Kecap ditemukan pertama kali di China lebih dari 2.500 tahun silam.
Kecap (inmagine)
Selama abad ke-6, ketika vegetarianisme populer di Jepang dan China, masyarakat yang mayoritas
beragama Buddha mulai bereksperimen menciptakan bumbu penyedap masakan tanpa daging. Mereka
mengandalkan saus hasil fermentasi gandum, yang menyerupai kecap di masa kini.
Dari temuan itu, seorang pendeta Jepang melakukan berbagai memodifikasi untuk menambah rasa. Ia
mencoba mengganti gandum dengan kedelai dan terciptalah saus dengan rasa lebih sempurna. Kecap
kedelai pun mulai populer ke seluruh penjuru dunia sebagai penyedap rasa.
Setiap negara membuat kecap dengan caranya sendiri. Di China dan Jepang, kecap dikenal dengan nama
shoyu. Kecap jenis ini sering kita jadikan cocolan saat menyantap sushi. Asal katanya sendiri berasal dari
kedelai dalam bahasa Inggris yakni soi.
Kecap secara umum terdiri dua jenis yaitu kecap asin dan manis. Kecap asin berupa cairan coklat
kehitaman yang cukup encer. Sedangkan kecap manis menyerupai karamel dengan warna lebih pekat
dan gelap.
Fruktosa adalah gula sederhana (monosakarida) yang ditemukan di banyak jenis makanan dan
merupakan salah satu dari tiga gula darah penting bersama dengan glukosa dan galaktosa. Fruktosa
sering ditemukan dalam buah-buahan, madu dan gula. Ia juga disebut sebagai levulosa dan masuk dalam
kategori pentahidroksiketon.
Dari data yang dikutip dari MSNBC Health, konsumsi sirup jagung fruktosa di dunia melejit selama satu
dekade tearkhir. Di Amerika Serikat, penggunaan fruktosa meningkat 1000 persen antara tahun 1970 dan
1990.
"Temuan menunjukkan sel-sel kanker berkembang akibat metabolisme fruktosa proliferasi," tulis Dr
Anthony Heaney seperti dikutip dari MSNBC. Kanker pankreas merupakan penyakit kronis mematikan.
Menurut Asosiasi Kanker AS, pengidap kanker pankreas yang dapat bertahan hidup selama satu tahun
hanya 20 persen, dan yang mampu bertahan selama lima tahun hanya sebesar empat persen.
Konsumsi gula juga dihubungkan dengan berbagai penyakit berat lain termasuk diabetes, penyakit
jantung dan stroke.
Karena reaksi oksidasi yang dihasilkan tak meninggalkan rasa dan bau, ozon bisa dimanfaatkan untuk
meningkatkan kualitas air minum. Tak hanya air minum, aplikasi teknologi ozon juga bisa diterapkan
untuk pengawetan dan pengolahan makanan.
Bidang kesehatan juga memanfaatkan ozon untuk sterilisasi alat-alat kedokteran. Ozon dapat pula
dipergunakan untuk memperlancar jalannya aliran darah.
Di balik manfaatnya, ozon menyimpan sejumlah kelemahan. Proses pengolahan air dengan ozon yang tak
sempurna berpotensi menstimulasi reaksi kimia berbahaya seperti bromate. Menurut agen perlindungan
lingkungan Amerika Serikat, paparan jangka panjang bromate dapat meningkatkan risiko kanker.
Bagi pengguna botol minuman berozon, sangat disarankan untuk selalu memerhatikan langkah
penggunaan dan perawatan sesuai petunjuk. Jangan sembarangan menggunakannya, demi
mendapatkan manfaat maksimal dari air berozon. (pet)