang lebih baik. Karena
kekauan konstruksinya, backhoe ini lebih menguntungkan untuk penggalian
dengan jarak dekat dan memuat hasil galian kedalam truk.
BAB III
METODOLOGI
Flowchart :
Mulai
Studi Peralatan
Kesimpulan
n
BAB IV
ANALISA DATA
A. Data umum proyek
Nama proyek : Tol Palindra (Palembang-Indralaya)
Lokasi : KM.0, Jl. Keramasan Jaka Baring
Kec. Pemulutan.
Pemilik Proyek : PT. Hoetama Karya
Konsultan Perencana : PT. Hoetama Karya
Project Manager : PT. Hoetama Karya
Fungsi Pembangunan : Jalan Tol
Lingkup Pekerjaan : Struktur Jalan
Total Volume Galian : 1000 m3
Sehingga
1000
Volume galian per-hari : = 33,33 m3 / hari
30
B. Data Alat
Nama alat : Backhoe
Tipe alat : Cat 320D-2
Volume bucket : 1 m3
Kondisi alat : Baik sekali
Jenis tanah : Pasir / Tanah merah
Kondisi operator : Baik
Faktor bucket :1
Efisiensi kerja :1
Waktu muat : 12 detik
Waktu putar dengan muatan : 7 detik
Waktu putar kembali : 5 detik
Waktu buang : 4 detik
Waktu bongkar : 4 detik
S ( sudut putaran ) : 1,03 ( tabel 2.8 )
Lama pekerjaan : 8 jam/hari
Jadi, dari data yang di dapat, dapat diperoleh perhitungan produktifitas dan
waktu yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini.
Produktifitas
CT = waktu muat + waktu putar dengan muatan + waktu putar kembali + waktu
buang + waktu bongkar
= 12 + 7 + 5 + 4 + 4
= 32 detik 0,53 menit
60
Q1 = V x x S x BFF x efisiensi
CT
60
= 1x x 1,03 x 1 x 1
0,53
= 116,60 m3 / jam
Untuk produktifitas per hari adalah 116,60 m3 / jam x 8 jam / hari = 932,8 m3 /
hari.
A. Kesimpulan
B. Saran