PENGGARAMAN
A. Pre-lab
1. Apa yang dimaksud dengan penggaraman?
Penggaraman merupakan pengolahan dengan menggunakan garam konsentrasi
tinggi. Penggunaan garam dilakukan untuk mengawetkan dan menyamarkan kerusakan
yang dapat terjadi pada bahan pangan serta menghambat pertumbuhan dari
mikroorganisme sehingga mampu memperpanjang umur simpan dari suatu bahan
pangan. Secara umum proses penggaraman ini bukan metode pengawetan tunggal
sehingga terdiri atas dua tahap yaitu penggaraman dan pengeringan. Secara umum
prinsip penggaraman ini adalah meresapnya garam yang ditaburkan keseluruh bagian
pada bahan pangan secara lambat namun pasti, sehingga terjadi tekanan osmosis yang
seimbang antara caiaran yang terdapat di dalam dan di luar bahan. Larutan garam yang
di luar bahan akan menyebabkan air yang berada dalam bahan terus keluar sehingga
makin lama sisa-sisa cairan yang berada dalam bahan menjadi maikn kental dan kadar
proteinnya menggumpal serta ses-sel penyusun bahan yang bersangkutan menjadi
mengkerut (Amir, 2011).
Pada dasarnya, metode penggaram dapat dikelompokkan menjadi tiga macam
yaitu penggaraman kering (Dry Salting), penggraman basah (Wet Salting) dan Kench
Salting (Rahmani, 2007).
a. Penggaraman Kering (Dry Salting)
Metode penggaraman kering menggunakan kristal garam yang dicampurkan dengan
ikan. Pada umumnya, ikan yang berukuran besar dibuang isi perut dan badannya
dibelah dua. Dalam proses penggaraman ikan ditempatkan didalam wadah yang
kedap air. Ikan disusun rapi dalam wadah selapis demi selapis dengan setiap lapisan
ikan ditaburi garam. Lapisan paling atas dan paling bawah wadah merupakan lapisan
garam. Garam yang digunakan pada proses penggaraman umumnya berjumlah 10 %
35 % dari berat ikan yangdigarami. Pada waktu ikan bersentuhan dengan kulit /
daging ikan (yang basah/berair), garam itu mula-mula akan membentuk larutan
pekat. Larutan ini kemudian akan meresap kedalam daging ikan melalui proses
osmosa. Jadi, kristal garam tidak langsung menyerap air, tetapi terlebih dahulu
berubah jadi larutan. Semakin lama larutan akan semakin banyak dan ini berarti
kandungan air dalam tubuh ikan semakin berkurang.
b. Penggaraman Basah (Wet Salting)
Penggaraman basah menggunakan larutan garam 30 35 % (dalam 1liter air
terdapat 30 35 gram garam). Ikan yang akan digaramidimasukkan kedalam larutan
garam tersebut, kemudian bagian atas wadah ditutup dan diberi pemberat agar
semua ikan terendam. Lama waktu perendaman tergantung pada ukuran ketebalan
tubuh ikan dan derajat keasinan yang diinginkan. Dalam proses osmosa, kepekatan
larutan garam akan semakin berkurang karena adanya kandungan air yang keluar
dari tubuh ikan, sementara itu molekul garam masuk kedalam tubuh ikan. Proses
osmosa akan berhenti apabila kepekatan larutan diluar dan didalam tubuh ikan sudah
seimbang.
c. Kench Salting
Pada dasarnya, teknik penggaraman ini sama dengan pengaraman kering (dry
salting) tetapi tidak mengunakan bak /wadah penyimpanan. Ikan dicampur dengan
garam dan dibiarkan diataslantai atau geladak kapal, larutan air yang terbentuk
dibiarkan mengalir dan terbuang. Kelemahan dari cara ini adalah memerlukanjumlah
garam yang lebih banyak dan proses penggaramanberlangsung sangat lambat.
10. Bagaimana reaksi perubahan cita rasa pada proses pembuatan sayur asin?
Sayur asin adalah suatu produk yang mempunyai cita rasa khas, yang dihasilkan
dari proses fermentasi bakteri asam laktat. Dalam proses fermentasi sayuran digunakan
bakteri alami yang terdapat dalam sayur-sayuran, seperti sawi hijau, kubis, dsb. Jenis
bakteri asam laktat yang dibiarkan aktif adalah Leuconostoc mesenteroide, Lactobacillus
cucumeris, L. plantarum dan L. pentoaceticus. Pada awal fermentasi, bakteri yang aktif
dalam jumlah besar adalah bakteri coliform, seperti Aerobacter cloacer, yang
menghasilkan gas dan asam-asam yang mudah menguap dan pada kondisi tersebut
aktif pula bakteri Flavo-bacterium rhenanus, yang menghasilkan senyawa-senyawa
pembentuk cita rasa yaitu kombinasi dari asam dan alkohol pembentuk ester.
Fermentasi dilakukan dalam keadaan anaerob, namun bila dalam tempat fermentasi ada
udara, akan mengakibatkan terjadinya proses pembusukan pada sayur asin (Amir,
2011).
1. Pemedaan
IKAN KEMBUNG
Diamati
Berat Warna Tekstur Penampakan Aroma dan Bau Kadar air dan aktivitas air
Diamati
Berat Warna Tekstur Penampakan Aroma dan Bau Kadar air dan aktivitas air
HASIL
IKAN
Diamati
Berat Warna Tekstur Penampakan Aroma dan Bau Kadar air dan aktivitas air
Diamati
Berat Warna Tekstur Penampakan Aroma dan Bau Kadar air dan aktivitas air
HASIL
IKAN
Diamati
Berat Warna Tekstur Penampakan Aroma dan Bau Kadar air dan aktivitas air
Diamati
Berat Warna Tekstur Penampakan Aroma dan Bau Kadar air dan aktivitas air
Diamati
Berat Warna Tekstur Penampakan Aroma dan Bau Kadar air dan aktivitas air
HASIL
IKAN
Diamati
Berat Warna Tekstur Penampakan Aroma dan Bau Kadar air dan aktivitas air
Ditaburi garam
Diamati
Berat Warna Tekstur Penampakan Aroma dan Bau Kadar air dan aktivitas air
HASIL
Daun Sawi
Dicuci bersih
Diamati
Berat Warna Tekstur Penampakan Aroma dan Bau Kadar air dan aktivitas air
Dilayukan
Diamati
Berat Warna Tekstur Penampakan Aroma dan Bau Kadar air dan aktivitas air
HASIL