Anda di halaman 1dari 20

Lagu Ku

anyyeonghasseo
SENIN, 06 APRIL 2015

Laporan kasus dengan diabetes mellitus pada Tn. A


LAPORAN KASUS
PADA Tn. A UMUR 4I TAHUN DENGAN DIABETES MELITUS
DI RUANG ICU RUMAH SAKIT SARI MULIA
BANJARMASIN

DISUSUN OLEH :
Nama : Jumaida Kurnia Sari
NIM : S.14.1495

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya hantarkan kehadiran Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya jugalah, saya dapat menyelasaikan penulisan Laporan Kasus dengan dermatitis
di ruang ICU/Kenari Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin. Laporan ini merupakan tugas
atau pelaksanaan sosialisasi praktik yang dilakukan selama 2 minggu di RS. Sari Mulia
Banjarmasin. Pada tanggal 09 februari 2015 21 februari 2015.
Dengan adanya penulisan laporan ini, saya berharap para pembaca mendapatkan
pengetahuan dan informasi yang lebih baik. Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya
saya mendapat bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang
sedalam-dalamnya saya sampaikan pada :
1. DR. H.R Soedarto, WW.Sp.OG selaku Pembimbing Yayasan Indah Sari Mulia Banjarmasin
2. Ibu Anggrita Sari, S.Si.T., M.Pd., M.Kes selaku Direktur AKBID Sari Mulia Banjarmasin
3. Ibu Nurul Hidayah, S.S.T selaku bagian praktik klinik AKBID Sari Mulia Banjarmasin
4. Ibu Merry Sinta Uli, S.Kep.Ners selaku Clinical Instructur di RS Sari Mulia Banjarmasin
5. Ibu Nazmaturrahmah, S.S.T selaku Clinical Teacher di AKBID Sari Mulia Banjarmasin
6. Kakak-kakak perawat dan rekan-rekan yang telah banyak memberikan masukan dan
bimbingan

Banjarmasin, Februari 2015

Penulis

DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan.............................................................................................................. ii
Lembar Pengesahan.............................................................................................................. iii
Kata Pengantar..................................................................................................................... iv
Daftar Isi.............................................................................................................................. v
BAB I Pendahuluan............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Tujuan....................................................................................................................... 3
C. Manfaat ................................................................................................................... 4
BAB II Tinjaun Teori........................................................................................................... 5
A. Pengertian................................................................................................................. 5
B. Etiologi..................................................................................................................... 6
C. Gejala Klinis............................................................................................................. 7
D. Patofisiologi............................................................................................................. 8
E. Komplikasi............................................................................................................... 8
F. Penatalaksanaan....................................................................................................... 10
BAB III Tinjauan Kasus...................................................................................................... 13
A. Data Subjektif.......................................................................................................... 13
B. Data Objektif........................................................................................................... 15
C. Analisa Data............................................................................................................. 18
D. Penatalaksanaan....................................................................................................... 18
BAB IV Pembahasan........................................................................................................... 21
BAB V Penutup................................................................................................................... 22
A. Kesimpulan............................................................................................................... 23
B. Saran......................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 24

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Diabetes Mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit
yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus-menerus dan
bervariasi, terutama setelah makan. Diabetes mellitus merupakan keadaan hiperglikemia
kronik disertai berbagai kelainan metabolic akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi pada
membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron (Bilous, 2002).
Jumlah penduduk dunia yang sakit diabetes mellitus cenderung meningkat dari tahun ke
tahun. Hal ini berkaitan dengan jumlah populasi meningkat, pola hidup, prevalensi obesitas
meningkat dan kegiatan fisik kurang (Smeltzer &Bare, 2002). Laporan dari WHO mengenai
studi populasi DM di berbagai negara, jumlah penderita diabetes mellitus pada tahun 2000 di
Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita diabetes mellitus dengan
prevalensi 8,4 juta jiwa. Urutan diatasnya adalah India (31,7 juta jiwa), China (20,8 juta
jiwa), dan Amerika Serikat (17,7 juta jiwa) (Darmono, 2007).
Pada tahun 2010 jumlah penderita DM di Indonesia minimal menjadi 5 juta dan di dunia
239,9 juta penderita. Diperkirakan pada tahun 2030 prevalensi diabetes mellitus di Indonesia
meningkat menjadi 21,3 juta angka kesakitan dan kematian akibat DM di Indonesia
cenderung berfluktuasi setiap tahunnya sejalan dengan perubahan gaya hidup masyarakat
yang mengarah pada makanan siap saji dan sarat karbohidrat (Depkes RI, 2006).

1
Terapi gizi merupakan komponen utama keberhasilan penatalaksanaan diabetes.
Kepatuhan pasien terhadap prinsip gizi dan perencanaan makan merupakan salah satu
kendala pada pasien diabetes. Penderita diabetes banyak yang merasa tersiksa sehubungan
dengan jenis dan jumlah makanan yang dianjurkan (Maulana, 2009).
Penelitian Setyani (2007) menggambarkan tingkat ketaatan diet bagi pasien diabetes
mellitus. Hasil penelitiannya menunjukkan hanya 43% pasien yang patuh menjalankan diet
diabetes mellitus. Sebanyak 57% pasien tidak patuh menjalankan diet yang dianjurkan.
Pasien yang patuh akan mempunyai kontrol glikemik yang lebih baik, dengan control
glikemik yang baik dan terus menerus akan dapat mencegah komplikasi akut dan mengurangi
resiko komplikasi jangka panjang. Perbaikan kontrol glikemik berhubungan dengan
penurunan kejadian retinopati, nefropati dan neuropati. Sebaliknya bagi pasien yang tidak
patuh akan mempengaruhi kontrol glikemiknya menjadi kurang baik bahkan tidak terkontrol,
hal ini akan mengakibatkan komplikasi yang mungkin timbul tidak dapat dicegah (Bilous,
2002).
2
B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Penulisan laporan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan asuhan pada pasien
Diabetes Mellitus yang ada di Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin.

2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikas data pasien secara subjektif dengan Diabetes Mellitus
b. Mengidentikasi data pasien secara objektif dengan Diabetes Mellitus
c. Menganalisa data subjektif dan objektif pada pasien dengan Diabetes Mellitus
d. Melaksanakan tindakan-tindakan pada pasien Diabetes Mellitus

C. Manfaat

1. Bagi klien/keluarga
Sebagai bahan acuan bagi klien agar lebih mengetahui tentang Diabetes Mellitus, serta dapat
mewaspadai apabila terdapat gejala-gejala klinis yang menyebabkan terjadinya Diabetes
Mellitus.

2. Bagi petugas kesehatan


Diharapka dapat menambah wawasan dan dapat dijadikn literature dalam menangani pasien
dengan Diabetes Mellitus bagi institusi pendidikan sebagai bahan acuan untuk menambah
ilmu dan wawasan pengetahuan mahasiswa terhadap penyakit Diabetes Mellitus.

3
3. Bagi instansi pendidik
Agar dapat memberikan manfaat bagi lembaga pendidikan, serta dapat merencanakan
kegiatan pendidikan dalam konteks asuhan keperawatan secara menyeluruh, khususnya pada
pasien DiabetesMellitus, sehingga lulusan akademi kebidanan di harapkan mampu
memberikan pelayanan yang optimal.

4. Bagi Mahasiswa
Menambah ilmu dan wawasan tentang asuhan pada pasien denga Diabetes Mellitus. Sebagai
syarat untuk memenuhi tugas sebagai mahasiswa praktik di Akademi Kebidanan Sari Mulia
Banjarmasin
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Diabetes Militus adalah keadaan kronik,yang berkarakteristik penyakit progresif oleh
ketidakmampuan tubuh untuk metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang menuju pada
hiperglikemia(peningkatan gula darah). Diabetes militus mengacu sebagai gula yang tinggi oleh
pasien dan penyedia perawatan kesehatan (Jane Hokanson Hawks.2005).
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti mengalirkan atau mengalihkan (siphon).
Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau madu. Penyakit diabetes melitus dapat
diartikan individu yang mengalirkan volume urine yang banyak dengan kadar glukosa tinggi. Diabetes
melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan ketidakadaan absolute insulin atau
penurunan relative insensitivitas sel terhadap insulin (Corwin, 2009).
Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan
metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada
mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam
pemeriksaan dengan mikroskop elektron (Mansjoer dkk, 2007)

DM merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kelainan kadar


glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau akibat kerja
insulin yang tidak adekuat (Brunner & Suddart, 2002).
5
Sedangkan menurut Francis dan John (2000), Diabetes Mellitus klinis adalah suatu
sindroma gangguan metabolisme dengan hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat
suatu defisiensi sekresi insulin atau berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau
keduanya.

B. Etiologi
Penyebab Diabetes Melitus berdasarkan klasifikasi :
a) DM Tipe I (IDDM) : DM tergantung insulin
Faktor genetic herediter
Faktor herediter menyebabkan timbulnya DM melalui kerentanan sel-sel beta terhadap
penghancuran oleh virus atau mempermudah perkembangan antibody autiomun melawan sel-
sel beta, jadi memgarah pada penghancuran sel-sel beta.
Faktor infeksi virus
Berupa infeksi virus coxakie dan Gondogen yang merupakan pemicu yang menentukan
proses autoimun pada individu yang peka secara genetic
b) DM Tipe II (NIDDM) : DM tidak tergantung insulin
Terjadi paling sering pada orang dewasa, dimana terjadi obesitas pada individu, obesitas
dapat menurunkan jumlah resoptor insulin dari dalam sel target insulin diseluruh tubuh.
Meningkatkan efek metabolik yang biasa.

6
c) DM Malnutrisi
Fibro Calculous Pancreatic DM (FCPD)
Terjadi karena mengkonsumsi makanan rendah kalori dan rendah protein sehingga klasfikasi
pankreas melalui proses mekanik (Fibrosis) atau toksik (Cynide) yang menyebabkan sel-sel
beta menjadi rusak.
Protein Defesiensi Pancreatic Diabetes Mellitus (PDPD)
Karena kekurangan protein yang kronik menyebabkan hipofungsi sel Beta Pancreas.

C. Gejala Klinis
Menurut Budi Santoso (2007) seseorang dapat dikatakan menderita Diabetes Mellitus
apabila menderita dua dari tiga gejala yaitu :
a. Keluhan TRIAS: Banyak minum, Banyak kencing dan Penurunan berat badan
b. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl
c. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari
200 mg/dl
Sedangkan menurut Ej Corwin (2009) keluhan yang sering terjadi pada penderita
Diabetes Mellitus adalah poliuria, polidipsia, polifagia, berat badan menurun, lemah,
kesemutan, gatal, visus menurun, bisul/luka,dan keputihan.

7
D. Patofisiologi
Glukosa terbentuk dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari (terdiri dari
karbohidrat,lemak, dan protein). Kemudian glukosa akan diserap melalui dinding usus dan
disalurkan dalam darah. Setelah makan. Kadar glukosa dalam darah akan lebih tinggi.
Melebihi glukosa yang dibutuhkan dalam proses pembentukan energy tubuh. Untuk
mencegah meningginya glukosa dengan tiba-tiba, insulin (hormone yang diproduksi sel beta
prankeas) berfungsi menyimpan glukosa (dinamakan glikogen) dalam hati dan sel-sel otot.
Jika kadar gula menurun maka simpanan glikogen akan kembali ke dalam darah. Glikogen
yang disimpan dalam hati bertahan 8-10 jam. Apabila tidak digunakan dalam tempo yang
ditentukan maka simpanan ini akan berubah menjadi lemak. (Mahendra, 2008)

E. Komplikasi
Komplikasi yang berkaitan dengan kedua tipe DM (Diabetes Melitus) digolongkan
sebagai akut dan kronik (Mansjoer dkk, 2007)
1. Komplikasi akut
Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari ketidakseimbangan jangka pendek dari glukosa
darah.

8
a. Hipoglikemia/ koma hipoglikemia
Hipoglikemik adalah kadar gula darah yang rendah. Kadar gula darah yang normal 60-100
mg% yang bergantung pada berbagai keadaan. Salah satu bentuk dari kegawatan
hipoglikemik adalah koma hipoglikemik. Pada kasus spoor atau koma yang tidak diketahui
sebabnya maka harus dicurigai sebagai suatu hipoglikemik dan merupakan alasan untuk
pembarian glukosa. Koma hipoglikemik biasanya disebabkan oleh overdosis insulin. Selain
itu dapat pula disebabkan oleh karana terlambat makan atau olahraga yang berlebih.
Diagnosa dibuat dari tanda klinis dengan gejala hipoglikemik terjadi bila kadar gula darah
dibawah 50 mg% atau 40 mg% pada pemeriksaaan darah jari.
b. Sindrom Hiperglikemik Hiperosmolar Non Ketotik (HHNC/ HONK)
HONK adalah keadaan hiperglikemi dan hiperosmoliti tanpa terdapatnya ketosis. Konsentrasi
gula darah lebih dari 600 mg bahkan sampai 2000, tidak terdapat aseton, osmolitas darah
tinggi melewati 350 mOsm perkilogram, tidak terdapat asidosis dan fungsi ginjal pada
umumnya terganggu dimana BUN banding kreatinin lebih dari 30 : 1, elektrolit natrium
berkisar antara 100 150 mEq per liter kalium bervariasi.

9
F. Penatalaksanaan

Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin dan kadar
glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta neuropatik.
Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah mencapai kadar glukosa darah normal
(euglikemia) tanpa terjadi hipoglikemia dan gangguan series pada pola aktivitas pasien.
Ada lima konponen dalam penatalaksanaan DM, yaitu:
a. Diet
Syarat diet DM hendaknya dapat :
1. Memperbaiki kesehatan umum penderita
2. Mengarahkan pada berat badan normal
3. Menormalkan pertumbuhan DM anak dan DM dewasa muda
4. Mempertahankan kadar KGD normal
5. Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetic
6. Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita.
7. Menarik dan mudah diberikan
Prinsip diet DM, adalah:
1. Jumlah sesuai kebutuhan
2. Jadwal diet ketat
3. Jenis: boleh dimakan/tidak
Diit DM sesuai dengan paket-paket yang telah disesuaikan dengan kandungan kalorinya.
1. Diit DM I : 1100 kalori
2. Diit DM II : 1300 kalori
3. Diit DM III : 1500 kalori
4. Diit DM IV : 1700 kalori
10
5. Diit DM V : 1900 kalori
6. Diit DM VI : 2100 kalori
7. Diit DM VII : 2300 kalori
8. Diit DM VIII : 2500 kalori
Diit I s/d III : diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk

Diit IV s/d V : diberikan kepada penderita dengan berat badan normal


Diit VI s/d VIII : diberikan kepada penderita kurus. Diabetes remaja, atau diabetes
komplikasi.
b. Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah:
1. Meningkatkan kepekaan insulin (glukosa uptake), apabila dikerjakan setiap 1 jam sesudah
makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada penderita dengan kegemukan atau
menambah jumlah reseptor insulin dan meningkatkan sensitivitas insulin dengan reseptornya.
2. Mencegah kegemukan apabila ditambah latihan pagi dan sore
3. Memperbaiki aliran perifer dan menambah supply oksigen
4. Meningkatkan kadar kolesterol-high density lipoprotein
5. Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan dirangsang pembentukan
glikogen baru
6. Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena pembakaran asam lemak
menjadi lebih baik

11
c. Pemeriksaan Diagnostik
Gula darah meningkat
Kriteria diagnostik WHO untuk DM pada dewasa yang tidak hamil.
Pada sedikitnya 2 x pemeriksaan :
a. Glukosa plasma sewaktu/random > 200 mg/dl (11,1 mmol/L)
b. Glukosa plasma puasa/nuchter > 140 mg/dl (7,8 mmol/L)
c. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr
karbohidrat (2 jam post prandial) > 200 mg/dl.
Tes toleransi glukosa oral : pasien mengkonsumsi makanan tinggi kabohidrat (150 300 gr)
selama 3 hari sebelum tes dilakukan, sesudah berpuasa pada malam hari keesokan harinya
sampel darah diambil, kemudian karbohidrat sebanyak 75 gr diberikan pada pasien. (Brunner
& Suddarth, 2003)
12
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal pengkajian : 11 Februari 2015


Jam pengkajian : Jam 11:00 WITA
Tempat pengkajian : Ruang ICU RS Sari Mulia Banjarmasin
Tanggal Masuk : 9 Februari 2015

A. Data Subjektif
a. Identitas
a. Identitas pasien
Nama : Tn.A
Umur : 41 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl. S.Adam Rt.17 no.50

b. Keluhan utama : pasien mengatakan terasa lemas sekali pada seluruh tubuh yang
dirasakan pasien sejak tanggal 9 Februari 2015
c. Riwayat kesehatan :
1. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien datang ke RS Sari Mulia Banjarmasin tanggal 9 Februari 2015 dengan keluhan lemas
dan terlihat luka pada kaki jari (jempolan).
2. Riwayat kesehatan dahulu
Keluarga mengatakan bahwa Tn.A menderita diabetes mellitus dan gagal ginjal kronik sejak
4 tahun yang lalu
13
d. Data kebutuhan biologis
1. Nutrisi
Sebelum sakit : Pasien makan 3 kali sehari, makan habis 1 porsi
Selama sakit : Pasien makan 3 kali sehari, tidak habis 1 porsi
2. Elementasi
Sebelum sakit : BAK 3-4 kali sehari, warna urine kuning jernih
Sesudah sakit : BAK Lewat selang keteter, warna urine keruh
3. Aktifitas
belum sakit : Pasien dapat melakukan aktivitas sendiri
Selama sakit : Aktivitas pasien dapt dibantu keluarga
4. Istirahat
belum sakit : Pasien tidur pada malam hari selama 7 jam
lama sakit : Pasien tidur pada malam hari selama 9 jam
e. Data psikososial dan spiritual
1. Tanggapan pasien terhadap keadaannya.
Pasien khawatir terhadap keaadannya
2. Pengetahuan pasien terhadap penyakitnya
Pasien tidak mengerti tentang peyakit yang dialami
3. Hubungan pasien dengan keluarganya
Hubungan pasien baik dengan keluarga

14
4. Hubungan pasien dengan orang lain dan sekitar
Baik koperatif bila dilakukan tindakan untuk diri pasien

A. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Lemah
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital : N : 51x/menii
R : 24x/menit
TD : 118/75 mmHg
T : 36,50 C
2. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi
- Kepala : Bentuk simestris, pertumbuhan rambut tidak
Merata
- Muka : Bentuk sismestris, dan muka kelihatan pucat
- Mata : Konjungtivanya terlihat pucat, reflek cahaya
dan fungsi penglihatan baik
- Mulut : Bibir kelihatan kering
- Telinga : Ukuran sedang, simestris kanan dan kiri. Tidak ada
benjolan dan lesi
- Leher : Tidak ada pembesaran limfe dan tiroid
- Hidung : Simestris, tidak ada lesi dan sekret
- Dada : Bentuk dada normal, pergerakkan napas
simestris kanan kiri
- Genetalia : Terpasang keteter

15
b. Ektremitas atas
- Inpeksi : Tangan kanan terpasang infuse, dan ditangan
kiri terpasang SPo2
c. Ekstremitas bawah
Inspeksi : Terdapat luka pada kaki kanan bagian kaki
jari (jempolan)

16
- Pemeriksa penunjang
- Tanggal : 9 Februari 2015
HASIL LABORATURIUM

Pemeriksaan Hasil Satuan Rujukan


HEMATOLOGI
Hemoglobin 12,1(-) Gr/dl 13,5-18,0
Leukosit 8820 /ul 4000-11000
Trombosit 17300 /ul 150000-350000
Eritrosit 4,28*(-) Juta/ul 4,50-5,50
Hematokrit 37,1*(-) % 40,0-4,50

HITUNGAN JENIS
Basofil 0 % 0-1
Eosinofil 1 % 1-3
Stab 0*(-) % 2-6
Segmen 85*(+) % 50-70
Limfosit 5*(-) % 30-40
Monosit 9*(+) % 3-7

MCU,MCH,MCHC
MCV 86,7 % 82,0-92,0
MCH 28,3 % 27,0-91,0
MCHC 32,6 % 340-370
Ted 16,0*(+) % <15

KIMIA KLINIK
Gula darah sewaktu 32 Mg/dl <200

LEMAK
Kolesterol total 169 Mg/dl <180
Trigliserida 156*(+) Mg/dl <130

FUNGSI GINJAL
Ureum 304,6*(+) Mg/dl 20,00-50,00
Bun 142,37(+) Mg/dl 10,00-20,00
Creatinin 12,28*(+) Mg/dl 0,50-1,20

FUNGSI HATI
Albumin 2,90*(-) g/dl 3,50-50,00
Slept 3 u/l <42

ELEKTROLIT
Natrium (Na) 133,4*(-) Nmd/l 137,0-145,0
Kalium 7,34*(+) Mg/L 98,0-107,0

SERO, IMUNOLOGI HEPATITIS


Hbs Ag Latex (card) Non reaktif - Non reaktif
ANT/HCV card - Non reaktif Non reaktif

17
C. Analisa Data
1. Diagnosa : Tn. A umur 41 tahun dengan Diabetes
Mellitus
h : Nyeri pada kaki (jempolan), lemas dan pusing
han : Konseling, health education dan terapi sesuai advis dokter

D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan keluarga hasil pemeriksaan yaitu :
N : 84x/menit
TD : 110/80 mmHg
R : 20x/menit
T : 360 c
keluarga mengetahui hasil pemeriksaan
2. Kolaborasi dengan dokter untuk memberikan cairan infuse RL 60 tetes/menit
cairan telah diberikan
3. Memberitahu dan menjelaskan kepada keluarga pasien tentang penyakit Diabetes Mellitus
Keluarga pasien mengetahui dan mengerti penyakit pasien
4. Melaksanakan terapi medik sesuai advis dokter
a. Infus D10 t/m
Indikasi : dijadikan sebagi sumber cairan tubuh
Samping : jika hipertomi dapat menurunkan PH dan dapat menyebabkan iritasi vena dan
thrombophlebitis

18
b. Injeksi Lasix
Indikasi : terapi tambahan pada edema polmunaris akut
Efek samping : kehilangan Ca, K, Na dan diabetes
c. Injeksi Pranza 2x1 vial
si : pada pengobatan ulkus lambung, duodenum, refluks esofagitis dengan sedang dan berat
kondisi hipersekresi patologis seperti sindrom Zollinger-Ellison atau keganasan lambung
d. Injeksi Broadced
si : infeksi berat dan keadaan resistensi terhadap gram positif dan gram negative. Infeksi saluran
napas, ISK, GO, Septikemia, infeksi tulang dan sendi, infeksi intra abdominal, infeksi kulit
amping : mual muntah dan diare, sakit kepala dan pusing.
e. Nebu dengan Ventolin 1 ampul
Indikasi : penanganan dan pencegahan serangan asma
Efek samping : sakit kepala, iritasi mulut dan tenggorokan
f. Infus D10 12 t/m
si : sebagai zat pembawa/pelarut untuk obat-obatan yang digunakan secara intermittent IV drip
Efek samping : mengiritasi vena, namun resikonya kecil
g. Injeksi atropine sulfat 3x1 ampul
asi : Pengobatan siptomatik gangguan saluran cerna yang ditandai dengan spasme otot polos.
Midriasis dan sikloplegia. Spasme/kejang pada kandungan empedu, kandung kemih dan usus,
keracunan fosfor organic
samping : Mulut kering, pandangan kabur, dada berdebar, sukar buang air besar, peningkatan suhu
tubuh, ruam kulit, muntah fotofobia(kepekaan abnormal terhadap cahaya), kemerahan pada
wajah dan leher sikoplegia (kelumpuhan iritasi mata), peningkatan tekanan intraocular.
5. Pasien mengalami komplikasi gagal ginjal kronik, sehingga pasien direncanakan untuk
melakukan cuci darah pada tanggal 12 Februari 2015 pukul 13:00 WITA
19
DATA PERKEMBANGAN

NO HARI/TANGGAL CATATAN PERKEMBANGAN


1 Kamis, 12 Februari 2015 Pasien mengalami komplikasi Chronic Kidney
disease (gagal ginjal kronis). Pasien meninggal
saat persiapan cuci darah di ruang Hemodialisa
pada tanggal 12 Februari 2015 pukul 14:30
WITA, sehingga semua intervensi dihentikan

20

BAB V
PEMBAHASAN

Diabetes Mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit
yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus-menerus dan
bervariasi, terutama setelah makan. Diabetes mellitus merupakan keadaan hiperglikemia
kronik disertai berbagai kelainan metabolic akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi pada
membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop electron.
Seseorang dikatakan menderita Diabetes Melitus jika memenuhi setidaknya tiga gejala
berikut :
1. Tiga keluhan utama : banyak minum, banyak kencing, dan penurunan berat badan
2. Kadar glukosa darah pada waktu puasa 60-120 mg/dl
3. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan <120 mg/dl
Riwayat kesehatan Tn.A umur 43 tahun dengan Diabetes Melitus
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien datang ke RS Sari Mulia Banjarmasin tanggal 9 Februari 2015 dengan keluhan lemas
dan terlihat luka pada kaki jari (jempolan).
b. Riwayat kesehatan dahulu
Keluarga mengatakan bahwa Tn.A menderita diabetes mellitus sejak 4 tahun yang lalu

21
DATA PERKEMBANGAN

NO HARI/TANGGAL CATATAN PERKEMBANGAN


1 Kamis, 12 Februari 2015 Pasien mengalami komplikasi Chronic Kidney
disease (gagal ginjal kronis). Pasien meninggal
saat persiapan cuci darah di ruang Hemodialisa
pada tanggal 12 Februari 2015 pukul 11:00
WITA, sehingga semua intervensi dihentikan

Berdasarkan pengkajian yang Saya lakukan kepada Tn. A umur 43 tahun dengan
Diabetes Melitus adalah keadaan masih tampak lemah. Hasil pemantauan tanda-tanda vital,
yaitu : TD : 118/56 mmHg, R : 15 x/menit, S : 36,5OC, N : 51 x/menit.
Dalam penangan atau pelaksanaan penyusunan berpedoman dari teori penatalaksanaan
pada Tn.A umur 43 tahun dengan Diabetes Melitus sesuai dengan keadaan yang terjadi di
lahan praktik.
Dari pengkajian dan analisa yang Saya lakukan kepada Tn.A umur 43 tahun dengan
Diabetes Melitus ternyata terdapat kesesuain antara teori dengan praktik.
22
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diabetes Mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit
yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus-menerus dan
bervariasi, terutama setelah makan. Diabetes mellitus merupakan keadaan hiperglikemia
kronik disertai berbagai kelainan metabolic akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan
berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi pada
membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop electron.

B. Saran
a. Bagi klien/keluarga
Sebagai bahan acuan bagi klien agar lebih mengetahui tentang Diabetes Mellitus, serta dapat
mewaspadai apabila terdapat gejala-gejala klinis yang menyebabkan terjadinya Diabetes
Mellitus.

b. Bagi petugas kesehatan


Diharapka dapat menambah wawasan dan dapat dijadikn literature dalam menangani pasien
dengan Diabetes Mellitus bagi institusi pendidikan sebagai bahan acuan untuk menambah
ilmu dan wawasan pengetahuan mahasiswa terhadap penyakit Diabetes Mellitus.

23
c. Bagi instansi pendidik
Agar dapat memberikan manfaat bagi lembaga pendidikan, serta dapat merencanakan
kegiatan pendidikan dalam konteks asuhan keperawatan secara menyeluruh, khususnya pada
pasien DiabetesMellitus, sehingga lulusan akademi kebidanan di harapkan mampu
memberikan pelayanan yang optimal.

d. Bagi Mahasiswa
Menambah ilmu dan wawasan tentang asuhan keperawatan pada pasien denga Diabetes
Mellitus. Sebagai syarat untuk memenuhi tugas sebagai mahasiswa praktik di Akademi
Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin
.
24
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, M.E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, Jakarta : EGC.


Engram, B. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : EGC.
Brunner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2. Jakarta:EGC.
Jan Tambayong, dr. (2000). Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC
Howak, Jane Hokanson. (2005). Buku Ajar : Medical Surgical Nursing, Edisi 8. Volume 1.
hal : 1062
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6. Jakarta: EGC
Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC
Indriastuti, Na. 2008. Laporan Asuhan Keperawatan Pada Ny. J Dengan Efusi Pleura dan Diabetes
Mellitus Di Bougenvil 4 RSUP dr Sardjito Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius
Rab, T. 2008. Agenda Gawat Darurat (Critical Care). Bandung: Penerbit PT Alumni
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika
25
Diposkan oleh Jumaida KurniaSari di 23.57
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar
Posting Lebih BaruBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
ARSIP BLOG
November (1)
April (1)
MENGENAI SAYA

Jumaida KurniaSari
Lihat profil lengkapku

ENTRI POPULER CHEEKY QUOTES


Laporan kasus
dengan diabetes
mellitus pada Tn. A
LAPORAN KASUS
PADA Tn. A UMUR 4I
TAHUN DENGAN
DIABETES MELITUS DI
RUANG ICU RUMAH
SAKIT SARI MULIA
BANJARMASIN DI...
Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, kesehatan
masyarakat merupakan
keseimbangan ekologi
yang harus ada antara
manus...
Ada kesalahan di dalam gadget ini

www.MidaCyber7.com hehehe. Tema Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai