Anda di halaman 1dari 10

A.

Pemicu
Lorenzos oil adalah film drama yang termasuk dalam nominasi akademik
award tahun 1992, yang disutradarai oleh George Odone. Film ini
berdasarkan cerita nyata dari Agusto dan Micela Odone. Kedua orang tua
yang tidak pernah leleah mencari perawatan untuk anak laki-laki mereka
yang menderita Lorenzos adrenoleukodystrophy (ALD).

B. Terminologi
1. Adrenoleukodystrophy adalah penyakit metabolik masa kanak-kanak
herediter yang jarang, diturunkan sebagai ciri terkait seks resesif dan
terutama mengenai laki-laki. Penyakit ini ditandai dengan atrofi adrenal
dan demeilinasi sereberal yang tersebar luas sehingga mengakibatkan
deteriorisasi mental progresif, afasia, apreksia, akhirnya kebutaan dan
kuadriplegia.1
2. Lorenzos oil adalah campuran trioleat gliseril (c18) dan trierucate (c22:
1). Hal ini digunakan untuk mengurangi konsentrasi asam lemak rantai
panjang dalam tubuh, dan harapan adalah bahwa hal itu juga mengurangi
demielinasi dan pengembangan klinis.2
3. Konseling genetik adalah salah satu program konseling prematerial yang
sangat penting sebagai usaha untuk memberikan penjelasan mengenai
kemungkinana terjadinya kelainan genetik serta resiko yang dihadapi anak
si penderita kelainan genetik tersebut.3

C. Identifikasi Masalah
Bagaimana penyakit adrenoleukodystrophy bisa terjadi? Dan bagaimana pola
penurunannya?

D. Analisis Masalah

Pola
patofisiologi penurunan
Organel sel
Faktor resiko

penyebab Adrenoleukodistrofi

Pencegahan dan
perawatan

1
E. Hipotesis
Adrenoleukodystrophy dapat terjadi karena kelainan pada organel peroksisom
dan pola penurunannya dipengaruhi terpaut kromosom X resesif.

F. Pertanyaan
1. Apa gejala yang timbul pada penyakit ALD?
2. Bagaimana pola penurunan ALD?
3. Apa saja penyebab ALD?
4. Apa saja faktor resiko yang mempengaruhi ALD?
5. Bagaimana pencegahan ALD?
6. Organel apa saja yang mengalami kelainan pada penyakit ALD?
7. Bagaimana struktur dan fungsi organel tersebut?
8. Bagaimana perawatan untuk penderita ALD?
9. Mengapa ALD hanya terjadi pada anak-anak?
10. Bagaiman rencana konseling genetik terhadap orangtua penderita?
11. Sampai usia berapakah seorang penderita ALD dapat bertahan hidup?
12. Selain gangguan metabolisme, apakah penderita ALD mengalami
gangguan lain?
13. Bagaiman cara pemeriksaan ALD?
14. Bagaimana terjadi atrofi adrenal pada penderita?
15. Bagaimana terjadi Demielinisasi pada penderita?
16. Bagaimana terjadi Deteriorasi mental progresif pada penderita?
17. Bagaimana terjadi Afasia pada penderita?
18. Bagaimana terjadi afraksia pada penderita?
19. Bagaimana terjadi Kuadriplegia pada penderita?
20. Apakah terjadi kelainan sel darah putih pada penderita ALD?

G. Pembahasan :
1) Gejala yang timbul pada penderita adrenoleukodystrophy adalah sebagai
berikut :4
a. Adrenoleukodystrophy (ALD) pada anak (childhood cerebal type):
- Perubahan otot, terutama otot kejang dan kelenturan
- Crossed eyes (strabismus)
- Penurunan pemahaman komunikasi verbal (afasia)
- Kemerosotan tulisan tangan
- Kesulitan di sekolah
- Kesulitan berbicara
- Kesulitan dalam pemahaman materi

2
- Gangguan pendengaran
- Hiperaktif
- Kerusakan system saraf, misalnya koma, penurunan kontrol
motorik halus, kelumpuhan
- Kejang
- Kesulitan menelan
- Penurunan nilai
- Kebutaan atau degenerasi
b. Adrenomyelopaty pada remaja akhir atau masa dewasa:
- Degenerasi saluran panjang pada medulla spinalis
- Kesulitan mengendalikan buang air kecil
- Kemungkinan memburuknya kelemahan otot atau kekakuan
kaki
- Masalah dengan kecepatan berpikir dan memori visual

2) Pola penurunan adrenoleukodystrophy


ALD merupakan gangguan yang diturunkan secara genetik yang
dihubungkan dengan akumulasi asam lemak. Kaitan X diperkuat dengan
analisis lebih dari 90 keluarga. Semua ras terkena. Insiden diperkirakan
berada antara 1 dalam 20.000 dan 1 dalam 50.000. hasil positif diperoleh
semua penderita laki-lak dengan ALD terkait X dan pada 85% wanita
penyandang ALT terkait kromosom X.5

3) Penyebab adrenoleukodystrophy
ALD terjadi akibat ketidakmampuan tubuh untuk mencerna rantai asam
lemak yang sangat panjang (VLCFAs). Rantai asam lemak tersebut
kemudian terakumulasi dalam otak dan menghancurkan selubung
myelin. Penyakit ini disebabkan oleh kelainan peroksisom, sebuah
organel sel yang berfungsi menghacurkan asam-asam lemak, sintesis
plasmalogen, kolesterol, serta pengontrolan tingkat oksala.5 6
Kunci dari abnormalitas biokimia adalah akumulasi asam lemak
rantai sangat panjang(VLCFA), dengan panjang karbon 24 atau lebih.
Asam heksaenoat yang berlebihan (C26:0)adalah karakteristik yang
paling menonjol. Akumulasi asam lemak disebabkan oleh defisiensi
degradasi asam lemak oleh peroksisom. Defek biokimia meliputi defek
pada ATP-binding membrane protein transport , sub-famili D (ALD), yang dikode

3
oleh gen ABCD1. ABCD1(ALDP) protein, secara tidak langsung terlibat
dalam pemecahan VLCFA yang dapat ditemukan dalam diet normal.
Gen telah dipetakan pada kromosom Xq28.6
4) Faktor-faktor resiko yang mempengaruhi kelainan genetik
adrenoleukodystrophy adalah sebagai berikut:3
a. Riwayat keluarga (pedigree) yang memiliki kelainan genetik
berpotensi menurunkan kelainan genetik ini kepada generasi
selanjutnya. Penerunan kelainan genetik ini tidak hanya diturunkan
dari orang tua kandung, tetapi juga dapat muncul akibat mutasi
genetik dari kekerabatan yang cukup jauh.
b. Gaya hidup yang tidak sehat juga dapat mempengaruhi mutasi
genetik. Misalanya pada kasus kelainan genetik ini, memakan
makanan berlemak yang terlalu banyak juga dapat menyebabkan
gangguan fungsi organel tubuh. Mutasi genetik tidak hanya dapat
terjadi pada orang yang memiliki pola hidup yang tidak sehat, tetapi
dapat juga muncul pada anak yang keluarga sebelumnya (misalnya
kakeknya) memiliki pola hidup yang tidak sehat.
c. Radiasi zat radioaktif atau zat karsinogenik, pada ibu yang hamil
tidak boleh dilakukan pemeriksaan menggunakan sinar X karena
resiko zat radioaktif dapat menyebabkan mutasi gen.

5) Adrenoleukodystrophy atau kelainan genetik dapat dicegah dengan


berbagai cara, yaitu :3
a) Mencegah perkawinan antarsaudara karena faktor resikonya lebih
tinggi,
b) Memiliki kebiasaan hidup sehat misalnya dengan menjaga pola
makan,
c) Jika terlanjur hamil dan pasangan tersebut mempunyai riwayat
keluarga dengan kelainan genetik, maka dianjurkan untuk
melakukan konseling genetik dan pemeriksaan pada kehamilanya
atau fetusnya. Jika terdeteksi kelainan genetik sejak masa kehamilan
maka bisa dilakukan alternatif dengan cara mengakhiri kehamilan
janin yang tidak sempurna tersebut,
d) Selama masa kehamilan, hindari hal-hal yang dapat merusak gen.
Seperti radiasi atau pencemaran oleh bahan kimia teratogenik,
e) Sebelum melakukan pernikahan, sebaiknya perhatikan dulu pedigree
keluarga masing-masing. Jika terdapat riwayat kelaian genetik,
konsultasikan segera dengan konselor genetik.

4
6) Beberapa perawatan yang dapat dilakukan untuk penderita
adrenoleukodystrophy adalah sebagai berikut :6
a) Pengaturan diet, pengurangan asupan lemak dapat membantu
perawatan atau terapi terhadap penyakit adrenoleukodystrophy,
b) Pengobatan melalui oral, seperti terapi lorenzos oil untuk
membantu memecah asam lemak rantai panjang, obat-obat anti
kolesterol dan pemberian 4-fenil butirat,
c) Transplantasi sumsum tulang belakang, mencari pendonor sumsum
tulang yang benar-benar sehat dan bebas dari kelainan genetik
tersebut,
d) Terapi gen, tetapi terapi ini belum pernah dilakukan pada manusia,
baru diuji cobakan pada tikus.

7) Organel yang mengalami kelainan pada penyakit kelainan genetik


adrenoleukodystrophy adalah peroksisom. Peroksisom adalah komponen
umum sel pada sitoplasma sel hampir seluruh mamalia. Fungsinya sangat
diperlukan dalam metabolisme manusia dan meliputi beta-oksidasi asam-
lemak, biosintesis fosfolipid (meliputi plasmalogen dan platelet
activating factor [PAF]), biosintesis kolesterol dan isoprenoid lainnya,
dan detoksifikasi glikolat menjadi glisin, danoksidasi asam L-pipekolat.7
Akumulasi abnormal VLCFA (C24, C26) merupakan tanda adanya
gangguan peroksisom. VLCFA memiliki efek yang merusak pada struktur
membran dan fungsi, meningkatkan mikroviskositas membrane sel darah
merah dan merusak kemampuan sel adrenal untuk berespon terhadap
adrenocorticotropic hormone(ACTH).
Pada sistem saraf pusat (SSP), akumulasi VLCFA dapat
menyebabkan demyelinisasi pada akson. hal ini berkaitan dengan respon
inflamasi yang kuat di substansia alba, dengan peningkatan kadar
leukotrien karena defisiensi beta-oksidasi. Selain itu, terdapat pula
respon berupa infiltrasi perivaskular oleh sel T, sel B, dan makrofag
seperti pada respon autoimun.Kadar tumor necrosis factor , dan imuno
reaktivitas alfa di astrosit dan makrofag pada di lesipaling ujung mengalami
peningkatan.6

8) Peroksisom merupakan organel yang sangat berperan dalam aspek-aspek


metabolisme banyak molekul, termasuk asam lemak dan lipid lain, purin,
asam amino dan hidrogen peroksida. Peroksisom dibungkus oleh satu
membran dan mengandung lebih dari 50 enzim. 8

5
Peroksisom berbentuk mirip dengan lisosom, tetapi berbeda
dalam dua hal penting, yaitu yang pertama, peroksisom dibentuk dengan
cara mereplikasi diri atau mungkin berasal dari bagian RE halus yang
lepas dan bukan dibentuk oleh aparatus golgi. Perbedaan yang kedua,
peroksisom mengandung oksidase bukan hidrolase. Beberapa oksidase
bisa menggabungkan oksigen dengan ion-ion H yang berasal dari zat
kimia intrasel untuk membentuk hidrogen peroksida HO. Enzim
oksidase lain yang ditemukan dalam jumlah besar di peroksisom adalah
untuk mengoksidasi banyak zat yang bila tidak dioksidasi maka akan
menjadi racun bagi sel. Salah satu tugas terpenting peroksisom juga
sebagai oksidator asam lemak rantai sangat panjang (mengandung 24
atom karbon atau lebih) menjadi asam lemak dengan rantai yang lebih
pendek yang kemudian dibawa ke mitokondria untuk oksidasi
sempurna.9
9) Adrenoleukodystrophy tidak hanya terjadi pada anak.
Aldrenoleokudystrophi dapat terjadi pada masa akhir remaja dan masa
remaja. Manifestasinya menyerupai manifestasi ALD pada sereberal
masa anak kecuali bahwa penjelekannya lebih lambat. Gejala gejala
neurologisnya antara umur 10 21 tahun. Sekitar 20 30 % heterozigot
wanita berkembang sindrom yang menyerupai ALD tetapi lebih ringan
dan lebih lambat. Namun, insiden ALD lebih banyak terjadi pada anak
khusunya laki- laki. Hal ini disebabkan kareba ALD adalah penyakit
genetik yang terpaut kromosom X dan mengalami masalah pada
kromosom Xq28 sehingga peroksisom tidak dapat mendegradasi asam
lemak rantai panjang jenuh. Hasil positif diperoleh pada semua laki
laki dengan ALD terkait kromosom X dan pada sekitar 85% wanita
penyandang ALD terkait kromosom X.5

10) Rencana konsling genetik untuk orangtua penderita ALD


a. Pemeriksaan genetika jika terdapat riwayat atau kecurigaan terjadi
mutasi genetik pada janin pada maasa kehamilan.
b. Jika anak telah mempunyai kelainan genetik ini, maka orangtua
penderita dapat diberikan arahan untuk melakukan terapi terhadap
anak mereka yang menderita ALD. Misalnya dengan cara terapi
lorenzos oil untuk membantu proses pengahcuran atau pemecahan
asam lemak rantai sangat panjang.3

6
11) Penderita adrenoleukodystrophy anak dapat bertahan hidup dari 1 hingga
sepuluh tahun pasca gejala. Sedangkan untuk remaja dan dewasa, hanya
berkisar tiga sampai empat tahun setelah gejala muncul.5

12) Selain gangguan metabolisme, gangguan pada penderita


adrenoleukodystrpohy juga meliputi gangguan verbal, gangguan
perilaku, gangguan berbicara, gangguan penglihatan, gangguan
pendengaran, tidak bisa menulis secara benar dan juga gangguan gerakan
atau lumpuh dan ataksia.3

13) Mendeteksi penyakit ALD dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan


asam lemak rantai panjang dengan cara diagnosis prenatal janin laki-laki
yang terkena dapat dicapai dengan pengukuran kadar asam lemak rantai
amat panjang pada biakan amniosit atau sel villus karionik. Kapanpun
pendedritabbaru dengan ALD terkait X diidentifikasi, silsilah keluaga
yang rinci harus didudun, dan upaya harus dibuat untuk mengidentifikasi
semua penyandang wanita beresiko dan laki-laki yang terkena.5
Skrining dilakukan pada tiap anggota keluarga yang berisiko dan
memiliki hubungan darah dengan pasien simtomatik. Pemeriksaan
plasma cukup akurat dalam mengidentifikasi laki-laki yang kadar
VLCFA plasmanya telah meningkat sejak lahir. Identifikasi laki-laki
asimtomatik dengan tujuan agar dapat memberikan terapi pengganti
steroid dan mencegah terjadinya krisis adrenal yang dapat berakibat fatal.
Memantau otak dengan MRI juga membantu identifikasi.6

Identifikasi wanita heterozigot untuk X-ALD lebih sulit


dibandingkan pada laki-laki. Kadar VLCFA plasma normal pada 15-20%
wanita heterozigot, dan kegagalan untuk mendeteksi ini dapat
menyebabkan kesalahan serius pada konseling genetik. Jika kadar
VLCFA normal pada plasma dan fibroblast kulit yang dikultur, risiko
hasil negative palsu dapat berkurang, tetapi tidak dapat disingkirkan.
Analisis DNA dapat membantu identifikasi akurat terhadap carrier.6

14) Penyakit ADL ini merupakan kelainan genetik yang diturunkan. Pada
penderita ALD, selubung mielin pada serabut saraf di otot mengalami
gangguan, dilanjutkan dengan degenerasi kelenjar adrenal, kecacatan
neurologis, hingga kematian. Atrofi adrenal adalah penurunan volume sel
namun tidak jumlah sel pada kelenjar adrenal. Kurangnya aliran darah
yang menuju ke kelenjar adrenal kemudian ketidakseimbangan nutrisi
pada kelenjar adrenal yang menyebabkan kelainan ini terjadi.10

7
15) Demielinasi serebral dapat terjadi karena peroksisom yang mengalami
disfungsi atau kelainan menyebabkan asam lemak rantai sangat panjang
tidak dapat dihancurkan. Hal ini dapat menyebabkan penumpukan asam
lemak rantai panjang di selubung mielin sehingga terjadi peradangan di
selubung myelin dan mempengaruhi intelektual.11

16) Pada dasarnya alasan terjadinya deteriorasi mental progresif hampir sama
dengan kelainan lainya. Seseorang yang mengalami kenalina genetik
ALD akan mengalami kemunduran mental dari yang mula-mula terlihat
normal.5

17) Afasia merupakan istilah umum yang menyatakan hilangnya kemampuan


untuk memahami,mengeluarkan dan menyatakan konsep bicara. Afasia
motorik adalah hilangnya kemampuan untuk menyatakan pemikiran
dalam percakapan ataupun tulisan. Afasia sensorik adalah hilangnya
kemampuan untuk memahami bahasa percakapan atau bahasa tulisan.
Penyebab tersering afasia adalah gangguan serebrovaskular yang
mengenai arteria serebri media (yang medarahi pusat bahasa dan bicara).
Jadi bila dihubungkan dengan ALD ,Akumulasi abnormal
VLCFA (C24, C26) merupakan tanda adanya gangguan peroksisom.
VLCFA memiliki efek yang merusak pada struktur membran dan fungsi,
meningkatkan mikroviskositas membrane sel darah merah dan merusak
kemampuan sel adrenal untuk berespon terhadap adrenocorticotropic
hormone(ACTH) yang juga dapat mengganggu arteri serebri media yang
mendarahi kemampuan otak parietal dominan yang memiliki
kemampuan untuk bahasa dan bicara yang menyababkan afasia pada
penderita ALD.12

18) Mekanisme terjadinya apraksia adalah adanya akumulasi asam lemak


rantai panjang sehingga terjadi demielinasi yang menyebabkan adanya
gangguan sensorik. Gangguan sensorik ini menyebabkan neuron tidak
dapat memberikan rangsangan, neuron berhenti memberitahu otot-otot
dan elemen lain dari sistem saraf pusat apa yang harus dilakukan. Akibat
adanya gangguan sensorik ini, terjadi gangguan motorik. Terjadi
perubahan pada otot, otot menjadi kejang dan kehilangan kelenturan

8
sehingga anak yang menderita ALD mengalami kesulitan menulis dan
tulisan tangannya menjadi jelek.5

19) Kuadriplegia adalah paralisis lengan, tungkai dan tubuh dibawah tingkat
medula spinalis yang mengalami cedera. Gangguan ini biasanya
disebebkan oleh cedera medula spenalis. Dapat juga disebabkan karena
impuls saraf tidak sampai ke otak maupun saraf motorik. Hal ini
biasanya terjadi pada masa-masa penyakit ALD yang sudah parah.1

20) Penyakit Adrenoleukodystrophy tidak berhubungan kelainan sel darah


putih. Penyakit ALD disebabkan karena ganguan fungsi peroksisom.

H. Kesimpulan
Adrenoleukodystrophy terjadi karena adanya ganguan fungsi peroksisom
untuk memecah asam lemak rantai sangat panjang sehingga lemak ini menumpuk
di otak dan mengganggu selubung mielin di otak. Penyakit ini dapat diturunkan
dengan pola penurunan terkait X resesif.

9
DAFTAR PUSTAKA

1
Hartanto. Et al. 2008. Kamus Saku Mosby Edisi 4. Jakarta : EGC ; 53
2
Akses internet : http://www.x-ald.nl. 16/03/2011
3
Irianto, kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Bandung : Yrama
Widya ; 356-371
4
Akses Internet : www.ninds.nih.gov. 16/03/2011
5
Behman, R.E., Kliegman, R.M., Jenson, H.B.2006. Ilmu Kesehatan Anak
Nelson Volume 1 edisi 15. Jakarta : EGC ; 450-455
6
Behman, R.E., Kliegman, R.M., Jenson, H.B. 2004. Nelson Textbook of
Pediatrics 7 edition. Philadelphia : Elsevier Saunders
7
Isselbacher, K. J., et al. 2000. Prinsip-Prinsip ilmu penyakit dalam volume 5.
Jakarta : EGC
8
Murray, R. K. 2009. Biokimia Harper. Jakarta : EGC ; 527-528
9
Dawn, B.M., et al. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar oleh Sebuah Klinis.
Jakarta : EGC ; 135
10
Price, Sylvia A. and Lorraine M. Wilson. 2008. Patofisiologi. Jakarta : EGC
11
Akses internet : www.ulf.org. 16/03/2011
12
Priece.Sylvia A and Wilson Lorraine M.. 2006. Patofisiologi, 6th edition volume 2. Jakarta:
EGC

10

Anda mungkin juga menyukai