Anda di halaman 1dari 17

PEDOMAN KERJA

KLINIK MEDICAL TERAPI OZONE

RSU PARINDU
PT KALIMANTAN MEDIKA NUSANTARA
BAB I
PENDAHULUAN

Pelayanan keperawatan Klinik Medical Terapi Ozone merupakan salah satu pelayanan yang
dapat memberikan kontribusi terhadap upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan
masyarakat.Upaya tersebut dilaksanakan untuk mencapai tujuan bersama yaitu pencegahan penyakit
dan kecacatan, perawatan pada gangguan kesehatan, peningkatan ke arah kondisi kesehatan yang
optimal bagi individu, kelompok dan masyarakat.Pelayanan keperawatanKlinik Medical Terapi Ozone
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di rumah sakit umum Parindu, yang memberikan
pelayanan langsung pada masyarakat pelanggan rumah sakit / customer secara terus menerus dan
berkesinambungan.Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntunan dan
harapan masyarakat yang semakin tinggi terhadap kualitas pelayanan, maka pelayanan keperawatan
Klinik Medical Terapi Ozone harus senantiasa dinamis dan selalu memperbaiki diri dari waktu ke waktu,
untuk memberikan kualitas pelayanan bagi masyarakat pengguna jasa.
Untuk mendukung operasional kerja, bidang keperawatan Klinik Medical Terapi Ozone menyusun
Pedoman Kerja sebagai acuan yang jelas baik secara konsep maupun teknis pelaksanaan program-
program bidang keperawatan, sehingga diharapkan dapat mewujudkan pelayanan keperawatan yang
berkualitas dan mampu memenuhi kebutuhan serta harapan masyarakat pengguna jasa klinik Medical
Terapi Ozone Rumah Sakit Parindu.
BAB II
FALSAFAH DAN TUJUAN

A. Visi
Menjadi klinik naungan Rumah Sakit yang menjadi Alternatif dari pengobatan yang Alami dengan
pelayanan prima

B. Misi
1. Mengembangkan kualitas pelayanan Klinik Medical Terapi Ozone secara profesional dengan
mengutamakan keselamatan pasien, Mewujudkan pelayanan keperawatan yang berorientasi
pada pelanggan melalui pelayanan keperawatan yang ramah, sepenuh hati, santun dan jujur.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia keperawatan
3. Mengupayakan tersedianya fasilitas keperawatan yang dikembangkan sesuai kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
4. Mengupayakan terwujudnya kesejahteraan tenaga keperawatan.

C. Falsafah & Tujuan Bidang Keperawatan


Falsafah Pelayanan Klinik Medical Terapi Ozone RSU Parindu diselenggarakan dengan
memperhatikan respon manusia dan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan ,
mencegah penyakit, membantu penyembuhan, memulihkan kesehatan sesuai wewenang,
tanggung jawab serta tanggung gugat berdasarkan standar praktek keperawatan .

Pembinaan dan pengembangan staf perlu dilaksanakan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi

1. Tujuan Bidang pelayanan kesehatan


Tujuan Umum
Terselenggaranya pelayanan kesehatan komprehensif dan profesional berdasarkan standar
dan etik profesi dengan mengutamakan keselamatan pasien.
Tujuan Khusus
Terselengganya pelayanan kesehatan yang berkualitas dan berkesinambungan sesuai SAK dan
SOP yang berlaku dengan mengutamakan keselamatan pasien serta terlaksananya pencegahan
dan pengendalian infeksi nosokomial.

2. Tujuan Khusus Unit Keperawatan Klinik Medical terapi Ozone


Terlaksananya pelayanan Medical Terapi Ozone secara aman dengan mengutamakan
pencegahan dan pengobatan penyakit penyakit degeneratif.
D. Strategi
Mengatur, memantau dan mengawasi pelaksanaan pelayanan Medical Terap ozone
Berkoordinasi dengan kepala kepala bagian SDM untuk pemenuhan kebutuhan tenaga perawat
berkualitas di bidang pelayanan Medical Terapi Ozone
Memperkirakan tuntutan kebutuhan pelayanan keperawatan dan mengusulkan kebijakan dan
prosedur untuk menjaga stabilitas kemampuan pasar.
Menerapkan falsafah, tujuan, standar asuhan keperawatan dan standar operasional prosedur
dalam pelaksanaan pelayanan di klinik Medical Terapi Ozone RSU PARINDU yang mengacu pada
Visi Rumah Sakit Parindu.
Menetapkan dan mengoptimalkan fasilitas dan perlengkapan alat-alat yang mendukung
pelayanan Medical Terapi Ozone di RSU Parindu.
Mengembangkan metode kerja bagi tenaga keperawatan Medical Terapi Ozone sehingga dapat
bekerja sama dengan staf lain.
Menyusun perencanaan pelayanan keperawatan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
bidang keperawatan.
Melaksanakan program pengembangan dan pendidikan yang berkesinambungan bagi tenaga
keperawatan Medical Terapi Ozone baik secara formal maupun non formal

E. Kebijakan Pencapaian Visi dan Misi


1. Sasaran
Menerapkan sikap Profesionalisme dalam seluruh kegiatan pelayanan keperawatan Medical Terapi
Ozone baik dalam sikap pelayanan individu maupun dalam sistem pelayanan.
2. Optimalisasi Pilar Fungsional
Pembenahan Organisasi Tata Kerja Bidang Keperawatan Medical Ozone dengan pembuatan dan
Penyempurnaan Organisasi dan Tata Kerja (ORTAK), pedoman kerja, Standar Etik Keperawatan,
Standar Asuhan keperawatan dan Standar Prosedur Operasional (SPO), standar logistik
keperawatan, sehingga tercipta mutu pelayanan Medical Terapi Ozone yang berkualitas yang dapat
memberikan kepuasan kepada klien/Kastemer melebihi apa yang diharapkannya.
3. Optimalisasi Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Mengembangkan kualitas SDM Keperawatan medical Ozone melalui peningkatan pengetahuan baik
secara formal maupun non formal yang berhubungan dengan pelayanan keperawatan dan
memberikan rangsangan yang sifatnya positif yang dapat menumbuhkan motivasi kerja yang tinggi.
4. Optimalisasi Proses Pelaksanaan
Sosialisasi standar pelayanan dan standar praktek keperawatan medical Ozone secara intensif di
setiap unit kerja di lingkungan RSU Parindu dan pembenahan sistem yang dirasakan mengganggu
proses pelayanan.

F. Rencana Strategis Pencapaian Misi, Falsafah, dan Tujuan


Upaya untuk pencapaian Visi Rumah Sakit dan Misi, Falsafah & Tujuan Bidang Keperawatan
Medical Ozone, dilakukan melalui perencanaan program kerja tahunan yang mengacu pada rencana
program jangka panjang (3 tahun).
BAB III
ADMINISTRASI DAN PENGELOLAAN

A. Struktur Organisasi Bidang Keperawatan Medical Terapi Ozone


Struktur Organisasi Bidang Keperawatan Medical Ozone merupakan bagian dari Srtuktur
Organisasi Rumah Sakit Parindu terdiri dari angota dan kepala ruang klinik medical terapi ozone .Kepala
ruang Medical terapi ozon bertanggung jawab langsung Kepala penunjan Medis Rumah Sakit Parindu
1. Uraian Tugas Kepala bidang penunjang medis
1) Merencanakan sistem pembinaan etik profesi perawat medical terapi ozone
2) Merencanakan program sosialisasi dan bimbingan standar asuhan keperawatan dan sistem
pendokumentasian & SOP keperawatan.
3) Merencanakan program pengendalian & peningkatan mutu asuhan keperawatan dan
kebidanan serta keselamatan pasien.
2. Uraian Tugas Kepala ruang Klinik Medical Terapi Ozone
1) Merencanakan program kerja Bidang Keperawatan Medical Terapi Ozone Merencanakan
kebutuhan tenaga keperawatan baik jumlah dan kulaifikasi di ruang Klinik Medical Terapi
Ozone
2) mengkoordinasikan kegiatan pelayanan keperawatan medical terapi ozon di rumah sakit
pada waktu sore, malam dan hari libur di luar jam kerja
3. Uraian Tugas Perawat Klinik Medikcal Terapi Ozone
1) Melaksanakan Tugas yang di berikan kepala ruang yang berhubungan dengan Pelayanan di
Klinik Medical Terapi Ozone
2) Melaksanakan semua tindakan sesuai dengan standar pelayanan operasional

B. Klasifikasi syarat penanggung jawab Ruangan Klinik Medical Terapi Ozone


1) Nama Jabatan : Kepala Ruang Klinik Medical Terapi Ozone
2) Atasan Langsung :Kepala Bidang Penunjang medik
Pengertian :Seorang tenaga keperawatan yang diberi tanggungjawab dan wewenang
dalam mengkoordinasikan kegiatan pelayanan keperawatan medical terapi ozon di rumah sakit
pada waktu sore, malam dan hari libur di luar jam kerja Kepala Bidang Penunjang Medik
B.1 Persyaratan
a) Lulusan S1 Keperawatan dengan pengalaman kerja minimal 1 tahun
b) Lulusan D3 Keperawatan dengan pengalaman kerja minimal 3 tahun
c) Pengalaman sebagai PJ Shift, Ka Tim
d) Mempunyai pengetahuan di bidang Medical Terapi Ozone
e) Mempunyai sertifikat keperawatan Medical Terapi Ozone
f) Mempunyai kemampuan kepemimpinan
g) Mampu melakukan koordinasi dengan semua koordinator ruangan , dan staf
h) Berstatus pegawai tetap rumah sakit umum Parindu
i) Loyalitas tinggi
j) Berkepribadian dan berahlak baik
k) Sehat jasmani dan rohani
B.2 Tanggung Jawab
a) Kebenaran & ketepatan laporan pelaksanaan pelayanan/asuhan keperawatan & kejadian
penting di rumah sakit
b) Kebenaran dan ketepatan pendayagunaan tenaga keperawatan pada waktu sore, malam
& hari libur
c) Kebenaran & ketepatan pendayagunaan peralatan
d) Kebenaran & ketepatan saran serta bahan pertimbangan kepada Kepala Bidang Perawatan
B.3) Wewenang
a) Meminta informasi dan pengarahan dari atasan/dokter jaga
b) Memberi petunjuk dan bimbingan dalam pendayagunaan tenaga perawatan
c) Memberi petunjuk dan bimbingan dalam pelaksnaan pemberian asuhan keperawatan
kepada staf
d) Memberi petunjuk dan bimbingan dalam pendayagunaan alat
e) Menampung, menanggulangi dan menyampaikan laporan kejadian penting/KLB kepada
atasan /dokter jaga
f) Membantu mengatasi masalah yang timbul dalam pelaksanaan pelayanan/asuhan
keperawatan koordinasi dengan atasan/dokter jaga
g) Menanda tangani surat-surat/dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang pengawas
perawatan sore/malam/hari libur

C. Pengaturan Jadwal Dinas


Jadwal dinas di ruangan di buat oleh Koordinator Ruangan satu minggu sebelum bulan
pemberlakuan dan diserahkan ke bidang keperawatan dan diinput untuk data di bidang SDM paling
lambat tanggal 25 setiap bulannya, dibuat untuk jangka waktu satu bulan.Untuk ruang rawat inap, OK,
dan UGD dibagi menjadi empat kelompok yang terdiri dari shift pagi, sore, malam dan libur yang
dipimpin oleh seorang kepala shift yang mempunyai kualifikasi tertentu dan berkemampuan baik
berdasarkan kompetensi (sikap, pengetahuan dan keterampilan).
Setiap shift terdiri dari perawat dengan kemampuan berdasarkan level atau tingkat kompetensi,
misalnya satu level di bawah kepala shift minimal kompetensinya sama atau mendekati kepala shift,
setiap level mempunyai kualifikasi tertentu karena kompetensi dan masa kerja perawat yang ada belum
merata.
Selain jadwal dinas yang rutin, kepala ruangan mempersiapkan jadwal perawat pengganti dinas
untuk persiapan bila ada lonjakan BOR, KLB, peningkatan beban kerja atau ada perawat berhalangan
hadir untuk dinas.

D. Evaluasi Kinerja Bidang Keperawatan


Evaluasi kinerja Bidang Keperawatan dilaksanakan setiap periodik melalui :
1) Pertemuan rutin mulai dari unit kerja terkecil (setingkat urusan) sampai dengan lintas unit
kerja (setingkat bidang) yang dihadiri oleh seluruh staf dan pimpinan.
2) Mengadakan pertemuan rutin pejabat struktural di lingkungan bidang keperawatan secara
periodik 1 bulan sekali yang dihadiri oleh Koordinator Ruangan, supervisor keperawatan,
kepala seksi dan kepala bidang. Mengadakan pertemuan rutin khusus staf bidang
keperawatan yang dilaksanakan setiap 1 minggu sekali.
3) Mengikuti pertemuan rutin kepala bidang, kepala instalasi dan jajaran Direksi yang
dilaksanakan setiap 1 minggu sekali.
4) Mengolah masukan dan saran yang disampaikan oleh Bidang dan Instalasi lain yang ada
dilingkungan kerja Rumah sakit TMC serta kritik dan saran yang disampaikan langsung oleh
pasien untuk dilaksanakan perbaikan di Bidang Keperawatan.

G.Kebijakan Kewenangan Staf dan Pimpinan


Apabila Kepala Ruang Klinik Medical Terapi Ozone berhalangan hadir maka secara hirarki
kewenangannya dapat didelegasikan kepada perawat struktural lainnya yang ada di lingkungan
Keperawatan Klinik Medical Terapi Ozon dengan uraian sebagai berikut :

1. Apabila Kepala Ruang berhalangan melaksanakan tugas, maka tugas dan pekerjaannya didelegasikan
kepada salah satu Perawat dibawahnya dengan urutan pendelegasian sebagai berikut :

a. Urutan Pertama Perawat Seksi Administrasi,Logistik


b. Urutan Kedua Perawat Seksi Koordinator ,kebersihan
c. Apabila Perawatpelaksana berhalangan hadir maka tugas dan pekerjaanya diserahkan kepada
pelaksana lainya dengan tingkat kemampuan atau kompetensi yang sama.
BAB V
FASILITAS DAN PERALATAN

A.Sarana Fisik Bidang Keperawatan


1. Ruang Kerja
Staf dan pimpinan Bidang Keperawatan menempati ruang kerja yang ada di Lantai 2 , luas ruangan
secara 3m x 4 m

2. Fasilitas dan Peralatan Perlengkapan Bidang Keperawatan


Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan, bidang keperawatan mempunyai fasilitas dan peralatan
sebagai berikut :
Komputer
Meja Kerja
Kursi cytos
Lemari sofa
Telepon
Kursi putar
Sedangkan untuk mendukung pelayanankeperawatandi seluruh ruang perawatan Rumah Sakit TMC
penyediaan fasilitas dan sarana disesuaikan dengan kapasitas operasional tempat tidur, beban tugas dan
fungsi serta kemampuan Rumah Sakit TMC Sebagai bahan acuan di seluruh ruang perawatan, bidang
perawatan menyusun pedoman logistik keperawatan yang disusun berdasarkan jenis peralatan, jumlah
operasional TT, BOR, ratio kebutuhan, spek dan jumlah yang dibutuhkan.

Fasilitas yang ada di ruangan diupayakan sesuai dengan standar kebutuhan yang dapat menunjang
pelaksanaan kegiatan pelayanan, antara lain :
Ruang kepala ruangan
Ruang Tindakan
Ruang alat tenun
Ruang Peralatan
Ruang dapur/pantry
Sedangkan untuk peralatan yang mendukung operasional pelayanan keperawatan di ruangan harus
tersedia beberapa peralatan yang sesuai dengan standar kebutuhan, diantaranya :
Alat tenun
Alat rumah tangga
Alat Medis
Alat perawatan
Alat tulis kantor (ATK)

Untuk memenuhi kebutuhan fasilitas dan peralatan di atas harus dilakukan perencanaan secara
periodik tiap semester atau tahunan yang menyangkut penambahan, pergantian dan pemeliharan.
Pengelolaan peralatan di ruangan diserahkan kepada ruangan masing-masing, dimana kepala ruangan
menunjuk salah satu perawat sebagai penanggung jawab alat yang diberi tugas dan tanggung jawab
untuk membantu kepala ruangan dalam hal :
Pengecekan alat
Merekap frekuensi pemakaian alat
Membuat laporan inventarisasi alat
Membuat program pemeliharaan

Seluruh perawat mempunyai tanggung jawab terhadap keberadaan fasilitas dan peralatan di ruangan
sehingga salah satu mekanisme yang dilaksanakan adalah serah terima alat setiap pergantian shift.

3. Kebijakan Pengoperasian Fasilitas & Peralatan


Penggunaan fasilitas dan peralatan yang ada di lingkungan Bidang Keperawatan disesuaikan dengan
kebutuhan unit kerja masing-masing dan sifat dari fasilitas dan perlatan tersebut.Untuk fasilitas
danperalatan yang sifatnya umum dapat dipergunakan secara bersama-sama oleh seluruh staf dan
pimpinan di lingkungan Bidang Keperawatan.

Untuk fasilitas dan peralatan yang mendukung operasional pelayanan keperawatan berada di ruangan
masing-masing dibawah tanggung jawab kepala ruangan dan kepala instalasi, sehingga untuk pengadaan
dan pemeliharaannya dibebankan kepada instalasi masing-masing.

Untuk penggunaan fasilitas dan peralatan khusus dan canggih dilakukan oleh perawat dengan kualifikasi
mempunyai sertifikat pelatihan operasional alat tersebut.

Peminjaman peralatan dan perlengkapan antar unit kerja yang ada dalam lingkup Bidang Keperawatan
harus diketahui oleh Kepala Unit Kerja yang bersangkutan secara tertulis sedangkan untuk peminjaman
yang lintas bidang dan instalasi harus diketahui oleh Kepala Bidang Keperawatan atau orang yang diberi
wewenang oleh Kepala Bidang Keperawatan.
BAB VI
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR

A. Kebijakan Bidang Keperawatan Klinik Medical Terapi Ozone


Kebijakan yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan atau ruang lingkup yang berhubungan
dengan pelayanan di Klinik Medical Terapi Ozone dibuat oleh Kepala Bidang Penunjang Medis, yang
meliputi :
1. Ketenagaan
a. Rekruitmen
Yang menjadi dasar pertimbangan untuk melakukan rekruitmen SDM Keperawatan Medical Terapi
Ozone adalah :
1) Jumlah operasional mesin Medical Terapi Ozone atau jumlah kunjungan
2) Pengganti yang cuti melahirkan dan melanjutkan pendidikan
3) Estimasi Turn Over
4) Perhitungan berdasarkan standar kebutuhan tenaga yang mengacu pada standar perhitungan
dari Depkes untuk tenaga fungsional dan WISN untuk tenaga struktural dan Pembimbing Klinik
Keperawatan.
Kegiatan rekruitmen dilaksanakan untuk mencukupi kebutuhan dan pelaksanaannya berkoordinasi
dengan Bidang SDM (program dan prosedur terlampir).
Kegiatan seleksi pada kegiatan rekruitmen SDM Keperawatan dilakukan berdasarkan:
1) Pendidikan
2) Masa kerja
3) Kompetensi
4) Diklat yang pernah diikuti
Kebutuhan ruangan terhadap SDM Keperawatan dapat dipenuhi berdasarkan kualifikasi tersebut
sehingga tuntutan pekerjaan dengan kualifikasi yang dimiliki perawat dan bidan akan sesuai.

b. Orientasi
Kegiatan orientasi dilakukan sebagai upaya untuk membantu perawat dalam pengenalan
terhadap lingkungan dan pekerjaan, melalui tahapan orientasi umum yang dilakukan secara klasikal dan
orientasi khusus dengan target pencapaian kompetensi tertentu.Pelaksanaan kegiatan orientasi ini
dikoordinir oleh Bidang SDM, bekerjasama dengan Bidang Diklalit dan seluruh instalasi yang terkait.
1. Mutasi sementara
a)Dilakukan dalam rangka pemerataan perawat non shift sebelum dan setelah melahirkan.
b)Perawat dengan gangguan kesehatan yang membutuhkan penanganan atau perawatan khusus.
2. Mutasi tetap
Dilakukan bagi perawat ruangan dengan masa kerja lebih dari 2 tahun, kecuali untuk ruangan khusus
seperti ICU, NICU, UGD, OK dan HCU dilakukan paling cepat setelah 3 tahun di ruangan tersebut.
3. Mobilisasi
Pelaksanaan mobilisasi dilakukan untuk mengatasi kekurangan tenaga di satu ruangan pada saat-saat
tertentu apabila terjadi pelonjakan pasien atau ada perawat yang tidak bisa berdinas karena sesuatu
hal
4. Promosi
Salah satu upaya untuk pengembangan perawat di rumah sakit TMC adalah melalui pengkaderan,
seleksi dan pendampingan untuk promosi baik melaui jenjang fungsional maupun structural(prosedur
terlampir )
5. Ketentuan Cuti Tahunan
Ketentuan cuti bagi perawat mengacu pada pedoman kekaryawanan secara keseluruhan.Adapun
untuk pengaturannya dilakukan oleh atasan langsung berdasarkan kondisi ketenagaan.
6. Pendidikan dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan bagi perawat dilaksanakan dalam upaya meningkatkan kualitas SDM
keperawatan.

Pendidikan formal keperawatan dilaksanakan secara bertahap dan berdasarkan ketentuan-ketentuan


yang ditetapkan, serta mengacu pada rencana program jangka panjang dan program
tahunan.Sedangkan pelaksanaan pendidikan non formal dilaksanakan secara in house trainning dan out
house trainning.( program dan alur terlampir )

B. Standar Operasional Prosedur


Untuk menunjang pelayanan asuhan keperawatan di ruangan Medical Terapi Ozone, Bidang
Keperawatan menetapkan beberapa standar, yaitu :
1. Standar Asuhan keperawatan dan kebidanan
Standar Asuhan keperawatan dibuat sebagai pedoman untuk pelaksanaan pelayanan asuhan
keperawatan, yang mengacu pada Standar Asuhan keperawatan Depkes RI yang dimodifikasi sesuai
dengan situasi dan kondisi Rumah sakit umum parindu (pedoman terlampir)
2) Standar Prosedur Operasional Keperawatan
Standar Operasional Prosedur Keperawatan terdiri dari :
SPO Manajerial, yang berkaitan dengan sistem dan lingkup kerja di bidang keperawatan,
diantaranya SPO rekruitmen, SPO orientasi, SPO rotasi mutasi, SPO seleksi pendidikan, dll.
SPO Pelayanan Keperawatan dibuat sebagai pedoman bagi perawat untuk melakukan tindakan
keperawatan (SPO terlampir)
SPO umum yang berkaitan dengan lintas unit, untuk menunjang pelaksanaan pelayanan
keperawatan
6) Standar Etika Profesi Keperawatan
Standar etika profesi keperawatan dibuat sebagai pedoman untuk mengatur perilaku perawat dari
sudut nilai moral dalam memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit pedoman
terlampir).
7) Standar Logistik Keperawatan
Untuk menunjang pelakasanaan asuhan keperawatan di RSU Parindu di bidang keperawatan
membuat standar logistik yang meliputi standar alat kesehatan, standar alat tenun, standar alat rumah
tangga dan standar alat habis pakai.
a. Perencanaan
b. Perencanaan pemenuhan logistik Klinik Medical Terapi Ozone di ruangan dibuat berdasarkan
ketentuan sebagai berikut :
Spesifikasi ruangan
Perkembangan dan pertumbuhan pelayanan rumah sakit dan penambahan jumlah tempat tidur.
Pergantian alat atau barang yang rusak, hilang dan penghapusan karena perkembangan teknologi.
b. Klasifikasi logistik keperawatan di ruangan Medical Terapi Ozone terdiri dari :
1) Seragam perawat, dengan ketentuan :
a) Bahan seragam pakaian tidak tipis dan dapat menyerap keringat, kerudung menutupi aurat
dan tidak menimbulkan infeksi nosokomial, formal dan fleksibel tanpa meninggalkan
keindahan.
b) Warna seragam tidak mencolok, cocok dipakai oleh laki-laki maupun perempuan.
c) Model seragam berdasarkan kesepakatan bersama dengan syarat utama menutup aurat,
rapih, formal, fleksibel dan tanpa meninggalkan estetik.
2) Pakaian pasien, dengan ketentuan :
a) Bahan pakaian cotton 100 % dan dapat menyerap keringat.
b) Warna tidak mencolok
c) Model tidak ketat dan dapat dipakai oleh semua ukuran
d) Ada perbedaan warna dan model antara laki-laki dan perempuan.
3) Alat tenun, dengan ketentuan :
a) Bahan dari katun, tidak berbulu dan mudah untuk pemeliharaan
b) Warna tidak mencolok
c) Ukuran sesuai standar, untuk semua jenis alat tenun.
4) Bahan kimia / cairan desinfektan
Untuk penyediaan bahan kimia / cairan desinfektan koordinasi dengan farmasi dan pemenuhannya
disesuaikan dengan kebutuhan ruangan.
5) Alat kesehatan
Alat kesehatan yang habis pakai disediakan di instalasi farmasi atas permintaan ruangan dan
pemenuhannya disesuaikan dengan kebutuhan pasien di ruangan.
6) Pengadaan
Pengadaan alat / barang logistik yang menunjang terhadap pelayanan keperawatan, pemenuhan
kebutuhannya dikoordinir oleh Bidang Logistik Rumah Sakit berdasarkan pengajuan dari ruangan dengan
alur dan prosedur yang telah ditetapkan.
7) Pemeliharaan
Pemeliharaan alat / barang logistik yang menunjang pelayanan keperawatan dilakukan oleh ruangan
yang meliputi : cara penyimpanan, perawatan / kebersihan dan perbaikan , sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan.
8) Penyaluran
Penyaluran / pendistribusian barang logistik yang menunjang pelayanan keperawatan yang harus
dilakukan secara teratur dan sesuai dengan kebutuhan serta terdokumentasikan baik di ruangan
maupun di bidang logistik.
9) Pencatatan dan Pelaporan
Dalam pengelolaan logistik di ruangan perlu adanya pencatatan dan pelaporan inventaris secara
rutin agar dapat diketahui kondisi barang / alat tersebut serta selalu siap pakai.
Untuk mempermudah pencatatan dan pelaporan di ruangan telah disediakan buku catatan yang terdiri
dari :
1. Buku penerimaan barang / alat
2. Buku pemeliharaan
3. Buku pemakaian / frekuensi pemakaian alat
4. Buku peminjaman
5. Buku pengeluaran ( mutasi atau penghapusan )
6. Buku operan harian
Jika diketahui terdapat kerusakan, kehilangan dan penambahan barang / alat druangan harus tercatat
dan terlaporkan secara teratur dan dapat dipertanggungjawabkan.
BAB VII
PENGEMBANGAN STAF DAN PROGRAM PENDIDIKAN

A. Rencana Pengembangan Staf


Untuk menunjang pencapaian visi Klinik Medical Terapi Ozone RSU Parindu, kualitas Sumber
Daya Manusia harus selalu ditingkatkan secara terus menerus dan berkesinambungan melalui
pengembangan staf dan program pendidikan formal maupun non formal.
Program pengembangan staf keperawatan yang berhubungan dengan jenjang karir, dirumah
sakit umum Parindu dilakukan berdasarkan dua jalur yaitu jalur fungsional dan struktural. Sedangkan
Program Pendidikan staf keperawatan diarahkan pada peningkatan profesional berdasarkan
kompetensi yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan melalui pendidikan dan
pelatihan.
B. Program Pendidikan dan Pelatihan
Dengan semakin berkembangnya pengetahuan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan
terutama pelayanan keperawatan serta persaingan usaha sejenis maka perlu adanya peningkatan
kualitas SDM khususnya di lingkungan keperawatan.
Program pendidikan formal keperawatan dilaksanakan secara bertahap melalui seleksi intern
maupun ekstern, diantaranya peningkatan kompetensi melalui pelatihan in house trainning dan out
house trainning.
C. Kebijakan Pengelolaan Pendidikan & Pelatihan Intern/Ekstern
Dalam pelaksanaan program pendidikan di lingkungan keperawatan, Bidang Keperawatan
mengusulkan program dan mengadakan koordinasi dengan Bidang Diklat agar dalam pelaksanaannya
dapat direalisasikan sesuai dengan rencana anggaran dan program Bidang Keperawatan.
Jenis program pendidikan dan pelatihan didasarkan atas kualifikasi kompetensi yang harus
dimiliki oleh masing-masing perawat dan bidan disesuaikan dengan kebutuhan, dan pelaksanaannya
dilakukan secara berkala berdasarkan kebutuhan di lingkungan Keperawatan.
D. Kebijakan Orientasi Perawat dan Bidan
Pelaksanaan orientasi secara umum diberikan kepada perawat dan bidan baru masuk,
memasuki kontrak dan menjadi karyawan tetap. Tekhnik orientasi dilakukan secara klasikal dan on the
job, adapun untuk perawat baru dilakukan pembimbingan selama 3 bulan dengan target pencapaian
kompetensi yang telah ditetapkan.
BAB VIII
EVALUASI DAN PENGENDALIAN MUTU

A. Perumusan dan Penyusunan Kebijakan


Upaya untuk menjamin mutu pelayanan Klinik Medical Terapi Ozone RSU Parindu bidang
penunjang medis membuat Program Pengendalian dan Peningkatan Mutu sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan pengendalian dan peningkatan mutu tersebut.
Perumusan dan penyusunan kebijakan pengendalian dan peningkatan mutu pelayanan
keperawatan dilakukan berdasarkan hasil evaluasi melalui masukan dari seluruh jajaran dan staf
keperawatan yang terlibat dan berdasarkan hasil evaluasi kinerja bidang keperawatan secara periodik
yang kemudian ditindaklanjuti untuk dilaporkan kepada Direksi.
Kegiatan dalam upaya pengendalian dan peningkatan mutu pelayanan keperawatan, dapat dilakukan
melaui :
1. Studi Dokumentasi
Merupakan salah satu metode untuk melihat sejauhmana penerapan Standar Asuhan
Keperawatan dan kebidanan yang dilakukan oleh perawat.
2. Pembahasan Kotak Saran
Merupakan sarana untuk menampung masukan dari semua pelanggan baik pasien, keluarga
pasien, pengunjung, dokter maupun karyawan lain berupa keluhan, kritik dan saran
sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan keperawatan di
Rumah sakit umum parindu
3. Audit Keperawatan / Pembahasan Kasus
Merupakan salah satu metode untuk membahas permasalahan dalam pengelolaan
pelayanan asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus-kasus tertentu yang jarang
terjadi.
4. Survey Persepsi Pasien
Suatu kegiatan untuk mendapatkan masukan dari pasien atau keluarga pasien
mengenaipersepsi pasien terhadap mutu pelayanan asuhan keperawatan melalui pengisian
angket oleh pasien atau keluarga pasien.
5. Supervisi Keperawatan
Suatu kegiatan pemantauan, pengawasan dan penilaian terhadap seluruh kegiatan perawat
di ruangan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dan kebidanan mulai dari sikap,
pengetahuan dan keterampilan, sebagai bahan untuk peningkatan kualitas SDM perawat
dan mutu pelayanan keperawatan.
7. Laporan Kejadian
Proses pembahasan kejadian pelanggaran etika profesi keperawatan yang dilakukan oleh
perawat. Dibuatkan laporan kronologis kejadian untuk kemudian dilakukan kajian, analisa
dan klarifikasi data serta pembinaan terhadap Yang bersangkutan.Tindak lanjut dari laporan
kejadian ini dapat berupa pelatihan, pendampingan, pembuatan usulan prosedur dan hal
tekhnis lainnya.
8. Rapat Rutin
Sebagai sarana pemecahan masalah pelayanan asuhan keperawatan yang terjadi baik
secara tekhnik operasional maupun tekhnik pengelolaan / manajerial di lingkungan
keperawatan.
9. Analisa indikator Pelayanan Keperawatan dan Infeksi Rumah Sakit
Untuk mengevaluasi sejauhmana mutu pelayanan keperawatan terkait dengan tindakan
keperawatan yang dilakukan apakah sudah memperhatikan keamanan pasien sebagai
upaya untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial.

B Pelaksanaan Kebijakan
1. Kebijakan Mutu
Kebijakan mutu yang yang dilaksanakan oleh Bidang Keperawatan berdasarkan kebijakan mutu
yang diputuskan oleh Direktur RSU Parindu yang bersumber dari hasil kerja Panitia Mutu RSU
Parindu atau Kepanitian/Tim yang ditunjuk Direktur RSU Parindu untuk peningkatan mutu
pelayanan di RSU Parindu.
2. Kebijakan Kendali Mutu
Untuk pengendalikan mutu pelayanan Bidang Keperawatan dibuat standarisasi pelayanan dan
pembuatan prosedur tetap pelayanan (SPO) yang disebarkan keseluruh unit kerja terkait untuk
dijadikan pegangan dalam pelaksanaan pekerjaan serta dibentuk Kelompok Gugus Kendali Mutu
di setiap unit kerja.
3. Rencana dan Program Kebijakan
Perencanaan dan pembuatan program kebijakan dilaksanakan secara periodik dan dievaluasi
minimal setiap 3 bulan, 6 bulan dan satu tahun sekali yang dibicarakan dengan seluruh jajaran
struktural Bidang Keperawatan.
4. Proses dan Evaluasi Kebijakan
Pelaksanaan kebijakan dievaluasi secara berkala melalui pertemuan rutin jajaran struktural
Bidang Keperawatan terutama mengenai efektifitas dari pelaksanaan kebijakan tersebut dengan
menganalisa seluruh data yang ada yang terdiri data utama dan data pendukung.
Apabila tidak berjalan efektif maka dicari penyebab masalah yang menjadikan kebijakan
tersebut tidak berjalan efektif sehingga dapat dihasilkan suatu solusi agar kebijakan tersebut
bisa berjalan efektif atau dibuat suatu kebijakan baru.
5. Pengawasan dan Evaluasi Kebijakan.
Pengawasan dan evaluasi kebijakan dilaksanakan oleh pejabat struktural yang berada pada unit
kerja yang bersangkutan dan dilaporkan secara berjenjang kepada pejabat struktural diatasnya.

Hasil pelaksanaan kebijakan dianalisa oleh pejabat struktural yang ada pada unit kerja yang
bersangkutan dan dilaporkan kepada atasannya secara periodik untuk dilaksanakan perbaikan sebagai
upaya tindak lanjut sesuai dengan kebutuhan unit kerja yang bersangkutan.
BAB IX
PENUTUP
Demikian pedoman ini kami susun dengan harapan mudah-mudahan dapat dijadikan acuan
dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan Medical Terapi Ozone di Rumah Sakit umum parindu, baik
untuk perencanaan program kerja, kebijakan, stadar pelayanan, standar praktek keperawatan maupun
standar logistik keperawatan. Kami menyadari dalam penyusunan pedoman ini masih banyak
kekurangan sehingga diharapkan adanya kritik dan saran untuk perbaikan selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai