Isi
Isi
BAB I
PENDAHULUAN
industri yang pesat berarti juga semakin banyak limbah yang dikeluarkan dan
limbah yang ada, limbah yang sangat berbahaya dan memiliki daya racun
penanganan limbah menjadi bagian yang sangat penting dalam suatu industri.
Salah satunya adalah limbah cair dari industri penyamakan kulit di PT. Adi Satria
Abadi, Piyungan, Bantul, DI. Yogyakarta. Hal ini harus dianggap serius
sumber daya alam kita seperti air sungai, air laut, tanah, dan lain-lain yang dapat
penyamak kimia seperti sodium sulfide , krom , kapur , dan amoniak dalam
mengandung kromium. Senyawa dalam limbah cair penyamakan kulit berasal dari
larutan kromium sulfat terserap oleh kulit (hides) pada saat proses penyamakan
kulit , sehingga sisanya dikeluarkan dalam bentuk cairan sebagai limbah cair.
Keberadaan kromium dalam limbah cair penyamakan kulit dengan kadar yang
2001).
dengan ekstraksi, pertukaran ion, presipitasi kimia, dan proses pemisahan dengan
beberapa kelemahan, seperti biaya operasi yang tinggi (mahal), selektivitas yang
tidak optimal. Cara efektif yang harus dikembangkan adalah bagaimana membuat
limbah lagi. Oleh karena itu, dilakukan penelitian pembuatan adsorben dari
limbah kulit pisang sebagai adsorben limbah logam Cr. Cara ini dinilai lebih
efektif dan aman karena tidak ada efek samping pencemaran yang muncul
kembali.
cukup melimpah inilah yang turut menghasilkan limbah. Kulit pisang yang
merupakan bagian dari buah pisang umumnya hanya dibuang sebagai sampah.
atau menggunakan kembali atau daur ulang bertujuan untuk mengubah suatu
limbah menjadi suatu produk yang dapat digunakan dan juga aman bagi
karena selama ini pemanfaatan terhadap kulit pisang kurang begitu maksimal.
didapatkan dan juga nantinya diharapkan dapat menjadi bioadsorben yang murah.
Kulit pisang yang mengandung selulosa (crude fiber) yang cukup tinggi inilah
Cr?
4
Agar pokok masalah yang dihadapi tidak terlalu melebar dan untuk
3. Untuk mengetahui kulit pisang yang paling baik sebagai adsorben untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
industri yang mengolah kulit mentah menjadi kulit jadi. Industri penyamakan kulit
(hides atau skins) menjadi kulit jadi atau kulit tersamak (leather) dengan
mentah yang bukan colagen saja yang dapat mengadakan reaksi dengan zat
penyamak. Kulit jadi sangat berbeda dengan kulit mentah dalam sifat fisis ,
fisiki adalah zat padat , temperatur , warna dan bau : karakteristik kimia
dan minyak, disamping itu juga kandungan detergen , phenol , logam berat
dan metana. Sifat biologi limbah cair antara lain bakteri , virus , fungsi , dan
ganggang (Sugiharto,1987).
dalam industri.
Tabel 2.1 Karakteristik Limbah Cair Pada Tiap Proses Penyamakan Kulit
mentah (hides atau skins ) menjadi kulit jadi atau kulit tersamak (leather)
bagian kulit mentah yang bukan colagen saja yang dapat mengadakan
rekasi dengan zat penyamak. Kulit jadi sangat berbeda dengan kulit
pengasaman (pickling).
pementangan.
rajah kulit serta menutup cacat-cacat atau warna cat dasar yang tidak rata.
9
Logam berat merupakan komponen alami tanah. Elemen ini tidak dapat
memliki rapat massa tinggi (5 g/cm3) dan sejumlah konsentrasi kecil dapat
bersifat racun dan berbahaya (Subowo dkk , 1999). Logam logam berat
diketahui dapat mengumpul didalam tubuh suatu organisme dan tetap tinggal
dalam tubuh untuk jangka waktu lama sebagai racun yan terakumulasi
(Saeni,1997).
bumi ini yang telah teridentifikasi sebagai jenis logam berat. Berdasarkan sudut
pandang toksikologi , logam berat dapat dibagi dalam dua jenis. Jenis pertama
adalah logam berat esensial , dimana keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat
menimbulkan efek racun. Contoh logam berat ini adalah Zn, Cu,Fe , Co , Mn dan
lain sebagainya. Sedangkan jenis kedua adalah logam berat tidak esesnsial atau
2.3 Kromium
kromium. Kata kromium berasala dari bahasa Yunani (Chroma) yang berarti
Kromium adalah logam non ferro yan dalam tabel periodik termasuk grup VIB
2. Nomor atom : 24
4. Valensi :2;3;6;
lain. Sebagai bahan mineral Cr paling banyak ditemukan dalam bentuk Kromite
(FeOCr2O3. Kromium (VI) oksida (CrO3) bersifat asam sehingga dapat bereaksi
dengan basa membentuk kromat. Jika larutan ion kromat diasamkan aka
dihasilkan ion dikromat yang berwarna jingga. Dalam larutan asam , ion kromat
Sesuai dengan tingkat valensi yang dimiliki ion-ion kromium yang telah
membentuk senyawa memounyai sifat yang terbentuk dari Cr(II) akan bersifat
bsa, Cr (III) bersifat amfoter , dan senyawa yang terbentuk dari Cr(VI) bersifat
11
larutan , dan gas (uap dikromat). Kromium dalam larutan biasanya berbentuk
trivalen Cr(III) dan ion hexavalet Cr(VI). Dalam larutan yang bersifat basa dengan
bentuk hexavalen, akan tetapi apabila bertemu dengan oksidator dan konsdisinya
memungkinkan untuk Cr(III) tersebut akan berubah menjadi sama bahaya dengan
pereduksi kuat , kroimum trivalen suatu penyusun yang stabil dan bersifat amofer,
Logam berat ini banyak digunakan sebagai bahan pelapis pada bermacam-macam
kromat dan dikromat sangat banyak digunakan oleh perindustrian. Kegunaan yang
umum dikenal dari senyawa-senyawa kromat dan dikromat ini adlah dalam bidang
pelekat dan sebagai bahan geretan korekan api , serta masih banyak lagi kegunaan
yang lain.
Sebagai logam berat , krom termasuk logam yang mempunyai daya racun
tinggi. Daya racun yang dimiliki oleh logam krom ditentukan oleh valensi ionnya.
Ion Cr (VI) merupakan bentuk logam kromyang paling dipelajari sifat racunnya ,
bila dibandingkan dengan ion-ion Cr(II) dan Cr(III). Sifat racun yang dibawa oleh
12
logam ini juga dapat mengakibatkan terjadinya keracunan akut dan keracunan
kronis.
Tingkat keracunan krom pada manusia diukur melalui kadar atau kandungan krom
urine , kristal asam kromat yang sering digunakan sebagai obat untuk kulit. Akan
limbah(Tandjung , 1994).
Dalam badan perairan , krom dapat masuk melalui dua cara , yaitu secara
alamiah dan non alamiah. Masuknya krom secara alamiah dapat terjadi
disebabkan oleh beberapa faktor fisika , seperti erosi atau pengkisan yang terjadi
pada batuan mineral. Disampig itu debu0debu dan partikel-partikel krom yang
diudara akan dibawa turun oleh air hujan. Masuknya krom yang terjadi secara non
atu buangan industri sampai buangan rumah tangga (Heryando, Palar , 2004).
13
Gambar 2.1 Pisang Raja dan Kulit Pisang Raja Sumber, (Wikipedia, 2007).
2002).
daun. Termasuk kulit buah pisang juga dapat digunakan sebagai bahan
Pisang raja termasuk buah pisang yang memiliki nilai ekonomi tinggi,
dapat digunakan sebagai buah meja dan bahan baku prodak olahan. Selain
pisang meja, juga dapat diolah menjadi pisang goreng, pisang bakar, sari
14
buah, dodol, olahan tradisional lainnya dan campuran dalam buat kue
Kingdom :Plantae
Divisi :Magnoliopyta
Kelas :Liliopsida
Ordo :Musales
Famili :Musacecea
Genus :Musa
kulit pisang yang baik berasal dari pisang yang beraroma tajam seperti
halnya kulit pisang raja yang mempunyai kulit tebal, ada yang berwarna
kuning berbintik coklat (pisang raja bulu), ada juga yang berkulit tipis
berwarna kuning kecoklatan (pisang raja sere) yang sangat cocok sekali
dimanfaatkan.
pohon yang tersusun atas batang semu. Batang semu ini merupakan
memanjang dan membentuk bunga lalu buah. Bagian bawah batang pisang
tulang tengah penopang jelas disertai tulang daun yang nyata, tersusun
dan jatuh ke tanah jika bunga telah membuka. Bunga betina akan
tandan tidak berkembang dan tetap tertutup oleh seludang dan disebut
sebagai jantung pisang. Tiap kelompok bunga disebut sisir, yang tersusun
dalam tandan. Jumlah sisir betina 5-15 buah, buahnya merupakan buah
buni, bulat memanjang dan membengkok, tersusun seperti sisir dua baris,
dengan kulit berwarna hijau, kuning, dan coklat. Tiap kelompok buah atau
sisir terdiri dari beberapa buah pisang. Berbiji atau tanpa biji, bijinya kecil,
16
bulat, dan warna hitam Bentuk buah pisang kepok agak gepeng dan
ditanam dan tumbuh dengan baik pada berbagai macam topografi tanah,
baik tanah datar ataupun tanah miring. Produktivitas pisang yang optimum
akan dihasilkan pisang yang ditanam pada tanah datar pada ketinggian di
bawah 500 m di atas permukaan laut (dpl) dan keasaman tanah pada pH
Kingdom :Plantae
Subkingdom :Trachebionta
Kelas :Liliopsida
Ordo :Zingiberales
Famili :Musaceae
menurut ahli sejarah berasal dari daerah Asia Tenggara termasuk juga
18
Apabila suhu udara kurang dari 13 derajat celcius atau lebih dari 38 derajat
celcius maka pisang akan berhenti tumbuh dan akhirnya mati (Suyanti dan
dalam buah, kulit pisang ambon bisa juga digunakan untuk melihat tingkat
kematangan buah. Jika kulit pisang ambon masih muda akan berwarna hijau
dan jika kulit pisang ambon sudah tua akan berwarna kuning. Kulit pisang
yang cukup.
Kingdom :Plantae
Divisi :Magnoliophyta
Kelas :Liliopsida
Ordo :Zingiberales
Famili :Musaceae
Genus :Musa
Spesies :Musa accuminata colla
19
Buah pisang memiliki bentuk ukuran, warna kulit, warna daging buah,
rasa dan aroma yang beragam, tergantung pada varietasnya. Bentuk buah
pisang ambon bulat panjang, bulat pendek, bulat agak persegi dan
sebagainya.
(limbah buah pisang) yang cukup banyak jumlahnya yaitu kira-kira 1/3 dari buah
kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup. Hasil analisis kimia menunjukkan
bahwa komposisi kulit pisang banyak mengandung air yaitu 68,90% dan
adalah pektin.
Menurut (Suhartini, 2013 b), komponen penyusun utama dari kulit pisang
hemiselulosa dalam kulit pisang muda lebih tinggi dibandingkan dengan pisang
yang telah tua. Bobot daging buah makin tua makin bertambah, sedangkan kulit
pisang makin tua makin berkurang bobotnya. Hal ini dikarenakan kandungan
selulosa dan hemiselulosa dalam kulit pisang akan diubah menjadi pati (Rosyana,
1995).
20
terdapat pada bubuk kulit pisang sebagian besar terdiri atas amilosa, amilopektin
dan selulosa. Amilosa merupakan polisakarida yang terdiri dari polimer rantai
lurus yang dibangun oleh ikatan -(1,4)-glikosidik dan pada setiap rantai terdapat
500 hingga 2000 unit D-glukosa. Struktur amilosa seperti terlihat pada gambar
dibawah ini.
Amilopektin merupakan molekul paling dominan dalam pati, dalam granula pati
besar. Polimer selulosa memiliki unit ulangan yang terikat melalui ikatan
dan panjang 100-40000 nm yang sebagian berupa daerah teratur (kristalin) dan
diselingi daerah amorf yang kurang teratur. Mikrofibril selulosa akan membentuk
fibril yang akhirnya menjadi serat selulosa. Selulosa memiliki kekuatan tarik yang
tinggi dan tidak larut dalam kebanyakan pelarut, hal ini berkaitan dengan struktur
Kulit pisang dimanfaatkan sebagai bahan bakar sumber energi yang bisa
menangkap krom dan perunggu dalam air. Kulit pisang dapat menurunkan logam
hingga 97% pada penelitian yang dilakukan oleh M.A. Hossain, T.V. Nguyen
pada tahun 2012 di Universitas teknologi Sydney Auatralia (Hossain dan Nguyen,
2012). Pada penelitian Gustave Castro(2001) menyebutkan jika kulit pisang dapat
digunakan sebanyak 11 kali penjernihan logam. Kulit pisang terdiri dari sejumlah
mengikat kuat ion logam yang merupakan gugus fungsi gula karboksil.
terdapat kandungan selulosa dan hemiselulosa yang cukup tinggi, yaitu 34.63%
(Suhartini, 2013b). Menurt Castro et al (2011) dan Suhartini (2013 ), gugus fungsi
yang terdapat pada kulit pisang antara lain gugus hidroksil (-OH), gugus
karboksilat (-COOH), dan gugus amina (NH3). Gugus fungsi yang terdapat pada
selulosa di dalam kulit pisang berperan dalam reaksi kimia dan mengikat logam
mengungkapkan, Di dalam kulit pisang terdapat senyawa yang terdiri dari atom
nitrogen, sulfur dan senyawa organik seperti asam karboksilat. Asam inilah yang
memiliki semacam energi negatif untuk menarik energi positif yang biasanya
dimiliki logam berat dalam air. Pemurnian terjadi karena kulit pisang
mengandung situs aktif. Situs aktif dalam kulit pisang bermuatan negatif
sedangkan logam bermuatan positif. Karena yang satu negatif dan dan satunya
2.6. Adsorben
Adsorben adalah zat padat yang dapat menyerap partikel fluida dalam
suatu proses Adsorpsi. Adsorben bersifat spesifik dan terbuat dari bahan-bahan
yang berpori. Pemilihan jenis adsorben dalam proses adsorpsi harus disesuaikan
dengan sifat dan keadaan zat yang akan diadsorpsi dan nilai komersilnya. Berikut
1. Adsorben polar
kedalam kelompok ini adalah silika gel, alumina aktif, dan zeolit.
Adsorben non polar disebut juga hydrophobic. Jenis adsorben yang ermasuk
larutan adalah arang aktif atau karbon aktif. Karbon aktif atau arang aktif adalah
suatu jenis karbon yang memiliki luas permukaan yang sangat besar. Hal ini bisa
dicapai dengan mengaktifkan karbon atau arang tersebut. Hanya dengan satu gram
dari karbon aktif, akan didapatkan suatu material yang memiliki luas permukaan
1. Proses dehidrasi
2. Karbonisasi
hidrogen serta pksigen yang terikat dalam bahan baku sehingga tinggal
dalam bentuk gas dan atom yang terbebaskan. Proses karbonisasi akan
3. Aktivasi
udara kedalam reactor pada suhu tinggi. Dalam proses ini, ter masih
inert. Ter merupakan zat cair kental hitam / cokelat pekat dengan bau
tajam yang diperoleh dari pemanasan tak sempurna dari arang. Proses
pada reaktor suhu tinggi ( 600 1000 oC ) dan proses ini terjadi saat
karbon bereaksi dengan uap air / udara dimana akan dihasilkan oksida
26
material karbon.
kimia ini lebih mudah dilakukan. Mutu arang aktif yang dihasilkan
(anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua
serapnya.
dipisahkan berkontak dengan fase yang tak larut lainnnya antara fase
lapisan tipis air yang mengelilingi adsorben (lapisan film) dan terdifusi
(Montgomery, 1985)
adsorben terjadi karena adanya gaya yang menarik substansi tersebut dari
larutan ke permukaan solid. Proses adsorpsi dapat dibagi menjadi dua, yaitu
motivated adsorption).
terlarut dan adsorben yang memiliki karakteristik seperti ikatan kimia yang
relatif besar, yaitu berkisar antara 100-400 kJ/mol. Beberapa contoh ikatan
kimia yang menyebabkan adsorpsi kimia adalah ikatan kovalen dan ikatan
hidrogen. Adsorpsi kimia mempunyai ikatan yang lebih kuat dan permanen
(Notodarmojo, 2005).
forces) akibat interaksi dua jenis muatan elektrostatik yang berbeda. Gaya
adsorben. Proses pertukaran ion adalah salah contoh proses yang terjadi
31
karena ikatan elektrostatik ini dan energi adsorpsi yan terjadi akibat proses
Adsorpsi fisik dihasilkan dari kinerja van der Waals, yaitu gaya
dihasilkan dari interaksi dua molekul polar yang berdekatan. Gaya van der
Waals adalah gaya yang relatif lemah namun bersifat aditif, sehingga makin
kuat apabila bekerja bersamaan dalam kelompok ion atau molekul. Gaya
van der Waals dapat dibedakan menjadi gaya dispersi London, dan gaya-
gaya elektrostatik klasik yaitu gaya Debye dan gaya Keesom. Selain itu,
adsorpsi fisik dapat juga terjadi karena ikatan hidrofobik, yang terjadi
menempel pada bidang kontak liquid-solid. Proses adsorpsi fisik, baik yang
terjadi karena ikatan van der Waals maupun ikatan hidrofobik melibatkan
sifat dari adsorbat maupun adsorbennya. Gejala yang umum dipakai untuk
1. Sifat adsorben
yang kontak dengan adsorbat maka akan semakin besar pula adsorpsi yang
terjadi.
2. Sifat serapan
molekul serapan dari struktur yang sama. Adsorpsi juga dipengaruhi oleh
gugus fungsi, posisi gugus fungsi, ikatan rangkap, struktur rantai dan
senyawa serapan.
3. Temperatur
4. pH (Derajat keasaman)
terbentuknya garam.
5. Waktu kontak
terbalik dengan jumlah adsorben yang digunakan. Selain itu ditentukan oleh
1. pH (derajat keasaman)
2. Waktu kontak
3. Pengadukan
area yang tersedia untuk adsorpsi. Jumlah pori yang banyak dan
6. Ukuran partikel
berikut:
film.
adsorben.
gelas Erlenmeyer yang berisi larutan yang mengandung zat tertentu yang akan
dan adsorben dalam tabung tersebut dikocok dalam waktu tertentu (waktu
adsorbat yang teradsorpsi oleh adsorben. Besarnya adsorbat yang teradsorpsi oleh
tiap satuan berat adsorben dapat dihitung dari tiap gelas Erlenmeyer (Masduqi,
2000).
36
diikuti oleh perkembangan industri yang sangat pesat, dan memberikan dampak
untuk mengolah buangan industri, terutama karena harganya yang murah dan
biomaterial sebagai adsorben ion logam berat, salah satunya dengan menggunakan
limbah pertanian sebagai bahan alternatif yaitu berbahan kulit pisang (Sutrasno, et
al, 2008).
Dalam proses adsorpsi Pengaruh konsentrasi, pH, waktu kontak, dan luas
Konsentrasi berkaitan dengan jumlah ion logam yang terdapat pada suatu larutan,
di mana semakin tinggi konsentrasi larutan, maka semakin banyak ion logam yang
terdapat pada larutan tersebut maka semakin banyak pula ikatan yang terjadi
antara ion logam dengan gugus fungsi yang terdapat pada adsorben.
semakin lama waktu kontak semakin banyak pula serapan adsorben terhadap
logam hingga waktu tertentu maka dari itu penelitian ini akan dilakukan waktu
37
kekuatan gugus aktif untuk mengikat logam, dimana pada pH yang rendah ion H+
akan berkompetisi dengan ion logam untuk dapat berinteraksi dengan gugus
cukup melimpah inilah yang turut menghasilkan limbah. Kulit pisang yang
merupakan bagian dari buah pisang umumnya hanya dibuang sebagai sampah.
atau menggunakan kembali atau daur ulang bertujuan untuk mengubah suatu
limbah menjadi suatu produk yang dapat digunakan dan juga aman bagi
karena selama ini pemanfaatan terhadap kulit pisang kurang begitu maksimal.
38
didapatkan dan juga nantinya diharapkan dapat menjadi bioa dsorben yang murah.
Kulit pisang yang mengandung selulosa (crude fiber) yang cukup tinggi inilah
Adorben
Baku Mutu
Air Bersih
2.10 Hipotesa
Kesimpulan sementara berdasarkan latar belakang masalah , tujuan penelitian dan
2. Berbagai variasi varietas kulit yaitu Pisang Raja (Musa sapientum) , Kepok
menghasilkan hasil yang berbeda dalam mereduksi krom (Cr) pada limbah
3. Pisang Kepok dapat menurunkan kadar krom paling tinggi atau aping
efisisien
40
BAB III
METODE PENELITIAN
tempat analisis.
Bulan
No Kegiatan
April Mei Juni Juli
1 Penelitian lapangan
2 Penelitian laboratorium
3 Analisis Data
Satria Abadi.
41
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitan dan
2. Data sekunder
3.5.1 Alat
2. Ayakan 7. Blender
4. Botol 9. Corong
3.5.2 Bahan
42
1. Kulit pisang
3. Aquades
4. Kertas saring
5. Indikator pH
yaitu sampel yang diambil secar langsung dari bak penampung setelah
restu. 2013).
9. Dengan cara yang sama dilakukan untuk pisang kepok dan ambon
kulit
jirigen plastik
3.8.5 Tahap Penelitian varietas kulit pisang terhadap penurunan kadar krom
(Cr)
timbangan analitik.
Kulit pisang
Dihaluskan
Bubuk direndam
dengan aktivator H2SO4
Limbah disaring
Analisa hasil
Laporan
Pembuatanpada
*Tahap penelitian dilakukan adsorben kulit pisang
masing-masing varietas pisang
DAFTAR PUSTAKA
Adinata, Mirsa restu. 2013. Pemanfaatan limbah kulit pisang Sebagai karbon
aktif. Jawa Timur, fakultas teknologi industri Universitas pembangunan
nasional Veteran.
`Hariani, P. L., Nurlisa, H., & Melly, O. (2009). Penurunan Konsentrasi Cr(IV)
dalam Air dengan Koagulan FeSO4. J. Penelitian Sains (online) , 12 (2),
12208-1 - 12208-4
Hasrianti. (2012). Adsorpsi Ion Cd2+ dan Cr6+ Pada Limbah Cair Menggunakan
Kulit Singkong. Makassar: Tesis Tidak Diterbitkan, UNHAS.
Igwe, JC., Abia, AA., 2006, A Bioseparation Process for Removing Heavy Metals
from Waste Water Using Biosorbents, Afr. J. Biotechnol. 5(12): 1167-1179
Kurniasari, L. (2010). Pemanfaatan Mikroorganisme dan Limbah Pertanian
Sebagai Bahan Baku Biosorben Logam Berat. J. Momentum , 6 (2), 5-8.
Masduqi, A. dan A. Slamet (2000). Satuan Proses. Institut teknologi Sepuluh
November.
Montgomery, J.M. (1985). Water Treatment Principles and Design. John Wiley
and Sons, USA.
Widowati, W., Sastiono, A., & Jusuf, R. (2008).Efek Toksik Logam : Pencegahan
dan Penanggulangan Pencemaran. Yogyakarta: Andi Offset.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/52129/4/Chapter%20II.pdf.
diakses pada tanggal 18 April 2017
http://statistikceria.blogspot.co.id/2013/12/analisis-ragam-analysis-of-variance-
anova-satu-arah-one-way.html diakses pada tanggal 31 Mei 2017