PENGERINGAN
A. Pre-lab
Pengeringan adalah pemisahan sejumlah kecil air dari suatu bahan sehingga
mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam zat padat itu sampai suatu nilai
rendah yang dapat diterima, menggunakan panas. Pada proses pengeringan ini
air diuapkan menggunakan udara tidak jenuh yang dihembuskan pada bahan
yang akan dikeringkan. Laju pemindahan kandungan air dari bahan akan
mengakibatkan berkurangnya kadar air dalam bahan tersebut. Salah satu faktor
yang mempercepat proses pengeringan adalah kecepatan angin atau udara yang
mengalir. Udara yang tidak mengalir menyebabkan kandungan uap air di sekitar
bahan yang dikeringkan semakin jenuh sehingga pengeringan semakin lambat.
Tujuan pengeringan untuk mengurangi kadar air bahan sampai batas
perkembangan organisme dan kegiatan enzim yang dapat menyebabkan
pembusukan terhambat atau bakteri terhenti sama sekali. Dengan demikian
bahan yang dikeringkan mempunyai waktu simpan lebih lama (Estiasih, 2014).
Berdasarkan proses pengeringan yang terjadi atau sumber energi yang digunakan
untuk mengeringkan, metode pengeringan dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe
berikut (Astuti, 2008):
1. Pengeringan atmosferik
Pengeringan pada kondisi tekanan 1 atm tanpa diberikan perlakuan vakum.
Termasuk dalam jenis pengeringan ini adlah pengeringan menggunakan sinar
matahari dan pengeringan menggunakan udara panas. Contoh pengeringan
yang menggunakan metode ini adalah (Astuti, 2008) :
Sistem Batch: bahan dimasukkan ke dalam peralatan pengering dan
prose pengeringan berlangsung selama periode waktu tertentu.
Contoh: kiln, tower, pengeringan kabinet (Astuti, 2008).
Sistem kontinyu: bahan ditambahkan secara terus-menerus ke dalam
pengering dan bahan kering dipindahkan secara terus-menerus.
Contoh: pengeringan terowongan, ban berjalan, semprot, drum
berputar (Astuti, 2008).
2. Pengeringan sub-atmosferik
Kondisi pengeringan denga pengurangan tekanan udara sampai vakum.
Pengeringan yang termasuk ke dalam jenis ini adalah pengeringan vakum dan
pengeringan beku (Astuti, 2008).
Pengeringan Vakum, merupakan metode pengeringan dalam wadah
(chamber) pada kondisi vakum, yaitu tekanan yang digunakan
dikurangi di bawah tekanan atmosfer untuk menghilangkan air dari
bahan pada suhu di bawah titik didih air (Astuti, 2008).
Pengeringan Beku, merupakan metode pengeringan produk yang
dibekukan kemudian dikeringkan (air dihilangkan) melalui proses
sublimasi. Sublimasi merupakan proses perubahan fase air dari padat
atau beku menjadi fase gas atau uap. Proses sublimasi dilakukan pada
kondisi sangat vakum (Astuti, 2008).
5. Besaran apa saja yang perlu diukur untuk mendapatkan kurva laju pengeringan ?
ms( X 1 X 2 )
tr =
A Rc
Dalam periode laju menurun, bila difusi menjadi faktor pembatas, waktu
pengeringan tT bila R linear terhadap X sehinga R = aX + b, dimana a dan b
adalah
konstanta dan dR = adX. Substitusi dX ke dalam persamaan waktu pengeringan
untuk periode laju menurun menjadi:
ms x 1 dx ms R1
tr =
A x2 R
=
aA
ln
R2
dimana R1 dan R2 adalah ordinat dari kandungan moisture awal dan akhir.
Konstanta a adalah kemiringan kurva laju pengeringan dan dapat ditulis sebagai
1
R R
a= c 1
X c X
dimana:
Rc = laju pada titi kritis pertama
R = laju pada titik kritis kedua
Xc = kandunagn free moisture pada titik kritis pertama
X = kandungan free moisture pada titik kritis kedua Substitusi a akan
menghasilkan persamaan:
1
ms X c X R1
tr = ( ) ln
A Rc R 1 R2
(Anggraini, 2012)
B. Diagram alir/flowchart
Dipotong bulat dengan diameter 3,5 cm x 2 mm dan bentuk balok 1 x 0,5 x 2 cm3
Diletakkan bahan pada loyang atau tray dan dimasukkan ke dalam cabinet dryer
Hasil
Praktikum 2. Pengukuran Laju Pengeringan dengan Vacuum Dryer
Dipotong bulat dengan diameter 3,5 cm x 2 mm dan bentuk balok 1 x 0,5 x 2 cm3
Diletakkan bahan pada loyang atau tray dan dimasukkan ke dalam alat pengering
Hasil
Anggraeni, Neni. 2012. Aplikasi Pengolahan Pangan. Yogyakarta : DeePublish
Astuti, Sri Mulia 2008. Teknik Pengeringan Bawang Merah Dengan Cara Perlakuan Suhu dan