Anda di halaman 1dari 6

Laba-laba: Sang Insinyur Ahli

HARUN YAHYA

Setiap orang telah menjumpai makhluk mungil yang disebut laba-laba


berkali-kali dalam hidupnya, baik di rumah, di pedesaan, atau di kebun.
Tapi, makhluk kecil ini hanya menarik perhatian serius segelintir orang
saja, padahal ia adalah salah satu wujud kesempurnaan ciptaan Allah. Kita
perlu mengamati laba-laba ini sedikit lebih dekat untuk melihat
kesempurnaan ini.

Benang yang Lebih Kuat dari Baja

Yang pertama kali terlintas dalam benak seseorang ketika berpikir tentang
laba-laba adalah jaringnya. Ia merupakan keajaiban desain yang memiliki
rancangan tersendiri, beserta perhitungan teknik yang menyertainya. Jika
kita memperbesar laba-laba menjadi seukuran manusia, jaring yang
dianyamnya akan memiliki tinggi sekitar seratus lima puluh meter. Ini
sama tingginya dengan gedung pencakar langit berlantai lima puluh.

Andaikan laba-laba sedemikian besar sehingga mampu membuat jaring


dengan lebar lima puluh meter, maka jaring ini akan mampu menghentikan
pesawat jumbo jet. Jika demikian, bagaimana laba-laba mampu membuat
jaring dengan sifat ini? Agar dapat melakukan hal ini, ia pertama kali harus
menggambar rancangannya, persis seperti seorang arsitek. Sebab, struktur
arsitektural dengan ukuran dan kekuatan seperti ini, mustahil dilakukan
tanpa sebuah perancangan. Setelah rancangan dipersiapkan, laba-laba
perlu menghitung seberapa besar beban-beban yang akan menempati
posisi-posisi tertentu pada jaring, persis layaknya insinyur konstruksi. Jika

1
tidak, jaring ini pasti akan runtuh.

Jika seseorang mengamati bagaimana laba-laba membangun jaringnya,


akan ia temukan sebuah keajaiban yang nyata. Pertama-tama, laba-laba
melempar benang yang dipintalnya ke udara, lalu aliran udara ini
membawanya ke tempat tertentu di mana ia menempel. Lalu pekerjaan
konstruksi dimulai. Perlu satu jam atau lebih untuk menganyam sebuah
jaring.

Mulanya, laba-laba menarik benang jenis kuat dan tegang dari titik pusat
ke arah luar guna mempersiapkan kerangka jaringnya. Ia lalu
menggunakan benang jenis kendor dan lengket untuk membuat lingkaran
dari arah luar ke dalam. Dan kini perangkap itu telah siap.

Benang yang digunakan laba-laba sama ajaibnya dengan jaring itu sendiri.
Benang laba-laba lima kali lebih kuat dari serat baja dengan ketebalan
yang sama. Ia memiliki gaya tegang seratus lima puluh ribu kilogram per
meter persegi. Jika seutas tali berdiameter tiga puluh sentimeter terbuat
dari benang laba-laba, maka ia akan mampu menahan berat seratus lima
puluh mobil.

Ilmuwan menggunakan benang laba-laba sebagai model ketika membuat


bahan yang dinamakan Kevlar, yakni bahan pembuatan jaket anti peluru.
Peluru berkecepatan seratus lima puluh meter per detik dapat merobek
sebagian besar benda yang dikenainya, kecuali barang yang terbuat dari
Kevlar. Tetapi, benang laba-laba sepuluh kali lebih kuat daripada kevlar.
Benang ini juga lebih tipis dari rambut manusia, lebih ringan dari kapas,
tapi lebih kuat dari baja, dan ia diakui sebagai bahan terkuat di dunia.

Baja termasuk material paling kuat yang tersedia bagi manusia yang
diproduksi dengan sarana industri berat, menggunakan besi, dan dalam
tungku bertemperatur ribuan derajat. Ia didesain khusus agar berdaya tahan
tinggi, dan digunakan pada konstruksi lebar, bangunan tinggi, dan
jembatan. Laba-laba menghasilkan material yang lima kali lebih kuat dari

2
baja, padahal ia tak memiliki tungku pembakaran dan teknologi apapun. Ia
adalah makhluk mungil yang tak mampu berpikir. Sungguh suatu
keajaiban bahwa makhluk kecil ini mampu menghasilkan benang yang
lebih kokoh dari baja, dan menggunakannya untuk membuat bangunan
dengan cara yang sama seperti para arsitek dan insinyur.

Dinopsis: Sang Ahli Pembuat Perangkap

Orang umumnya berpikir bahwa laba-laba adalah makhluk yang


menggunakan jaring untuk menangkap mangsa. Namun, spesies yang
disebut Dinopis ini tidak menunggu mangsanya terperangkap dalam jaring,
tapi ia membuat perangkap bergerak. Ia membuat benang khusus dengan
membuat dua ratus gulungan per menitnya. Ia lalu merangkaikan benang-
benang ini dengan mengikuti suatu pola yang cerdas. Dengan cara ini,
sebuah perangkap mematikan pun kini telah siap.

Ia menunggu di tempat yang sering dilalui serangga untuk menyergapnya.


Matanya yang tajam mampu melihat gerakan paling lemah sekalipun. Ia
lalu membungkus mangsanya dalam jerat khusus. Laba-laba menangkap
lebih dari satu mangsa dalam semalam, dan menganyam jaring yang
berbeda untuk setiap mangsa. Jaring ini sungguh merupakan keajaiban
desain. Mangsa yang tertangkap tidak berkesempatan untuk lolos.

Laba-laba Dinopsis yang baru lahir telah mampu menganyam jaring


mungil. Bayi laba-laba ini sudah menjadi insinyur semenjak ia lahir ke
dunia. Kehadiran sejumlah laba-laba muda di tempat sempit dapat
menimbulkan sedikit masalah, namun pada akhirnya, segalanya mulai
membaik. Bayi laba-laba ini akan segera meninggalkan induk mereka
untuk membangun sarang mereka sendiri.

Bolas: Sang Ahli Kimia

Metode berburu Bolas adalah satu lagi keajaiban penciptaan. Laba-laba ini
menggunakan metode yang unik untuk menarik perhatian mangsanya,

3
yakni ngengat jantan. Ia pun membuat benang yang lebih kuat dari baja
dalam tubuhnya. Benang ini terbungkus oleh butiran-butiran lengket.

Ia mengulurkan benangnya dari sebuah pohon layaknya tangkai pancing,


melemparkan tali pancing lalu menunggu dengan sabar, persis seperti
pemancing. Laba-laba ini memiliki tipuan cerdik untuk menarik perhatian
mangsanya. Ngengat betina mengeluarkan hormon feromon untuk menarik
ngengat jantan kepadanya. Laba-laba meniru memproduksi aroma ini dan
meletakkannya di bagian ujung perangkap.
Ngengat jantan tergoda mendekati perangkap tersebut. Ketika ngengat
mendekat, laba-laba segera menggerakkan benang layaknya sebuah jerat.
Dengan rangcangan perangkap ini, ia berhasil menangkap mangsanya.

Feromon memiliki formula kimia yang khas, dan hanya ditemukan pada
ngengat betina. Kita harus melewati serangkaian tahapan percobaan dalam
laboratorium kimia modern jika ingin membuat bahan kimia yang sama.

Jika kita beranggapan bahwa laba-laba menggunakan kecerdasannya


sendiri untuk membuat hormon ini, maka ia harus mengikuti tahapan yang
sama. Pertama, ia harus mendapatkan ngengat betina dan belajar
bagaimana sang betina ini menarik perhatian ngengat jantan. Lalu ia harus
mengambil sampel feromon dari ngengat betina. Ia harus mempelajarinya,
dan melakukan berbagai uji laboratorium terhadap formula kimia yang ia
temukan. Kemudian ia harus melekatkan zat kimia yang dibuatnya pada
ujung tali jeratnya. Namun, laba-laba mungil ini tidak memiliki kecerdasan
untuk melakukan pekerjaan seperti ini, apalagi keahlian dan laboratorium
kimia.

Jadi, bagaimana laba-laba ini mampu meniru membuat feromon, layaknya


seorang ahli kimia? Bagaimana ia berpikir untuk menempelkannya diujung
benangnya? Pertanyaan-pertanyaan ini menghantarkan kita pada
kebenaran yang nyata. Zat kimia feromon, ngengat betina yang
memproduksinya dan laba-laba yang menggunakannya untuk berburu,
kesemuanya diciptakan oleh Allah. Contoh ini, sekali lagi menunjukkan

4
kesempurnaan ciptaan Allah, Penguasa seluruh alam, dan semua makhluk
hidup di dalamnya.
Laba-laba muda Bolas telah mampu membuat tali jeratnya yang pertama
kali. Laba-laba ini bahkan lebih kecil dari ujung jari Anda, dan jeratnya
lebih kecil dari kepala jarum.

Trapdoor: Si Ahli Pembuat Sensor

Satu spesies lain yang menggunakan teknik sangat cerdas untuk


menangkap mangsanya adalah Trapdoor. Berbeda dengan laba-laba lain
yang menggunakan jaring, spesies ini menyerang dari dalam tanah. Mula-
mula ia menggali liang dalam tanah, kemudian membuat penutup
melingkar untuk sarangnya dengan menggunakan benang dan tanah. Ia
menempelkan salah satu tepi penutup ini ke tanah seperti engsel. Ia
merentangkan benang-benang ke arah luar dari sarangnya, lalu
menyamarkan benang dan pintu masuk ke sarang dengan tanah atau
dedaunan. Sistem ini menjadikannya mampu merasakan getaran paling
lemah di luar sarangnya, dan langsung menyergap sumber getaran tersebut.

Perangkap yang telah selesai dibuat, dan telah siap digunakan, sama sekali
tersamarkan. Dengan demikian, serangga yang mendekatinya tidak merasa
curiga, hingga akhirnya ia menjadi mangsa bagi laba-laba. Tapi,
bagaimana laba-laba yang tak mampu berpikir dan bernalar, memiliki ide
untuk membuat perangkap, dan kemudian menempatkan sensor sensitif di
bagian luarnya. Siapakah yang mengajarinya menyembunyikan sarang
dengan menyamarkannya seperti bunga di atas tanah? Dan yang lebih
menarik lagi adalah kenyataan bahwa setiap laba-laba yang lahir
mengetahui teknik berburu dari jenisnya.

Tak diragukan lagi, ini adalah bukti bahwa laba-laba diberi ilham agar
dapat membuat jaring dan membangun perangkap. Dialah Allah, Tuhan
Seluruh Alam, yang menciptakan makhluk-makhluk ini dengan perilaku
mereka yang mengagumkan, dan mengilhami mereka tentang apa yang

5
mereka kerjakan.

Anda mungkin juga menyukai