Is I 2717638817695
Is I 2717638817695
LANDASAN TEORI
2.1 IPTV
Internet Protocol (IP) telah merubah dunia komunikasi data dan memiliki
untuk tujuan komunikasi. Komunikasi dapat kita lakukan tanpa perlu beranjak
dari tempat kita saat ini. Seiring dengan berkembangnya internet, semakin banyak
alat-alat yang IP enabled, dari telepon seluler sampai televisi, dan semuanya akan
berujung pada sebuah hubungan pada suatu jaringan yang IP-centric. IPTV dapat
dengan menggunakan Internet Protokol (IP). Definisi di atas menekankan bahwa IPTV
dalam IPTV, kegunaan IP adalah sebagai mekanisme pengiriman data. Data yang
dimaksud adalah beberapa tipe konten yang dikirimkan melalui Internet dan
jaringan IP-based privat. Tipe konten tersebut dapat berupa video musik, film,
dan juga konten-konten lainnya. Hal ini menjelaskan bahwa penjelasan dasar
dari IPTV seperti disebutkan di atas dapat mencakup aktivitas- aktivitas yang
sangat luas.
news, film, dll) dan konten entertainment interaktif lainnya (musik, game,
6
7
2.1.1.Head-end
2. Encoder
system serta EMS IPTV. Dalam Middleware ada beberapa bagian utama
lainnya berupa:
a. VoD
pelanggan.
2.1.3 Jaringan
disebut routing.
koneksi wireless.
IP didesain untuk memindahkan data dari suatu sumber ke suatu tujuan. Namun
adalah alamat yang merepresentasikan lebih dari satu tujuan pengiriman data.
Dengan multicast, suatu sumber tunggal mengirim data ke beberapa tujuan pada
broadcast. Gambar 2.2 adalah ilustrasi penggunaan multicast pada IPTV yang
sama. Setiap rumah adalah bagian dari sesi multicast yang aktif, masing-masing
menerima streaming video yang sama, yang berasal dari IPTV headend.
(VoD). Pada layanan VoD, data dikirimkan dari server VoD ke suatu tujuan, dalam
hal ini rumah konsumen. Untuk setiap sesi unicast, terdapat konten streaming yang
10
terpisah pada jaringan pada jaringan untuk setiap pelanggan. Gambar 2.3 merupakan
MPEG4 yang dikirim melalui IP Multicast pada kasus live TV atau melalui IP Unicast
pada kasus Video on Demand. IP Multicast adalah suatu metode dimana informasi
Codec H.264 yang direlease lebih baru (MPEG4) digunakan untuk menggantikan
MPEG2 yang lebih tua. Protokol standar yang digunakan dalam sistem berbasis
11
IPTV adalah:
Secara detail, pengiriman konten khususnya video pada IPTV menggunakan beberapa
protokol yaitu :
UDP merupakan salah satu protokol utama diatas IP, yang lebih sederhana
(karena tidak terdapat mekanisme pengiriman ulang) maka pada teknologi IPTV
jaringan broadband.
audio secara real time. Dalam melakukan pengiriman video. Sistem IPTV
Informasi RTP dienkapsulasi dalam paket UDP. Jika packet RTP hilang
(lost) atau didrop di jaringan, maka RTP tidak akan melakukan retransmission
(sesuai standard protokol UDP). Hal ini agar user tidak terlalu lama menunggu
12
maka aplikasi dapat memutuskan untuk menurunkan kecepatan data (data rate).
RTSP dikembangkan oleh IETF dan dipublikasikan pada tahun 1998 melalui
RFC 2326. RTSP adalah protokol yang digunakan dalam sistem media streaming
jauh.
akses kepada file di server berbasiskan waktu. RTSP tidak mentransport data, tetapi
atau audio.
digunakan untuk menjaga kawalan pada sesi yang sedang berjalan apabila
dibutuhkan. Dengan demikian, koneksi yang permanen seperti pada TCP tidak
memiliki status antara server dan client, yang dapat mempermudah client ketika ingin
melakukan pause atau mencari posisi random dalam stream ketika memutar kembali
Gambar 2.5 di atas merupakan operasi dasar protokol RTSP. RTSP memiliki
empat buah perintah. Perintah ini dikirim dari client ke sebuah server streaming
2. Play, yaitu server mengirim sebuah stream ke sesi client yang telah
multicast dan dapat ditempatkan pada pengantara dalam grup multicast yang
besar.
yang dikeluarkan oleh group yang tergabung dalam Multiparty Multimedia Session
Control (MMUSIC) yang berada dalam organisasi Internet Engeneering Tsk Force
(RFC) 2543 pada bulan maret 1999. SIP merupakan protokol yang berada
server. Kemudian, server pengolah request dan memberikan tanggapan terhadap request
15
tersebut ke client. Request dan tanggapan terhadap request disebut transaksi SIP.
media dalam satu sesi komunikasi agar penerima yang menerima informasi
konten video digital melalui jaringan IP publik dan privat. Karena jaringan yang IP-
memilih apa yang ingin mereka lihat dan apa yang tidak ingin mereka lihat.
Berikut ini adalah contoh aplikasi yang dapat dilayani oleh IPTV.
IPTV hanya perlu mengirimkan channel yang diminta oleh pelanggan, sehingga
16
secara teori IPTV dapat menyediakan jumlah channel yang tidak terbatas, yang
ke setiap pelanggan.
per-view pada televisi kabel dan satelit. Alasan utama mengapa layanan IPTV on-
demand video lebih superior dibandingkan dengan layanan pay-per-view adalah karena
jarak jauh ini dilakukan dengan menggunakan IPTV, efisiensi penggunaan sumber
IPTV juga dapat mendukung video chat, layanan internet yang sangat
popular.
IPTV biasanya dijalankan dari sebuah jaringan privat. Jaringan privat dipilih
karena dalam jaringan privat tersebut bandwidth allocation, contention ratio, dan
17
content dapat diatur sedemikian rupa sehingga Quality of Service yang dihasilkan
dapat sesuai standar yang ditetapkan. Sedangkan jika dijalankan dari jaringan
publik (open internet), kontrol terhadap variable bandwidth, contentation ratio, dan
Layanan video digital yang disediakan bisa berupa layanan live maupun
dengan layanan data yang lain karena IPTV tidak hanya menyediakan layanan
video-on-demand tetapi juga layanan real time streaming. Maka dari itu, jaringan
dari IPTV harus memiliki kapabilitas yang memadai untuk menjamin layanan
ditentukan.
jenis yaitu fixed delay dan variable delay. Fixed delay meliputi delay paketisasi,
delay propagasi, dan delay pemrosesan. Variable delay meliputi buffering delay. Focus
Group ITU-T untuk IPTV mensyaratkan delay pada layanan IPTV sebesar
<200ms.
2.6.2 Jitter
dalam kata lain jitter adalah variasi delay. Jitter terutama disebabkan oleh
proses buffering pada processing node. Selain itu jitter juga tergantung pada
jumlah jalur yang dapat ditempuh paket-paket IPTV menuju client dan
jumlah hop pada masing- masing jalur tersebut. Focus Group ITU-T untuk IPTV
1. Kongesti, terjadi bila buffer processing node tidak dapat menampung semua
paket yang datang karena laju kedatangan paket ke buffer lebih cepat
demikian, paket-paket yang gagal masuk ke buffer akan hilang. Bila suatu
payload dalam satu paket menentukan masa hidup paket. Walaupun paket
telah sampai di client namun bila time-to-live paket tersebut telah terlewati
Focus Group ITU-T untuk IPTV mensyaratkan packet loss pada layanan IPTV
sebesar <1%.
komunikasi dari sumber ke tujuan. Pada suatu jaringan packet switching,proses routing
berada pada layer Network pada model OSI serta layer Internet pada model
TCP/IP.
routing dan bridging adalah bahwa proses bridging terletak pada layer 2 (data link layer)
dari model OSI sedangkan proses routing terletak pada layer Network.
perbedaan layer ini menjadikan routing dan bridging menggunakan protokol yang
Dalam jaringan packet switching, routing memiliki dua komponen utama dalam
Informasi route ini bervariasi tergantung pada algoritma routing yang digunakan.
Informasi route tersebut antara lain berupa tujuan dan hop berikutnya yang
mengirimkan paket ke router tertentu yang dalam hal ini diwakili dengan hop
berikutnya.
sebuah tabel routing dengan entri tujuan/hop berikutnya yang sederhana. Sebuah
yang optimal, dan metrik-metrik ini berbeda satu sama lain tergantung pada
saling mengirimkan routing update. Routing update ini merupakan message yang secara
21
Dengan menganalisis routing update dari seluruh router, sebuah router dapat
membangun gambaran detail dari topologi jaringan. Sebuah link state advertisement,
salah satu contoh message yang dipertukarkan antar router, memberikan informasi
router lain tentang keadaan link pengirim. Kumpulan link state advertisement ini
semua protokol routing. Ketika sebuah host sumber akan mengirim paket ke host
tujuan, host sumber mengirim paket dengan alamat layer 2 (MAC address) sama dengan
Sesudah router memeriksa network layer address dari paket tersebut, router
paket maka ia akan me-drop paket tersebut dan akan mengirimkannya ke default router.
mengubah MAC address tujuan paket tersebut menjadi MAC address dari hop
Kalau tidak, hop berikutnya biasanya merupakan router lain yang akan melakukan
proses switching yang sama. Ketika paket berjalan pada berbagai jaringan, MAC
meneruskan paket antar subnetwork disebut end systems (ESs), dan perlengkapan
systems (ISs). ISs selanjutnya dibagi kepada yang dapat bekomunikasi dalam
routing domain (intradomain ISs) dan kepada yang dapat berkomunikas dalam dan
antar routing domain (interdomain ISs). Routing domain secara umum disebut juga
algoritma tetapi lebih tepat disebut tabel pemetaan yang dibuat oleh administrator
jaringan sebelum proses routing dimulai. Pemetaan ini tidak akan berubah kecuali
sederhana dan sangat tepat jika diimplementasikan pada jaringan dengan traffic
yang dapat diprediksi serta pada jaringan yang didesain secara sederhana.
Karena sistem routing statis tidak dapat bereaksi terhadap perubahan jaringan,
algoritma ini dianggap tidak stabil lagi untuk tipe jaringan sekarang yang besar
dan sering mengalami perubahan. Pada tahun 1990-an algoritma routing statis
router lain sebagai routing update message yang baru. Message ini akan menyebar
implementasinya, algoritma routing bisa saja menggunakan satu atau lebih metrik.
24
terbaik maka semakin bagus algoritma routing tersebut. Link state protokol
1. Panjang path
2. Keandalan
3. Delay
4. Bandwidth
5. Load(beban)
Panjang path merupakan metrik ruting yang paling umum. Beberapa routing
link jaringan. dalam kasus ini, panjang path merupakan jumlah biaya yang
berhubungan dengan setiap link yang dilewati. Routing protokol yang lain
mendefinisikan hop count sebagai metrik, dalam kasus ini hop count merupakan
kesalahan bit) setiap link jaringan. beberapa link jaringan mungkin mengalami
down yang lebih sering daripada yang lain. Keandalan juga dapat didefinisikan
dengan kemampuan link jaringan untuk diperbaiki dengan mudah dan cepat
setelah mengalami down. Semakin lebih mudah dan cepat suatu link diperbaiki
keandalan dapat berupa nilai akhir yang ditetapkan oleh administrator jaringan
Routing delay merupakan waktu yang dibutuhkan untuk memindahkan paket dari
sumber ketujuan melalui path yang telah ditentukan. Delay tergantung pada
beberapa faktor, diantaranya bandwidth link jaringan, antrian port pada router,
kongesti jaringan serta jarakn fisik yang harus ditempuh. Karena delay merupakan
perpaduan antara beberapa varibel penting, delay menjadi metrik yang digunakan
secara luas.
Bandwidth adalah kapasitas traffic yang ada pada sebuah link. Jika faktor-faktor
lain dianggap sama, sebuah Ethernet link dengan kapasitas 10-Mbps Ethernet
lebih baik daripada leased line dengan kapasitas 64 kbps. Walaupun bandwidth
merupakan maksimum throughput yang dapat dicapai pada sebuah link, route
melalui link dengan bandwidth yang lebih besar tidak selalu memberikan route
yang lebih baik daripada route dengan link yang lebih kecil bandwidthnya.
Sebagai contoh, jika link dengan bandwidth lebih besar lebih sibuk, waktu yang
dapat dihitung dengan berbagai cara termasuk utilisasi CPU dan paket yang
Protokol Link State pertama kali dikembangkan oleh Bolt Beranek dan
bahwa protokol Link State memiliki kelebihan daripada protokol Distance Vector
dalam hal metrik, keandalan, bebas dari routing loop dan kecepatan beradaptasi.
perhitungan route. Algoritma Dijkstra disebut juga shortest path first (SPF)
path terpendek dari suatu titik sumber tertentu ke semua titik yang lain pada
jaringan. Algoritma ini berproses melalui beberapa tahap. Pada tahap ke k, path-
path terpendek ke k titik yang terdekat (yang paling murah biayanya) ke titik
sumber sudah ditentukan. Titik-titik ini berada pada himpunan M. Pada tahap
(k+1), titik di luar himpunan yang merupakan path terdekat ke titik sumber
1. Inisialisasi
2. Mendapatkan titik yang berdekatan di luar M yang memiliki path dari titik
Setiap protokol Link State memiliki database yang disebut database Link
State atau topological database. Dalam satu routing domain setiap router memiliki
database yang sama. Database ini berisikan informasi tentang topologi jaringan
Database Link State merupakan komponen utama pada sebuah routing Link State.
router harus menghasilkan sebuah LSA yang menggambarkan kondisi link yang
dimiliki router tersebut. Kemudian LSA ini didistribusikan ke seluruh router pada
1. Identitas router
Sequence number, ketika terdapat beberapa paket LSA pada satu routing domain
Age of the LSA, field ini digunakan untuk menunjukkan kapan sebuah LSA yang
(robustness).
dari kerusakan data, baik ketika flooding maupun ketika LSA yang disimpan di
Pertukaran tabel routing di protokol Link State sedikit lebih kompleks daripada di
sebagai berikut:
Proses ini disebut juga flooding. Pada saat flooding, setiap router penerima
LSA pada satu interface akan mengirim LSA tersebut keluar dari semua
29
2. Setiap router membangun database Link State yang terdiri dari LSAs yang
sebagai sebuah pohon (tree) dengan dirinya sendiri sebagai akar (root).
logik ini sebagai input, algoritma Dijkstra atau Shortest Path First (SPF)
digunakan.
oleh router yang pertama kali mengetahui perubahan topologi jaringan dengan
jaringan dapat diketahui oleh semua router pada jaringan hampir pada waktu yang
bersamaan.
2. Membuat sebuah paket LSA yang memuat informasi tentang nama router
tetangga dan biaya link, termasuk router tetangga yang baru, perubahan
4. LSA disimpan pada database kemudian dihitung route optimal yang baru
Protokol Link State telah dijadikan basis bagi beberapa protokol routing
protokol IS-IS di OSI, dan protokol NLSP di Novells Netware. Pada tugas
Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah protokol terbuka yg telah
router, dan tidak semuanya adalah cisco, maka kita tidak dapat menggunakan
EIGRP, jadi pilihan kita tinggal RIP v1, RIP v2, atau OSPF. Jika itu adalah
jaringan besar, maka pilihan kita satu-satunya hanya OSPF atau sesuatu yg
Dari namanya, protokol routing OSPF memiliki dua karakteristik utama. Pertama
adalah open dalam arti spesifikasi protokol routing ini dipublikasikan ke publik.
Spesifikasinya dapat dilihat pada RFC 1583 dan RFC 2538 untuk versi kedua
OSPF. Kedua adalah protokol routing ini menggunakan algoritma SPF atau
algoritma Dijkstra.
tabel routing maupun database Link State. Keseluruhan tipe paket OSPF
1. Paket Hello
5. Paket Acknowledge
32
lengkap tentang topologi jaringan di mana router tersebut berada. Paket berikut
Di bawah ini akan dijelaskan field-field yang ada pada kelima paket.
33
1. Paket Hello
Keterangan :
hello
designated router
DD
Field LS Type, Link State ID, dan Advertising Router menunjukkan LSA apa yang
dibutuhkan router.
Keterangan
5. Paket Acknowledge
2.14.3 Area
1. Area, yaitu letak dimana berada sebuah kumpulan network, router dan host
3. Stub Area, area dimana hanya terdapat satu buah gateway / router, tidak ada
alternatif lainnya.
Gambar 2.16 merupakan lustrasi dari area-area dalam OSPF. Area 0 merupakan
backbone area, sedangkan area 1, area 2, area 3 dan area 4 merupakan stub area.
1. Internal Router, merupakan router yang berada dalam satu area yang sama
dan tidak memiliki koneksi-koneksi dengan area lain. Fungsi dari internal
suatu area, serta me-maintain database topologi dan routing table untuk
setiap subnet.
37
2. Backbone Router, merupakan router yang berada dalam area backbone dan
memiliki semua informasi topologi dan routing yang ada dalam jaringan
OSPF tersebut.
antara area 0 dengan area-area lainnya. Selain itu, area border router juga
masing areanya.
membentuk jaringan yang masih berada dalam satu hak administrasi, satu
Gambar 2.17 di atas adalah ilustrasi untuk tipe-tipe router yang ada di dalam
OSPF.
38
Secara garis besar, proses yang dilakukan routing protokol OSPF mulai dari awal
hingga dapat saling bertukar informasi ada lima langkah. Berikut ini adalah
langkah-langkahnya:
Adjacency router arti harafiahnya adalah router yang bersebelahan atau yang
terdekat. Jadi proses pertama dari router OSPF ini adalah menghubungkan
diri dan saling berkomunikasi dengan para router tetangganya. Untuk dapat
hello packet.
pembentukan adjacency akan terus berulang sampai semua router yang ada di
dan BDR akan menjadi pusat komunikasi seputar informasi OSPF dalam
jaringan tersebut. Semua paket pesan yang ada dalam proses OSPF akan
disebarkan oleh DR dan BDR. Maka itu, pemilihan DR dan BDR menjadi
shadow dari DR. Artinya BDR tidak akan digunakan sampai masalah
Proses pemilihan DR/BDR tidak lepas dari peran penting Hello packet. Di
dalam Hello packet ada sebuah field berisikan ID dan nilai Priority dari
sebuah router. Semua router yang ada dalam jaringan broadcast multi-access
akan menerima semua Hello dari semua router yang ada dalam jaringan
tersebut pada saat kali pertama OSPF berjalan. Router dengan nilai Priority
tertinggi akan menang dalam pemilihan dan langsung menjadi DR. Router
dengan nilai Priority di urutan kedua akan dipilih menjadi BDR. Status DR
dan BDR ini tidak akan berubah sampai salah satunya tidak dapat berfungsi
baik, meskipun ada router lain yang baru bergabung dalam jaringan dengan
Secara default, semua router OSPF akan memiliki nilai Priority 1. Range
Priority ini adalah mulai dari 0 hingga 255. Nilai 0 akan menjamin router
tersebut tidak akan menjadi DR atau BDR, sedangkan nilai 255 menjamin
sebuah router pasti akan menjadi DR. Router ID biasanya akan menjadi
sebuah tie breaker jika nilai Priority-nya sama. Jika dua buah router
memiliki nilai Priority yang sama, maka yang menjadi DR dan BDR adalah
DR-lah yang akan melayani setiap router yang ingin bertukar informasi OSPF
Ada sebuah fase yang menangani siapa yang lebih dulu melakukan
pengiriman. Fase ini akan memilih siapa yang akan menjadi master dan siapa
sedangkan router slave akan mendengarkan lebih dulu. Fase ini disebut
dengan istilah Exstart State. Router master dan slave dipilih berdasarkan
router ID tertinggi dari salah satu router. Ketika sebuah router mengirimkan
pengiriman lebih dulu ke router slave. Setelah fase Exstart lewat, maka router
akan memasuki fase Exchange. Pada fase ini kedua buah router akan saling
status untuk seluruh media yang ada dalam jaringan. Jika router penerimanya
belum memiliki informasi yang ada dalam paket Database description, maka
router pengirim akan masuk dalam fase loading state. Fase loading state
Setelah loading state selesai, maka router-router yang tergabung dalam OSPF
akan memiliki informasi state yang lengkap dan penuh dalam database
statenya. Fase ini disebut dengan istilah Full state. Sampai fase ini proses
awal OSPF sudah selesai, namun database state tidak bisa digunakan untuk
41
proses forwarding data. Maka dari itu, router akan memasuki langkah
selanjutnya, yaitu memilih rute-rute terbaik menuju ke suatu lokasi yang ada
untuk memilih rute terbaik untuk dimasukkan ke dalam routing table. Untuk
memilih rute-rute terbaik, parameter yang digunakan oleh OSPF adalah Cost.
sebuah rute.
Router OSPF akan menghitung semua cost yang ada dan akan menjalankan
algoritma Shortest Path First untuk memilih rute terbaiknya. Setelah selesai,
maka rute tersebut langsung dimasukkan dalam routing table dan siap
Ketika sebuah rute sudah masuk ke dalam routing table, router tersebut harus
juga me-maintain state database-nya. Hal ini bertujuan kalau ada sebuah rute
yang sudah tidak valid, maka router harus tahu dan tidak boleh lagi
merupakan sebuah routing protokol yang kompleks dan rumit. Namun di balik
42
informasi state yang ditampung dapat membuat rute terbaik pasti terpilih
dengan benar. Selain itu dengan konsep hirarki, dapat membatasi ukuran link-
state databasenya, sehingga tidak terlalu besar. Artinya proses CPU juga