Anda di halaman 1dari 11

Kimia Analisis II

Tahap-tahap analisis kuantitatif tersebut adalah:


1. Seleksi dan penyiapan sampel 5. Pemisahan konstituen yang diinginkan
2. Pengukuran sampel 6. Pengukuran konstituen yang diinginkan
3. Pelarutan sampel 7. Analisis data
4. Perlakuan awal sampel (seperti pengaturan pH) 8. Pelaporan

Perbedaan : teknik, metode, dan prosedur analisis


Kalibrasi proses - Penyiapan sampel kedua (penyaringan/pengasaman)
Penyapan wadah & alat ampling - Penyiapan sampel lebih lanjut (digesti/pengkayaan)
Sampling - Pengukuran
Penyiapan sampel pertama - Evaluasi
Penyiapan sampel

Menurut tujuannya :
Kimia analisis kualitatif (identifikasi elemen, spesies, senyawa yang ada dalam sampel)
Kimia analisis kuantitatif (menentukan jumlah/ kadar absolut atau relatif dari suatu elemen/ spesies
dalam sampel)
Kimia analisis struktur (penentuan letak dan ruanng atom dalam suatu molekul)

Menurut senyawa yang dianalisis :


Analisis senyawa anorganik
Analisis senyawa organic

Menurut cara yang digunakan :


Analisis konvensional (sistem non instrumental seperti reaksi kimia biasa, titrasi, dsb.)
Analisi modern (sistem instrumental seperti spektrofotometer, kromatografi, dsb.)

Menurut jumlah yang dianalisis :


Makro (> 100 mg) - Ultramikro (0,001 mg)
Semimikro (10 100 mg) - Submikrogrm (0,01 g)
Mikro (0,001 g)

Berbagai Teknik Analisis dan Sifat yang Diukur


Teknik analisis Sifat yang diukur Penggunaan

gravimetri Berat senyawa yang telah Analisa kuantitatif komponen mayor dan
diketahui stoikiometrinya minor

Titrimetri Volume larutan baku yang Analisis kuantitatif komponen mayor dan
bereaksi dengan analit minor

Spektrofotometri Panjang gelombang dan Analisis kuantitatif komponen minor sampai


atom insensitas radiasi sekelumit; informasi struktur kimia
elektromagnetik yang
diemisikan atau diserap analit

Spektrometri Berat analit atau fragmen- Analisis kualitatif komponen minor sampai
massa fragmennya sekelumit; informasi struktur kimia

Kromatografi dan Berbagai sifat fisika kimia analit Analisis kualitatif dan kuantitatif dari level
elektroforesis yang terpisah mayor sampai sekelumit

Analisis termal Perubahan fisika kimia dalam Karakterisasi komponen mayor atau minor
suatu analit ketika dipanaskan dalam bentuk tunggal atau campuran
atau didinginkan

elektrokimia Sifat-sifat elektris analit dalam Analisis kualitatif dan kuantitatif dari level
larutan mayor sampai sekelumit

Sampel dan analit dalam analisis


- Cairan
- mengalir dalam sistem pipa sampel diambil dari titik yang berlainan
- menggunakan grab samplers
- Gas -- udara dialirkan lewat sederetan penyaring halus untuk memisahkan materi butiran
- Food product -- pengambilan sampel secara representatif
- Human specimen-- darah/ plasma darah, urine, rambut, human milk.
Analit
analit mayor (> 1 % sampel)
analit minor (0,01 - 1 % sampel)
Trace (< 0,01 % sampel)
Pengukuran
Significant figure
digit-digit yang diperoleh sebagai hasil pengukuran
menunjukkan ketidakpastian pengukuran
Alat ukur --- neraca, pipet, buret

Aturan angka penting (significant figure)


- angka 0 yang terletak dikiri angka bukan 0 pertama adalah bukan angka penting
- angka 0 yang terletak dikanan angka bukan 0 adalah angka penting
- hasil kali atau hasil bagi tidak boleh memiliki angka penting lebih banyak dari faktor yang paling tidak
cermat
- Besarnya ketidak pastian dalam suatu jumlah ketidak pastian terbesar yang ada dalam perhitungan.
- Hasil kali atau hasil bagi suatu hasil ukur dengan suatu bilangan eksak memiliki angka bermakna yang
sama dengan hasil ukur

Neraca
- Neraca digunakan untuk mengukur massa sejumlah kuantitas zat
- Jenis neraca :
- Konvensional :
analitikal/makro (kapasitas 100 200 g, sensifitas 0,1 mg)
semi mikro (sensitifitas 0,01 mg)
mikro (sensitifitas 1 g)
- elektrik :
analitical/makro (kapasitas 160 g, sensitifitas 0,1 mg)
semimikro (kapasitas 30 g, sensitifitas 0,01 mg)
ultramikro (sensitifitas 1g)

Penimbangan
- Penimbangan adalah proses pengukuran massa sejumlah kuantitas zat
- Jenis penimbangan :
o rough weiging / timbangan kurang lebih
penimbangan kira-kira
batas toleransi 10 % (90 110 %)
o accurate wiging / timbangan seksama
penimbangan tepat
batas toleransi 0,1 % (99 101,1 %)

Pengukur volume
- Pipet - Buret
- pipet volume - macro buret (kapasitas 10, 25, 50, 100 ml; increments 0,1 ml)
- pipet ukur - micro buret (kapasitas 2 ml; increments 0,01 ml)
- micro pipet - ultra micro buret (kapasitas 0,1 ml; increments 0,001 ml)
- syringe pipet

Satuan konsentrasi
- Molar (M) --- molar = mol / volume (liter)
- Normal (N)
- normal = gram / (bobot equivalen x liter)
- normal = molar x nr
- Formal -- seperti molar tetapi digunakan untuk garam ionik yang tidak ada dalam bentuk molekul
- Molal (m)
- molal = mol / 1000 gram solvent
- % kadar (b/b, v/v, b/v)
- % kadar = analit / sampel x 100 %
- ppt = % x 10 ; ppm = % x 104 ; ppb = % x 107

Analisis Spektroskopi
- Metode analisis didasarkan pada interaksi antara radiasi elektromagnetik dengan materi
- Komponen spektroskopi:
o Radiasi Eelektromagnetik
o Materi
o Interaksi
Spektroskopi
Radiasi pada rentang panjang gelombang 200-700 nm dilewatkan melalui suatu larutan senyawa. Elektron-
electron pada ikatan di dalma molekul menjadi tereksitasi sehingga menempati keadaan kuantum yang lebih
tinggi dan dalam proses menyerap sejumlah energy yang melewati laruutan tersebut. Semakin longgar
electron ditahan di dalam ikatan molekul, semakin panjang radiasi yang diserap.

Kekuatan:
- Metode yang mudah, murah, terandalkan memberi presisi yang baik untuk melakukan pengukuran
kuantitatif obat-obat dalam formulasi
- Metode rutin untuk menentukan sifat fisikokimia obat, yang harus diketahui untuk tujuan formulasi
- Spektroskopi
Keterbatasan
- Selektivitas rendah
- Tak mudah diterapkan pada analisis campuran

Penerapan dalam analisis farmasi


- Metode yang kuat dan terandalkan untuk kuantifikasi obat-obat dalam formulasi yang tidak ada
interferensi dari eksipien
- Penentuan nilai pKa obat
- Penentuan koefisien partisi dan kelarutan obat
- Digunakan untuk menentukan pelepasan obat dari formulasi seiring waktu
- Digunakan untuk memantau kinetiika reaksi penguraian obat

ATOMIC ABSORPTIONSPECTROSCOPY (AAS) / SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM (SSA)

Atomic absorption spectroscopy (AA or AAS) is one of the commonest instrumental methods for analyzing
for metals and some metalloids.
Metal/Logam : Al. Ba, Cr, Hg, K, Mn, Ni, Sr, Zn
Metalloids : Sb, As, Se, dan Te
Metode analisis kuantitatif yang didasarkan pada penyerapan/absorpsi radiasi (sinar) oleh atom
Akibat absorpsi : Transisi elektron dari ground state ke excited state
Transisi ---- Energi yang diserap sesuai dengan perbedaan energi transisi dari GS ke ES
Prinsip dalam AAS
Proses :
- Atomisasi
- Penyerapan/absorpsi energy
- Deteksi energi yang diabsorp
Fungsi masing-masing komponen alat
1. Sumber Sinar/Radiasi
Didesain setiap lampu hanya untuk satu jenis unsur yang sesuai (Lampu Na analisis Na)
The hollow cathode lamp (HCL) or electrodeless lamps (EDL)
Cara kerja
Saat arus dialirkan ke dalam lampu, atom-atom gas argon terionisasi dan menghasilkan energi kinetik :
Ar Ar+ + e + Ek
Ek yang besar menghasilkan pelepasan atom-atom dari katoda (M) = sputtering
Atom-atom tereksitasi kemudian relaksasi sambil emisi energi (cahaya) keluar tabung mengenai
sampel
Optimasi arus pada lampu HCL
Arus << intensitas lemah terdeteksi sebagian sensitivitas rendah
Arus >> sensitivitas tinggi
Arus >>> banyak atom katode yang tereksitasi emisi tinggi diserap oleh atom yang tak tereksitasi
(self absorption) sensitivitas turun
2. Unit Pengatoman :
Tempat pembentukan atom logam dari ion yang terlarut (larutan)
Jenis :
- Flame
- Flameless
o Hidrida
o Pembentukan uap dingin (Cold Vapor-generation)
o Tungku grafit
Flame AAS :
Atomisasi : larutan sampel diaspirasikan ke dalam nebulizer dengan adanya gas pembakar dan oksidan
sehingga terbentuk aerosol
Fungsi api
- Destroy any analyte ions and breakdown complexes
- Create atoms (the elemental form) of the element of interest
- i.e.Fe0, Cu0, Zn0, etc.
Temperature nyala
- Tergantung pada kombinasi oksidan dan bahan bakar
- Bahan bakar : Asetilen, gas alam, hydrogen
- Oksidan : Udara/oksigen , N2O
3. Specific light measurement - Includes several components:
a) a monochromator to disperse several wavelength of lights that are emitted from the light source
to isolate a particular line of interest,
b) a detector to produce an electrical current that is dependent on the light intensity. This electrical
current is amplified and processed by the instrument electronics to produce a signal, which is a measure
of the light attenuation occurring in the sample cell and,
c) this signal is further processed to generate an instrument readout in concentration units.
Dasar Analisis Kuantitatif
Hukum Beer :
Jika Io dilewatkan larutan dengan konsentrasi C maka intensitas berkurang menjadi It yang sebanding dengan
C
Io/It = k. C
Hukum Lambert-Beer ;
Jika Io dilewatkan larutan setebal b maka intensitas berkurang menjadi It yang sebanding dengan b Io/It =
k.b
Menyatakan hubungan linier antara serapan dan panjang jalan melewati medium yang menyerap, dan
hubungan antara konsentrasi spesies penyerap dan tingkat absorbansi.
Absorban zat terlarut adalah proporsional terhadap konsentrasi A = abC = b. C
It/Io x 100 % = T %
log Io/It = log I/T = A
Applications of Atomic Absorption Spectroscopy
water analysis (e.g.Ca, Mg, Fe, Si, Al, Ba content)
food analysis; analysis of animal feedstuffs ( e.g. Mn, Fe, Cu, Cr, Se, Zn)
analysis of additives in lubricating oils and greases (Ba,Ca, Na, Li, Zn, Mg)
analysis of soils
clinical analysis (blood samples: whole blood, plasma, serum; Ca, Mg, Li, Na, K, Fe)

Spektrofotometri UV dan Visibel


Basic of the method :
Absorption of UV or Visibel (Vis.) by a compound having chromophore groups
Chromophore groups :
Double and/or triple bonds
Azo (N=N), solfonil (-SO3H), etc
Memberikan larutan berwarna
Sinar UV : 200-400 nm
Sinar visible : 400-800 nm
(nm) Warna yang diserap Warna yang diamati

410 Violet Kuning-hijau


430 Biru-violet Kuning
480 Biru Jingga
500 Hijau-biru Merah
530 Hijau Merah purple
560 Kuning-hijau Violet
580 Kuning Biru-violet
610 Jingga Biru
680 Merah Hijau-biru
720 Merah-purple Hijau

Prinsip dasar spektrometri UV/Vis


Prinsip kerja spektrofotometri UV-Vis adalah interaksi yang terjadi antara energy yang berupa sinar
monokromatis dari sumber sinar dengan materi yang berupa molekul
Spektrofotometri UV-Vis merupakan penyerapan sinar tampak atau UV oleh suatu molekul yang
dapat menyebabkan terjadinya eksitasi elektron (transisi elektronik) dari keadaan dasar (ground state)
menuju energi yang lebih tinggi (excited state).
Transisi elektron yang terjadi
Ketika suatu molekul menyerap sinar UV atau visibel, maka akan terjadi transisi elektron dari tingkat
tenaga dasar (M) ke tingkat tenaga tereksitasi (M*).
Elektron yang terlibat dalam ikatan rangkap dan gugus kromofor :
*
n*
*
Elektron dalam orbital d dan f :
terjadi pada logam transisi dan logam transisi dalam, misal pada senyawa kompleks
Jenis bagian-bagian dari instrumentasi
Sumber sinar :
UV : lampu D dan H
Visibel : W dan Xe
Monokromator :
Penyaring sinar polikromatis menjadi monokromatis
Silt atau lensa atau cermin
Sel sampel :
Kuvet kuarsa : UV dan visibel
Kuvet plastik : Visibel
Susunan instrumentasi
Detektor :
Jenis Foton
Menangkap energi foton, mengubah menjadi sinyal listrik yang diperkuat dengan amplifier
Recorder :
Merekam sinyal listrik yang telah diperkuat dari detektor
Menampilkan out put : angka atau spektra
ANALISIS KUANTITATIF
Hukum Beer :
Jika sinar dengan intensitas awal Io dilewatkan larutan dengan konsentrasi C maka intensitas
berkurang menjadi It yang sebanding dengan konsentrasi C, atau :
Io / It = k. C
Hukum Lambert-Beer-Buoguer
Jika sinar dengan intensitas awal Io dilewatkan larutan setebal b maka intensitas berkurang
menjadi It yang sebanding dengan b :
Io / It = k.b

Spektrofluorometri
- TEORI
- Dasar analisis :
o Pengukuran intensitas cahaya fluoresensi yang dipancarkan oleh zat uji.
o Interaksi REM-materi :
Absorpsi, diikuti emisi
o Pemancaran :
Fluoresensi
Fosforesensi
- Proses fluoresensi :
- Untuk molekul dwiatomik :
o S: tingkat singlet : mempunyai elektron berpasangan
o T : tingkat triplet : 2 elektron berlawanan arah spin
o So : tingkat dasar yang merupakan tingkat singlet
o Tingkat energi S > T
Fluoresensi
- Pada saat molekul mengabsorpsi sinar visibel, elektron ikatan tereksitasi dari S0 ke S2
- Elektron dalam S2 bervibrasi dari 2 ke S1.
- Elektron dalam S1 kembali ke So sambil emisi radiasi Fluoresensi
- Ada sebagian elektron yang tidak mengemisikan radiasi, namun mengalami internal conversion (IC)/
pembalikan internal nonradiative/radiationless : melepas panas

Fosforesensi :
- Pada saat molekul mengabsorpsi sinar visibel, elektron ikatan tereksitasi dari S0 ke S2
- Elektron dalam S2 bervibrasi dari S2 ke S1.
- Elektron dalam S1 mengalami intersystem crossing (ISC) : penyilangan antar sistem pembalikan
spin elektron menempatkan elektron pada T2
- Elektron pada T2 : relaksasi vibrasi ke T1
- Elektron pada T1 relaksasi ke So sambil emisi radiasi Fosforesensi
- Ada sebagian yang mengalami radiationless/nonradiatif
- waktu pemancaran lebih lama

Absorptivitas suatu senyawa berkaitan dengan intensitas fluoresensinya. Molekul seperti hidrokarbon jenuh
yang tidak menyerap sinar uv-vis tidak akan berfluoresensi dan sebaliknya senyawa yang berfluoresensi akan
menyerap sinar uv-vis. Hal ini disebabkan karena peristiwa fluoresensi selalu didahului oleh penyerapan atau
absorpsi energi cahaya.

SENYAWA BERFLUORESENSI
1. Senyawa berfluoresensi intrinsik/natif: Senyawa yang secara alami mampu berfluoresensi.
Contoh: Asam salisilat dalam pelarut air pada pH 10, Piridoksin HCl dalam pelarut etanol
2. Senyawa yang berfluoresensi setelah direaksikan dengan reagen tertentu.
Contoh: metildopa dan difenilhidantoin

Senyawa yang berfluoresensi setelah direaksikan dengan reagen tertentu bisa dengan cara:
1. Metode induksi kimia dengan cara: radiasi menggunakan sinar UV, hidrolisis dan dengan dehidrasi
menggunakan asam kuat. Contoh: klorokuin, reserpin.
2. Metode pengkoplingan atau penggabungan reaksi antara molekul obat dengan reagen fluorometrik
yang sesuai membentuk spesies berfluoresensi (fluorofor). Contoh: reaksi asam amino dengan dansil
klorida

Hubungan struktur molekul dengan fosforesensi


Fosforesensi disukai terjadi pada :
1. Eksitasi elektron yang tidak berpasangan (non bonding electrone, n)
2. Adanya substitusi pada struktur molekul dengan halogen, logam berat, dan gugus-gugus nitro
(terutama yang dekat dengan elektron yang tereksitasi) akan meningkatkan fosforesensi.

Gugus fungsi tersebut dapat mendorong transisi elektron dari keadaan tereksitasi singlet kekeadaan
tereksitasi triplet (syarat terjadi fosforesensi)
Spektrofluorometer memiliki dua monokromator dimana salah satu digunakan untuk panjang gelombang
eksitasi dan yang lainnya digunakan untuk panjang gelombang emisi.
Perbedaan dengan spektrofotometri
1. Kepekaan analisis pada spektrofluorimetri dapat dipertinggi dengan menaikkan intensitas sumber
cahaya
2. Analisis spektrofluorimetri lebih selektif dan lebih sensitif
Kelebihan --- Kepekaan yang baik karena :
1. Intensitas dapat diperbesar dengan menggunakan sumber eksitasi yang tepat
2. Detektor yang digunakan seperti tabung pergandaan foto sangat peka
3. Pengukuran energi emisi lebih tepat daripada energi terabsorbsi
4. Dapat mengukur sampai kadar 10-4 -10-9 M
5. Catatan

Pada larutan dengan konsentrasi tinggi,sebagian besar cahaya diserap lapisan larutan yang paling dulu
kontak dengan radiasi eksitasi, sehingga fluoresensi hanya terjadi pada bagian yang menyerap cahaya
tersebut.
Dengan demikian, pada analisis kuantitatif harus digunakan larutan yang encer (serapan tidak lebih dari 0,02)
supaya dapat memenuhi persamaan fluoresensi.

ELEKTROKIMIA ( PERUBAHAN KIMIA DAN KERJA LISTRIK )

Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan kerja listrik,
biasanya melibatkan sel elektrokimia yang menerapkan prinsip reaksi redoks dalam aplikasinya.

Ada 2 jenis sel elektrokimia:


(1) Sel yang melakukan kerja dengan melepaskan energi dari reaksi spontan
(2) sel yang melakukan kerja dengan menyerap energi dari sumber listrik untuk menggerakkan reaksi non
spontan

Setengah Reaksi dan Sel Elektrokimia


Sel elektrokimia baik yang melepas atau menyerap energi selalu melibatkan perpindahan elektron-elektron
dari satu senyawa ke senyawa yang lain dalam suatu reaksi oksidasi reduksi
Oksidasi adalah hilangnya elektron sedangkan reduksi diperolehnya elektron
Zat pengoksidasi adalah spesies yang melakukan oksidasi, mengambil elektron dari zat yang teroksidasi
Zat pereduksi adalah spesies yang melakukan reduksi memberikan elektron kepada zat yang tereduksi
Setelah reaksi zat teroksidasi memiliki bilangan oksidasi lebih tinggi sedangkan zat tereduksi memiliki
bilangan oksidasi lebih rendah

Sel Elektrokimia
Sel Volta (sel galvani) memanfaatkan reaksi spontan (G < 0) untuk membangkitkan energi listrik, selisih
energi reaktan (tinggi) dengan produk (rendah) diubah menjadi energi listrik. Sistem reaksi melakukan kerja
terhadap lingkungan
Sel Elektrolisa memanfaatkan energi listrik untuk menjalankan reaksi non spontan (G > 0) lingkungan
melakukan kerja terhadap sistem
Kedua tipe sel menggunakan elektroda, yaitu zat yang menghantarkan listrik antara sel dan lingkungan dan
dicelupkan dalam elektrolit (campuran ion) yang terlibat dalam reaksi atau yang membawa muatan
Sel Galvani / Volta
Yaitu : perubahan energi kimia menjadi listrik Terdiri dari 2 elektroda dan larutan elektrolit
Katoda elektroda positif Reduksi
Anoda elektroda negatif Oksidasi

Konstruksi dan Operasi Sel Volta


Setengah sel oksidasi: anoda berupa batang logam Zn dicelupkan dalam ZnSO4
Setengah sel reduksi: katoda berupa batang logam Cu dicelupkan dalam CuSO4
Terbentuk muatan relatif pada kedua elektroda dimana anoda bermuatan negatif dan katoda bermuatan
positif.
Kedua sel juga dihubungkan oleh jembatan garam yaitu tabung berbentuk U terbalik berisi pasta elektrolit
yang tidak bereaksi dengan sel redoks gunanya untuk menyeimbangkan muatan ion (kation dan anion)
Dimungkinkan menggunakan elektroda inaktif yang tidak ikut bereaksi dalam sel volta ini misalnya grafit dan
platinum

Elektrolisis
Yaitu : perubahan energi listrik menjadi kimia.
Sel Elektrolisis : alat-alat untuk elektrolisis
Elektroda : Penghantar listrik masuk ke dalam dan keluar dari zat yang bereaksi
Perpindahan elektron diantara elektroda dan zat-zat dalam sel menghasilkan reaksi, terjadi pada permukaan
elektroda. Zat yang dapat dielektrolisis adalah leburan Ion dan larutan yang mengandung ion terlarut.
Anoda elektroda positif Oksidasi
Katoda elektroda negatif Reduksi

Elektroda
Elektroda terbagi menjadi dua jenis yaitu anoda dan katoda
Setengah reaksi oksidasi terjadi di anoda. Elektron diberikan oleh senyawa teroksidasi (zat pereduksi) dan
meninggalkan sel melalui anoda
Setengah reaksi reduksi terjadi di katoda. Elektron diambil oleh senyawa tereduksi (zat pengoksidasi) dan
masuk sel melalui katoda

Potensial Sel (Esel)


Sel volta menjadikan perubahan energi bebas reaksi spontan menjadi energi listrik
Energi listrik ini berbanding lurus dengan beda potensial antara kedua elektroda (voltase) atau disebut juga
potensial sel (Esel) atau gaya electromotive (emf)
Untuk proses spontan Esel > 0, semakin positif Esel semakin banyak kerja yang bisa dilakukan oleh sel
Satuan yang dgunakan 1 V = 1 J/C
Potensial sel sangat dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi, oleh karena itu potensial sel standar diukur pada
keadaan standar (298 K, 1 atm untuk gas, 1 M untuk larutan dan padatan murni untuk solid)

Potensial Elektroda Standar (Eosetengah-sel)


Potensial elektroda standar adalah potensial yang terkait dengan setengah reaksi yang ada (wadah elektroda)
Menurut kesepakatan potensial elektroda standar selalu ditulis dalam setengah reaksi reduksi
Bentuk teroksidasi + ne bentuk tereduksi Eo1/2 sel
Potensial elektroda standar seperti halnya besaran termodinamika dapat dibalik dengan mengubah tandanya
Eosel = Eokatoda - Eoanoda
Potensial Sel dan Potensial Reduksi
Volt = electro motive force (emf) = ggl = gaya gerak listrik
1V = 1 J/C
Potensial sel (Esel) pada suhu 25C, 1 atm, 1,00 M Disebut Potensial Standar Sel (Esel)
Potensial Reduksi pada suhu 25C, 1 atm Potensial Standar Reduksi

Menggunakan Potensial Standar Reduksi


Memperkirakan reaksi redoks spontan
Spontan : Jika reaksi setengah sel dengan potensial reduksi yang lebih positif selalu ditulis ada namanya,
reduksi dan setengah reaksi lain oksidasi
Menentukan sebuah reaksi spontan dari perhitungan potensial sel.
dalam sel Galvani perhitungan potensial sel untuk reaksi spontan selalu bernilai positif

ANALISIS SECARA ELEKTROKIMIA


Elektrokimia adalah metode analisis kualitatif maupun kuantitatif senyawa kimia, yang reaksinya
dipengaruhi oleh arus listrik, beda potensial, dan daya hantar listrik.

Alat analisis elektrokimia dibedakan menjadi:


- 1. Potensimeter berdasar atas perbedaan potensial kedua elektrode yang dinyatakan dalam milivolt
atau mV.
- 2.Amperemeter berdasar timbulnya arus listrik yang dinyatakan dalam amper atau mili amper
- 3.Voltameter mempunyai prinsip yang sama tetapi elektrode yang digunakan agak berbeda
- 4. Konduktometer berdasar pada daya hantar listrik atau konduktivitas.

Tiga proses migrasi ion


(1). Migrasi muatan ion dalam satu medan listrik
(2). Konveksi (penumpukkan panas) dalam gerakan ion dalam larutan atau elektrode,
(3). Difusi ion-ion karena pertambahan elektrolit secara bertahap.

Kelemahan
Arus, tegangan, dan daya hantar listrik dapat digunakan untuk secara sendiri-sendiri, atau secara kombinasi.
Kelemahan penggunaan alat analisis ini (elektrokimia) adalah pada daya resoslusi yang rendah. Paling
baik dikombinasikan dengan KCKT.
Alat banyak digunakan dalam analisis baik untuk senyawa organik maupun anorganik, misalnya
potensiometer, voltameter dan konduktometer

Anda mungkin juga menyukai