Anda di halaman 1dari 4

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 01.04.

04
RUMAH SAKIT TK.IV 01.07.05 BUKITTINGGI

KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT TK.IV 01.07.05 BUKITTINGGI

NOMOR KEP/ / / 2016

TENTANG

KEBIJAKAN PELAYANAN HEMODIALISA, CAPD DAN TRANSPLANTASI GINJAL

RUMAH SAKIT TK.IV 01.07.05 BUKITTINGGI

KEPALA RUMAH SAKIT TK.IV 01.07.05 BUKITTINGGI

Menimbang :
a. bahwa dalam rangka pemenuhan pelayanan Hemodialisa, maka dipandang perlu
untuk membuat kebijakan tentang Pelayanan Hemodialisa, CAPD dan Transplantasi Ginjal.
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam point a dan b, perlu
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.05 Bukittinggi
Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Pemerintah No.32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 436/MENKES/SK/VI/1993
tentang Berlakunya Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medis di
Indonesia.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1333/MENKES/SK/XII/1999
tentang Penerapan Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan Medik.
5. Rencana strategis Rumah Sakit TK.IV 01.07.05 Bukittinggi TA 2011 - 2016.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT TK.IV 01.07.05 Bukittinggi TENTANG
PELAYANAN HEMODIALISA, CAPD DAN TRANSPLANTASI GINJAL DI
RUMAH SAKIT TK.IV 01.07.05 Bukittinggi

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Bukittinggi
Pada tanggal - - 2016

Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.05 Bukittinggi,

dr. Syahrial,Sp.B
Mayor Ckm Nrp. 11990006861171

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 01.04.04


RUMAH SAKIT TK II 01.07.05 BUKITTINGGI Lampiran Keputusan Karumkit TK.IV 01.07.05 Bukittinggi
Nomor Kep/ / / 2016

Tanggal - - 2016

KEBIJAKAN PELAYANAN HEMODIALISA, CAPD DAN TRANSPLANTASI GINJAL

1. Terapi pengganti ginjal (TPG) terdiri dari : HD, CAPD dan tranplantasi ginjal (TG)
2. TPG dilakukan pada pasien gagal ginjal kronik (GGK), yaitu : pasien DM bila GFR <15
mL/menit, atau non DM bila GFR dibawah 10 mL/menit. TPG sebaiknya disegerakan bila pasien
sudah mengalami kondisi uremia, malnutrisi, overload kronik, meskipun GFR diatas ketentuan
tersebut.
3. Indikasi HD cito dilakukan pada pasien dengan kondisi : lung edema berat, hiperkalemi dan
asidosis berat yang refrakter terapi, koma uremikum.
4. Kepala perawat HD harus membuat jadwal perawat yang bertugas untuk HD cito,
disampaikan kepada dokter nefrolog dan PPDS Nefrologi.
5. Pengukuran GFR harus dilakukan dengan dengan menggunakan kliren kreatinin, dilengkapi
data pendukung yang menunjukan bahwa ginjal mengalami kerusakan kronis ireversible, seperti :
lama keluhan, Hb, kadar Ca dan P, serta USG ginjal.
6. Indikasi dialisis pada pasien acute kidney injury (AKI) adalah : anuria lebih dari 12 jam atau
oliguria lebih dari 24 jam refrakter terhadap diuretik, hiperkalemia atau acidosis berat yang refrakter,
gejala uremia berat, BUN >70 mg/dL.
7. Semua pasien yang akan menjalani TPG harus mendapat persetujuan lebih dulu dari dokter
ahli subspesialis ginjal dan hipertensi (KGH)/Nefrolog, untuk dikonfirmasi dan mendapatkan
preskripsi HD atau CAPD. Hal yang sama berlaku untuk indikasi HD cito.
8. Dialisis pada AKI dilakukan menggunakan Slow Low Extended Dialysis (SLED).
9. Mengingat keterbatasan mesin HD, maka pilihan pertama TPG adalah menggunakan
CAPD, kecuali terdapat kontraindikasi.
10. Semua pasien gagal ginjal kronik ditawarkan untuk menjalani transplantasi ginjal. Prioritas
donor adalah dari pihak keluarga. Pasien yang berminat untuk transplantasi ginjal, agar
disampaikan ke koordinator transplantasi ginjal (Dr .Rifai).
11. Pasien rawat inap, pasien dari UGD, pasien dari Poli, atau pasien yang datang sendiri ke
unit dialisis, yang akan menjalani inisiasi HD dan CAPD, maka oleh dokter yang merawat
disampaikan kepada PPDS yang stase di Nefrologi , selanjutnya PPDS Nefrologi membuat urutan
jadwal berdasarkan prioritas kegawatan. Perawat HD dan CAPD bertugas membuat jadwal HD
atau CAPD, tetapi prioritas urutan ditentukan oleh PPDS stase nefrologi berdasarkan tingkat
kegawatan.
12. Data dasar atau status pasien HD dan CAPD dibuat oleh dokter ruangan yang merawat
pasien tersebut. Sedangkan pasien dari UGD, Poli, atau datang sendiri, maka status dasar pasien
dibuat oleh PPDS Nefrologi.
13. Pasien yang datang sendiri, atau dikirim dokter luar langsung ke ruang HD, maka akan di
assesment lebih dulu oleh PPDS Nefrologi. Dalam hal indikasi TPG tidak jelas, maka sebaiknya
pasien dirawat inapkan untuk assesment tersebut.
14. Semua pasien yang akan menjalani HD diharapkan sudah tersedia AV-fistula. Oleh karena
itu pembuatan AV-fistula sudah dimulai pada pasien GGK/CKD stadium 4. Dalam hal AV-fistula tidak
tersedia, maka dilakukan insersi kateter dialisis temporer. Insersi kateter ini dikerjakan di ruang
operasi unit HD.
15. Insersi tenckhoff catheter untuk CAPD dikerjakan di ruang operasi unit HD, dan dilakukan
oleh Nefrolog yang terlatih . Terhadap pasien dengan kondisi tertentu : obese, kondisi umum buruk,
risiko tinggi operasi, anak-anak, maka tindakan insersi kateter dikerjakan di OK sentral oleh dokter
bedah.
16. Persiapan preop pasien sesuai no 15, dilakukan oleh dokter yang merawat serta PPDS
nefrologi
17. Pemeriksaan laboratorium untuk pasien HD dan CAPD dilakukan sekali sebulan. Bila ada
indikasi tertentu maka pemeriksaan dilakukan lebih sering.
18. Pemeriksaan kualitas air dari water treatment dilakukan sekali tiap 6 bulan, dan harus
memenuhi standar kualitas AAMI.
19. Pasien HD dengan kondisi klinis gawat yang datang ke unit HD, diluar jadwal reguler yang
bersangkutan, maka akan dirawat inapkan atau dikirim ke IGD untuk mendapat penanganan segera
sebelum dilakukan HD.

Ditetapkan di : Bukittinggi
Pada tanggal - - 2016

Kepala Rumah Sakit TK.IV 01.07.05 Bukittinggi,

dr. Syahrial,Sp.B
Mayor Ckm Nrp. 11990006861171

Anda mungkin juga menyukai