Anda di halaman 1dari 10

Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938

Padang, 11 September 2014

OP-013
APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA
ALUMINIUM PADA PROSES DAUR ULANG GREY WATER
HOTEL
Ansiha Nur* dan Agus Jatnik
Program Studi Magister Studi Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung
E-mail: *aul1310_ansi@yahoo.com, agusje@tl.itb.ac.id

ABSTRAK

Potensi pemanfaatan greywater melalui daur ulang air limbah untuk penyediaan air
bersih dapat mengurangi penggunaan air bersih di kawasan hotel yang memerlukan air
tanah dalam jumlah besar sekaligus sebagai upaya strategi terpadu menyelamatkan
ketersediaan air tanah dan kelestarian lingkungan. Elektrokoagulasi salah satu teknologi
mempunyai efisiensi yang tinggi dalam penghilangan kontaminan, menghasilkan effluen
yang jernih, waktu operasional yang pendek, lumpur yang dihasilkan lebih sedikit, stabil
dan mudah disisihkan. Pada penelitian ini dilakukan pengolahan grey water sintetis dan
asli dari Hotel Grand Royal Panghegar secara batch dan sistem menerus menggunakan
pasangan elektroda alumunium monopolar. Percobaan batch dilakukan perlakuan
terhadap limbah sintetis. Variasi yang digunakan pada sistem batch adalah waktu kontak
(5 - 60 menit) dan kerapatan arus (21 - 104 A/m2 ). Pada sistem kontinyu digunakan
kerapatan arus 104 A/m2 pada variasi waktu detensi (900, 936, 975 detik) dan variasi
beban (200;300;400 mg COD/L). Dari hasil penelitian pada sistem batch diperoleh
kondisi optimum pada kerapatan arus 104 A/m2 pada menit ke-15 dengan laju pelepasan
ion alumunium sebesar 0,0071 g/menit. Kinetika laju perubahan konsentrasi pada reaktor
elektrokoagulasi mengikuti orde 1 pada memberikan hasil terbaik pada penyisihan
kekeruhan, COD dan minyak lemak yaitu sebesar 87,73 %, 87,48 % dan 77,50 %. Pada
aplikasi elektrokoagulasi sistem menerus pada variasi beban pengolahan 400 mg COD/L
memberikan hasil terbaik dengan tingkat penyisihan kekeruhan sebesar 89,97 %, COD
sebesar 61,52 % dan minyak lemak sebesar 90,05 %. Hasil proses elektrokoagulasi ini
berada di bawah baku mutu yang ditetapkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 serta Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2011, sehingga aman digunakan sebagai reclaimed
water untuk flushing toilet dan penyiraman tanaman.

Kata kunci: elektrokoagulasi, elektroda aluminium, monopolar, grey water, reclaimed


water

1. Pendahuluan dari 21 lantai dengan luas total 65.000


m2. Rata-rata kebutuhan air bersih untuk
Ketersediaan air tanah di beberapa operasional Hotel bintang 4 sebesar 750
kawasan hunian dan tempat tinggal m3/hari (Dinas Pariwisata Daerah
mengalami penurunan setiap tahunnya, Provinsi Jawa Barat, 2014). Kebutuhan
termasuk di kawasan hotel yang tersebut dipenuhi dari PDAM dan deep
memerlukan air tanah sebagai sumber well. Sejak pemerintah Kota Bandung
air bersih untuk operasional memperketat pengawasan ijin
kesehariannya, sementara membuang pengambilan air tanah dan
sejumlah air limbah dengan konsentrasi memberlakuan kenaikan tarif retribusi
yang tinggi dapat merusak lingkungan. air tanah (Bapedalda Kota Bandung,
2013) mendorong para pelaku bisnis
Hotel Grand Royal Panghegar berlokasi untuk mengadaptasi teknologi daur
di Jalan Merdeka No.2, Bandung terdiri

96
Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938
Padang, 11 September 2014

ulang grey water sebagai solusi alumunium 95,7 % ( Laboratorium


pembatasan pengambilan air tanah. Teknologi Mineral dan Batu Bara, 2014)
dengan ukuran 8 x 20 cm sebanyak 4
Daur ulang air limbah sebagai upaya buah (2 buah anoda dan 2 buah katoda).
strategi terpadu menyelamatkan Plat elektroda yang terendam dalam
ketersediaan air tanah (Gulyas et al., larutan adalah 15 cm, sehingga luas
2007 dan Li., 2009). Salah satu permukaan basah elektroda anoda
teknologi yang dikembangkan pada sebesar 0,024 m2. Reaktor dilengkapi
pengolahan grey water adalah dengan magnetic stirrer yang diatur
elektrokoagulasi (Lin et al., 2005, pada skala 5 untuk mengaduk larutan
Jamrah et., 2007, Yan et al., 2008, Li et sampel agar konsentrasi koagulan
al., 2009, Rodrigo et al., 2010). menjadi homogen dan tersebar merata di
Elektrokoagulasi mempunyai efisiensi dalam larutan (Bayar, et.al, 2011).
yang tinggi dalam penghilangan Konfigurasi elektroda monopolar
kontaminan, menghasilkan effluen yang disusun secara paralel, dipasang secara
jernih, tidak berwarna dan tidak berbau, berselang antara anoda dan katoda
waktu operasional yang pendek, lumpur (Mollah et al., 2004) dengan jarak 2,5
yang dihasilkan lebih sedikit stabil dan cm. Semua elektroda dihubungkan
mudah disisihkan (Mollah et al., 2004, dengan arus listrik yang berasal dari
Lin et al., 2005, Holt et al., 2006, sumber arus DC (Diamond GSV 3000,
Rodrigo et al., 2010, Butler et al., 2011, 0-20 V dan 0-34 A). Variasi kuat arus
Harif et al., 2012 dan Mechelhoff et al., yang digunakan pada peneltian ini
2013). adalah 0,5-2,5 A setara dengan
kerapatan arus 20-104 A/m2.
Penelitian ini mempelajari proses Pengukuran kuat arus dan tegangan
elektrokoagulasi menggunakan menggunakan avometer merek Sunwa
pasangan elektroda aluminium untuk YX-360TRN, pengukuran pH
menyisihkan kontaminan di dalam air menggunakan pH-meter merek
buangan domestik (grey water) hotel Sartorius, konduktivitas dan suhu
sehingga dapat digunakan kembali menggunakan konduktivitimeter merek
(reclaimed water) untuk keperluan Seven GoPro dan kekeruhan
pembilasan (flushing) toilet dan menggunakan turbicheck merek
penyiraman tanaman. Lovibond. Pengamatan dan pengukuran
ukuran flok yang terbentuk selama
2. Metodologi Penelitian proses elektrokoagulasi menggunakan
mikroskop cahaya Olympus CX-21
Proses yang dilakukan dalam penelitian perbesaran 10 x, diamati dengan
ini diawali dengan proses pengambilan menggunakan lensa okuler.
sampel dari bak ekualisasi Instalasi
Pengolahan Air Buangan (IPAL) Hotel Reaktor kontinyu (Gambar 1.b) terbuat
Grand Royal Panghegar karena dari plexiglas yang berdimensi 20 x 7 x
merupakan pertemuan semua aliran 15 cm dengan kapasitas 1,95 liter.
effluent dari kegiatan operasional hotel Model reaktor menggunakan baffle
sehingga sampel dapat channel horizontal flow (Lin et al.,
merepresentasikan kondisi eksisting dan 2005), dimana elektroda diletakkan
representatif. sepanjang aliran air limbah sebanyak 14
buah (7 buah anoda dan 7 buah katoda)
Reaktor batch (Gambar 1.a.) yang berukuran 5 x 15 cm dengan
menggunakan beaker glass dari bahan bagian yang terendam air adalah 13,3
pyrex glass berkapasitas 2 liter. cm, sehingga luas basah total elektroda
Elektroda yang digunakan adalah plat anoda adalah 0,0466 m2.
.

97
Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938
Padang, 11 September 2014

a b
Gambar 1. Rangkaian reaktor elektrokoagulasi konfigurasi elektroda monopolar

Limbah yang digunakan dalam (TDS),COD, kekeruhan dan minyak


penelitian ini adalah limbah sintetis dan lemak.
limbah asli. Sumber limbah asli dari grey
water Hotel Grand Royal Panghegar yang Metode sampling yang digunakan pada
berlokasi di Jalan Merdeka No.2 Bandung. penelitian ini adalah sampel sesaat (grab
Karakteristik limbah sintetis dibuat sample) dimana sampel diambil langsung
menyerupai karakteristik limbah asli pada saat tertentu dari satu titik, yaitu pada
dengan menambahkan glukosa, KCl, titik yang sama dan pada kedalaman yang
clay, minyak goreng serta air ledeng sama pada reaktor batch dan titik outlet
sebagai air pencampur. Parameter yang pada reaktor kontinyu. Adapun parameter
akan diukur adalah pH, temperatur, dan metode analisis yang dilakukan
konduktivitas, Total Dissolved Solid pada penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Metode pengujian dan analisis
Jenis Parameter Metode Pengujian Metode Analisa
pH SNI 06-6989.11-2004 pH-meter
Temperatur SNI 06-6989.23-2005 Termometer
Konduktivitas SNI 06-6989.1-2004 Konduktivitimeter
TDS SK SNI M-03-1989-F Konduktivitimeter
Kekeruhan SK SNI M-03-1989-F Turbidimeter
COD SNI 6989.2:2009 Refluks tertutup / COD Mikro
Minyak Lemak SNI 06-6989.10-2004 Ekstraksi Soxhlet
pH SNI 06-6989.11-2004 pH-meter

Variasi penelitian pada reaktor batch 3. Hasil Dan Pembahasan


adalah terhadap kerapatan arus listrik,
waktu detensi dan pH. Hasil variasi Karakteristik Limbah Asli
kerapatan arus listrik, waktu detensi dan
pH terbaik akan digunakan sebagai dasar Hasil uji karakteristik air buangan
untuk running pada reaktor kontinyu. domestik (grey water) Hotel Grand
Variasi penelitian pada reaktor kontinyu Royal Panghegar dapat dilihat pada
terhadap waktu detensi dan beban Tabel 2.
pengolahan
Tabel 2. Karakteristik air buangan domestik (grey water) Hotel Grand Royal Panghegar
No Parameter Satuan Hasil Baku Metode
Analisa Mutu Analisa
Fisika
o
1 Suhu C 24,8 WQC
2 Kekeruhan NTU 112 Turbidimeter
3 TDS mg/L 499,8 Gravimetri
4 TSS mg/L 72,8
5 Konduktivitas S/cm 714 Konduktivitimeter
Kimia

98
Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938
Padang, 11 September 2014

1 pH - 8,55 6 10 ** pH meter
2 COD mg/L 352 100 * Titrimetri
3 Minyak & Lemak mg/L 24,2 10 Gravimetri
4 Nitrit (NO2-) mg/L 0,0172 Spektrofotometri
5 Nitrat (NO3-) mg/L 0,29 Spektrofotometri
6 Ammonia (NH4+ - N) mg/L 21,12 Spektrofotometri
7 Total Pospat mg/L 1,98 Spektrofotometri
8 Surfaktan mg/L 6,38 Spektrofotometri
Sumber : Hasil Analisa, 2014
Baku Mutu : * Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2011
** PP No. 82 Tahun 2001

Berdasarkan hasil pengukuran kualitas air minum yang berasal dari


karakteristik grey water Hotel Grand PDAM.
Royal Panghegar pada Tabel 2
menunjukkan beberapa parameter grey Proses Elektrokoagulasi Limbah
water berada di atas baku mutu Sintetis Secara Batch
Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 112 Tahun 2011 dan Percobaan batch dilakukan pada variasi
Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun kerapatan arus, waktu detensi dan pH.
2001 kelas 3. Oleh karena air limbah Hasil variasi pengolahan yang paling
domestik (grey water) ini akan efektif digunakan sebagai acuan untuk
dimanfaatkan kembali (reclaimed water) menentukan kuat arus dan variasi pada
untuk berbagai keperluan operasional variabel waktu kontak untuk
hotel yaitu untuk flushing dan diaplikasikan pada reaktor
penyiraman tanaman, maka air hasil elektrokoagulasi pada sistem kontinyu.
daur ulang air limbah (reclaimed water)
ini memerlukan tingkat proses Pengaruh Kerapatan Arus dan
pengolahan sampai mencapai tingkat Waktu Detensi
kualitas tertentu sesuai dengan rencana
penggunaannya, maka kadar kekeruhan Proses elektrokoagulasi sangat
maksimum yang akan dijadikan acuan dipengaruhi oleh kerapatan arus dan
sebagai persyaratan yang diperbolehkan waktu detensi, hal ini berkaitan dengan
untuk reclaimed water hotel ini pelepasan ion Al3+ sebagai agen
mengacu kepada baku mutu yang koagulan (Mollah et al., 2001 dan Holt
mendekati baku mutu air minum yang et al., 2006) dalam penyisihan
diizinkan berdasarkan Keputusan kekeruhan, COD dan minyak lemak
Menteri Kesehatan Republik Indonesia sepeti terlihat pada Gambar 2.
Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 Mekanisme penyisihan kekeruhan
tentang parameter fisika untuk air melalui pengikatan oleh inti koagulan,
minum, yaitu kadar kekeruhan penyisihan COD disebabkan zat-zat
maksimum yang diperbolehkan untuk organik yang terlarut ikut terikat dengan
baku air minum adalah sebesar 15 NTU. flok dan COD teroksidasi akibat
Selain itu, kualitas air yang digunakan kehadiran oksidator dan penyisihan
pada sistem flushing di Indonesia minyak dan lemak dalam bentuk koloid
mayoritas menggunakan air dengan oleh Al3+ yang mampu mendestabilisasi
minyak yang teremulsi dalam larutan.

99
Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938
Padang, 11 September 2014
100 100

Turbidity Removal (%)


80 80

COD Removal (%)


60 60

40 40

20 20

0
0
0 10 20 30 40 50 60
0 10 20 30 40 50 60
Deten6on Time (minute)
Deten6on Time (minute)
21 A/m 42 A/m 63 A/m
21 A/m 42 A/m 63 A/m
83 A/m 104 A/m 83 A/m 104 A/m
100
8.5
80
COD Removal (%)

8
60
7.5
pH
40
7
20
6.5
0
6
0 10 20 30 40 50 60
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Deten6on Time (minute)
Deten6on Time (minute)
21 A/m 42 A/m
63 A/m 83 A/m 21 A/m 42 A/m
63 A/m 83 A/m
Gambar 2. Efisiensi penyisihan pada variasi kerapatan arus dan waktu detensi
menurut reaksi berikut ini (Mollah et al.,
Dari Gambar 2 dapat dilihat efisiensi
2001).
penyisihan kekeruhan, COD dan minyak
lemak mengalami penurunan yang (Persamaan 1)
cukup signifikan sampai pada menit ke- Anoda : Al Al3+ + 3e- E0 = 1,66
15, lalu relatif konstan dan bahkan (Persamaan 2)
mencapai kondisi steady state sampai Katoda : 2H2O(l) + + 2e- H2(g) +
menit ke-60, artinya setelah menit ke-20 2OH- E0 = -0,83
tidak terjadi perubahan konsentrasi (Persamaan 3)
kekeruhan, COD dan minyak lemak Dalam Larutan : Al3+ (aq) + 3H2O(l)
meskipun masih terdapat penyisihan Al(OH)3(s) + 3H+ E0=0,83
dalam jumlah kecil. Pada kerapatan arus
104 A/m2 terjadi penurunan yang Pengaruh pH
penyisihan yang sangat cepat karena
arus listrik yang dialirkan lebih tinggi Proses elektrokoagulasi juga
sehingga ion Al3+ yang teroksidasi dipengaruhi oleh pH limbah (Mollah,
dalam jumlah banyak dan berikatan 2004; Holt,2006; Liu et al., 2010), maka
dengan OH- dan membentuk koagulan variasi nilai pH awal air limbah sintetis
dalam jumlah yang banyak sehingga adalah 2 11 selama 30 menit pada
partikel terdestabilisasi dalam bentuk kerapatan arus 104 A/m2. Untuk
flok dengan cepat dan dalam jumlah mendapatkan suasana basa, maka pada
yang banyak sehingga menyisihan air limbah sintetis ditambahkan NaOH
kekeruhan sebesar 87,73 %, COD sebesar dan untuk mendapatkan suasana asam,
87,48 % dan minyak lemak sebesar 77,50 maka ditambahkan H2SO4.
%. Flok yang terbentuk sebagian ada
yang ikut mengendap serta mengapung
ke atas permukaan larutan karena
kehadiran gas H2 yang terjadi di katoda,

100
Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938
Padang, 11 September 2014

100 senyawa yang terbentuk adalah ion Al3+,


(Persamaan 5), sedangkan pada pH di
Penyisihan (%) 80
atas 10 senyawa yang terbentuk adalah
60 Al(OH)4- (Persamaan 4). Kedua senyawa
40 Kekeruhan ini bersifat amfoter dan memiliki sifat
COD kurang efektif dalam proses koagulasi.
20 Minyak & Lemak Basa Kuat:
0 (Persamaan 4)
2 4 6 8 10 12 Al(OH)3(s) + OH- (aq) Al(OH)4-(aq)
pH (Persamaan 5)
Gambar 3. Tingkat penyisihan pada Asam Kuat : Al(OH)3(s) + 3H+ (aq
kenaikan pH pada Al3+ (aq) + 3 H2O(l)
proses elektrokoagulasi (104 A/m2, td = 30
menit) Mekanisme Pembentukan Flok
Tingkat penyisihan yang paling baik
Kecepatan pengendapan flok pada
untuk kekeruhan, COD dan minyak
kondisi optimum adalah 0,0571 0,125
lemak yaitu pada rentang pH 4 - 10.
cm/detik. Mekanisme pembentukan flok
Menurut Harif et al (2012) pada rentang
akibat proses oksidasi elektrolisis pada
tersebut terjadi proses hidrolisis ion Al
elektroda pada kerapatan arus 104 A/m2
yang menghasilkan senyawa Al(OH)2+,
dan pada waktu detensi 0 60 menit
Al2(OH)24+, Al(OH)3+ dan senyawa
dapat dilihat pada Gambar 4.
polimer Al13(OH)327+ yang efektif dalam
proses koagulasi. Pada pH di bawah 4

(a) td = 0 menit (b) td = 2 menit (c) td =6 menit

(d) td = 10 m enit (e) td = 15 menit (f) td = 60 menit


2
Gambar 4. Bentuk dan ukuran flok pada karapatan arus 104 A/m
(a-e) Pembesaran 10 x, (h) Pembesaran 4 x

reaksi redoks terjadi, destabilisasi


Pada Gambar 4 terlihat partikel
kontaminan dan partikel tersuspensi
tersuspensi dalam air berupa partikel
mulai membentuk flok. Mekanisme
bebas dan koloid dengan ukuran yang
pembentukkan flok akibat fenomena
sangat kecil, antara 0,001 mikron (10-6
sludge blanket mampu menjebak dan
mm) sampai 1 mikron (10-3 mm) pada td
menjembatani partikel koloid yang ada
= 0 menit. Pada saat elektroda
di air limbah. Pada menit ke-60 flok
dihubungan dengan sumber listrik maka

101
Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938
Padang, 11 September 2014

yang terbentuk memilki ukuran 0,25 1 percobaan. Hal ini diduga akibat adanya
mm sehingga mudah untuk dipisahkan. beberapa pengaruh selama proses
elektrokoagulasi yang mengganggu
Laju Pelepasan Alumunium sistem, seperti perubahan kondisi
permukaan plat elektroda yang semakin
Untuk mengetahui berat plat Al yang berkurang kemampuannya dalam
larut dapat dihitung dari masa logam Al menarik ion-ion dalam limbah
yang larut dengan menggunakan hukum (Mouedhen et.al, 2008).
Faraday I membuat hubungan antara
kuat arus (I) yang mengalir dengan 0.5000
jumlah massa yang terlepas ke larutan,

Konsentrasi Alumunium (g/L)


0.4000
hal ini merupakan pendekatan secara TeoriCs
teoritis untuk menghitung jumlah 0.3000 Percobaan
aluminium yang terlepas ke larutan. 0.2000
Untuk memastikan hal tersebut maka
dilakukan perbandingan dengan 0.1000
menimbang plat elektroda setiap kali 0.0000
dilakukan percobaan (K. Bhani 10 20 30 40 50 60
Melhem et al., 2012) dalam kondisi Waktu Kontak (menit)
kering.
Gambar 5. Perbandingan konsentrasi
Pada Gambar 5, konsentrasi alumunium alumunium teoritis dan percobaan yang
secara teoritis menunjukkan hasil yang terlepas selama proses elektrokoagulasi pada
lebih rendah 2 14 % dari konsentrasi kerapatan arus 104 A/m2
alumunium yang dihitung dari
Tabel 3. Laju pelepasan ion alumunium pada variasi kerapatan arus
Kerapatan Arus (A/m2) 21 42 63 83 104
Laju Pelepasan Ion Alumunium (g/menit) 0,0014 0,0028 0,0040 0.0056 0,0071

Dari Tabel 3, laju pelepasan ion


Dimana : Ct adalah konsentrasi pada
alumunium yang lebih tinggi terjadi
waktu t, C0 adalah konsentrasi awal
pada kerapatan arus yang tinggi. Dengan
percobaan pada saat t = 0 dan k adalah
mengetahui nilai laju pelepasan ion
nilai kinetika perubahan konsentrasi.
alumunium dapat digunakan untuk
Nilai k berguna untuk memprediksi
memperkirakan waktu penggantian
besarnya penyisihan pada waktu
elektroda. Pada kerapatan arus 104 A/m2
tertentu. Semakin besar nilai k, maka
dengan nilai laju pelepasan ion
semakin cepat penyisihan yang terjadi.
alumunium sebesar 0,0071 g/menit,
dapat diperkirakan pada plat elektroda
Pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa laju
alumunium dengan berat elektroda 128 g
penyisihan kekeruhan dan COD yang
akan habis setelah penggunaan 300 jam
paling baik pada kerapatan arus 104
pengoperasian reaktor elektrokoagulasi.
A/m2. Hal ini menunjukkan semakin
tinggi kerapatan arus maka semakin
Kinetika Reaktor Elektrokoagulasi
besar laju pelepasan ion Al3+ akibat
proses oksidasi elektrolisis pada
Laju perubahan konsentrasi pada reaktor
elektroda yang mendestabilisasi
elektrokoagulasi memiliki orde 1,
kontaminan dalam bentuk flok dalam
persamaan kinetika reaksi orde satu,
waktu singkat (Mollah et al., 2004).
yaitu :
Ct = C0.e-kt (Persamaan 6)

102
Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938
Padang, 11 September 2014

Tabel 4. Nilai k pada penyisihan kekeruhan dan COD


Parameter Kerapatan Arus (A/m2)
21 42 63 83 104
Kekeruhan 0.0452 0.0668 0.0848 0.1073 0.1378
COD 0.0288 0.0635 0.0866 0.1295 0.1495

Aplikasi Elektrokoagulasi Pada tingkat efisiensi penyisihan kekeruhan,


Sistem Menerus (Kontinyu) COD dan minyak lemak.

Kerapatan arus 104 A/m2 dengan waktu Pengamatan terhadap flok yang
kontak 15 menit merupakan kombinasi terbentuk pada sistem menerus
paling efektif pada sistem batch dan dilakukan terhadap limbah sintetik dan
selanjutnya diaplikasikan pada sistem limbah asli dengan pembesaran 10 kali.
menerus dengan melakukan variasi Kecepatan pengendapan flok 0,0740
beban pengolahan. Percobaan dilakukan 0,1110 cm/detik dengan diameter flok
terhadap limbah sintetis dan limbah asli 150 250 m.
grey water hotel.

Variasi beban yang akan dilakukan


adalah 200, 300 dan 400 mg COD/L.
Berikut ini adalah hasil percobaan
sistem menerus dengan melihat
pengaruh varasi beban pengolahan pada
limbah sintetis.
100 9
8.5
Penyisihan (%)

80
60
8

pH

7.5
40 Gambar 7. Bentuk dan ukuran flok pada
7
20 6.5 karapatan arus 104 A/m2.
0 6
200 300 400 Pengamatan bentuk dan ukuran flok
Beban Pengolahan (mg COD/L) pada Gambar 7 menunjukkan struktur
KondukCvitas TDS flok yang besar dan terpecah-pecah.
Kekeruhan COD Bentuk flok yang terpecah-pecah diduga
Minyak & Lemak pH
akibat terpecahnya kembali gumpalan
Gambar 6. Efisiensi penyisihan
elektrokoagasi pada variasi beban flok yang telah membesar selama
perjalanan dari inlet ke outlet. Bisa saja
Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa pada hal ini dipengaruhi oleh gradient hidrolis
penambahan beban pengolahan yang kecil sehingga gumpalan yang
meningkatkan efisiensi penyisihan, pada sudah terbentuk pecah kembali.
beban pengolahan sebesar 400 mg Meskipun terpecah-pecah, gumpalan
COD/L memiliki efisiensi penyisihan flok ini memilki gaya tarik menarik
kekeruhan 90,05 %, COD sebesar 85,52 yang kuat antar flok-flok yang
% dan minyak lemak sebesar 90,05 %. terbentuk, sebagai adanya fenomena
Tingkat keberhasilan penyisihan COD sludge blanket yang masih menjebak
dan minyak lemak ini dapat dilihat juga dan menjembatani partikel koloid yang
dari tingkat keberhasilan dalam ada dalam limbah.
penyisihan kekeruhan polutan. Hal ini
sejalan dengan percobaan yang Perbedaan bentuk dan ukuran flok
dilakukan oleh Li et al (2009) bahwa sistem menerus mendekati range sistem
beban pengolahan yang lebih tinggi pada batch sehingga diperoleh kecepatan
proses elektrokoagulasi mempengaruhi pengendapan yang tidak jauh berbeda
dengan system batch. Flok yang

103
Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938
Padang, 11 September 2014

terbentuk dari proses elektrokoagulasi Gulyas, Holger. 2007. Greywater Reuse:


menggunakan elektroda pasangan Concepts, Benefits, Risks and
aluminium secara batch maupun system Treatment Technologies.
menerus memiliki ukuran dan bentuk International Conference on
yang lebih besar dengan densitas atau Sustainable Sanitation.
kerapatan flok relative tinggi, sehingga
Harif, T., Khai, M., dan Adin, A. 2012.
mudah disisihkan dan diendapkan.
Electrocoagulation Versus
Chemical Coagulation:
4. Simpulan
Coagulation/Flocculation
Mechanisms and Resulting Floc
Berdasarkan hasil penelitian dapat
Characteristics. Water Research
disimpulkan bahwa nilai optimum di
46, 3177 3188.
dalam proses pengolahan secara batch
diperoleh pada variasi kerapatan arus 104 Holt, P. K., Barton, G. W., dan Mitchell,
A/m2 dengan laju pelepasan ion C. A. 2005. The Future for
aluminium sebesar 0,0071 g/menit . Electrocoagulation as A Localised
Kondisi optimum tercapai pada waktu Water Treatment Technology.
detensi 15 menit dengan tingkat Chemosphere. 59: 355-367.
penyisihan kekeruhan sebesar 87,73 %, Idaman, Nusa. S. 2013. Minimasi Air
COD sebesar 87,48 % dan minyak lemak Limbah dan Teknologi Daur
sebesar 77,50 %. Kinetika laju perubahan
Ulang Limbah. Pelatihan
konsentrasi pada reaktor elektrokoagulasi Pengeloaan air limbah BPLHD
mengikuti orde 1 dengan kerapatan arus DKI Jakarta. 18 Jui 2013. Pusat
104 A/m2 memberikan hasil terbaik. Pada Lingkunga (PTL) BPPT.
aplikasi elektrokoagulasi sistem menerus
pada variasi beban pengolahan 400 mg Jamrah, A., Al-Futaisi, A., Prathapar, S.,
COD/L memberikan hasil terbaik dengan Al-Harrasi, A. 2007. Evaluating
tingkat penyisihan kekeruhan, COD dan Grey Water Reuse Potential for
minyak lemak sebesar 89,97 %, 61,52 % Sustainable Water Resources
dan 90,05 %. Flok yang terbentuk pada Management in Oman.
sistem batch maupun sistem menerus Environmental Monitoring
memiliki ukuran dan bentuk yang lebih Assessment (2008) 137:315-327.
besar dengan kecepatan pengendapan Li, Fangyue et al. 2009. Review of The
pada reaktor batch sebesar 0,1176 Technological Approaches for
cm/detik dengan diameter flok 250 Grey Water Treatment and
1000 m, sedangkan pada sistem Reuses. Science of the Total
menerus adalah sebesar 0,0740 Environment Vol.407, pp.3439
0,1110 cm/detik dengan diameter flok 3449.
150 250 m.
Lin, C., Lo.,S., Kuo, C dan Wu, C. 2005.
Daftar Pustaka Pilot-Scale Electrocoagulation
with Bipolar Aluminum for On-
Bhani-Melhem, K., Smith, E. 2012. Site Domestic Greywater Reuse.
Grey Water Treatment By A Journal of Environmental
Continuous Process Of An Engineering, pp 491- 495.
Electrocoagulation Unit And A
Submerged Membrane Bioreactor Mechelhoff, M., Kelsall, G., and Nigel
System. Journal of Chemical J.D.Graham. 2013.
Engineering, Vol. 198199, pp. Electrochemical Behaviour of
201210. Aluminium In Electrocoagulation
Processes. Chemical Engineering
Butler, E.,Hung, Hung, Y., Yu-Li, R., Science, Vol.95,pp. 301312.
Suleiman, M. 2011.
Electrocoagulation in Wastewater. Mollah, M. Y. A., Schennach, R., Parga,
Journal of Wastewater Treatment. J. R. and Cocke, D. L.2001.
Water., Vol. 3, pp.495-52.5 Electrocoagulation (EC) Science

104
Prosiding SNSTL I 2014 ISSN 2356-4938
Padang, 11 September 2014

and applications. Journal of Mouedhen, G., M. Petris Wery, H.F.


Hazardous Materials. Vol.B84,pp. Ayedi. 2008. Behaviour of
29 41. aluminum electrodes in
electrooagulation process. Journal
Mollah, M.Y.A., Morkovsky, P.,
of Hazardous Materials, Vol. 150,
Gomes, J.A.G., Kesmez, M.,
pp. 124 135.
Parga, J. and Cocke, D.L. 2004.
Fundamentals, present and future Rodrigo, M.A., Caizares, P., Buitrn,
perspectives of electrocoagulation. C., Sez, C. 2010. Electrochemical
Journal of Hazardous Materials. technologies for the regeneration
Vol. B114, pp. 199 210. of urban wastewaters.
Electrochim. Acta.55: 8160-8164
Holt, P, et al., 2006. Electrocoagulation
as a Wastewater Treatment. Yang, Y., Liu, L., Jin, Q. 2008. Study on
Journal of Australian treatment of municipal domestic
Environmental Engineering. Vol. sewage by electrocoagulation and
3 electroflotation. Journal Xian
Univ. Architect. Tech..

105

Anda mungkin juga menyukai