L = 67,7 L = 67,7
Nanas 9,0 9,0
a = -1,467 a = -1,467
b = 26,3 b = 26,3
L = 61,45 L = 61,45
Buncis 24,2 24,2
a = -8,25 a = -8,25
b = 17,7 b = 17,7
L = 39,67 L = 39,67
Brokoli 44,1 44,1
a = -6,6 a = -6,6
b = 15,067 b = 15,067
L = 73,13 L = 73,13
Apel 66,0 66,0
a = 1,63 a = 1,63
b = 20,77 b = 20,77
Perlakuan Blansing
Tekstur
Warna (Color Reader)
Bahan (Penetrometer)
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
L = 67,7 L= 58,5
Nanas 9,0 10,8
a = -1,467 a= -2,4
b = 26,3 b= 25,1
L= L = 36,52
Buncis 24,2 -10,6
a= a = -15,43
b= b = 26,43
L= L = 41,8
Brokoli 44,1 -49,1
a= a = -11,03
b= b = 11,6
L = 74,37 L = 66,03
Apel 11,4104 36,1
a = 1,17 a = 0,57
b = 20,53 b = 22,73
4. Bahan manakah yang paling terlihat mengalami perubahan tekstur? Mengapa terjadi
perubahan tekstur?
Berdasarkan data hasil praktikum diperoleh keterangan bahwa di antara kedua
bahan yaitu buncis dan brokoli, perubahan tekstur yang paling terlihat terjadi pada
buncis. Tekstur buncis yang semula bernilai tekstur 24,2 berubah menjadi -10,6
setelah diberi perlakuan water blanching. Sehingga pada buncis mengalami
perubahan tekstur yaitu menjadi lunak setelah dilakukan water blanching.
Hal tersebut dapat terjadi karena larutnya substansi pekat. Kesadahan air juga
berperan terhadap pelarutan substansi pekat tersebut. Perebusan menyebabkan efek
pelarutan yang lebih besar dibandingkan perebusan yang disebabkan pada
pengukusan dengan lebih sedikit air yang dapat melarutkan subtansi pekat. Kelarutan
subtansi pekat lebih rendah pada air yang sadah (Estiasih, 2014).
Perlakuan
Warna Air
Berat Penyusutan
Bahan (Color Reader)
(%)
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
L= 27,33 L= 30,3
Nanas a= -1,6 a= -1,83 6,3804 5,3533 19,18%
b= 2,5 b= 0,43
L= 27,33 L = 28,76
2. Bahan manakah yang menyebabkan perubahan warna air yang paling banyak?
Jelaskan penyebabnya!
Berdasarkan data hasil praktikum diperoleh keterangan bahwa diantara kedua
bahan yaitu buncis dan brokoli yang telah diamati, diketahui warna air sebelum
dilakukannya water blansing pada buncis nilai L= 27,33, a= -1,6, b= 2,5. Pada
sampel buncis yang telah dilakukan proses water blanching diketahui nilai L= 28,76,
a= -2,1, b= 1.3 dan dapat diketahui warna air berubah dari jernih menjadi agak
keruh. Sedangkan pada sampel air brokoli setelah dilakukan proses water blanching
diketahui nilai L= 28,933, a= -1,8, b= 2,86 dan dapat diketahui air rendaman
berwarna sedikit kehijauan. Hal ini dikarenakan senyawa klorofil pada brokoli larut air
karena adanya proses water blanching pada brokoli.
3. Mengapa terjadi perubahan berat pada bahan yang diproses dengan metode water
blanching?
Perubahan berat pada bahan yang diproses dengan metode water blanching ini
terjadi dikarenakan komponen-komponen bahan yang larut air seperti vitamin,
protein, karbohidrat, dan lain-lain ikut larut dalam air sehingga bahan yang
bersangkutan mengalami penyusutan berat. Mekanisme penyusutan berat bahan
akibat adanya blansing dengan perebusan ini adalah rusaknya membrane sitoplasma
yang melindungi bagian dalam sel dan menyebabkan kehilangan tekanan turgor.
Keadaan ini menyebabkan hilangnya cairan dari bagian dalam sel. Secara simultan
atau bersamaan, kerusakan membran menyebabkan difusi solut dari bagian dalam
sel. Difusi yang terjadi terus menerus selama proses blansing inilah yang
meyebabkan penyusutan berat (Tjahjadi, 2011).
4. Bahan mana yang mengalami perubahan berat paling rendah? Apa penyebabnya?
Bahan yang mengalami perubahan berat paling rendah yaitu buncis. Karena
komponen larut air pada buncis tidak sebesar pada brokoli. Selain itu daya ikat air
buncis rendah dibandingkan dengan brokoli.
b= 24,83 b= 25
L= 59,65 L= 50,77
b= 19,85 b= 16,13
L= 49,67 L= 53,7
b= 15,67 b= 12,9
L= 75,33 L= 66,37
b= 19,83 b= 18,73
3. Mengapa terjadi perubahan tekstur pada bahan yang diproses dengan steam
blanching?
Perubahan tekstur karena pengukusan (steam blanching) disebabkan karena
larutnya substansi pekat. Pengukusan juga dapat menyebabkan efek pelarutan pada
komponen larut air namun jumlahnya lebih kecil. Selain itu pengukusan dapat
merusak sel-sel atau jaringan pada bahan karena adanya panas (Desroiser, 2007).
5. Mengapa terjadi perubahan warna bahan yang diproses dengan steam blanching?
Pada blansing dengan metode pengukusan (steam blanching) juga dapat terjadi
perubahan warna karena komponen yang peka terhadap panas tetapi tidak sebesar
pada metode perebusan (hot water blanching). Komponen tersebut yaitu pigmen
yang terdegradasi karena panas (Praptiningsih, 2009).
6. Dibandingkan water blanching, bagaimana perubahan warna bahan akibat steam
blanching?
Perubahan warna bahan yang diakibatkan oleh steam blanching lebih baik
daripada prubahan warna bahan yang diakibatkan oleh water blanching. Karena hot
water blanching bahan dapat menghilangkan komponen yang bersifat larut dalam air
dan peka terhadap panas termasuk pigmen yang terkandung dalam bahan.
Sedangkan untuk steam blanching juga dapat terjadi perubahan warna karena
komponen yang peka terhadap panas tetapi tidak sebesar hot water blanching
(Desroiser, 2007).
2. Apakah terjadi perubahan warna air pada bahan yang diproses dengan steam
blanching? Mengapa demikian?
Pada bahan yang diproses dengan steam blanching tidak terjadi perubahan
warna air. Hal ini dikarena memang prinsip dari metode steam blanching itu sendiri
tidak menggunakan air tetapi menggunakan uap air panas yang menyebabkan bahan
tidak kontak langsung dengan air. Sehingga hanya sedikit pigmen yang larut dalam
air dan perubahan warna yang terjadi tidak terlihat (Tjahjadi, 2011).
3. Bahan mana yang mengalami perubahan warna air paling banyak? Mengapa
demikian?
Pada bahan yang diproses dengan steam blanching tidak terjadi perubahan
warna air karena memang prinsip dari metode steam blanching itu sendiri tidak
menggunakan air tetapi menggunakan uap air panas.
4. Bahan apa saja yang mengalami perubahan warna? Mengapa demikian?
Berdasarkan data hasil praktikum dapat dilihat bahwa baik buncis maupun
brokoli mengalami perubahan warna namun tidak terlalu besar perubahannya. Hal ini
dapat terjadi karena pada blansing dengan metode pengukusan (steam blanching)
juga dapat terjadi perubahan warna karena komponen yang peka terhadap panas
hanya saja tidak sebesar pada metode perebusan (hot water blanching) (Estiasih,
2014).
1. Dari praktikum ini, metode blansing mana yang sesuai untuk bahan berikut, apa
alasannya?
a. Nanas
Pada nanas metode yang sesuai yaitu steam blansing. Hal ini dikarenakan pada
nanas mengandung komponen larut air yang banyak seperti vitamin. Sehingga
apabila dilakukan dengan water blansing maka akan banyak kehilangan komponen
penting tersebut. Selain itu kandungan air pada nanas cukup tinggi. Sehingga apabila
dilaukan dengan water blansing maka tekstur nanas menjadi lebih lunak dan jika
dilakukan dalam waktu yang cukup lama maka tekstur bisa menjadi lembek.
b. Buncis
Pada sampel buncis metode yang sesuai yaitu water blansing. Hal ini memiliki tujuan
untuk perubahan tekstur buncis yaitu menjadi lebih lunak. Jika dilakukan water
blansing maka buncis dapat kontak langsung dengan air panas sehingga ikatan
antarpartikelnya renggang dan hal ini membuat tekstur jadi lunak.
c. Brokoli
Pada brokoli metode yang sesuai yaitu steam blansing. Hal ini bertujuan agar klorofil
pada brokoli tidak banyak hilang jika dibandingkan dengan metode water blansing.
Apabila dilakukan dengan water blanching maka banyak komponen pigmen yang
akan larut bersama air yang menjadikan warnanya tidak menarik. Selain itu vitamin
yang larut air akan menjadi banyak yang hilang jika dilakukan water blanching.
d. Apel
Pada sampel apel metode yang sesuai yaitu water blanching. Hal ini dikarenakan
pada metode water blansing dapat menghambat proses browning dan menginaktifasi
enzim fenolase yang merupakan pernyebab dari browning pada apel. Selain itu pada
water blansing dapat ditambahkan bahan-bahan seperti natrium metabidulfit yang
mampu menghambat proses browning.
Proses blansing merupakan pendahuluan untuk beberapa jenis sayuran dan buah-
buahan dengan tujuan mendapatkan mutu produk yang dikeringkan, dikalengkan dan
dibekukan dengan kualitas baik. Proses blansing termasuk ke dalam proses termal dan
umumnya membutuhkan suhu berkisar 75-95oC selama 1-10 menit. proses blansing
bertujuan untuk menginaktivasi enzim-enzim yang menyebabkan perubahan kualitas bahan
pangan. Proses ini diterapkan pada bahan pangan segar yang mudah mengalami kerusakan
akibat aktivitas enzim yang tinggi. Selain itu untuk memperbaiki tekstur bahan, menurunkan
jumlah mikroorganisme awal, menaikkan suhu awal, serta mengurangi gas antarsel.
Pada praktikum ini metode blansing yang digunakan yaitu water blanching dan steam
blanching. Pada sampel nanas yang diberi perlakuan water blanching, warnanya menjadi
lebih cerah, teksturnya menjadi lunak dan warna air rebusan menjadi agak keruh.
Sedangkan nanas yang diberi perlakuan steam blanching warnanya lebih cerah, teksturnya
agak keras dan tidak terjadi perubahan warna air rebusan. Pada sampel buncis yang diberi
perlakuan water blanching terjadi perubahan warna menjadi hijau pucat, tekstur menjadi
lunak dan air rebusan berwarna agak keruh. Sedangkan jika dilakukan steam blanching,
buncis tidak terjadi perubahan warna, teksturnya menjadi lunak dan tidak terjadi perubahan
warna air rebusan. Pada sampel brokoli yang diberi perlakuan water blanching, warnanya
menjadi lebih hijau/cerah, teksturnya menjadi agak lunak dan warna air rebusan menjadi
bening kehijauan. Sedangkan brokoli yang diberi perlakuan steam blanching warnanya lebih
hijau/cerah, teksturnya agak keras dan tidak terjadi perubahan warna air rebusan. Dan pada
sampel apel yang diberi perlakuan water blanching, warnanya menjadi lebih cerah,
teksturnya menjadi lunak dan warna air rebusan menjadi agak keruh. Sedangkan apel yang
diberi perlakuan steam blanching warnanya lebih cerah, teksturnya agak keras dan tidak
terjadi perubahan warna air rebusan.
PENILAIAN
Rubrik Penilaian Keaktifan Praktikan:
Sangat
Nilai Baik Cukup Kurang
NO KOMPETENSI Baik JUMLAH
Maksimal (75%) (50%) (25%)
(100%)
1. Mampu melakukan 15
persiapan bahan
yang akan dilakukan
proses blansing
2. Mampu melakukan 25
proses water
blanching pada
bahan pangan
3. Mampu melakukan 25
proses steam
blanching pada
bahan pangan
4. Mampu melakukan 35
analisis sifat bahan
sebelum dan
sesudah proses
blanching(baik
secara kuantitatif
maupun sensoris)
TOTAL NILAI
Jenis Penilaian Nilai Nilai yang
Maksimal diperoleh
Diagram Alir 10
Pembahasan laporan 70
Kesimpulan 10
TOTAL 100
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Praptiningsih, Yulia dkk. 2009. Buku Ajar Teknologi Pengolahan. Jember: Universitas Jember
Padjajaran : Bandung