Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Alat berat yang kita kenal didalam ilmu teknik sipil adalah alat yang
digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan
suatu struktur atau dalam suatu proyek. Keberhasilan suatu proyek dapat diukur
dari dua hal, yaitu keuntungan yang didapat serta ketepatan waktu penyelesaian
proyek Soeharto (1997). Keduanya tergantung pada perencanaan yang cermat
terhadap metode pelaksanaan, penggunaan alat dan penjadwalan.

Apabila penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan
situasi dilapangan pekerjaan akan berpengaruh berupa kerugian antara lain
rendahnya produksi, tidak tercapainya jadwal atau target yang telah ditentukan,
atau kerugian perbaikan yang tidak semestinya. Alat konstruksi atau sering juga
disebut dengan alat berat menurut Asiyanto (2008), merupakan alat yang sengaja
diciptakan/ didesain untuk dapat melaksanakan salah satu fungsi/ kegiatan proses
konstruksi yang sifatnya berat bila dikerjakan oleh tenaga manusia, seperti :
mengangkut, mengangkat, memuat, memindah, menggali, mencampur, dan
seterusnya dengan cara mudah, cepat, hemat dan aman.

Pada umumnya untuk setiap pekerjaan bangunan teknik sipil selalu


menggunakan alat berat dengan berbagai bagai kegunaannya. Selain itu
pekerjaan teknik sipil pasti berkaitan dengan masalah pekerjaan tanah, baik
pengerjaan pemindahan tanah, penggalian tanah, memadatkan tanah dan
pekerjaan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan tanah.

Pekerjaan pembuatan maupun peningkatan jalan sudah banyak kita


temukan di setiap daerah khususnya daerah terdekat yaitu kota Palembang
Sumatera Selatan dari tahun ke tahun sudah banyak di temukan. Salah satunya
pekerjaan pembuatan Jalan Tol di Palembang Simpang Indralaya. Pada
pembuatan jalan tol tersebut banyak alat berat yang kita jumpai dalam membantu
pelaksanaan pembuatan jalan tersebut. Alat berat yang digunakan dilokasi tersebut
antara lain Bulldozer, Compactor Smooth Drum, Motor Grader, Excavator dan
alat berat lainnya yang dapat membantu pelaksanaan pembuatan jalan tersebut.

Dalam makalah ini kami akan membahas tentang alat berat excavator
.Adapun data yang didapat yaitu dengan cara metode pengumpulan data,
berdasarkan hal tersebut, tujuan yang ingin dicapai adalah menghitung anggaran
biaya berdasarkan Pedoman Harga Satuan (PHS) dan Produktivitas Kerja Alat
backhoe sehingga pelaksanaan proyek lebih optimal. Data yang diperoleh
dianalisa untuk mendapatkan hasil produktivitas, jumlah alat berat yang dipergunakan
dan jumlah biaya sewa alat.
Dengan latar belakang diatas perlu dilakukan penelitian untuk memperoleh
hasil yang tepat yang dilihat dari segi waktu dan biaya pemakaian alat berat
backhoe untuk proses perataan tanah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Berapa waktu yang di butuhkan excavator pada pengerjaan
proyek.
2. Bagaimana Produktivitas dari excavator pada pengerjaan
proyek.

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui waktu yang di
butuhkan excavator pada pengerjaan proyek dan untuk mengetahui Produktivitas
dari excavator pada pengerjaan proyek.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Proyek Konstruksi

Proyek dalam bisnis dan ilmu pengetahuan biasanya didefinisikan sebagai


sebuah usaha kolaboratif dan juga sering kali melibatkan penelitian atau desain
yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Proyek dapat juga
didefinisikan sebagai usaha sementara, termporer, dan bukan permanen, yang
memiliki sasaran khusus dengan waktu pelaksanaan yang tegas.
Dalam Manajemen Proyek, Proyek merupakan sebagai usaha sementara
yang dilakukan untuk menciptakan produk layanan, unik atau hasil. Tujuan
proyek mendefiniskan status target pada akhir proyek, mencapai manfaat yang
dianggap perlu untuk mencapai manfaat yang direncanakan.
Dalam proyek proyek konstruksi dan atau rekayasa, di banyak negara,
khususnya untuk indonesia telah didefinisikan peraturannya dengan Undang
undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999, yang mengharuskan proyek
proyek tersebut harus dilakukan oleh para insinyur terdaftar / perusahaan
konstruksi / rekayasa yang terdaftar.
Menurut Soeharto (1995), proyek memiliki ciri ciri sebagai berikut :
a. Memiliki tujuan khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.
b. Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai
tujuan.
c. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas.
Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas.
d. Non rutin, tidak berulang ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah
sepanjang proyek berlangsung.

B. Konsep Biaya

a. Biaya Proyek
Biaya proyek merupakan hal yang penting selain waktu, kedua hal ini
berkaitan erat dan dipengaruhi oleh metode pelaksanaan, pemakaian peralatan,
bahan, dan tenaga kerja yang dipakai. Dengan adanya persaingan harga dalam
suatu tender maka perlu adanya estimasi yang tepat dan akurat, dan harus dimulai
sejak pelaksanaan tender dimulai, sebab biaya yang disetujui dalam kontrak tidak
dapat diubah tanpa adanya sebab yang tepat. Untuk itu diperlukan perhitungan
analisa, dan pengalaman kerja yang banyak supaya tidak mengalami kerugian di
kemudian hari. Menurut Ervianto (2002), Biaya konstuksi dapat dibagi menjadi
dua macam yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung, sebagai berikut :
Biaya Langsung
Adalah biaya yang langsung berhubungan dengan konstruksi atau
bangunan yang didapat dengan mengalikan volume pekerjaan dengan
harga satuan pekerjaan tersebut. Biaya langsung terdiri atas:
1. Biaya bahan bangunan
2. Upah Buruh
3. Biaya Peralatan
Biaya Tak Langsung
Adalah biaya yang tidak secara langsung berhubungan dengan konstruksi,
tapi harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari proyek tersebut. Biaya tak
langsung meliputi :
1. Biaya overhead, adalah biaya untuk menjalankan suatu
usaha di lapangan.
2. Biaya tak terduga, adalah biaya untuk kejadian yang
mungkin terjadi atau tidak terjadi.
3. Keuntungan, adalah hasil jerih payah keahlian ditambah
hasil dari faktor resiko.

b. Biaya Peralatan
Biaya peralatan meliputi biaya sewa alat, biaya mobilisasi dan
demobilisasi, biaya erection (Pasang), biaya dismantle (bongkar), biaya peralatan
penunjang serta biaya pengoperasian alat, yaitu :
1. Pembelian bahan baker

FOM = FW x PB x DK
Dimana:
FOM = Faktor operasi mesin/siklus waktu operasi
FW = Faktor waktu/ waktu efisiensi operasi
PB = Kondisi standart pemakaian bahan bakar per DK
- bensin = 0,06 gal /DKRG = 0,3 liter / DK / jam
- Diesel = 0,04 gal /DKRG = 0,2 liter / DK /jam
DK = standar mesin

2. Pembelian pelumas
Jumlah minyak pelumas yang digunakan oleh mesin akan
berubah ubah terhadap ukuran mesin. Kebutuhan pelumas tiap
jamnya berbanding lurus dengan kekuatannya :

Q= +
195,5
Q = jumlah pemakaian galon perjam
DK = daya kuda standart mesin
C = kapasitas karter mesin
f = faktor pengoperasian
t = lama penggunaaan pelumas

3. Biaya Operator
Biaya operator meliputi upah serta biaya ekstra untuk
asuransi bila ada. Biaya operator perjam dapat dihitung dengan
pendekatan rumus (Sulistiono, 1996 : 154).

4. Biaya Perbaikan
Biaya perbaikan ini merupakan biaya perbaikan dan
perawatan alat sesuai dengan kondisi operasinya. Makin keras alat
bekerja per jam makin besar pula biaya operasinya.
5. Biaya Pembelian Suku Cadang
Biaya pembelian suku cadang merupakan biaya yang
dikeluarkan di lapangan apabila terjadi kerusakan/penggantian
komponen peralatan pada saat pelaksanaan pekerjaan.

6. Mobilisasi dan Demobilisasi


Biaya mobilisasi dan mobilisasi merupakan biaya yang
dikeluarkan pada saat mendatangkan peralatan ke tempat tujuan
dan mengembalikan ke tempat asal peralatan.

7. Dan lain-lain.

C. Konsep Waktu

Perencanaan merupakan bagian terpenting untuk mencapai keberhasilan


proyek konstruksi. Pengaruh perencanaan terhadap proyek konstruksi akan
berdampak pada pendapatan dalam proyek itu sendiri. Proses perencanaan
nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan kegiatan estimasi dan
penjadwalan dan selanjutnya sebagai tolak ukur untuk pengendalian proyek.
Penjadwalan adalah kegiatan untuk menentukan waktu yang dibutuhkan dan
urutan kegiatan serta menentukan waktu proyek dapat diselesaikan.
Penjadwalan dibutuhkan untuk membantu:
1. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan lainnya dan
terhadapkeseluruhan proyek.
2. Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan diantara
kegiatan.
3. Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistisuntuk tiap
kegiatan.
4. Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya
lainnya dengan cara hal - hal kritis pada proyek
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam membuatjadwal
pelaksanaan proyek :
1. kebutuhan dan fungsi proyek tersebut. Dengan selesainyaproyek
itu proyek diharapkan dapat dimanfaatkan sesuaidengan waktu
yang sudah ditentukan.
2. keterkaitannya dengan proyek berikutnya ataupunkelanjutan dari
proyek selanjutnya.
3. alasan sosial politik lainnya, apabila proyek tersebut
milikpemerintah.
4. kondisi alam dan lokasi proyek.
5. keterjangkauan lokasi proyek ditinjau dari
fasilitasperhubungannya.
6. ketersediaan dan keterkaitan sumber daya material,peralatan, dan
material pelengkap lainnya yang menunjangterwujudnya proyek
tersebut.
7. kapasitas atau daya tampung area kerja proyek terhadapsumber
daya yang dipergunakan selama operasionalpelaksanaan
berlangsung.
8. produktivitas sumber daya, peralatan proyek dan tenagakerja
proyek, selama operasional berlangsung denganreferensi dan
perhitungan yang memenuhi aturan teknis.
9. cuaca, musim dan gejala alam lainnya.
10. referensi hari kerja efektif.

D. Alat Berat

a. Pemilihan Alat Berat


Menurut Benjamin (1991), Pemilihan peralatan untuk suatu proyek
harus sesuai dengan kondisi dilapangan, agar dapat berproduksi seoptimal
dan seefisien mungkin. Faktor faktor yang mempengaruhi yaitu :
a. Spesifikasi alat disesuaikan dengan jenis pekerjaanya, seperti
pemindahan tanah, penggalian , produksi agregat, penempatan
beton.
b. Syarat syarat kerja serta rencana kerja yang tertulis dalam
kontrak.
c. Kondisi lapangan, seperti keadaan tanah, keterbatasan lahan.
d. Letak daerah/ lokasi, meliputi keadaan cuaca , temperature, angin,
ketinggian, sumber daya.
e. Jadwal rencana pelaksanaan yang digunakan.
f. Keberadaan alat untuk dikombinasikan dengan alat yang lain.
g. Pergerakan dari peralatan, meliputi mobilisasi dan demobilisasi.
h. Kemampuan satu alat untuk mengerjakan bermacam macam
pekerjaan.

b. Dasar pengerjaan alat berat


Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi gerakan peralatan
yaitu:
a. Tahanan Gelinding (Rolling Resistance)
b. Landai Permukaan (Grade)
c. Koefisien Traksi
d. Pengaruh Ketinggian
e. Tenaga Tarik (Draw Bar Pull = DBP)
f. Tenaga Roda (Rimpull)
g. Kemampuan Mendaki Ketinggian (Gradability)
h. Temperatur
i. Pengaruh Lain.

c. Alat berat untuk pengerjaan tanah


Alat Pengangkat dan Pemuat
Back Hoe
Power Shovel
Dragline
Clamshell
Loaders
Alat Pengangkut
Dump Truck
Lori
Wagon Trailer
Belt Conveyor
Alat Pemadat
Vibrator Roller
Sheep Foot Roller
Three Wheel Roller
Tandem Roller
Pneumatic Tired Roller

E. Sumber Peralatan

Dalam pelaksanaan pembangunannya, suatu proyek dapat memperoleh


peralatan dengan jalan menyewa maupun membeli. Pada kondisi tertentu,
pembelian perlatan akan menguntungkan secara financial, sedangkan pada kondisi
yang lain akan lebih ekonomis dan efisien untuk menyewanya. Terdapat tiga
alternatif dalam kepemilikan alat, yaitu:
1. Membeli alat konstruksi, umumnya untuk peralatan dengan pemakaian
yang rutin sehingga dengan membeli alat maka biaya penggunaan alat
per jamnya akan lebih rendah.
2. Menyewa peralatan konstruksi (biasanya dengan perjanjian leasing).
Umumnya untuk peralatan konstruksi yang hanya digunakan untuk
pekerjaan dengan waktu relatif singkat. Dengan menyewa,biaya
penggunaan alat per jamnya akan lebih tinggi tetapi resiko terhadap
kontraktor lebih rendah.
3. Menyewa peralatan konstruksi dan merencanakan akan membelinya
kelak. Umumnya disebabkan kondisi keuangan yang kurang
memungkinkan untuk membeli peralatan. Tetapi diharapkan bila
kondisi keuangan dimasa mendatang diperkirakan membaik, maka
alternatif pembelian dapat dilakukan.

F. Produktivitas

Produktivitas dapat dibagi menjadi dua bagian : (sumber :


suryadharma dan Y.Wigroho).
1. Produktivitas Tenaga Kerja
selain dari tenaga-tenaga yang tersedia, pelaksana harus mencari
tenaga kerja baru untuk mencukupi keperluan tenaga kerja. Hal ini
mengharuskan untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja yang
dibutuhkan, seperti tenaga kerja berpendidikan tinggi, operator alat
berat dan lain sebagainya yang tentunya memerlukan suatu
perencanaan sehingga pelaksanaan dapat berjalan dengan baik.
2. Produktivitas Alat-alat Berat
Produktivitas alat berat adalah batas kemampuan alat berat untuk
bekerja Hubungan antara tenaga yang dibutuhkan, tenaga yang
tersedia dan
tenaga yang dapat dimanfaatkan sangat berpengaruh pada
produktivitas suatu alat berat.

G. Ekskavator/ backhoe

Excavator (ekskavator) adalah alat berat yang terdiri dari lengan (arm),
boom (bahu) serta bucket (alat keruk) dan digerakkan oleh tenaga hidrolis yang
dimotori dengan mesin diesel dan berada di atas roda rantai (trackshoe).
Excavator merupakan alat berat paling serbaguna karena bisa menangani berbagai
macam pekerjaan alat berat lain.
Sesuai dengan namanya (excavation), alat berat ini memiliki fungsi utama
untuk pekerjaan penggalian. Namun tidak terbatas itu saja, excavator juga bisa
melakukan pekerjaan kontruksi seperti membuat kemiringan (sloping), memuat
dumptuck (loading), pemecah batu (breaker), dan sebagainya. Karena perannya
yang multifungsi, maka excavator selalu ditampilkan dalam segala jenis pekerjaan
berat baik di darat maupun di atas air.
Di Indonesia, excavator sering disebut bego/beko, yang diambil dari
bahasa inggris backhoe yang berarti aktor belakang. Backhoe sendiri adalah
excavator mini yang ditempelkan di belakang mesin tracktor dan biasanya
digunakan untuk pekerjaan di lahan-lahan pertanian di Amerika Serikat.
Ada dua tipe Excavator yaitu: (1) Excavator yang berjalanmenggunakan
roda kelabang (Crawler Excavator) dan (2) Excavator yang menggunakan
rodakaret dipompa (Wheel Excavator ). Excavator digunakan untuk pekerjaan-
pekerjaan seperti :
Excavating (menggali)
Loading (memuat material)
Lifting (mengangkat beban)
Hammering (menghancurkan batuan)
Drilling (mengebor), dan lain sebagainya.

a. Jenis
Karena perbedaan kebutuhan dalam pemakaian Excavator dalam suatu
bidang industri, sehingga Excavator dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis berdasarkan jenis bucketnya, antara lain :
1. Standart Bucket : adalah jenis bucket yang sering digunakan
karena flexible untuk beberapa kondisi pekerjaan.

2. Ripper Bucket : Bucket jenis ini cocok untuk menggali lapisan


bebatuan dan tanah liat yang keras.Bucket ini mempunyai
penetrasi cukup dalam.
3. Trapezoid bucket : Digunakan untuk membangun kanal
atau irigasi.

Slope finishing bucket : digunakan untuk meratakan permukaan


tanah karena memiliki bucket yang datar dan lebar.Biasa untuk
meratakan jalan, kanal, sisi lereng, sisi sungai, dll.

4. Ditch cleaning bucket : Berfungsi untuk membersihkan sungai


atau mengeruk lumpur di dasar sungai.Bucket ini mempunyai
beberapa lubang yang berfungsi sebagai tempat keluarnya air.
5. Single shank ripper : digunakan untuk mempersiapkan lahan
yang akan digali terutama untuk lahan bebatuan dan juga untuk
mencabut akar batang pohon.

6. Three shank ripper : alat yang efisien untuk untuk menggali


batuan pada lereng, menghancurkan dan mengangkat
pondasi beton, dan juga untuk mencabut akar batang pohon.

7. Clamshell bucket : digunakan untuk memindahkan material.


8. Spike hammer :cocok untuk struktur beton, lereng bendungan,
dll.

9. Grapple : digunakan untuk mengangkat batang kayu.

10. Lifting magnet : digunakan untuk mengangkat barang-barang


yang terbuat dari logam

11. Scrap grapple : untuk mengangkat dan memindahkan material


dengan bentuk yang tidak beraturan.Memiliki 4 buah cakar yang
dapat membuka dan menutup dengan silinder dan hidrolik
masing-masing.

12. Magnet fork excavator : didasarkan pada lifting magnet dan fork
yang memberikan performa pengoperasian dalam penanganan
potongan-potongan material, yaitu mengkombinasikan kekuatan
magnet dan fork.

Backhoe sering juga disebut pull shovel adalah alat dari golongan
shovel yang dibuat khusus untuk menggali material dibawah permukaan tanah
atau dibawah tempat kedudukan alatnya. Galian dibawah permukaan ini misalnya
parit, lubang untuk pondasi bangunan, lubang galian pipa dan sebagainya.
Keuntungan backhoe ini jika dibandingkan dengan dragline dan clamshell adalah
backhoe dapat menggali sambil mengatur dalamnya galianyang lebih baik. Karena
kekauan konstruksinya, backhoe ini lebih menguntungkan untuk penggalian
dengan jarak dekat dan memuat hasil galian kedalam truk.
BAB III

METODOLOGI

Dalam penelitian ini metode yang digunakan antara lain :

A. Metode Pengumpulan Data


1. Data Primer
2. Data Sekunder
Studi literatur dan lapangan
Penggunaan literatur yang menunjang antara lain: buku tentang
peralatan, buku petunjuk penggunaan alat berat, brosur dan lain
lain, sehingga dapat dipelajari dan diketahui cara penggunaan dan
spesifikasinya alat berat yang digunakan. Setelah itu perlu
dilakukan pengamatan dan wawancara di lapangan untuk
mengetahui bagaimana mekanisme kerja dan penempatan alat berat
tersebut di lapangan.
B. Studi peralatan
Mempelajari dengan detail hal-hal yang berhubungan dengan peralatan
berat agar dapat mengetahui definisi, cara kerja, bagian-bagian dan mekanisme
kerja.
C. Pengumpulan data
Data data yang berkaitan dengan permasalahan yang ada, tidak hanya
berasal dari proyek tetapi juga dari sumber lain sehingga memberikan informasi
yang dibutuhkan.
D. Menentukan metode pelaksanaan pekerjaan
E. Analisa dan hasil produktivitas.
Untuk pekerjaan penimbunan dan perataan tanah, alat yang digunakan
adalah Backhoe. Untuk menghitung produksi backhoe

Q=

Dimana :
Q = Produksi backhoe (m3/jam)
Q = Produksi persiklus (m)
E = Efisiensi Kerja (lihat tabel 2.6)
Cm = Waktu siklus (detik)
Produksi persiklus dapat ditentukan dengan rumus :
q = ql x k
Dimana:
q = Produksi tiap gerakan (m3)
ql = Kapasitas bucket (m3)
k = Faktor bucket
Tabel 2.8 Faktor koreksi untuk kedalaman dan sudut putar
Kedalaman
Sudut Putar ()
penggalian
(% dari maks) 45 60 75 90 120 180
30 1,33 1,26 1,21 1,15 1,08 0,95
50 1,28 1,21 1,16 1,10 1,03 0,91
70 1,16 1,10 1,05 1,00 0,94 0,83
90 1,04 1,00 0,95 0,90 0,85 0,75

Flowchart :

Mulai

Studi literatur Studi lapangan

a. Manajemen konstruksi a. Wawancara


b. Perhitungan biaya pelaksanaan b. Mengamati cara kerja, letak
dengan menggunakan alat berat. dan spesifikasi tanah.

Studi Peralatan

Definisi, cara kerja, bagian bagian backhoe

Pengumpulan data proyek

Menentukan metode pelaksanaan pekerjaan

Menganalisa dan mengolah data

Kesimpulan
n
BAB IV

ANALISA DATA
A. Data umum proyek
Nama proyek : Tol Palindra (Palembang-Indralaya)
Lokasi : KM.0, Jl. Keramasan Jaka Baring
Kec. Pemulutan.
Pemilik Proyek : PT. Hoetama Karya
Konsultan Perencana : PT. Hoetama Karya
Project Manager : PT. Hoetama Karya
Fungsi Pembangunan : Jalan Tol
Lingkup Pekerjaan : Struktur Jalan
Total Volume Galian : 1000 m3
Sehingga
1000
Volume galian per-hari : = 33,33 m3 / hari
30
B. Data Alat
Nama alat : Backhoe
Tipe alat : Cat 320D-2
Volume bucket : 1 m3
Kondisi alat : Baik sekali
Jenis tanah : Pasir / Tanah merah
Kondisi operator : Baik
Faktor bucket :1
Efisiensi kerja :1
Waktu muat : 12 detik
Waktu putar dengan muatan : 7 detik
Waktu putar kembali : 5 detik
Waktu buang : 4 detik
Waktu bongkar : 4 detik
S ( sudut putaran ) : 1,03 ( tabel 2.8 )
Lama pekerjaan : 8 jam/hari
Jadi, dari data yang di dapat, dapat diperoleh perhitungan produktifitas dan
waktu yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini.
Produktifitas
CT = waktu muat + waktu putar dengan muatan + waktu putar kembali + waktu
buang + waktu bongkar
= 12 + 7 + 5 + 4 + 4
= 32 detik 0,53 menit
60
Q1 = V x x S x BFF x efisiensi
CT
60
= 1x x 1,03 x 1 x 1
0,53

= 116,60 m3 / jam
Untuk produktifitas per hari adalah 116,60 m3 / jam x 8 jam / hari = 932,8 m3 /
hari.

Waktu yang dibutuhkan


Panjang : 1 km = 1000 m
Lebar : 66 m
Tebal timbunan :3m
Volume total pekerjaan : 1000 x 66 x 3 = 198000 m3
volume total
Excavator :
produktifitas alat berat perhari
198000
: = 213 hari ( 7 bulan, 2 hari )
932,8
C. Lampiran
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai


berikut :
1. Perencanaan pekerjaan dengan menggunakan alat-alat berat
dipengaruhi oleh pemilihan alat berat, kondisi alat berat, kemampuan
operator, situasi dan kondisi medan kerja.
2. Jenis alat berat yang digunakan untuk pekerjaan tanah pada proyek ini
adalah Backhoe/ Excavator.
3. Waktu yang dibutuhkan untuk excavator 213 hari ( 7 bulan 2 hari )
dengan produktifitas excavator per hari = 932,8 m3 / hari

B. Saran

Pada setiap penggunaan peralatan dan pemilihan peralatan pada


pembangunan proyek perlu diperhatikan yaitu lokasi dan kondisi proyek, rencana
dari bangunan proyek meliputi waktu dan biaya serta metode kerja dari peralatan
itu sendiri. karena pada makalah ini hanya di bahas mengenai penggunaaan alat
berat Excavator / backhoe maka untuk bisa menenentukan alternatif penggunaan
peralatan yang lain perlu dibahas lagi suatu penelitian atau studi lanjutan tentang
masalah.

Anda mungkin juga menyukai